Di alam semesta yang dikendalikan oleh Sistem Takdir Universal, setiap kehidupan, keputusan, dan perjalanan antar galaksi diatur oleh kode takdir yang mutlak. Namun, segalanya berubah ketika Arkhzentra, seorang penjelajah dari koloni kecil Caelum, menemukan Penulis Takdir, alat kuno yang memberinya kekuatan untuk membaca dan memanipulasi sistem tersebut.
Kini, ia menjadi target Kekaisaran Teknologi Timur, yang ingin menggunakannya untuk memperkuat dominasi mereka, dan Aliansi Bintang Barat, yang percaya bahwa ia adalah kunci untuk menghancurkan tirani sistem. Tapi ancaman terbesar bukanlah dua kekuatan ini, melainkan kesadaran buatan Takdir Kode itu sendiri, yang memiliki rencana gelap untuk menghancurkan kehidupan organik demi kesempurnaan algoritmik.i
Arkhzentra harus melintasi galaksi, bertarung melawan musuh yang tak terhitung, dan menghadapi dilema besar: menghancurkan sistem yang menjaga keseimb
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Topannov, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jejak ke Corestar
Perjalanan Tanpa Arah
Setelah berhasil melarikan diri dari Ardhalis, tim Arkhzentra menghadapi dilema: fragmen Takdir Kode yang mereka bawa mulai kehabisan energi, membuat mereka kehilangan arah menuju Zanura. Dalam pencarian mereka, Zephyr mendeteksi sinyal kuno dari sebuah bintang mati bernama Corestar, yang mungkin menyimpan jawaban tentang masa lalu Eryndthari dan kekuatan tersembunyi yang bisa mengisi kembali fragmen tersebut.
---
Kehampaan luar angkasa terasa semakin sunyi, seolah semua bintang di sekitarnya memudar dalam kegelapan. Di dalam Zephyr, suasana juga tak jauh berbeda.
Lyrientha memandangi fragmen Takdir Kode yang kini hanya memancarkan kilauan samar. Bola bercahaya itu, yang sebelumnya penuh dengan energi, sekarang tampak seperti lilin kecil yang hampir padam.
“Ini tidak akan bertahan lama,” gumamnya, matanya penuh kekhawatiran.
“Kau sudah bilang itu lima kali,” kata Rhaegenth dari kursi kokpit, tangannya sibuk mengatur panel kontrol. “Kalau kau punya solusi, lebih baik katakan sekarang.”
Ark duduk di sudut ruangan, pandangannya kosong tetapi pikirannya bekerja keras. “Fragmen ini… sepertinya membutuhkan sesuatu untuk diaktifkan kembali. Sumber energi, atau mungkin… tempat asalnya.”
“Kalau begitu, kita benar-benar dalam masalah,” jawab Rhaegenth. “Sumber energi sebesar itu tidak bisa ditemukan di sembarang tempat.”
Tiba-tiba, layar utama di kokpit berkedip, menampilkan sinyal redup yang tidak biasa.
“Deteksi sinyal kuno,” kata komputer Zephyr dengan suara monoton.
Ark segera berdiri. “Apa itu?”
Rhaegenth mengetik cepat di panel kontrol. “Ini… sinyal dari Corestar. Bintang mati di perbatasan galaksi. Tapi sinyal ini tidak mungkin berasal dari tempat seperti itu. Corestar sudah lama dianggap mati.”
“Bintang mati yang memancarkan sinyal?” Lyrientha mendekat, ekspresinya penuh rasa ingin tahu. “Mungkin itu bukan bintang biasa. Bisa jadi itu sesuatu yang tersembunyi.”
“Seperti reruntuhan Eryndthari,” Ark menyimpulkan.
“Dan kalau itu adalah jebakan Kekaisaran?” tanya Rhaegenth, nadanya skeptis.
“Kita tidak punya pilihan lain,” jawab Ark. Ia menatap fragmen di tangan Lyrientha, lalu ke arah layar. “Kalau Corestar punya jawaban, kita harus mengambil risikonya.”
---
Corestar yang Misterius
Zephyr melesat menuju koordinat yang ditunjukkan oleh sinyal. Saat mereka semakin dekat ke Corestar, cahaya bintang di sekitar mulai memudar, digantikan oleh bayangan kelam dari sebuah bintang yang telah lama mati.
Corestar tampak seperti lubang hitam kecil yang membeku di tengah kehampaan. Permukaannya yang retak dan gelap memancarkan sisa-sisa energi biru samar yang hampir tidak terlihat. Di sekelilingnya, puing-puing asteroid dan reruntuhan kapal tua melayang perlahan, menciptakan pemandangan yang sunyi dan menyeramkan.
