NovelToon NovelToon
META

META

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Keluarga / Persahabatan / Romansa / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:592
Nilai: 5
Nama Author: hytrrahmi

Hidup dalam takdir yang sulit membuat Meta menyimpan tiga rahasia besar terhadap dunia. Rasa sakit yang ia terima sejak lahir ke dunia membuatnya sekokoh baja. Perlakuan tidak adil dunia padanya, diterima Meta dengan sukarela. Kehilangan sosok yang ia harap mampu melindunginya, membuat hati Meta kian mati rasa.

Berbagai upaya telah Meta lakukan untuk bertahan. Dia menahan diri untuk tak lagi jatuh cinta. Ia juga menahan hatinya untuk tidak menjerit dan terbunuh sia-sia. Namun kehadiran Aksel merubah segalanya. Merubah pandangan Meta terhadap semesta dan seisinya.

Jika sudah dibuat terlena, apakah Meta bisa bertahan dalam dunianya, atau justru membiarkan Aksel masuk lebih jauh untuk membuatnya bernyawa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hytrrahmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Seumpama Kita (a)

Enggan memusingkan kepala karena Aksel semakin bertingkah, Meta membawa dirinya ke ruangan musik. Dimana ketiga sahabatnya sudah menunggu di sana sambil memainkan alat musik yang mereka kuasai masing-masing. Setiap jam istirahat, setelah makan bersama Kayla, Wulan dan Renata di kantin sekolah, Meta akan ke sini.

Mereka—Meta, Putra, Yoga dan Andre—akan mendapatkan jam istirahat tambahan karena telah mengharumkan nama sekolah lewat festival musik tahun lalu. Memperkenalkan SMA Gemilang lewat kemenangan mereka pada lomba di tahun itu. Menyabet juara pertama yang kemudian diberi hadiah berupa gitar, keyboard serta drum langsung dari kepala sekolah.

Band mereka dikenal dengan nama The Over Power yang kemudian disingkat menjadi TOP Band. Dibimbing oleh guru cantik, muda dan sangat berbakat dalam bidang musik bernama Bu Tria. Bersama guru itulah Meta dan teman-temannya berhasil menghidupkan kembali ekskul musik yang hampir dihilangkan dari daftar ekstrakurikuler. Menghadirkan warna baru yang kemudian memberikan keharuman yang berbeda.

Selain manggung di kafe milik keluarga Ataric, TOP Band juga punya channel youtube dengan nama yang sama. Subscriber mereka hampir mencapai satu juta karena sering meng-upload konten cover lagu dan kegiatan mereka sebagai seorang pemusik di masa putih abu-abu. Tak heran mengapa semua siswa mengenal Meta dan teman-temannya. Terlebih lagi Meta adalah salah satu siswi terbaik dalam ekskul taekwondo, gerakan tubuh serta kepedasan mulutnya membuat seluruh siswa mengenal baik siapa dirinya.

Meta menatap Putra yang sedang menyetel gitar miliknya, lalu menarik kursi plastik berwarna hijau dan membawanya ke sisi kanan Putra. "Bu Tria nggak masuk hari ini, Tra?" tanyanya sambil melirik gitar miliknya yang tersandar pada dinding.

"Kabarnya ada urusan keluarga," jawab Putra seadanya. Jemarinya mulai memetik senar gitar, terdengar amat merdu di telinga.

"Mau nikah, ya? Jarang-jarang dia izin karena urusan keluarga."

"Kenapa lo kepo? Udah waktunya juga Bu Tria nikah, Ta. Harusnya lo seneng, bukannya cemberut gitu."

"Ya ... nggak gitu. Gue khawatir aja setelah menikah, Bu Tria nggak ngajar di sini lagi. Atau gilanya, dia berhenti kerja sebagai guru atas keinginan suaminya," heboh Meta dengan wajah sedih dan dramatis.

Di sudut ruangan, Andre terkekeh mendengar penuturan sahabatnya. "Lo kebanyakan nonton sinetron! Bu Tria nggak akan berhenti kerja dan ngelepasin semua perjuangan sama mimpi-mimpinya gitu aja, Ta."

"Setuju gue sama Andre," sambung Yoga sambil memegang dua buah stik drum. "Perjuangannya aja udah sejauh ini, bisa mengharumkan nama sekolah juga. Dan bikin kita, sebagai anak ekskul musik, terbantu dalam segi ekonomi. Ya, walaupun nggak seberapa. Bagi gue itu udah lebih dari cukup. Gue sayang banget sama Bu Tria."

