Genre : TimeTravel, Action, Adventure
Mo Lian. Seorang Kultivator terkuat di Alam Semesta.
Saat ia hendak naik ke Alam Selestial, Dao menolaknya karena di dalam hatinya terdapat penyesalan besar. Akhirnya pun Dao mengirimkannya kembali ke masa sekolahnya saat berusia 18 tahun.
"Kali ini aku harus berkultivasi secara perlahan sembari membalaskan semua dendam yang ada! Hingga tidak lagi meninggalkan penyesalan maupun rasa bersalah, yang mana dapat membangun iblis hati!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 02 : Membangun Fondasi
Di dalam pikiran Mo Lian terdapat jutaan teknik rahasia yang dikumpulkannya selama 1000 tahun terakhir. Ia juga memiliki ribuan teknik yang dapat membuat Fondasinya menjadi lebih kokoh daripada saat ia pertama kali berkultivasi.
Mo Lian menelusuri semua ingatan miliknya untuk mencari Teknik Fondasi. Hingga beberapa menit terlewat, akhirnya ia mendapatkan Teknik Penempaan Tubuh dan Tulang. Dan untuk meningkatkan kekuatannya, ia mempraktekkan Budidaya Sutra Dewa, yang memungkinkannya meningkat lebih cepat meski dengan energi spiritual yang tipis.
Mo Lian membuka matanya perlahan setelah mendapatkan Teknik Penempaan Tubuh dan Tulang. "Kultivasi dibagi menjadi delapan tingkatan. Perbaikan Qi ( Fase Fondasi, Fase Mendalam, Fase Lautan Ilahi), Inti Perak, Inti Emas, Alam dan Manusia, Jiwa Emas, Dao Immortal, Heavenly Immortal, God ... untuk setiap Fase maupun Ranah memiliki 3 tingkatan. Awal, Menengah, Akhir."
Meskipun kultivasi dibagi menjadi delapan tingkat. Namun gurunya Hong Xi Ning yang telah hidup lebih dari 10.000 tahun, hanya dapat mencapai Ranah ketujuh, Heavenly Immortal. Begitu seorang Kultivator mencapai tingkat ketujuh, ia akan diberi gelar 'Dewa ataupun Dewi Abadi' dan bisa hidup lebih dari ratusan ribu tahun.
Di Alam Semesta ini, tingkat ketujuh 'Dewi Abadi' akan dihormati sebagai perwujudan kekuatan dan tak terkalahkan. Kekuatan mereka akan memungkinkan mereka untuk menghancurkan bintang-bintang, menelan Matahari, dan bahkan menciptakan dimensi lain di luar ruang dan waktu.
Dalam seribu tahun terakhir, Mo Lian telah mencapai tingkat kedelapan, God. Melampaui Gurunya dan mendapatkan gelar 'Dewa Semesta'.
Namun sangat disayangkan, ia tidak dapat meninggalkan Alam Semesta untuk naik ke Alam Selestial karena ia memiliki penyesalan didalam hatinya.
Mo Lian menghirup napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya, ia menutup matanya perlahan. "Kultivasi! Mulai!"
Seketika di sekitar Mo Lian menampilkan fenomena menakjubkan. Angin sedikit berembus, dengan aura spiritual dari Danau Teratai mengalir memasuki tubuhnya. Bersamaan dengan kulit di tubuhnya menjadi lebih halus dari sebelumnya, bercak-bercak kusam di wajahnya bekas luka kecelakaan juga berangsur-angsur menipis.
Mo Lian berkultivasi tanpa menghiraukan keadaan sekitarnya, bahkan sampai bel berbunyi tanda istirahat pun tidak dihiraukan olehnya. Menurutnya saat ini yang lebih terpenting adalah meningkatkan kekuatannya, paling tidak hingga pada Fase Fondasi tahap Akhir. Yang mana memiliki kekuatan pukulan sebesar 500 pon. (1 pon \= 0,45 kg. 500 pon \= 225 kg)
Beberapa jam terlewati dengan cepat, bersamaan dengan bel terakhir berbunyi, bertanda bahwa kegiatan belajar mengajar telah berakhir.
Saat hari sudah memasuki pukul 15.00 waktu setempat. Mo Lian tiba-tiba membuka mulutnya saat cahaya biru mengalir keluar darinya. Cahaya melonjak beberapa puluh meter ke langit, menembus udara seperti pisau tajam. Cahaya biru aneh tidak menghilang, melainkan melayang di atas kepala Mo Lian selama beberapa menit.
Mo Lian perlahan membuka matanya ketika kultivasinya akhirnya selesai. Jika ada yang memperhatikannya, mereka akan menemukan mata bocah itu bersinar seperti sepasang bola lampu. Perlahan, cahaya di mata Mo Lian redup.
