NovelToon NovelToon
Hot Daddy & Rumput Liar

Hot Daddy & Rumput Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Mafia / Lari Saat Hamil / Cinta Paksa
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Pecahkan saja semua, dan ingat jangan ada yang tersisa."ucap seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan paras sempurna itu.

"Tidak tuan tolong jangan pecahkan semua ini saya mohon... saya minta maaf atas apa yang terjadi saya janji akan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan oleh adik saya."

"Siapa anda berani-beraninya menindas orang kecil seperti dia, berapa hutang ibu ini hingga anda melakukan hal kejam seperti ini?"ucap seorang gadis yang baru saja tiba di toko perabotan langganannya.

Namun tidak ada jawaban sedikit pun dari pria yang kini tengah duduk dengan angkuhnya dikelilingi para bodyguard sambil menyaksikan anak buahnya yang tengah menghancurkan perabotan tersebut.

"Jawab aku berharap hutang nya hingga kalian semua menghancurkan semuanya ini!"ucapnya lagi kali ini dia berucap dengan nada tinggi.

Seketika suasana menjadi hening saat pria yang sedari tadi duduk dengan angkuhnya itu berdiri dan menghampiri gadis yang kini tengah menatap kesal pada mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 26

Tubuh Orla kembali bergetar hebat sepertinya Orla mengalami trauma berat.

Gadis itu bahkan sudah bercucuran air mata dan hal itu membuat Erdogan tidak bisa meneruskan pertanyaan nya.

Erdogan seakan tengah melihat masa lalunya dimana dia dihadapkan dengan sebuah pilihan antara hidup dan mati.

..."Flashback"...

Tiga belas tahun lalu saat dia baru lulus kuliah dia melihat kedua orang tuanya tewas dengan sangat mengenaskan di rumah masa kecilnya itu.

Dia melihat adik perempuan satu-satunya terikat diatas meja makan dalam keadaan tidak menggunakan sehelai benang pun, wajah babak belur dan tumbuh gemetar dan area sensitif nya terlihat sangat mengenaskan Erdogan yang saat itu sedang sangat shock, dia langsung menyelimuti adiknya dengan jas yang ia kenakan dan melepaskan ikatan tersebut.

Elsa tampak terdiam dengan tatapan kosong Erdogan yang juga masih shock tersebut pun menghampiri kedua orang tuanya yang sudah bermandikan darah.

Erdogan meraih sang mommy dan memeluk nya erat dan membenamkan wajahnya di puncak kepala ibunya yang dipenuhi darah tersebut dia bersumpah akan menghabisi nyawa orang yang telah membuat mereka mati mengenaskan itu.

Erdogan membawa ibunya kedalam kamar mandi untuk dibersihkan, dia tidak memanggil polisi karena yang dia tau polisi pun tidak akan mau berurusan dengan orang-orang yang telah membunuh mereka.

Erdogan tidak menangis ataupun berteriak semua rasa sakit itu dia pendam didalam dadanya, hingga saat ia selesai memandikan sang mommy dibawanya jenazah itu keatas ranjang dengan handuk yang kini menyelimuti tubuh ibunya.

Dia pun kembali ke bawah dan membawa sang daddy dengan susah payah menuju kamar tempat dimana ibunya berada, dia pun melakukan hal yang sama terhadap sang daddy.

Setelah keduanya dibersihkan, dia menggendong sang adik menuju kamar, rawat dimana disitu adalah tempat sang daddy biasanya mengobati pasien.

Dia membersihkan tubuh adiknya dengan begitu teliti, dia rawat luka-lukanya dan memasang infus di tangan gadis cantik yang sudah seperti manusia tanpa jiwa itu.

Sampai saat dia selesai memasang pakaian lengkap milik adik nya itu dia mengecup puncak kepala adik kesayangannya dan kemudian meninggalkan nya di ruang perawatan setelah dia menyelimuti nya.

Erdogan memakaikan pakaian pengantin pada keduanya hingga peti mati itu datang, Erdogan pun memasukkan mereka seperti sedang menidurkan anak kecil dan keduanya terlihat damai.

Erdogan pun menyiapkan lubang galian di taman belakang rumah tersebut dia menguburkan kedua jenazah tersebut sendirian dengan susah payah, pelan tapi pasti keduanya sudah berdampingan di dalam sana dengan peti mereka masing-masing.

