NovelToon NovelToon
Widuri

Widuri

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Kaa_Zee

Widuri memilih kabur dari rumah, pergi jauh dari keluarga kakeknya yang tiba tiba menjodohkannya dengan sesosok pria yang bahkan tidak dia kenal.
Akibat perbuatannya itu sang kakek murka, tidak hanya menarik uang sakunya yang fantastis, sang kakek juga memblokir kartu kredit, mobil bahkan kartu kartu sakti penunjang hidup dan modal foya foya yang selama ini Widuri nikmati.
Akankah Widuri menyerah ataukah bersikeras pada pendiriannya yang justru membuatnya semakin terjerumus masalah??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kaa_Zee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.35

Langit hari ini jelas sama tapi tampak berbeda untuk dua insan manusia, hamparan biru yang membentang luas dipenuhi gumpalan putih menjadi pemandangan indah disela manisnya senyuman, udara pun menguap lebih segar dari biasa membuat himpitan didada yang biasa sesak menjadi lapang. Lebih menyejukan dari hari-hari sebelumnya.

Seolah alam pun ikut bahagia menyambut cinta sepasang insan yang tengah kasmaran. Kicauan burung-burung membuatnya semakin semarak, seperti kembang api dimalam pergantian tahun. Tak ada lagi hati yang kosong penuh kegamangan, tak ada gelisah dan keraguan atas apa yang dirasa. Semua semakin jelas.

Mobil camry hitam melaju dengan kecepatan sedang, tidak cepat tidak juga lambat yang dikendarai Marcel. Dia ingin menghemat waktu, melambatkan momen demi momen indah sepanjang sejarah hidupnya agar tidak cepat berakhir. Kalau bisa mungkin dia juga akan menghentikan waktu saat itu juga.

Tawa Widuri yang duduk disampingnya terus menggema, sesekali dia pandang lalu mengambil jemarinya untuk sekedar memberinya sekecup ciuman.

"Serius mau bilang seperti itu pada kakek. Bagaimana kalau dia marah?" tukas Widuri.

Marcel yang tak hentinya menggenggam jemari dengan satu tangan kiri masih berada distir kemudi itu mengangguk.

"Serius, aku akan mengatakan kalau aku calon suami Widuri yang terbaik. Kakekmu pasti langsung setuju, bahkan penyakitnya langsung sembuh,"

Widuri kembali tertawa, selain manis ternyata Marcel juga bisa sedikit bercanda. Tak pernah menyangka kalau Marcel bertingkah konyol. Pria itu tidak lagi kaku meskipun sedikit malu-malu, tatapannya pada Widuri juga kini berubah.

Widuri terus menatap ke arah wajahnya, seolah baru pertama kali melihat Marcel tanpa otot tegang di dahi dan pelipisnya. Mata tajam yang kini selalu redup, juga bibir yang tak hentinya melengkung ditambah semburan kemerahan dikedua pipinya.

"Kenapa. Apa ada yang salah diwajahku?" kata Marcel saat menyadari Widuri terus menatapnya.

Gadis itu menggelengkan kepalanya, lantas ia terkekeh, "Tidak, aku hanya heran. Seolah kau itu punya kepribadian ganda, kemana Marcel si tukang marah-marah itu?"

Marcel berdecak, melepaskan jemari tangan Widuri dan beralih memegang kemudi.

"Jadi kau lebih suka aku yang marah-marah terus padamu?"

Widuri masih terkekeh, "Tidak... Aku hanya merasa aneh,"

"Asal kau tahu, aku sendiri saja bingung pada diriku sendiri. Aku tak pernah seperti ini sebelumnya!"

Kekehan Widuri semakin kencang, dia semakin bersemangat menggoda Marcel. Nyatanya pria itu mengemas seapik mungkin jati dirinya. Atau mungkin hanya Widuri yang tahu sifat aslinya.

"Sudah jangan tertawa lagi!"