"Hanya dalam kurun waktu kurang dari tujuh jam, aku telah memasuki Fase Fondasi tahap Akhir. Pada tingkat ini, aku seharusnya dapat menembus Fase Lautan Ilahi tahap Awal selama tujuh bulan!" Mo Lian berseru kegirangan.
Mo Lian beranjak dari tempat duduknya, ia berjalan menghampiri batu besar yang berada di tepian Danau Teratai.
Ia memposisikan kuda-kuda kakinya, kemudian memukulkan tinjunya pada batu besar tanpa menggunakan energi spiritual.
Boom!
Mo Lian menarik kembali tinjunya dari batu besar, terlihat dipermukaan batu membentuk lubang sedalam lima inchi. Jika pukulan ini diarahkan pada manusia, bisa dipastikan bahwa orang itu akan mati begitu saja dengan tubuh berlubang.
Ini adalah kultivasi pertamanya setelah terlahir kembali. Tidak akan membutuhkan waktu lama sampai Mo Lian dapat menghancurkan batu besar itu hanya dengan sekali pukulan. Selain itu Mo Lian tidak menggunakan energi spiritual dalam pukulannya, murni hanya dengan kekuatan tubuh.
Begitulah Teknik Penempaan Tubuh dan Tulang, dapat membangun Fondasi dengan kuat, bersamaan dengan kekuatan fisiknya yang meningkat pesat.
Apalagi ia juga mempraktekkan Budidaya Sutra Dewa. Yang mana berjasa besar bagi peningkatan kekuatannya yang telah sampai pada Fase Fondasi tahap Akhir.
Namun, Mo Lian menggelengkan kepalanya karena kecewa. Dibandingkan dengan kekuatan yang dia gunakan untuk memukul batu, hasil dari pukulannya sangat mengecewakannya.
"Aku masih harus menempuh jalan panjang." Mo Lian menghela napas pasrah.
"Setelah mencapai tingkat Fase Mendalam tahap Akhir. Aku akan dapat berjalan di atas permukaan air, menghalau tembakan peluru, dan jika telah mencapai Fase Lautan Ilahi tahap Akhir. Aku dapat melayang di atas langit selama beberapa jam lamanya ..." ucapnya kemudian terdiam sejenak.
"Tapi dengan Fase Fondasi tahap Akhir sekarang, aku telah dapat membuat Talisman serta Pil yang dapat ku jual kembali untuk membiayai hidup keluargaku yang hanya tersisa kami bertiga. Berkultivasi di Bumi dengan Dunia Kultivator sangatlah berbeda, di sana energi spiritual sangatlah berlimpah. Sedangkan di sini sangatlah tipis, Aku harus mengeluarkan banyak uang untuk mencapai Ranah Inti Perak," lanjutnya berucap.
Setelah mencoba kekuatan miliknya, Mo Lian berbalik pergi meninggalkan Danau Teratai untuk kembali ke kelasnya, mengambil tas serta barang-barang yang masih tertinggal, kemudian kembali ke apartemen murah yang ditempatinya.
Langkah kaki Mo Lian juga telah membaik, ia tidak lagi pincang seperti sebelumnya. Bahkan tinggi tubuhnya juga naik sebanyak 5 cm hanya dengan beberapa jam berkultivasi, dan dari itu semua, penampilan di wajahnya yang paling berubah.
Tanda bekas luka telah menghilang total, memperlihatkan wajah putihnya yang halus sehalus sutra, bahkan pori-pori yang sangat kecil pun tidak lagi terlihat. Jika seorang selebritis melihat penampilan wajahnya, orang itu pasti akan mengutuk Mo Lian karena iri.
***
Setelah berjalan beberapa menit. Mo Lian telah sampai di depan pintu kelas, ia melangkahkan kakinya memasuki ruang kelas. Terlihat di dalam kelas sangat kosong tanpa adanya seorangpun, hanya tersisa satu tas selempang miliknya yang digantung di atas langit-langit ruangan.
Mo Lian yang melihat itu masih bisa terdiam sembari menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. Ini sudah sering terjadi semenjak ia mengalami kecelakaan yang membuat satu kakinya tidak bisa berfungsi semana mestinya, tapi kali ini berbeda, ia telah menyembuhkan kakinya yang cacat, terlebih lagi ia dapat melompat lebih dari 10 meter tingginya.
Mo Lian menggerakkan sedikit tubuhnya, dan kemudian ia melompat sangat tinggi, menggapai langit-langit ruangan dan mengambil tas miliknya yang tergantung.
"Penghinaan ini akan ku balas berkali-kali lipat," ujarnya seraya memakai tasnya dan berbalik melangkah menuju pintu keluar kelas.
