Greyna Joivandex, gadis berusia 18 tahun, dipaksa menikah dengan Sebastian Ferederick, direktur kaya berusia 28 tahun, oleh ibunya. Pernikahan yang terpaksa ini membawa Greyna ke dalam dunia yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Dengan kekayaan dan kekuasaan yang melimpah, Sebastian tampaknya memiliki segalanya, tetapi di balik penampilannya yang sempurna, terdapat rahasia dan konflik yang dapat menghancurkan pernikahan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ameliya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mantan Pacar Tian
Malam hari, Kini Zena sudah pulang rumah, kembali terasa sepi. Hanya ada Tian dan Grey yang seperti Tom dan Jerry.
Grey sedang duduk dengan tenang menonton drama Korea yang sedang viral di beranda TikToknya, yaitu "Hidden Face".
"Ini movie apa, dah? boke* kah?" tepat saat adegan panas itu tayang, Tian muncul dari tangga, hendak menuju kulkas, tetapi ia urungkan dan ikut menonton.
Saat adegan panas dimulai, Grey menutup matanya dan mematikan TV-nya. "Kok bisa gue nggak lihat spoilernya dulu sih, astaga!" kata Grey, menggelengkan kepalanya untuk menjernihkan otaknya.
"Kenapa dimatiin, padahal saya juga mau nonton" Grey terkejut dan menoleh ke belakang. "Yahaaa, om mesum!" histeris Grey menunjuk Tian.
Tian memutar bola matanya dan melanjutkan niatnya yang hendak mengambil segelas air. "Kalo mau nonton begituan di laptop aja, untung cuma saya yang ada di rumah. Kalo ada orang lain, habis deh kamu!" ucap Tian sebelum meninggalkan Grey sendirian.
"Iss, om! Om nyebelin!" ucapnya, meremas bantal sofa.
Grey mengambil ponselnya dan membuka grup chatnya yang paling aktif, °Penjaga Malam° Ia melihat percakapan yang sedang berlangsung.
Fando: Kuy kerumah gue!
Bean: Acara apa, nih?
Gerry: Nah, iya, cakep! Tanya dulu, jangan kek terakhir kali, dia buru-buru nyuruh kita dateng, tau-tau perkara kodok peliharaannya mati.
Isa: Boys, kalian berisik banget, deh!
Iyan: Bisukan, sayang!
Isa: Sayang pala mu
Calia: Acara apa, Do?
Fando: Bapak gue koid!
Isa: Sianjay, bapak lo mati, malah seneng?
Bean: Tau sendiri perlakuan bapaknya ke bokap, gimana. Kalo kata gue, wajar aja, sih.
Isa: Wajar palamu
Grey kemudian keluar dari grup chat itu dan melihat chat lainnya,
○Wilayah Aman○
Erland: Balapan, yok!
Fajar: Sorry, bro! Cewek gue lagi manja, nggak bisa.
Gio: Gue lagi sama Alka.
Erland: Ceilah
Kiera: @Erland, jalan, yok!
Greyna: Heh, kalian bisa chat pribadi masing-masing aja, nggak? Ganggu orang jomblo aja!
Kiera: ADA YANG PANASSSS!
Alka: Menyala cemburu!
Grey mangut-mangut, "Ceilah, dipikir gue enggak punya pacar, kali ya? Malahan dia suami gue, brooww!" Ucap Grey bangga, menatap ponselnya kemudian melemparnya ke sofa.
"Bosannnnn!" ucap Grey, menghentakkan kakinya ke sofa.
"Grey!" panggil Tian dari lantai atas.
"Hmmmm," jawab Grey.
"Ayo, ganti baju, ikut saya," ucap Tian.
Kalo kalian kira Grey sudah berhenti marah, kalian salah. Dia masih ngambek kaya kucing garong.
"Kemana?" tanya Grey, menatap Tian.
"Awas aja, kalo ke acara kek kemarin," ucap Grey.
"Bukan, kita cari makan. Kamu belum makan malam, kan?" tanya Tian.
Grey melihat jam, "Udah jam 9 malam, baru diajak makan," gerutunya.
"Mau nggak?" tanya Tian.
"Iya-iya, ayo," ucap Grey.
Saat berada di garasi, Tian menatap mobilnya yang terparkir rapi, "Mau pake yang mana?"
Grey mendengus, tidak menjawab. Ia menunjuk mobil Ferrari 488 Spyder hitam yang amat sangat menyenangkan mata.
Tian mengambil kunci mobilnya dan membuka pintu untuk Grey. "Silakan, nona."
Grey menatap Tian dengan malas, kemudian masuk ke kursi penumpang.
Saat mobilnya menyala, pintu garasi terbuka otomatis, membuat Tian langsung saja menancap gas.
Selama perjalanan, terasa sunyi. Tian fokus menyetir, dan Grey menatap keluar jendela dengan tenang.
Tidak lama kemudian, sampailah mereka di restoran mewah. Tian keluar duluan, kemudian membuka pintu untuk Grey dan memberikan kunci ke penjaga untuk memarkirkan mobilnya.
"Ayo," kata Tian, mengandeng tangan kecil Grey.
Mereka sudah sampai di atas. Suasana tenang, angin malam, dan lampu-lampu jalan yang terlihat di bawah sana membuat pemandangan menjadi lebih indah.
