Cinta atau benci?!
Rehan Alevando Pratama. Rehan itu hanya ada satu, tapi sifat nya bisa menjadi dua. Kadang baik, kadang kejam. Bukan kah Rehan sama seperti bunglon, beda tempat beda sifat!!!
Ini adalah perjodohan yang dipaksa olh 3 keadaan, keadaan lah yang memaksa agar Rehan terus mau untuk menjaga Naumi, bahkan tamat SMA pun Rehan sudah berniat untuk menikahi nya.
Awalnya Rehan berjanji, kalau ia akan mencoba untuk menyayangi dan mencintai Naumi. Namun, mengapa disaat Rehan mulai jatuh cinta. Naumi malah merusak kepercayaan, dan berkhianat dibelakangnya.
Apakah Rehan dan Naumi akan terus bersama hingga menikah? Atau akan berakhir sampai disini saja?
Ayo yang penasaran sama kisah nya Rehan dan Naumi, buruan baca! Capcusss!!!
~
Didalam cerita ini mungkin akan ada mengandung sedikit bahasa kasar. Jadi dimohonkan untuk para readers, harus bijaklah dalam membaca!
Jangan jadikan bahasa bahasa kasar di cerita ini sebagai contoh untuk kalian mengucapkan nya.
Cuzzz bacaaaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sahidainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Thirteen. Salah Rehan?
...Hiii Bestieeee 🤞...
(Dirumah Sakittt)
"Jadi siapa yang udah buat lo babak belur gini?" tanya Rehan. Sekarang ia dan teman-teman yang lain nya sedang berada dirumah sakit.
"Gue gatau, tapi yang pasti nya mereka juga anak geng motor."
"Terus kenapa lo di gebukin?" kini Lintang yang bertanya.
"Karena gue curiga kalau mereka itu pembunuh nya kak Aska."
Seketika mendengar itu rasa nya darah Rehan langsung mendidih.
"Lo yakin? Kita gaboleh nuduh sembarangan!" ujar Rey.
"Jelasin sekarang kenapa lo bisa curiga sama mereka." lanjut Bima yang berbicara.
"Jadi gue tadi lagi ada di club dan gue gak sengaja dengerin obrolan segerombolan laki-laki. Terus mereka ada nyebut nama kak Aska dan satu lagi kalau gak salah Nau, gue lupa."
"Cuma gitu doang?" tanya Rey.
"Karena gue penasaran gue ikutan mereka dan ternyata mereka itu pinter, mereka tau kalau gue ada dibelakang mereka. Akhirnya gue digebukin abis-abisan dan sebelum mereka pergi ada yang bisikin di telinga gue, dia bilang. Gue pembunuh nya. Dari situ gue mangkin yakin Han kalau mereka pelaku nya."
Dugh.
Rehan memukul tembok rumah sakit itu, sekarang emosi nya benar-benar sedang memuncak.
"Kita bakalan cari siapa orang itu, lo tenang aja Ar." ujar Lintang.
"Lo masih ingat kan wajah-wajah mereka?" tanya Devan dan yang di tanya pun mengangguk.
"Gue mau cabut!" ucap Rehan.
"Mau kemana lo?" tanya Rey. Tak menjawab Rehan langsung saja pergi meninggalkan teman-teman nya. Dan mereka semua hanya bisa menggeleng.
Rehan keluar dari rumah sakit itu, dan pergi menggunakan motor nya. Entahlah Rehan pun tak tau hendak pergi kemana, Rehan tidak punya tujuan.
Selama di perjalanan Rehan terus saja memikirkan ucapan teman nya tadi. Siapa sebenarnya pembunuh kakak nya?
Dan Rehan berucap jika ia sudah menemukan pembunuhnya, ia berjanji ia tak akan pernah melepaskan nya.
Sampai akhirnya, dengan tiba-tiba Rehan memberhentikan motor nya. Seperti ia melihat seorang yang ia kenal sedang berlari di jalanan.
Dan itu adalah Naumi.
Padahal Rehan tadi sangat kencang membawa motor nya tapi entah mengapa ia bisa melirik ke arah dimana Naumi berlari. Maka ia segera mendekati Naumi.
"Naumi." panggil Rehan yang sudah memberhentikan motor nya.
Karena merasa ada yang memanggil namanya, maka Naumi pun menghentikan larian nya, ia sampai tidak sadar kalau ia sekarang sedang berada di kota, sejauh apa ia sudah berlari?
"Nau lo kenapa?" tanya Rehan lalu ia turun dari motor nya.
"Rehan."
