Arvin Evano dia adalah seorang Dokter Psikiater bisa dikatakan Dokter Gangguan Mental/Jiwa dia sangat terkenal tidak pernah tertarik dengan siapapun.
Namun hal berbeda terjadi pada dirinya, saat diminta untuk menyembuhkan satu pasien Gadis yang sudah lama berada dirumah sakit jiwa tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saat Di Paris
Setelah dua hari kepergian Arvin ke Paris, Priscilla selalu menghubungi dirinya lewat ponselnya Dicky.
Dia selalu bertanya kapan Arvin akan pulang? Apakah semua urusannya sudah selesai?
Arvin hanya terkekeh mendengar setiap saat dia menghubungi Arvin hanya menanyakan itu saja, dimana Dicky mengadu bahwa dia sedang frustasi disaat Priscilla merengek ingin menyuruh Arvin pulang.
Kata Dicky rasanya dia sedang momong anak kecil yang ditinggal ibunya kepasar iya seperti Priscilla, jika tidak dituruti maka dia akan menangis dan tidak ingin melakukan pengobatan atau terapi.
******
Arvin yang masih sibuk dengan laptopnya untuk mengurus semau perpindahan dirinya agar tetap bersama Priscilla.
Namun ada beberapa berkas yang sedikit belum dia urus, rasanya kepalanya sudah terlalu berdenyut memikirkan semuanya.
" Hay bro" sapa Jerry
Arvin mendongak melihat kearah temannya itu lalu dia tersenyum.
" Hay, apa kabar lo?" tanya Arvin
" Gue baik saja, gue gak tau lo tiba disini"
Arvin hanya tersenyum.
" Sudah dua hari gue disini, untuk mengambil obat serta mengurus kepindahan gue"
" Obat?" ulang Jerry
" Iya obat untuk Priscilla, itu adalah racikan dari Profesor Rendra"
Jerry mengangkat satu alisnya dia masih merasa bingung.
" Maksud lo pasien yang sekarang menjadi kekasih lo?"
Arvin menganggukkan kepalanya.
" Iya obat itu untuk kekasih gue, tentu saja pasien yang gue rawat"
Jerry menganggut-anggutkan kepalanya seraya dia paham apa yang dikatakan Arvin.
" Gue gak nyangka lo Arvin, yang gue tau lo gak pernah tertarik kepada Gadis eh tau-tau nya lo sudah punya kekasih saja"
Arvin hanya tersenyum lalu masih mengotak-atik laptopnya.
" Gue penasaran secantik apa sih dia sehingga membuat lo terpikat?"
" Lo penasaran ingin melihat dia?"
" Iya gue sangat penasaran ingin melihat dia"
Tiba-tiba ponselnya Arvin berdering kembali hal itu membuat Arvin tersenyum.
" Nah pas jika lo ingin melihat dia" kata Arvin langsung menjawab panggilan tersebut
Iya Priscilla sedang melakukan video call kepada Arvin menggunakan ponselnya Dicky, dia baru saja selesai melakukan pengobatan dan terapinya jadi iya begitu dia selalu mengatakan kepada Arvin.
" Kapan kembali?"
Mata Jerry terbelalak saat melihat dan mendengar suaranya Priscilla, betapa cantiknya dan suaranya benar-benar merdu sekali.
" Sebentar ya, aku masih banyak yang harus diurus beberapa berkas masih ada yang kurang jadi aku harus mengurusnya kembali, jika sudah selesai aku akan cepat kembali"
" Kamu tidak berbohong kan?"
" Tidak sayang, lalu bagaimana hari ini dengan pengobatan dan terapi kamu?"
" Arvin, Dokter Dicky benar-benar jahat masa iya aku dibuatnya-"
Terpotong karena Dicky menutup mulutnya Priscilla, hal itu membuat Arvin mengangkat satu alisnya.
" Ada apa sayang?"
" Oh tidak apa-apa, Priscilla aman sama gue benaran aman dia bro"
Arvin semakin menjadi curiga kepada Dicky, sepertinya ada sesuatu yang ditutupi oleh Dicky.
" Apa dia memang semanja itu kepada lo?" tanya Jerry
" Iya dia sangat manja sekali"
Jerry mendekat lalu membisikkan sesuatu kepada Arvin.
" Ternyata dia benar-benar cantik" bisik Jerry kepada Arvin
Arvin hanya tersenyum saat mendengar ucapannya Jerry. Kini mereka kembali keponselnya Arvin dimana Dicky yang masih menahan Priscilla untuk berbicara.
" Dicky, apa yang sedang lo lakukan kepada Priscilla?"
Belum sempat Dicky menjawab, kini Priscilla menginjak kakinya Dicky dengan sangat keras sekali sehingga membuat Dicky merasakan kesakitan dikakinya dan melepaskan Priscilla
" Dicky, membuatku jatuh ditaman saat melakukan pengobatan lalu aku mendapatkan luka disiku ku"
Adu Priscilla sambil menunjukkan luka dibagian siku nya, hal itu membuat Arvin menggelengkan kepalanya.
" Dicky, lo akan menerima hukumannya saat gue kembali tunggu saja lo"
" Eh sumpah, gue gak sengaja melepaskan gandengannya tiba-tiba saja ada Dokter mengejar pasiennya dan menyenggol Priscilla sehingga dia jatuh"
" Tunggu saja hukuman dari gue"
Dicky hanya pasrah saja, dia menghelankan nafasnya dalam-dalam hukuman apa yang akan diberikan Arvin setelah dia pulang dari Paris.
" Baiklah sayang, aku harus mengurus beberapa berkasku dulu nanti kita sambung lagi jangan lupa makan sama minum obatnya ya lalu istirahat yang banyak"
Saat Priscilla sakit dia membayar dokter Valencia agar sakit Priscilla tambah parah dan segera lenyap dari muka bumi.
.
Apa yang kau tanam akan kau tuai seperti yang kau tanam....😟😟