"Maafkan aku, soalnya kau lucu sekali. Aku tidak menyangka kau tidak pernah pacaran, aku juga tidak menyangka ternyata kau ini bisa seperti ini." kata Widuri terus tertawa. Sejurus kemudian kedua matanya mendelik. "Yang kau bilang tempo hari kalau kau itu pria bejad. Itu semua cuma akal-akalanmu saja kan?"

"Sudahlah Widuri, jangan membahasnya lagi."

"Kenapa. Kau malu?" tukas Widuri lalu mencubit lembut telinga Marcel yang tengah merah. "Lucu sekali ... kau ini sangat menggemaskan,"

Widuri tak hentinya tertawa sementara Marcel berusaha menetralkan diri agar tidak terus mengeluarkan sisi dirinya yang lain selain image yang selama ini ia jaga.

"Aku akan marah padamu kalau kau terus seperti ini!"

Mendengar ucapan Marcel, ia mengangguk-angguk namun tidak juga berhenti tertawa. Merasa selama ini salah mengira kalau Marcel semenakutkan itu padahal sama sekali tidak, pria itu justru terlihat menggemaskan.

"Widuri!"

"Iya iya ... Maaf, aku tidak akan tertawa lagi. Aku akan mendukungmu saat kau bicara seprti itu pada kakek. Aku juga akan katakan kalau kau itu adalah Gangster ... Bagaimana?"

Marcel yang mengemudikan mobil melirik, melihat Widuri dengan kepala yang terangguk-angguk namun juga tak kuat menahan tawa hingga kedua pipinya mengembung dengan bibir yang mengerucut.

"Apa itu perlu?"

Candaan Widuri bahkan ditanggapinya dengan serius dan sedikit membuatnya terhenyak.

"Tunggu. Apa hanya aku yang tahu, apa karyawan atau bahkan Ferdy tahu kalau kau bisa sekonyol ini?"

Mobil yang dikendarai Marcel akhirnya tiba disebuah rumah yang cukup mewah dengan gerbang tinggi yang hanya bisa dibuka melalui akses fingerprint para penghuni. rumah dimana Handoko membesarkan Widuri, Daniel dan Laksmi yang tinggal bersamanya setelah resmi bercerai dari suaminya belasan tahun lalu.

Rumah Handoko, sekaligus pemilik perusahaan yang tengah diujung tanduk menunggu uluran tangan. Pengusaha dibidang transportasi udara yang cukup dikenal dalam negeri.

Siasatnya menjodohkan Widuri tak hanya untuk kepentingan bisnis saja, dia harus mewariskan kerajaan bisnisnya pada Widuri yang dianggap lebih mumpuni dibandingkan Daniel. Cucu laki-laki dari anak perempuannya. Laksmi.

Selain dari sikap kemandiriannya, Widuri lebih berani dan juga pantang menyerah dibandingkan Daniel yang kalem dan terlalu penurut. yang justru sikap baik itu akan mengancam kelangsungan dan perkembangan bisnisnya.

Handoko tengah duduk dikursi roda, seusai keluar dari Rumah sakit beberapa hari lalu ia diharuskan istirahat total. Penyakit diusia senjanya tak kunjung sembuh, obat-obatan yang selama ini dia minum hanya membuat penyakitnya tidak kambuh saja.

"Tuan, digerbang ada Nona Widuri. Dia tidak bisa masuk kesini sejak nyonya Laksmi menghapus data di-----,"

"Aku tahu! Suruh dia pergi dari rumahku. Jangan biarkan dia masuk kesini bagaimana caranya pun!"

"Tapi Tuan....!"

Handoko menoleh pada seorang pria dibelakangnya, pria yang selama ini menjadi kepercayaannya.

"Lakukan saja. Aku sudah tidak ingin bertemu dengannya, kecuali---," Ucapan Handoko menggantung tatkala melihat Laksmi masuk.

"Ayah. Apa Ayah akan mengijinkan dia kemari lagi dan membuat keributan seperti waktu itu?"

"Nyonya Laksmi ... Nona Widuri ti---," sela asisten Handoko. Winaya.