Biasanya setelah menyelesaikan kelas. Mo Lian akan langsung pulang ke apartemen, namun kali ini berbeda, ia ingin mengunjungi tempat yang menurutnya adalah tempat yang sangat cocok baginya sekarang.
***
Jalan Jinli, Kota Chengdu
Jalan Jinli merupakan sebuah jalan kecil di sebelah timur Wuhao Temple, di Jalan Jinli banyak sekali orang-orang yang menjual barang-barang antik berusia lebih dari 100 tahun lamanya, dan jika beruntung maka bisa saja mendapatkan barang peninggalan dari Dinasti Qing yang sangat berharga.
Alasan Mo Lian ke sini adalah untuk mencari peruntungan, ia berharap mendapatkan barang-barang bagus yang memiliki energi spiritual, yang mana dapat diserapnya untuk meningkatkan kekuatan kultivasi.
Mo Lian mengedarkan pandangannya melihat sekitar dengan mata yang telah dialirkan energi spiritual, guna ia dapat melihat adanya energi dari barang-barang yang ada di Jalan Jinli.
Beberapa waktu telah terlewati, ia terus melihat barang dari toko satu ke toko yang lain. Namun masih tidak menemukan barang yang sedang dicarinya, ia pun kembali melangkah lebih dalam dari Jalan Jinli yang sepanjang 550 meter itu.
"Ini ..." Mo Lian menghentikan langkahnya setelah berjalan 20 langkah, ia menolehkan kepalanya ke arah kiri, melihat seorang pria paruh baya berkaus pendek tengah mengipasi wajahnya yang berkeringat seraya menjajakan dagangannya.
Mo Lian mengedarkan pandangannya melihat setiap benda yang dijual oleh pria paruh baya itu, hingga perhatiannya terfokus pada beberapa lembar kertas berwarna kuning, yang menurutnya itu adalah barang berharga untuk membuat Talisman. Terlebih lagi barang itu asli, berkualitas tinggi dengan energi spiritual yang murni di dalamnya, dengan ini ia dapat membuat Talisman tanpa khawatir akan gagal.
"Paman, berapa harga kertas-kertas ini?" tanya Mo Lian menunjuk ke arah kertas berwarna kuning.
Pria paruh baya itu melihat arah yang ditunjuk jari Mo Lian, kemudian mendongakkan kepalanya." 300 Yuan," balasnya memperlihatkan tiga jari. (1 Yuan \= Rp.2.202,00 . 300 Yuan \= Rp.660.600,00)
Mo Lian terdiam sejenak, kemudian membalas ucapan pria paruh baya itu, "80 Yuan."
Pria paruh baya itu terdiam sejenak, ia memikirkan apakah harga yang ditawarkan Mo Lian sepadan. "100 Yuan," ucapnya seraya memperlihatkan jari telunjuk.
"Baiklah! Deal!" Mo Lian mengeluarkan uang sebesar 100 Yuan dan menyerahkannya pada pria tua itu. Menurutnya 100 Yuan tidaklah banyak untuk barang berharga ini, bahkan jika harganya 10.000 Yuan untuk satu lembarnya, ia sangat yakin akan ada yang membelinya jika mereka tahu betul kegunaan dari kertas berwarna kuning ini.
Setelah selesai membeli bahan pembuat Talisman. Dengan cepat Mo Lian pergi meninggalkan lapak dagangan pria paruh baya itu, bila-bila jika pria paruh baya itu membatalkan niatnya untuk menjual bahan yang telah dibelinya.
"Hehehe. Idiot, membeli kertas kumuh dengan harga 100 Yuan, Aku sangat untung."
"Hehehe. Idiot, menjual bahan berharga berkualitas tinggi hanya dengan harga 100 Yuan."
Gumam pelan keduanya hampir bersamaan.
Mo Lian kembali menelusuri seluruh Jalan Jinli selama beberapa jam lamanya. Namun ia tetap tidak menemukan barang berharga lainnya selain kertas berwarna kuning yang telah dibelinya tadi, ia pun meninggalkan Jalan Jinli setelah membeli tumbuhan Kranberi, guna diambil inti sarinya dan membuatnya menjadi tinta.
Tinta untuk membuat Talisman sendiri haruslah dibuat sendiri dengan melumatkan tumbuhan yang berwarna merah. Mo Lian memilih Kranberi karena warna merah yang dihasilkannya sangat pekat, sehingga sangat cocok untuk membuat Talisman.
"Hari sudah mulai gelap. Aku harus kembali ke apartemen untuk membuat Talisman, dan besoknya akan ku jual di sini."
...
***
*Bersambung...