"Nau muka lo." Rehan panik saat melihat luka-luka kecil di sudut bibir gadis cantik itu.
"Terus mata lo sembab, lo habis nangis? Lo kenapa siapa yang udah jaha,"
"Rehan." isak Naumi langsung seketika ia memeluk tubuh Rehan. Memeluk nya sangat erat. Dan tentu saja Rehan langsung membalas pelukan Naumi.
Tak lama Rehan melepaskan pelukan nya, ia mengusap air di pipi Naumi lalu memegang pundak nya.
"Lo kenapa?" tanya Rehan sekali lagi.
"Naumi mau pulang. Rehan antarin Naumi pulang ya." pinta Naumi dengan raut wajah yang sedih.
Rehan mengembuskan nafas nya, mungkin untuk sekarang Naumi ingin menenangkan dirinya dahulu, setelah tenang nanti Rehan akan bertanya tentang apa yang sudah terjadi dengan nya.
Dengan begitu Rehan mengantarkan Naumi pulang, sesampainya di rumah Naumi, Naumi langsung masuk saja kedalam tanpa mengucapkan terimakasih kepada Rehan. Rehan tau pasti sekarang Naumi benar-benar lagi sedih banget, mata nya aja sampai sembab begitu.
Sebelum Rehan pergi dari rumah mungil itu, ia turun dari motor nya untuk mengecek Naumi, ternyata Naumi langsung terbaring di kasur nya dengan mata yang sudah terpejam.
Rehan tak mau mengganggu, Naumi tampak lelah dan mata nya juga sudah terpejam. Ia akan membiar kan Naumi Istirahat. Tidak Rehan, tidak bisa langsung pulang begitu saja, ada luka yang harus di obati, takut nya nanti bisa infeksi.
Rehan terus mencari kotak P3K di rumah Naumi, dan Alhamdulillah akhirnya ia menemukan nya. Dengan cepat ia berlari ke kamar Naumi dan hendak mengobati luka yang ada di samping bibir nya.
Dengan telaten Rehan membersihkan luka nya dengan kapas, lalu memberikan nya sedikit betadine. Rehan harap ini hanya luka biasa yang tidak akan berdampak parah.
Setelah mengobati luka Naumi, Rehan segera bangkit hendak pergi, namun sebelum ia benar-benar pergi Rehan sengaja mengelus bentar kepala Naumi.
"Gue pulang Nau, kalau lo butuh apa-apa telpon gue aja." ujar Rehan. Lalu ia berjalan keluar kamar dan tak lupa mengunci pintu nya.
Sekarang Rehan juga tidak tau mau kemana, ia juga sedikit lelah. Dari pulang sekolah tadi ia juga tak ada istirahat. Sekarang juga sudah sore. Akhirnya Rehan memutuskan untuk pulang ke apartemen nya saja, untuk hariini Rehan telah membatalkan rencananya untuk mencari pembunuh kakaknya.
Sedangkan Naumi sendiri, sebenarnya ia tidak tidur, Naumi hanya mau Rehan pergi dari rumah nya.
Naumi bangkit dan duduk di kasur nya. Ternyata ia masih menangis.
"Kayak nya penderitaan emang gabisa hilang dari diri aku. Pasti aku bakalan terus menderita, mungkin bahkan sampai aku tua nanti aku akan terus menderita. Atau aku bakalan mati karena ga tahan dengan semua penderitaan ini?"
Naumi mengambil handphone yang ada di samping nya, ia ingin menulis di aplikasi catatan harian nya. Menulis tentang apa yang sudah di alami nya untuk hariini. Sungguh sangat menyedihkan.
Naumi sangat rindu dengan aplikasi yang satu ini, sudah lama ia tidak mengadu kepada nya. Dengan begitu ia langsung menulis keluh kesah nya.
Hariini Naumi lagi sedih banget:(
tadi Naumi habis di pukulin sama kak Rio, tadi Naumi mau lari tapi malah di ikat tangan sama kaki nya. Yaudah deh akhirnya Naumi pasrah aja, Naumi cuma bisa nangis doang. Naumi mau nanya deh, salah Naumi apa sih kenapa banyak banget yang benci sama Naumi? Padahal kan Naumi gak pernah ngusik hidup mereka. Udah lah segini aja Naumi lagi males ngetik. Cape mau tidur, Naumi harap besok Naumi gausah bangun lagi agar Naumi bisa ketemu sama kak Aska.
Naumi rindu kak Aska 🌺
Setelah selesai mengadu kepada satu aplikasi catatan harian nya, Naumi kembali merebahkan tubuhnya dan langsung mengejam kan mata nya.