Saat Grey sedang menikmati makanan, ia melihat Kiera dan Erland datang dengan mesra, duduk tidak jauh dari kursi mereka. Grey menelan makanannya dengan susah payah. "Sidodol dari sekian banyak restoran, kenapa lo berdua makan di sini, monyet" batin Grey menatap mereka dengan seksama.
"Ngeliat apa sih kamu?" tegur Tian, menoleh ke belakang melihat ke arah pandangan Grey. "Kamu kenal mereka?"
"Itu Alka sama Erland, om. Mereka teman sekolah saya," ucap Grey.
"Ya, terus kenapa?" Grey melirik Tian. "Om, gimana sih, kan pernikahan kita rahasia?" ucap Gre
"Oh, iya, lupa saya," jawab Tian.
"Aduhhh, gimana nih? Jangan sampai mereka nengok ke sini!" panik Grey.
"Santai aja, kali. Punggung saya mampu buat nutupin 1 badan kamu," ucap Tian santai.
"Oh, iya, kamu masih marah sama saya?" tanya Tian.
"Masih," jawab Grey.
"Terus, gimana caranya supaya kamu maafin saya?" tanya Tian lagi.
"Ngga tau," jawab Grey dengan datar.
"Sebastiannn!" Seorang wanita berlari kecil ke arah Tian, yaitu Jeny, mantan pacarnya.
"Mampus, ngapain lagi dia disini?" batin Tian menggaruk kepalanya.
"Aku chat, nggak dibales, ditelepon enggak diangkat. Kamu habis nganti HP kah?" Jeny menatap Grey dari atas sampai bawah.
"Selera kamu yang umur belasan ya," ucap Jeny pada Tian. "Sini aku bilangin ya, dia ini pedofil. Udah banyak gadis yang jadi korbannya. Jadi mending dia buat kakak aja," bisik Jeny tepat di telinga Grey.
Grey menatap jengkel Jeny sambil menatap tajam ke Tian.
"Sayang, pesan popcorn gih, seru keknya liat orang berantem," pinta Kiera ke Erland.
"Serius, selera kamu aneh," ucap Erland.
"Hisss, seru tau, coba aja nonton," ucap Kiera, tidak menyadari bahwa di sana ada sahabatnya.
"Oh, ya, aku Jeny," ucap Jeny, mengulurkan tangan.
"Grey," ucapnya, membalas jabatan tangan Jeny.
"Ah, kamu yang menemani Sebastian ke acara pesta ulang tahun Ryder?" Grey mengangguk.
"Oh my gosh, kamu... jalang kecil" bisik Jeny di telinga Grey.
Grey merasa darahnya mendidih ketika mendengar kata-kata Jeny. Ia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja terjadi. Tian, suaminya, ternyata memiliki masa lalu yang gelap.
"Kamu tidak punya hak untuk berbicara tentang hal itu," kata Grey, suaranya rendah dan bergetar.
Jeny tersenyum sinis. "Oh, aku punya hak untuk berbicara tentang hal itu. Aku adalah korban dari perbuatan Tian."
Grey merasa seperti dipukul oleh petir. Ia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Tian, suaminya, ternyata memiliki masa lalu yang sangat gelap.
"Apa yang kamu maksud?" tanya Grey, suaranya masih bergetar.
Jeny mengambil napas dalam-dalam sebelum menjawab. "Tian pernah melakukan sesuatu yang tidak beres kepada aku. Ia memanfaatkan aku dan membuat aku merasa seperti tidak berharga."
Grey merasa seperti sedang berada di dalam mimpi buruk. Ia tidak bisa mempercayai apa yang baru saja didengarnya. Tian, suaminya, ternyata memiliki masa lalu yang sangat gelap.
"Hei, Jeny, berhenti berbicara omong kosong! Kapan aku melakukan hal-hal aneh kepadamu?" Tian bertanya dengan nada yang tenang.
Faktanya, Jeny dan Tian hanya berpacaran selama tiga bulan, dan Jeny suka membolak-balikkan fakta. Sama seperti yang terjadi sekarang, semuanya bohong.
"Ya, aku hanya tidak ingin gadis malang ini mengalami hal malang," kata Jeny dengan nada yang penuh dendam.
Jeny wajahnya berubah merah karena marah. "Kamu pikir aku bohong? Kamu pikir aku tidak tahu apa yang kamu lakukan?" tanyanya dengan nada yang tinggi.
Tian tersenyum sinis. "Aku tidak pernah melakukan apa-apa yang tidak pantas kepadamu, Jeny. Kamu hanya ingin membalas dendam karena aku meninggalkanmu," katanya dengan nada yang tenang.
Jeny menggigit bibirnya dengan marah. "Aku tidak ingin membalas dendam, aku hanya ingin melindungi gadis ini dari kamu," katanya sambil menunjuk Grey.
Grey merasa bingung dengan situasi ini. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi antara Tian dan Jeny. Ia hanya tahu bahwa Jeny tampaknya sangat marah dan Tian tampaknya sangat tenang.
"Aku rasa kita sudah berbicara cukup, Jeny," kata Tian dengan nada yang tenang. "Aku ingin pergi dari sini sekarang."
semangat
Kalo berkenan boleh singgah ke "Pesan Masa Lalu" dan berikan ulasan di sana🤩