Xin Qian berjanji pada kakek nya, bahwa dia hanya akan menjadi tentara selama 5 tahun, sebelum mengambil alih perusahaan seperti yang diinginkan kakeknya.
Hanya kurang dari 5 bulan sebelum dia pensiun, Xin Qian mendapat misi menjaga perbatasan bersama teman teman nya sebagai tugas terakhir. Namun, saat dalam perjalanan menuju perbatasan, Pesawat yang mereka tumpangi mendapat turbolensi.
Untuk menyelamatkan hidupnya, Xin Qian hanya bisa melompat dari pesawat, namun saat dia sadar dia sudah berada di tempat yang berbeda, sebuah hutan kuno?
Agar bisa bertahan hidup, Xin Qian hanya bisa memetik buah-buahan liar, dan hidup didalam gua. sampai suatu hari, dia menyadari bahwa gua ini memiliki jalur lain.
Xin Qian tidak akan pernah menyangka bahwa, jalur inilah yang akhirnya merubah hidupnya, menjadi putri seorang Jenderal, bahkan Putra Mahkota selalu mengincarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seojinni_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5 : MELARIKAN DIRI
"Hei tuan, perutku sakit, ahh sakit sekali...." ucap Xin Qian pada seorang prajurit yang datang, sambil memegang perutnya dan berlutut di tanah seolah-olah dia sedang sangat kesakitan.
Melihat Xin Qian yang kesakitan berlutut di tanah, prajurit itu ketakutan. Yang Mulia putra mahkota telah memerintahkan untuk menjaga orang ini, identitas nya masih belum diketahui, tetapi ini adalah fakta bahwa orang inilah yang membunuh Jenderal Su.
Prajurit segera mengambil kunci dari sakunya, dan membuka kunci penjara, saat dia bergegas masuk untuk melihat keadaan Xin Qian, tiba-tiba saja Xin Qian bangun dari tanah dan memukulnya dengan kepala.
"Arggg.. prajurit itu menjerit kesakitan, namun belum hilang rasa sakit di kepalanya, Xin Qian langsung memukulnya dengan sikutnya, prajurit itu terjatuh ketanah, dan Xin Qian menendang nya dengan kakinya, lalu menjepit nya di tanah.
Prajurit itu pingsan, dan Xin Qian dengan cepat mengambil pisau kecil dari saku prajurit yang pingsan. Dengan sedikit usaha akhirnya tali di tangannya terlepas.
"Hah.. akhirnya!
"Sudah berhari-hari tangan ku terikat." Xin Qian melihat tangannya yang memiliki tanda merah karena ikatan,
Setelah melepaskan diri, Xin Qian berencana untuk melarikan diri dari tempat ini, namun saat dia akan bergerak, dia tiba-tiba berfikir, "Ini tempat yang asing, jika aku akan melarikan diri, bukankah aku butuh uang?"
Xin Qian lalu memandang prajurit yang tergeletak di tanah, tiba-tiba seringai jahat muncul di bibirnya, "Yah, anggap saja ini kesialan mu." lalu dia menggeledah pakaian prajurit itu, dan menemukan koin yang sepertinya mata uang di tempat ini.
Dia juga membawa pisau kecil yang dia gunakan untuk memotong tali tadi, hanya untuk berjaga-jaga.
"Dimana orang ini meletakan barang-barang ku." Xin Qian mencari di seluruh ruangan, namun tidak menemukan dimana barang-barangnya di sembunyikan.
"Sial, dimana mereka menyimpan nya! Tidak banyak waktu tersisa, sebentar lagi akan ada pergantian penjaga." setelah mengamati beberapa waktu, dia memperhatikan bahwa akan ada pergantian penjaga setelah waktu makan malam. Karena prajurit yang pingsan ini baru saja membawakan nya makan malam, berarti tidak lama lagi akan ada penjaga lain yang datang.
"Lupakan, sekarang yang terpenting adalah melarikan diri." ucap Xin Qian.
Dia membuka pintu tanpa suara, berjalan menyusuri jalan yang diterangi obor, tiba-tiba muncul seorang tentara lain, dengan refleks dia langsung memukul prajurit itu, prajurit itu dalam posisi tidak siap sehingga wajahnya terpukul, dan menyerang Xin Qian.
Xin Qian menghindari pukulannya, lalu mundur satu langkah, membalikan tubuhnya, dan.. bang... Dia menendang prajurit itu, prajurit itu terjatuh ke tanah, dan Xin Qian menendang wajahnya, membuat nya pingsan.
Melihat nya pingsan, Xin Qian lalu melakukan hal yang sama terhadap prajurit sebelumnya, dia meraba-raba pakaian prajurit itu dan menemukan kantung uang, dalam hati dia berfikir, "Ini bukan mencuri, ini hanya untuk menyambung hidup, ya benar untuk menyambung hidup."
Dia juga membawa pedang Yang ada di pinggang prajurit itu, karena dia tidak bisa menemukan barang-barang nya, jadi dia membutuhkan pedang sebagai alat pertahanan diri.
"Tidak sia sia aku belajar Kendo dari kakek, setidaknya aku bisa mengayunkan pedang meski itu pedang kayu. Dan pedang ini juga tidak buruk, hampir sama dengan pedang kayu yang biasa aku gunakan, hanya saja ini lebih berat." Xin Qian menimbang-nimbang pedang di tangannya, lalu berdiri dan melanjutkan perjalanannya.
******
"Ibu, apakah ibu sudah menemukan kain yang cantik?" Wang Yuwen bertanya pada ibunya. Dia telah berjanji akan membawa ibunya pergi ke pusat kota untuk jalan-jalan, dan membeli beberapa kain cantik sebagai kado ultah Xinxin.
Melihat ke arah putranya, Yan Yihua menggelengkan kepalanya. Dia telah memasuki beberapa toko, tetapi tidak ada hal yang menarik perhatiannya.
"Kalau begitu, kita bisa mencari perlahan. Kita masih akan tinggal disini selama beberapa hari, jadi ibu tidak perlu khawatir." ucap Wang Yuwen sambil tersenyum.
"Manisan Haw.. manisan Haw.. rasanya sangat manis, sangat enak untuk dimakan. Para wanita cantik akan makin cantik jika memakannya. Ayo semuanya dibeli.. dibeli.." suara pedangang mengalihkan perhatian Wang Yuwen, saat dia tersadar, ibunya sudah tidak berada didekatnya.
Untuk pergi bersama ibunya, Wang Yuwen sengaja tidak membawa penjaga atau pelayan, hanya beberapa penjaga bayangan yang menjaga dari jarak jauh. Karena ibunya cukup sensitif terhadap penjagaan, sehingga dia sendiri yang akan menjaganya. Namun, hanya dalam beberapa detik pandanganya teralihkan oleh manisan Haw, ibunya sudah menghilang.
"Xiao Xi..." teriak Wang Yuwen.
Dia memerintahkan Xiao Xi untuk segera mencari ibunya, setelah mendapat perintah, Xiao Xi langsung menghilang dari pandangan.
*****
"Apa katamu? orang itu melarikan diri?" Jenderal Ji berteriak dengan tidak percaya. "Bagaimana bisa, bukankah ada penjaga yang menjaga nya sepanjang waktu?."
"Lapor Jenderal, prajurit yang menjaganya di temukan dalam keadaaan tidak sadar. Sepertinya dia menipunya, dan melarikan diri." jawab prajurit itu.
Sambil memegang dahinya, Jenderal Ji menghela nafas. "Yang Mulia putra mahkota sudah memerintahkan, untuk membawa orang itu kembali ke Ibu Kota kekaisaran."
"Jenderal, bukankah orang itu yang membunuh Jenderal Su. Dan karenanya lah perang ini segera berakhir, mengingat kondisi putra mahkota, jadi ini juga hal baik untuk kita." ucap wakil Jenderal Ling Jiwei.
"Apa yang kau tahu! ini bukan hanya karena dia membunuh Jenderal Su, tapi apa yang dia gunakan untuk membunuh. Apa kau sudah melihat senjata apa yang dia gunakan? benda ini sangat aneh." bentak Jenderal Ji.
Jenderal Ji merasa sakit kepala, perang ini awalnya di pimpin oleh dirinya, namun tiba-tiba Putra Mahkota juga dikirim ke garis depan untuk membantunya. Hah, siapa Putra Mahkota itu, dia adalah Putra Surga! mengapa harus mengirimnya langsung ke garis depan.
Pada awalnya dia tidak yakin, namun, saat putra mahkota terluka di Medan perang, dia mulai yakin akan situasinya. Bahwa, Putra Mahkota memang sengaja dikirim ke garis depan untuk mati. Tapi, siapa yang begitu bernyali untuk membuat nya mati. Dia masih tidak berani untuk memikirkannya.
Yang terpenting sekarang adalah, dia harus menemukan orang aneh itu. Dia baru saja melarikan diri, yang artinya bahwa kemungkinan dia masih berada di kota ini.