Beberapa Jam Kemudiann...
Dringg..
Bunyi alarm telah berhasil membangun kan Naumi. Badan nya terasa sangat berat, apakah Naumi sakit? Naumi memegang kening nya dan ya terasa sedikit hangat. Tapi Naumi harus sekolah sekarang, kan gak mungkin kalau ia libur baru juga semalam jadi murid baru udah main-main libur aja gitu.
Naumi segera bangkit dari tidur nya dan masuk ke kamar mandi untuk bersiap-siap ke sekolah.
Setelah sudah siap dengan pakaian putih abu-abu, dengan rambut yang di gerai serta liptin merah yang melekat di bibir tipis milik Naumi. Kemudian, setelah itu Naumi pun keluar dari kamar nya.
"Rehan mana ya? Apa mungkin hariini dia ga bakalan jemput?" batin Naumi seraya memakai kaus kaki putih di kakinya. "Ah bodoh emang kamu siapa nya Rehan, dia juga punya urusan sendiri, emang harus gitu setiap pagi jemput kamu Nau, enggak juga." oceh nya berbicara sendiri.
Mungkin pagi ini Rehan tidak sempat untuk menjemput, bukti nya sudah hampir jam delapan Rehan masih belum menampakkan wujudnya.
Naumi segera memakai sepatu nya yang seharga seratus lima puluh ribu, lalu bangkit untuk membuka pintu rumah nya.
Ckrek.
Betapa terkejut nya gadis cantik itu saat melihat sudah ada lelaki gagah yang berdiri di depan pintu, dan dia adalah Rehan.
"Rehan."
"......."
"Kamu kenapa gak ada ngetuk pintu, gak ada manggil aku juga?" tanya Naumi.
"Kenapa sekolah?" tanya Rehan cuek.
"Emang nya kenapa?"
"Bukan nya lagi sakit."
"Enggak, gaada yang sakit." jawab Naumi gelagapan.
"Oh yaudah, ayo pergi!"
Naumi menyeritkan kening nya, ada apa dengan Rehan. Kenapa sikap nya tiba-tiba jadi dingin seperti ini?
"Pegangan." suruh Rehan saat Naumi sudah mulai naik ke atas motor.
Selama di perjalanan, Naumi dan Rehan sama-sama terdiam tanpa ada yang berbicara.
Rehan terus saja fokus menatap jalanan, tetapi ia menyempatkan waktu sedetik saja untuk melirik Naumi dari kaca spion nya. Dan saat itu juga Rehan memancarkan senyuman tipis, hanya tipis.
15 Menit kemudian..
Tak terasa kedua sejoli itu sudah berada di parkiran sekolah, tetapi Naumi bukannya turun, ia masih berdiam duduk diatas motor milik Rehan.
"Udah sampai turun!" ucap Rehan.
"Nau, Naumi!" panggil Rehan.
Rehan merasa ada yang janggal, ah ternyata tangan Naumi masih melilit di pinggang nya, bahkan kepala Naumi juga masih tetap menempel di pundak Rehan.
Saat Rehan menoleh kebelakang, ternyata. Astaga Naumi tertidur. Untung saja Naumi tidak terjatuh, lantaran tadi Rehan mengendarai motor nya sangatlah kencang.
Rehan takut Naumi terjatuh, maka dengan hati-hati ia turun dari motor itu dan langsung memegang tubuh Naumi, Rehan harus apa? Apa dibangunin saja. Ah tidak Naumi terlihat sangat ngantuk.
"Naumi, Naumi ada-ada aja lo." ucap Rehan seraya menggeleng kan kepala nya.
Tak ada pilihan lain, Rehan memilih untuk menggendong Naumi ala-ala bridal style, lalu membawa nya ke ruang UKS.
Sesampainya di UKS, Rehan langsung membaringkan Naumi di brankar, dan menyentuh dahi Naumi yang terasa panas.
"Nau, lo sakit kenapa sekolah sih." oceh Rehan sendiri.
Dengan telaten, Rehan mengompres dahi gadis itu, lalu menemani nya di ruang UKS dan membiarkan Naumi istirahat dalam tidur nya.
Sampai tak terasa bel sekolah sudah berbunyi, Rehan tidak masuk ke kelas ia lebih memilih untuk menjaga Naumi sampai Naumi bangun. Rehan melihat raut wajah Naumi yang terlihat sangat lelah, dan sedang bersedih.
Dari pada bosan, Rehan memilih untuk memainkan Handphone dan bermain game.
................
......Ayo Baca Eps Selanjutnya!!!......