Di Benua Tian Yuan, semua orang berlatih Dao Sihir hingga ke puncak, menjadi dewa abadi sejati. Itu telah di lakukan dari generasi ke generasi, tradisi yang orang semua percaya bahwa Dao Sihir adalah satu-satunya jalan menuju puncak keabadian.
Namun Jian Xin, pemuda sampah yang di anggap sebagai pemborosan oleh semua orang tiba-tiba muncul dengan Jalan Dao yang berbeda. Jalan Dao yang menantang langit, jalan Dao yang telah di tinggalkan semua orang. Yaitu Dao Pedang .....
Dengan hati Dao Pedang yang kuat, dia menempuh jalan yang lebih sulit dan menyakitkan dari orang lain. Semua untuk membuktikan bahwa Dao yang dia miliki bisa membawannya ke puncak!
Dalam perjalanan yang menyakitkan itu, dia tiba-tiba menemukan rahasia besar yang telah lama menghilang. Rahasia yang di tinggalkan oleh Dewa Dao pertama!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soccer@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 : Dewa Xuan!
Pagi itu, langit cerah dengan matahari yang bersinar terang. Di puncak gunung belakang Klan Jiang, seorang pemuda tampak berdiri tegak. Dua tongkat kayu kokoh menopang beban berat di punggungnya. Di kedua ujung tongkat, dua tong kayu berisi air tergantung stabil, tak sedikit pun tergojak. Pemuda itu adalah Jiang Xin, yang wajahnya memancarkan tekad kuat.
Peluh keringat membasahi wajah Jiang Xin, mengalir deras sepanjang pipi dan dagunya. Urat-urat di lehernya dan kedua lengan tampak menonjol, menunjukkan ketegangan otot saat dia melangkahkan kaki dengan susah payah, mengangkat beban berat tong kayu berisi air. Setiap langkahnya terlihat berat dan penuh perjuangan.
Di puncak gunung, Shen Jian berdiri tenang dengan postur tegak, kedua kakinya tampak melayang di udara, tidak menyentuh tanah. Matanya tajam memandang ke depan, sementara kedua tangannya terlipat di belakang punggung, mencerminkan kekuatan dan kesempurnaan ilmu bela dirinya. Aura tenang dan bijaksana memancar dari dirinya.
Setelah perjuangan panjang, Jiang Xin akhirnya mencapai puncak gunung dengan napas terengah-engah dan tubuh bergetar kelelahan.
Jiang Xin menghela napas lega, meletakkan kedua tong kayu berisi air di tanah, lalu terjatuh ke rumput hijau, lemas dan kehabisan tenaga.
Melihat Jiang Xin terbaring lelah, Shen Jian mengangguk puas. "Bagus, kamu berhasil menyelesaikan seratus putaran tanpa menumpahkan setetes pun air! Ini merupakan pencapaian luar biasa!"
Jiang Xin terbaring di atas rumput hijau, napasnya terengah-engah. "Huh... huh... huh..." Dia menghirup udara dalam-dalam, dadanya naik-turun secara ritmik, mencoba mengembalikan energi yang habis.
Hari pertama latihan Jiang Xin sangatlah sulit. Dia belum bisa menyelesaikan sepuluh putaran sebelum pingsan. Keseimbangannya terganggu di tengah jalan, membuat tong kayu berguncang dan air tumpah ke tanah. Dia harus mengulang dari awal, dan hal ini terjadi berulang kali. Kegagalan terus-menerus membuatnya frustrasi, namun tekadnya untuk terus berlatih tetap tak tergoyahkan.
Ketika hari kedua tiba, Jiang Xin bertekad untuk tetap fokus dan tidak membiarkan kesalahan menghampiri. Dengan sisa tenaga yang terakhir, dia berhasil menyelesaikan seratus putaran tanpa kesalahan, mencapai pencapaian yang membanggakan.
Shen Jian berbicara dengan nada bijak, "Latihan membawa dua tong kayu berisi air dan melakukan seratus putaran mendaki gunung tidak hanya memperkuat tubuhmu, tapi juga melatih fokus dan keseimbangan. Berat tong kayu dan keseimbangan air membutuhkan konsentrasi penuh. Kelengahan sedikit saja berakibat fatal, sama seperti dalam pertarungan nyata. Meski kamu mendominasi, kesalahan kecil bisa berakhir dengan kekalahan."
Jiang Xin bangkit dan mengangguk hormat. "Murid mengerti, Guru!" ucapnya dengan penuh kesadaran dan rasa hormat.
Sudut bibir Shen Jian mengulas senyum puas. "Seorang praktisi Dao Pedang harus senantiasa menjaga fokus dan konsentrasi," ucapnya tenang. "Cara mereka bertarung sangat unik dan berbeda dari praktisi Dao lainnya."
Jiang Xin mengangkat alisnya, penasaran. "Apa yang membedakannya, Guru?" tanyanya dengan rasa ingin tahu.
Shen Jian menjelaskan, "Dao Sihir mengandalkan teknik Pusaran Dao untuk serangan jarak jauh, sedangkan Praktisi Dao Pedang menggunakan Pusaran Dao untuk pertarungan jarak dekat yang intens dan mematikan. Perbedaan ini menciptakan dua gaya bertarung yang sangat berbeda dan unik."