Tidak ada bunga ataupun yang lainnya, gundukan tanah itu hanya memiliki nisan dari kayu salib.

Pria yang kini terlihat sangat kotor itu pun membersihkan genangan darah yang sudah hampir mengering, dan tidak setetes pun ia buang termasuk yang ada di dalam bathtub-e, dia menampung darah bercampur air itu, kedalam jerigen, dan dia kubur di samping makam keduanya.

Erdogan pun membersihkan diri terlebih dahulu sebelum akhirnya ia membersihkan rumah dengan sangat bersih seperti yang ibunya selama ini ajarkan pada mereka.

Setelah itu ia pergi untuk membuat bubur untuk adiknya yang masih terlelap dalam tidurnya. Erdogan masih tidak bereaksi apapun, dia seakan tidak mengalami apapun padahal dunianya telah runtuh bersama dengan kepergian kedua orang tuanya.

Dia merawat adiknya dengan begitu telaten meskipun gadis itu tidak bisa menelan makanan yang Erdogan berikan, keadaanya terlihat sangat memprihatikan.

Sebisa mungkin Erdogan berusaha untuk tersenyum meskipun rasanya begitu sakit, hingga saat ia bertanya tentang apa yang terjadi tubuh Elsa kembali bergetar hebat matanya memancarkan amarah yang begitu besar disertai kebencian dan keputusasaan.

Erdogan pun berusaha untuk menenangkan nya dan mendekap erat adik semata wayangnya itu hingga akhirnya ia kembali tenang dan Erdogan meninabobokan gadis cantik itu hingga ia terlelap kembali.

Erdogan pun pergi meninggalkan Elsa setelah gadis cantik itu kembali terlelap dalam tidurnya. Pria itu pergi menuju ruang kerja sang mommy dimana disana control room berada.

Erdogan pun mulai memeriksa cctv yang ada di Mansion nya itu. dia melihat adegan demi adegan kejadian yang tertangkap kamera cctv itu, dimana awalnya dua buah helikopter datang ke istana keluarga bahagia itu.

Mereka terdiri dari delapan orang bersenjata yang menyebar di seluruh penjuru Mension tersebut, dan tidak lama kemudian beberapa mobil berwarna hitam datang terparkir secara acak di depan gerbang.

Mereka menerobos masuk kedalam meminta sang mommy untuk menyerahkan barang berharga yang selama ini tengah dikembangkan oleh wanita berusia 44 tahun itu.

Namun wanita itu menolak karena benda itu akan sangat berbahaya jika jatuh ke tangan orang yang salah, ibu kandung Erdogan adalah seorang ilmuwan di bidang teknologi, dan ayah nya adalah seorang dokter jenius yang selama ini selalu menyamar untuk menghindari orang-orang jahat yang ingin memanfaatkan mereka.

Namun setelah sekian tahun bersembunyi dari kejaran para penjahat akhirnya mereka pun ditemukan.

Erdogan mengepalkan tangannya erat-erat hingga urat-urat tangan kekarnya nya itu terlihat menonjol.

Dari mulai dari perampokan penganiayaan hingga pembunuhan dan rudapaksa yang dilakukan oleh kawanan penjahat itu terhadap adiknya yang digilir hingga puluhan kali.

"Bajingan!!! Takan aku ampuni kalian semua hingga ke ujung dunia pun akan kucari!!"teriak Erdogan yang benar-benar sudah tidak bisa menahan kepedihan lagi.

Bruk...!!!

Suara yang begitu nyaring itu terdengar jelas di telinga Erdogan yang langsung bergegas menuju sumber suara tersebut.

Erdogan membulatkan matanya saat melihat tubuh adiknya tergeletak bersimbah darah tepat di lantai bawah area samping mansion tersebut.

"Elsa!!!"teriak Erdogan yang berlari kencang menuju tempat tersebut, sesampainya di sana kakinya sudah tidak lagi bisa menopang berat tubuh nya dan dia bersimpuh di hadapan sang adik yang sudah tidak lagi bernyawa.

"Bajingan!!! Aku tidak akan pernah mengampuni kalian!!!"teriak Erdogan yang langsung menangis mendekap adik kesayangannya itu.

...Flashback off....

Erdogan pun masih memeluk Orla, dia tidak membiarkan gadis itu merasakan kepedihan nya sendirian. Karena sampai sekarang pun rasa sakit yang sama itu masih sangat ia rasakan.