“Ini seperti… kuburan,” gumam Rhaegenth sambil memperlambat kecepatan Zephyr.
“Bukan kuburan,” koreksi Lyrientha, matanya terpaku pada layar pemindai. “Ini lebih seperti laboratorium yang ditinggalkan.”
Zephyr melayang mendekati permukaan Corestar, mencari titik pendaratan. Mereka akhirnya menemukan celah besar yang tampak seperti pintu masuk ke dalam inti bintang tersebut.
“Kalau ini laboratorium, kenapa ada pintu sebesar itu?” tanya Rhaegenth dengan nada sinis.
“Karena sesuatu yang besar pernah tinggal di sini,” jawab Ark sambil menyiapkan senjatanya.
---
Masuk ke Inti Corestar
Saat mereka melangkah masuk ke dalam celah itu, udara terasa semakin berat, meskipun mereka berada di lingkungan tanpa gravitasi. Lantai di bawah mereka tampak terbuat dari kristal hitam, yang memantulkan bayangan samar dari tubuh mereka.
“Medan energi di sini sangat tidak stabil,” kata Lyrientha sambil terus memeriksa pemindainya. “Aku tidak tahu apa yang menjaga tempat ini tetap utuh, tapi sesuatu… atau seseorang… masih ada di sini.”
Langkah mereka membawa mereka ke sebuah ruangan besar di tengah inti Corestar. Di sana, sebuah bola energi besar melayang di udara, memancarkan cahaya biru yang sama seperti fragmen Takdir Kode.
“Ini dia,” kata Lyrientha, matanya berbinar. “Ini adalah sumber energinya.”
Ark berjalan mendekat, tetapi langkahnya terhenti saat suara berat tiba-tiba menggema di ruangan itu.
“Berhenti…”
Mereka semua membeku. Dari bayangan di sudut ruangan, sosok besar perlahan muncul. Itu adalah makhluk mekanis berbentuk humanoid, dengan tubuh yang tampak terbuat dari kristal hitam yang sama seperti lantai di bawah mereka.
“Siapa kau?” tanya Ark, mengangkat senjatanya.
Makhluk itu tidak menjawab. Mata birunya bersinar, dan suara itu terdengar lagi, kali ini lebih jelas.
“Kalian bukan yang pertama datang ke sini… dan kalian tidak akan menjadi yang terakhir.”
---
Guardian Corestar
Makhluk itu, yang disebut dirinya sebagai Guardian, mengungkapkan bahwa Corestar adalah laboratorium terakhir yang dibuat oleh Eryndthari sebelum kehancuran mereka. Bola energi di tengah ruangan adalah inti energi yang digunakan untuk menciptakan Takdir Kode, tetapi inti ini telah kehilangan stabilitasnya selama ribuan tahun.
“Kalian mencari jawaban,” kata Guardian, suaranya bergema. “Tetapi jawaban itu memiliki harga.”
“Kami tidak punya waktu untuk teka-teki,” kata Ark dengan nada tegas. “Kami butuh inti itu untuk mengaktifkan fragmen kami.”
Guardian menatapnya lama. “Kekuatan ini tidak untuk dimiliki oleh makhluk fana. Tetapi jika kau percaya kau layak memilikinya, buktikan dirimu.”
Tiba-tiba, ruangan itu mulai bergetar. Kristal di dinding dan lantai bersinar terang, menciptakan medan energi yang memisahkan Ark dari Lyrientha dan Rhaegenth.
“Ujian dimulai,” kata Guardian.
---
Ujian Kelayakan
Ark harus melewati serangkaian ujian yang diciptakan oleh Guardian, termasuk ilusi yang menguji rasa takutnya, visinya tentang masa depan tanpa Takdir Kode, dan pilihan moral antara menyelamatkan fragmen atau menyelamatkan timnya.
Sementara itu, di luar Corestar, armada Kekaisaran yang dipimpin oleh Orionthar mulai mendekat, memperburuk situasi. Lyrientha dan Rhaegenth harus mencari cara untuk mempertahankan Zephyr sambil menunggu Ark menyelesaikan ujian di dalam.
Ark berhasil menyelesaikan ujian dengan menunjukkan pengorbanannya untuk tim dan tekadnya untuk menyelamatkan semesta. Guardian mengakui kelayakannya dan mengizinkannya membawa inti energi. Namun, ketika mereka mencoba meninggalkan Corestar, mereka mendapati armada Kekaisaran telah mengepung mereka, siap untuk menyerang.
---
Bab 11 akan berlanjut dengan pertempuran besar melawan Kekaisaran di orbit Corestar, sambil menjelajahi bagaimana inti energi baru ini memengaruhi fragmen Takdir Kode.