Jiang Xin mengerutkan kening, bingung. "Guru, apakah ini tidak berarti Praktisi Dao Sihir lebih unggul? Mereka bisa menyerang dari jarak jauh, sementara Praktisi Dao Pedang harus mendekati musuh, yang berisiko lebih tinggi?"
Shen Jian tersenyum misterius. "Kamu meremehkan Praktisi Dao Pedang, padahal mereka memiliki keunggulan tersendiri. Dao Sihir memang mudah dipelajari, tapi bukanlah yang terkuat. Praktisi Dao Cahaya, misalnya, memiliki kecepatan dan mobilisasi yang luar biasa. Mereka bisa bertarung di berbagai jarak dan memiliki Qi Dao yang lebih kuat karena berasal dari energi matahari dan bulan."
Jiang Xin terkejut, lalu bertanya dengan rasa ingin tahu. "Guru, Dao Cahaya memang luar biasa. Tapi, bagaimana dengan Dao Pedang? Apa keunggulannya?"
Shen Jian menjelaskan, "Dao Pedang mengandalkan serangan jarak dekat untuk bertarung melawan musuh, dengan fokus pada kekuatan, kecepatan dan ketepatan yang luar biasa."
Jiang Xin menggeleng. "Maksudku, Guru, apa keunggulan khusus Dao Pedang dibandingkan dengan Dao lainnya?"
Shen Jian tertawa terbahak-bahak. "Kamu masih mempertanyakan kelebihan Dao Pedang? Ini sangat menarik!" Ucapan itu membuat Jiang Xin merasa penasaran dan sedikit kesal.
Shen Jian berhenti tertawa dan berubah serius. "Dao Pedang adalah Jalan Dao terkuat. Praktisi Dao Pedang memiliki tubuh fisik setangguh pedang, tahan terhadap serangan fatal. Qi Dao mereka, yang berasal dari roh-roh pedang, jauh lebih kuat daripada praktisi Dao lain. Ini memungkinkan mereka bertarung melawan lawan dengan tingkat kultivasi lebih tinggi.
Selain itu, konsumsi Qi Dao mereka sangat efisien, memungkinkan pertarungan jangka panjang. Mereka memiliki keunggulan besar dalam hal daya tahan dan kekuatan tempur."
Jiang Xin tergagah, matanya terbuka lebar dengan rasa takjub. Dia menghirup napas dalam-dalam, tubuhnya bergetar karena terkejut. "Ini tidak masuk akal!" ucapnya dengan suara bergetar. "Jalan Dao Pedang benar-benar luar biasa, bahkan menantang langit!"
"Benar-benar luar biasa!" ujar Jiang Xin, napasnya terengah-engah penuh kekaguman.
Shen Jian berseru dengan mata berbinar, "Ya, saat Jalan Dao Pedang muncul seratus ribu tahun lalu, seluruh dunia terkejut! Semua orang tergila-gila, berlatih Dao Pedang dengan semangat tak terhenti, bagai kesetanan!"
Jiang Xin memandang Shen Jian dengan mata lebar penasaran. "Benarkah? Lalu, mengapa sekarang ini tidak ada lagi orang yang melatih Jalan Dao Pedang?" tanyanya dengan nada ingin tahu yang kuat.
Shen Jian menghela napas berat, ekspresi sedihnya mendalam. "Kenyataannya, pelatihan Dao Pedang membawa konsekuensi mengerikan. Kebanyakan praktisi mengalami kehancuran tubuh saat upacara kebangkitan Tubuh Pedang. Bahkan yang berhasil, umurnya singkat. Jalan Dao Pedang dianggap terlalu berisiko dan sulit, sehingga setelah kematian Jian De Zhufu, Jalan ini ditinggalkan."
Jiang Xin mengerutkan kening, matanya bersinar dengan rasa penasaran. "Guru, siapa sebenarnya pencipta Jalan Dao Pedang yang legendaris ini?" tanyanya dengan suara penuh keingintahuan.
Shen Jian menatap langit, ekspresinya penuh kerinduan. "Seratus ribu tahun lalu, Benua Tian Yuan masih sangat terbatas dalam metode kultivasi. Dao Sihir, Dao Cahaya, dan Dao Pedang belum dikenal. Semua berubah saat seorang pendatang dari dunia lain muncul. Dia membawa keajaiban dan revolusi dalam kultivasi. Metode ciptaannya, Jalan Dao Pedang, menjadi simbol kekuatan dan kebijaksanaan. Pendatang itu meninggalkan warisan abadi yang mengubah wajah Benua Tian Yuan."
Shen Jian menghormat dengan mata terpaut, "Dia adalah Dewa Xuan, Pendekar Pedang Legendaris yang tak tertandingi. Namanya menjadi simbol kekuatan, kebijaksanaan, dan keabadian dalam sejarah Benua Tian Yuan."
Jiang Xin menatap langit dengan mata penuh kekaguman, "Dewa Xuan... Pendekar Pedang Legendaris... Namanya saja sudah membangkitkan kekaguman dan rasa hormat!"
driMu tmpa shen Jian bukanlah apa2
terkadang bka kita terlalu baik dalam kehidupan sehari-hari
kita harus jadi raja tega
dn dirimu harus faham
skitny d hina, caci-maki orang lain saat driMu BKN apa2
boommmmmmmmmmmmmmmmmm
habisi zu jian
yg di undang Jian Xing kenapa yg grogi malah authornya /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
boommmmmmmmmmmmmmmmmm
dhuaarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
hajaaaarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrr
habisiiiinnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
semuaaanyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa