NovelToon NovelToon
Dia Bukan Janda

Dia Bukan Janda

Status: tamat
Genre:Romantis / Misteri / Tamat / Cintamanis / Duda / Anak Kembar
Popularitas:30.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: emmarisma

Lusiana menemukan kardus yang berisi bayi kembar, ia pun membawanya pulang dan berinisiatif untuk merawatnya.

Delano Wibisana harus kehilangan istri dan kedua anaknya tepat di hari kelahiran bayi kembarnya. Entah mengapa hari itu setelah melahirkan, istri Delano membawa kedua bayi kembarnya pergi hingga kecelakaan itu terjadi dan menewaskan Karina istri Delano. Lalu dimana anak-anak Delano? sedangkan pada saat evakuasi hanya di temukan Karina seorang diri.


Dilarang plagiat Ok!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DBJ 7. Di kantor Delano

********

"Apa anda sudah membuat janji nona? tanya resepsionis pada Lusiana.

"Saya diperintahkan langsung oleh nyonya Diana untuk menemui tuan Delano. Tolong jangan mempersulit saya, saya perlu cepat bertemu beliau karena saya bawa anak-anak." Ujar Lusiana mulai kesal karena Davin sudah menarik ujung bajunya seperti biasa jika anak itu mulai bosan.

Resepsionis itu sedikit berdiri untuk melihat Devan dan Davin yang memang tak terlihat dari mejanya.

"Oh baiklah jika begitu tunggu sebentar." Resepsionis itu menghubungi sekertaris Delano, begitu melihat Lusi membawa anak.

Wajah Lusiana terlihat sekali jika sedang cemas. Bahkan jemarinya terasa dingin. Bukan hanya karena ia akan bertemu pria, tapi ia pernah membuat Asisten pemilik perusahaan ini marah. Bagaimana jika sampai dirinya bertemu?

Namun tak lama Lusiana di jemput oleh sesosok wanita cantik.

"Silahkan nona Lusiana, tuan Delano sudah menunggu." Wanita itu membungkuk hormat dihadapan Lusiana lalu mempersilahkan Lusiana berjalan terlebih dahulu memasuki lift. Devan dan Davin menggenggam erat jemari Lusiana.

Mereka tiba di lantai paling tinggi, di ruangan yang sangat megah dan luas. Tubuh Lusi mendadak terasa lemas. Semoga saja ia tak bertemu Regan dan tuannya. Namun harapan Lusi tinggallah impian. Karena baru saja ia akan melangkah. Ia bertemu dengan Regan, pria yang pernah berurusan dengannya dulu. Lusiana menunduk. Semoga saja Regan tak mengenali dirinya.

"Apa dia perancang yang akan mengukur baju tuan Delano?" Tanya Regan pada sekertarisnya yaitu Freya.

"Benar tuan Regan."

"Wah dunia sempit sekali ya." Ujar Regan menatap tajam kearah Lusiana. Lusiana mengangkat wajahnya, tatapan mata mereka berdua seketika bertaut. Regan langsung membuang wajahnya saat ia merasa jantungnya berdebar kencang saat di tatap seperti itu oleh Lusiana.

"Wah lama tidak berjumpa tuan Regan." Ucap Lusi menutupi kegugupannya.

"Bunda itu siapa?" Suara Devan terdengar samar di balik tubuh Lusiana.

"Dia pegawai di sini sayang." kata Lusiana lembut. --- " Nona tolong tunjukkan di mana ruangan tuan Delano karena saya terburu-buru."

"Silahkan ikuti tuan Regan nona. Saya hanya di perintahkan mengantar sampai di sini." Ucap Freya.

Lusiana membuang nafas dari mulutnya dengan sekali tarikan. Mau tak mau suatu saat dia akan sering berinteraksi dengan pria. Asal tidak pakai hati saja. Mungkin itu cara teraman untuk menjaga diri.

"Silahkan nona, bukankah ini kebetulan yang sangat aneh. Atau mungkin ini bagian dari takdir?"

"Hush ... jangan terlalu banyak bicara denganku. Kita tidak dalam hubungan sedekat itu untuk saling bercanda." Ketus Lusiana, skak mat Regan langsung terdiam dan kembali memasang wajah datarnya lagi. Setibanya di depan sebuah pintu, Regan meletakkan ibu jarinya ke mesin pemindai dan pintu langsung terbuka. Devan dan Davin menatap takjub.

"Wow .. keren sekali bunda. Pasti pintu itu mahal ya bunda." Ujar Devan terpesona.

Regan hanya tersenyum miring melihat betapa anak-anak itu sangat antusias hanya karena sebuah pintu.

Begitu terbuka pintunya, dimana itu adalah ruangan Delano mata Lusiana tampak membola menatap betapa besar ruangan itu. Delano tampak duduk di paling ujung bangunan di depan layar laptopnya.

Dan entah dorongan dari mana Delano langsung menatap ke arah Lusiana dan kedua putranya. Delano mengerjap. "Bukankan itu wanita yang dulu membuat ulah pada Regan?" batin Delano.

"Maaf tuan bisa menganggu waktunya sebentar."

"Tunggu disitu! sebentar lagi pekerjaanku selesai." Perintah Delano. Mau tak mau Lusiana mengalah demi proyek besarnya ini.

Lusiana mengajak Devan dan Davin untuk duduk. Lusi mengeluarkan krayon dan buku mewarnai dari dalam tasnya.

"Sayang, kalian tidak boleh berisik nanti mengganggu om nya yang lagi kerja."

"Devan dan Davin lalu asyik mewarnai. Sementara Delano diam-diam mencuri pandangan pada Lusiana yang tampak sabar menghadapi anak-anaknya betapa bersyukurnya. Delano tidak begitu jelas melihat anak-anak Lusiana. Dengan rasa penasaran yang tinggi Delano akhirnya mengakhiri pekerjaannya dan berjalan mendekat kearah Lusiana dan anak-anaknya. Lusiana yang sibuk dengan Devan dan Davin tak tahu jika Delano mendekat ke arahnya.

Disaat yang bersamaan Regan membawa troli berisi makanan karena memang ini sudah masuk waktu makan siang.

"Tuan pesanan anda .. " Kata Regan, setelah meletakkan troli Regan undur diri. Ia paham betul saat melihat Delano menatap sendu kedua anak Lusiana. Tuannya pasti teringat anak-anaknya.

Lusiana terkejut saat ternyata Delano sudah berdiri di sampingnya.

"Maaf tuan, saya tidak tahu kalo anda sudah selesai." Lusiana menunduk, ia sama sekali takut bertatapan dengan Delano.

Devan dan Davin menatap Lusiana dengan tatapan yang aneh, mereka melihat sepertinya Lusi tampak takut dengan Delano.

"Om jangan jahatin bunda .. " Kata Devan.

Delano menatap putra Lusiana itu namun perasaan apa ini? Delano mengerjap beberapa kali, matanya terasa panas saat netranya bertubrukan dengan tatapan tajam Devan yang mengingatkan Delano pada wajah marah istrinya.

Delano tersenyum tipis, senyum yang kembali hadir setelah 5 tahun menghilang.

"Om ga jahatin bunda kalian. Om justru kesini karena ingin berkenalan dengan kalian." Ujar Delano seraya berjongkok menyamakan tingginya dengan kedua anak manis itu.

"Ooh .. begitu. Kalo begitu perkenalkan namaku Devano dan ini adikku Davino."

"Tuan bisakah kita mulai mengukurnya?" sela Lusiana.

"Kita makan siang dulu, setelah itu kau bisa mengukurku. Pikirkan juga anak-anaknya ini sudah masuk jam makan siang." Ujar Delano namun ia tidak menatap Lusiana dia masih terpesona dengan Devan dan Davin saat ini. Lusiana tampak ragu dia tak menjawab ucapan Delano.

"Hei kalian mau temani om makan ga? om ga punya teman untuk makan." Kata Delano menunjukkan ekspresi sedih, Devan seakan merasa kesedihan Delano pun akhirnya mengangguk begitupun dengan Davin.

"Mau om .. " Jawab keduanya.

"Devan, Davin bunda bilang apa soal jangan bicara dengan orang asing?" tegur Lusi.

"Bukankah om ini teman bunda, karena bunda mengajak kita kemari?" Tanya Davin,

"Kalian yang merengek mau ikut bukan bunda yang ajak." Sanggah Lusi, Lagi-lagi senyum Delano tampak menghiasi bibirnya manakala ia melihat Davin protes pada ibunya.

"Sudah ayo, kita makan!" Delano menggandeng tangan Devan dan Davin, saat tangan mereka bersinggungan seperti ada perasaan aneh yang menjalari hati Delano, ah rasanya ia ingin memeluk dan mencium kedua bocah itu.

Lusiana akhirnya mau tak mau ikut berdiri, mereka pindah di tempat duduk di samping kaca besar. Disana makanan sudah di tata rapi oleh Regan untuk keempat orang itu.

Devan dan Davin duduk di samping Delano hingga mau tak mau Lusi duduk berhadapan dengan Delano.

"Aku tidak tahu apa kalian menyukainya atau tidak. Tapi aku bisa jamin rasanya tidak akan mengecewakan kalian." Tutur Delano.

Lusiana mengambil piring kedua putranya, Delano mengernyit heran. Ia hanya melihat tingkah laku Lusi yang mulai memotong daging yang ada di piring Devan dan Davin menjadi potongan kecil-kecil lalu menyerahkan kembali pada kedua anaknya.

"Terima kasih bunda .. " Ucap keduanya serentak

"Sama-sama sayang." Lusiana tersenyum pada kedua anaknya, namun senyuman itu juga mampu membuat seorang Delano kembali terpana.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Selamat membaca 🥰🥰🥰

Jangan lupa beri dukungan, like komen dan gift nya

1
Mas Sigit
q rasa karisa dalang dri semua ini
Mas Sigit
mampir kk
Santimehasari Nst
Luar biasa
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 1 replies
Mayus Mayus
Kecewa
Mayus Mayus
Buruk
pipin bagendra
ga ketukar Jeffri dgn Delano thor
ganteng yg JD Jeffry hehehehe
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 1 replies
Zerro..BL
pengalaman pribadi😅😅
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 1 replies
Zerro..BL
ikut suprt novelnya...👌
Nur Bahagia
nahhh ini baru kerenn 🤩 kalo visual nya Delano imut bener 😁
Nur Bahagia: siiaapppp kak Thor 👍🥰
Emma Risma: Terima kasih sudah membaca karya ini, Kakak. Selalu beri dukungan untuk karyaku, ya. 🥰
total 2 replies
Nur Bahagia
siapa bu Yayuk? 🤭
Nur Bahagia
tuh kan bener..Glen yg dihubungi Delano
Nur Bahagia
ya iyalah Lusi pasti datang dianterin Delano.. lo aja yg aneh mikirnya aditya 🤦‍♀️
Nur Bahagia
Lusi cocok nih visualnya.. tapi delano terlalu imut banget 😁
Nur Bahagia
Delano nelp Glen 😁
Nur Bahagia
Glen berperan ganda 🤔
Nur Bahagia
jangan2 jessica lagi ngincer regan/delano 🤭
Nur Bahagia
tuh kan.. Hans dan Lidya kompak bener. 🤗
Nur Bahagia
Hans dan Lidya ini bener2 couple goals 🤗
Nur Bahagia
kalo dari judul chapter nya, ini pasti ulah papa Hans 🤣 emang agak lain tuh papa 😅
Nur Bahagia
kayak sinetron 😅🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!