"Diam kau... aku tidak bicara denganmu. Aku bicara pada Ayahku! Ingat batasanmu Pak Winaya...!" sentak Laksmi.

Sementara Widuri yang menunggu sejak tadi mulai hilang kesabaran, berkali-kali ia menekan bel digerbang. Pun dengan sidik jari yang dia tap pada layar keamanan yang tak kunjung berhasil.

"Kau yakin Kakekmu sudah kembali dari rumah sakit?" tanya Marcel.

Widuri mengangguk, ia tahu kabar itu dari Daniel. Pria itu tidak mungkin berbohong apalagi soal Handoko.

"Ikuti aku....!" ujar Widuri yang tak lagi bisa menunggu sabar. Gadis itu menarik tangan Marcel ke arah samping gerbang dimana gerbang rahasia yang hanya diketahui olehnya dan juga Daniel saja.

"Hey... kau mau kemana?"

Langkah Widuri terhenti sebab Marcel menahannya. Pria itu balik menarik tangan Widuri setelah tahu arah tujuannya yang tidak lazim.

"Tentu saja aku akan masuk lewat jalan lain! Ayo, ikuti saja aku...!"

Marcel kembali menarik pergelangan tangannya hingga langkah Widuri kembali terhenti.

"Tidak seperti ini caranya Widuri. Kita akan meminta restu, bukan hendak mencuri!"

"Kau fikir akan mudah membuat Kakek mau membuka pintu dan menyuruh kita masuk?" kata Widuri melipat tangan didadanya, sungguh dia tidak sabar.

"Kau fikir kakek akan memberi kita restu kalau kita masuk seperti ini?"

Widuri terdiam, menatap pria yang belum genap sehari jadi kekasihnya itu. Sampai Marcel menarik tangan Widuri dan membawanya ke arah keluar, Widuri tersungut-sungut tapi dia juga tidak bisa menolak ajakan Marcel. Hingga keduanya kembali berdiri didepan gerbang rumah.

"Aku akan mencobanya. Ayo....!

1
Dian Ferdiana
semangat kaa zee buat up lagi ya
Zєє wallupattma: /Sob//Sob//Sob/semangat kak
total 1 replies
lina
buat s reno nyesel dong k.
Zєє wallupattma: dahlah/Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
lina
update yg bnyk np
Tutuk Isnawati
lanjut thor
Zєє wallupattma: Ditunggu ya kak, makasih/Heart/
total 1 replies
lina
makanya jodohkan 🤣🤣
Zєє wallupattma: hooh kak/Joyful/
total 1 replies
lina
ini lagi ngancem apa lgi ngingetin y? 🤣🤣 untung ora anfal itu s kake
lina
aihs dikit kali kau update k. crazy lah k.
lina
jgn langsung and ye ka! basmi tuh s reno m kk sepupunya. sadarin napa jd org bener.
Zєє wallupattma: wkwkwkwk iya kak
total 1 replies
lina
bego lah marsel kalo biarin widuri pergi 🤣
Zєє wallupattma: huhuhuhuhu.... kasian
total 1 replies
lina
cieeeee bilang bae udah widuri d rumah. ternak cebong m marcel
lina
sebegitu cintanya m widuri.
lina: gengsi nyatain cinta 🤣
Zєє wallupattma: bingung sendiri dia juga/Facepalm/
total 2 replies
lina
kurng bnyk update nya k
lina
nyatu nih dialog widi m marsel
Zєє wallupattma: apaan yang nyatu/Grin/
total 1 replies
lina
bisa jd. bisa jadi. kn u ogah m widi. 🤣🤣 nyesel tuh
lina
jebakan widuri
lina
dasar marsel
lina
gengsi u gede 🤣🤣
lina
udah apa. kasih tau bae tuh s bibi jlk. nene lampir
Tutuk Isnawati
lanjut up thor
Zєє wallupattma: Ditunggu ya kak.
total 1 replies
Tutuk Isnawati
Luar biasa
Zєє wallupattma: Makasih akak sudah mampir... terus dukung othor yaa ♥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!