"Dendam mu akan menjadi dendam ku, kau tidak perlu takut aku akan selalu melindungi mu."ucap Erdogan.

Gadis cantik itu masih menangis sesenggukan dalam dekapan Erdogan yang sedari tadi berusaha untuk memberikan ketenangan padanya.

"Mereka seperti hantu pemburu pergerakannya sangat cepat, dan aku melihat semuanya dengan jelas tanpa ada yang bisa menolong mereka."ucap Orla yang semakin terisak.

"Apa ada ciri-ciri lain dari mereka yang kamu ingat?"tanya Erdogan lagi.

"Mereka menggunakan samurai dan berpakaian ninja sebanyak lima orang setelah itu anak buah Irena datang menertawakan mereka yang sudah menjadi mayat."ucap Orla yang membuat Erdogan teringat akan Azura yang memiliki benda yang sama.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

Disinilah Erdogan berada setelah ia memutuskan untuk bertanya pada pada Azura yang saat ini sudah berada di hadapannya.

"Azura darimana kau mendapatkan samurai yang kau miliki."ucap Erdogan yang kini terlihat sangat serius.

"Ada apa? Kenapa menanyakan tentang itu."ucap Azura yang kini terlihat sangat penasaran sambil sesekali melirik kearah gadis cantik di samping Erdogan.

"Aku menemukan sesuatu yang mungkin berkaitan dengan senjata yang kau miliki yang tidak pernah ada di negara ini. Ya jika pun ada maka hanya beberapa orang saja dan sudah pasti akan ada datanya.

"Ada apa dengan benda itu?"ucap Arthur yang kini baru keluar dari ruang kerjanya itu.

"Sepertinya Irena bekerja sama dengan mafia yang berasal dari negara Japan, dan apa yang terjadi pada Orla beberapa hari yang lalu adalah buktinya. Mereka dihabisi dengan sadis dan begitu cepat oleh lima orang berpakaian ninja."ujar Erdogan menjelaskan.

"Aku pernah menolong seseorang, dia yang memberikan samurai tersebut padaku. Orang itu sudah lanjut usia dia berasal dari negara yang kau sebutkan."ucap Azura

"Kau menguasai ilmu pedang?"ucap Erdogan lagi.

"Hmm... dia juga yang mengajarkan ilmu itu padaku, dan sekarang dia sudah tiada."jawab Azura.

"Oh wow..."ucap Austin yang kini ikut bergabung.

"Sepertinya kau harus kembali berlatih nyonya Arthur Gael karena bukan tidak mungkin mantan pacar suamimu datang dengan mereka yang Orla sebutkan."ucap Austin.

"Untuk apa gunanya sniper."ucap Arthur yang tidak menyetujui perkataan Austin.

"Tapi Don, setidaknya dia bisa mengajari kau untuk itu."ucap Austin.

"Aku tidak tau benda itu masih ada atau tidak yang jelas itu adalah samurai terbaik dari semua yang terbaik, dan itu adalah alasan kenapa pria itu terus diburu oleh mereka."ucap Azura.

"Aku menyimpan benda itu di suatu tempat."ucap Arthur yang kini melirik kearah suaminya.

"Itu jauh lebih baik, tapi jika terdesak benda itu akan menjadi satu-satunya penyelamat."ucap Azura.

"Aku akan memesan semuanya termasuk mencari ninja terbaik dari negara itu untuk diajak kerja sama jika memang ada ancaman besar."ucap Arthur.

"Erdogan, aku punya sesuatu yang selama ini aku simpan dan mungkin akan membantu kita jika memang mereka akan datang pada kita."ucap Azura.

"Apa itu?"ucap nya.

"Pemberian pria itu."balas Azura.

"Dimana kau menyimpan nya."ujar Arthur.

"Aku tidak bisa mengatakan nya sekarang, tapi ada saatnya aku akan tunjukkan itu."ucap Azura yang yakin bahwa mereka berada di negara ini untuk beberapa benda peninggalan pria itu, yang dia minta untuk disimpan oleh Azura saat itu.

"Rumput liar ku sepertinya menyimpan sesuatu yang begitu besar, dan dia adalah orang terpilih untuk menjaga harta Karun yang selama ini mereka buru."ucap Arthur.

"Gembala mesum ku memang sangat cerdas, tapi aku juga tidak tahu apa isi dari semua itu."ucap Azura.

"Kenapa tidak perlihatkan semua itu pada kami."ucap Austin.