"Dih, jijik gue sama lo, Boy!" cibir Andre sambil memperlihatkan ekspresi ingin muntah. "Pokoknya gue bakalan ngemis-ngemis sama Bu Tria untuk nggak berhenti kerja di sini. Tanpa beliau, gue cuma ampas kopi, nggak ada gunanya."

Meta dan Putra kompak tertawa, tanpa sadar ikut menyetujui perkataan Andre yang mengatakan bahwa dirinya itu tidak berguna.

"Modelan cowok kayak lo gini biasanya sering dapat penolakan dari segi apapun, Ndre. Kuat-kuat mental lo menghadapi kenyataan!" seru Yoga, bersemangat menjatuhkan temannya sendiri. Laknat!

"Nah, bener omongan lo, Ga. Kemaren gue ditolak sama Latifa, apes banget hidup gue."

"Nyari cewek yang sesuai sama tampang lo juga, lah!" balas Yoga sambil tertawa puas. "Selera sama muka lo nggak pas, makanya ditolak."

"Halah, lo pikir lo cakep, Ga?" Putra ikut-ikutan sambil terkekeh melihat dua temannya mulai adu bacot perihal wajah mereka yang tidak memenuhi kualifikasi sebagai cowok tampan.

Setelah itu, Putra mengalihkan tatapannya pada Meta yang tak lagi ikut menikmati suasana ceria yang diciptakan oleh Yoga dan Andre. Cewek itu sudah memangku gitarnya dengan wajah sedih, seperti orang banyak pikiran. Bahunya yang merosot turun menandakan bahwa dugaan Putra itu benar, Meta sedang punya banyak masalah.

"Kue ibu lo laku keras karena dipromosiin sama Aksel. Gue liat di instagram Aksel, banyak yang pesan buat acara keluarga. Lo nggak usah khawatir soal itu."

Meta melirik cowok itu sekilas. Senyuman tipis mengembang di bibirnya.

"Maksud lo gue keliatan kayak banyak beban? Santai aja, Tra, gue udah biasa kayak gini. Lo tau itu, kan?"

Putra terdiam, memandang terus wajah perempuan yang membuatnya terkagum-kagum. Cowok itu mengangguk, samar-samar senyuman di bibirnya ikut terbentuk. "Gue kagum sama ketangguhan lo ngadepin dunia hitam itu, Ta. Karena itu sampe sekarang, gue terus di samping lo," katanya menyentuh hati, berhasil membuat Meta tersipu.

"Lo khawatir sama gue, Tra? Kawal gue makanya biar seneng terus."

"Dengan senang hati, menerima tanggung jawab dari Tuan Putri."

Mendengar kalimat berlebihan Putra, Meta tertawa. "Lebay lo, Tuan Putri apanya, sih. Yang ada gue sebagai buronan kerajaan," balasnya geli sendiri.

"Karena lo berhasil mencuri hati raja?"

"Putra ... suasana hati lo hari ini lagi baik banget, ya. Gombal banget sumpah!"

"Tapi lo suka, kan? Kapan lagi gue bisa ngegodain cewek yang ditakuti sesekolahan?" jawab Putra, yang sejujurnya berhasil membuat jantung Meta berdebar-debar.

"Bangga lo bisa ngegodain gue?"

"Banggalah, Aksel aja tiap hari lo tolak."

Lagi-lagi Meta tertawa senang, Putra mampu membuat harinya yang sempat muram menjadi lebih cerah. Masalah di rumah tentang bagaimana kekacauan sebuah keluarga yang ia punya, bisa Meta lupakan sejenak. Meski cuma sejenak, hal itu bisa membuat Meta sedikit lebih bernapas untuk kembali berperang menghadapi kenyataan pahit di hidupnya.

"Nanti malam mau bawain lagu apa, Tra?" tanya Meta. "Udah lo omongin sama Yoga-Andre belum?"

"Udah. Mereka setuju bawain lagunya Lady Gaga sama Bradley Cooper. Judulnya Shallow."

"Karena udah lama nggak latihan bareng, lo mau bawain lagu andalan kita?" Meta menatap Putra, penasaran akan reaksi cowok itu.

"Lagu itu yang nganterin kita ke final, sampai akhirnya keluar sebagai juara pertama." Wajah Putra amat bahagia saat mengatakan hal itu, bagian-bagian terpenting di hidupnya kembali teringat. Dimana untuk pertama kalinya, ia jatuh hati pada Meta.

Meta mengangguk. "Iya, gue setuju. Gue inget sesenang apa TOP Band waktu itu," ujar Meta.

"Karena itu, lo jangan mau dihancurkan sama Beni, Ta. Lo harus mempertahankan apa yang udah lo punya, termasuk Tante Risa."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!