"Aku menunggu mereka besar dan menjadi seorang pemberani."ucap Azura.

"Hmm... aku tidak tau rahasia apa yang kau simpan Azura, tapi jika itu bisa membuat kita bisa lebih unggul dari mereka kenapa tidak."ucap Austin.

"Hmm.."lirih Azura.

Obrolan mereka terhenti saat Zabella berlarian menghampiri mereka karena dia merindukan pria yang menjadi idolanya selama ini.

"Uncle tampan!"teriak gadis kecil berusia enam tahun tersebut.

"Oh hay princess."ucap Erdogan yang langsung mendekap dan memberikan kecupan lembut di pipi gadis cantik itu.

"Miss you."ucap Zabella.

"Miss you too princess."ucap Erdogan.

"Uncle menginap, aku ingin ditemani belajar dan tidur oleh uncle."ucap Zabella antusias.

"Ya princess apapun itu."ucap Erdogan yang tidak pernah bisa menolak keinginan Zabella yang sudah seperti putrinya itu.

"Oh iya nama mu Orla bukan?"tanya Azura.

"Ya nyonya."balas Orla dengan lembut.

"Aku punya sesuatu untuk mu."ucap Azura yang kini tersenyum manis pada gadis malang itu.

"Hmm..."lirih Orla yang kini terlihat tersenyum.

"Sayang dimana mobil ku."ucap Azura yang menanyakan mobil listrik miliknya yang selama ini ia gunakan untuk berkeliling rumah.

"Di kamar mungkin honey biar aku panggil."ucap Arthur yang kini menghidupkan ponselnya dan entah apa yang dia lakukan, tidak sampai sepuluh menit mobil itu datang dengan sendirinya.

"Sudah datang sayang."ucap Arthur.

"dia gunakan itu Don, bukankah itu milik Gerald."ucap Austin yang kini menatap tak percaya pada Emilia yang menggunakan mobil kecil milik putranya itu.

"Aku sedang memesan yang sedikit jauh lebih besar dari itu untuk istriku, dia tidak bisa berkeliling rumah tanpa itu."ucap Arthur.

"Ya kau benar ini bukan rumah tapi lebih mirip lapangan golf bertingkat."ucap Erdogan yang sebenarnya juga protes, karena dengan begitu dia harus menciptakan berbagai alat untuk melengkapi sistem keamanan mansion yang memiliki besar dan luas dari tiga kali lipat Mansion yang ia jadikan satu itu.

"Kau sendiri tidak lama lagi akan menghuni rumah ini, jadi jangan banyak protes."ucap Arthur pada Erdogan.

Erdogan pun hanya menggeleng karena pekerjaan yang dilimpahkan oleh sahabatnya itu tidak main-main selama beberapa bulan ini.

Sementara Azura telah kembali dengan membawa nampan diatas pangkuannya diikuti oleh beberapa pelayan yang tertinggal jauh darinya.

"Ini aku punya puding coklat yang lezat."ucap Azura yang kini turun dibantu oleh suaminya yang juga membantu memegang nampan tersebut.

Azura pun menyuguhkan itu di hadapan semua orang.

Dia terlihat begitu antusias untuk memberikan pudding coklat favorit keluarga nya itu.

"Ambilah Orla itu spesial untuk mu."ucap Azura.

"Terimakasih nyonya."ucap Orla yang terlihat senang dengan kebaikan Azura.

"Untuk ku?"ujar Arthur yang tidak mau kalah.

"Sebentar mereka sedang berjalan kemari."ucap Azura.

Azura pun melirik kearah mereka yang belum terlihat batang hidungnya itu.

"Ah suruh siapa buat rumah seperti ini apa-apa buat lambat saja."ucap Azura bangkit hendak mengambil pudding coklat untuk suaminya itu.

"Tunggu disini sayang biar mereka yang antar."ucap Arthur yang tidak tega melihat Azura hendak pergi, ditambah lagi istrinya itu kembali menggerutu karena rumah nya itu.

"Bagaimana kalau aku ciptakan mobil sport untuk mu di rumah ini."ucap Erdogan yang kini mendapat lirikan tajam dari atasan sekaligus sahabatnya itu.

"Kau pengangguran."ucap Arthur yang merupakan kata mematikan bagi Erdogan.

Bukan tanpa alasan, pria itu akan menambah tugas untuknya.

"Ah aku mau."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!