Karena suami dan anaknya ditembak mati oleh pemburu, Anjani. Seekor serigala betina melakukan transformasi jiwa terhadap keluarga si pemburu suami dan anaknya.
Dia ingin merampas jiwa sekaligus nyawa si pelaku, akan tetapi rencananya mengalami kendala. Sebab dia salah masuk ke dalam raga seseorang yang tidak pernah dihargai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon L-viie Ann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ANINDITA ANGKAT KAKI
Antonio pun kaget, bukankah Anindita meyakinkan jika dia benar anak kandung Lindu. Dan semua yang terjadi itu fitnah belaka.
Tuan Lesmana diam, untuk menjelaskan dia butuh kekuatan. Sementara Dara yang sudah tahu isi pikiran Tuan Lesmana, memilih diam. Dia enggan membuat masalah.
" Aku terlanjur menyayangi mu Anin, Sudah ku siapkan warisan untuk mu. Tapi aku harus menerima kenyataan, Jika kamu bukan cucuku."
Anindita terbelalak, ia bangkit dari duduknya meskipun tungkai kakinya gemetar.
" Apa yang Kakek katakan ?? Jangan bercanda Kek, Mama bilang semua yang dikatakan oleh Dara itu fitnah. Kakek jangan terlalu mempercayai nya." Bagi Anindita tetap lah Dara dalang di balik semua ini.
Tuan Lesmana manggut-manggut, Sementara Rudi, Ratu beserta Putra hanya diam sebagai penonton.
Melihat ke sekeliling tak ada seorang pun yang membela Anindita, Gadis itu menjadi geram. Ia meraih gelas yang berisi air kemudian mencipratkan ke wajah Dara. Sontak Dara kaget.
" Anin!!!" Teriak Dito.
" Apa?!! Kau ingin membela perempuan pengadu domba ini? Hah!!! Dulu kau sangat membencinya kan Dit? Kenapa sekarang kau berbanding terbalik ? Kau sudah kena guna-guna, iya Kan?"
" Tutup mulut mu!!! Kau belum sadar juga bahwa memang benar kau bukan keturunan Lesmana !! Masih untung Kakek memberikan warisan padamu " Balas Dito tak mau kalah.
" Bohong !!! Aku tidak percaya itu!! Aku lebih percaya dengan apa yang Mama ku katakan, Aku anak Papa, Cucu Kakek.. Kau saja yang iri karena Kakek nyata lebih menyayangi ku dibandingkan cucu nya yang lain!!" Anindita tetap kekeh dengan pendiriannya.
" Baiklah !! Kalau begitu kita tes DNA !!" Tegas Dito.
Anindita tercekat, Ada rasa ragu untuk melakukan tantangan itu. Bagaimana jika itu benar ? Tidak !!
" Baik!! Ayo kita tes DNA sekarang." Anindita berupaya untuk tetap tegar, dia yakin dan percaya Ibunya tak mungkin membohongi nya.
" Sudah ! Cukup !!" Tuan Lesmana menyela,
" Aku sudah melakukan tes DNA itu, jauh sebelum hari pernikahan kalian."
Anindita melongo, sedangkan Antonio celingukan. Dia seperti orang bodoh di tempat itu. Jika benar Anindita bukan putri dari keluarga Lesmana, Apa gunanya dia menikahi Anindita?
" Apa?? Jadi Kakek tega melakukan itu kepada ku?"
" Aku orang yang paling sangat terpukul Anin, Tapi aku berusaha untuk kuat dan memberikan pesta pernikahan yang spektakuler sebagai hadiah terakhir dari ku untuk mu. Aku harap kau bahagia setelah hari ini."
" Tidak !!!" Anindita tetap membantah,
"Aku akan tetap disini, Aku akan tetap menjadi bagian dari keluarga Lesmana !!" Dengan tegas Anindita memutuskan sembari menunjuk meja.
" Dasar tidak tahu malu." Tiba-tiba Donita menyahut pelan. Wajah Anindita langsung berpaling kepadanya.
" Tante !!! Jangan ikut campur, Tante bukan bagian dari keluarga ini. Tante hanya seorang janda yang berlindung di ketiak anaknya." Anindita tidak mau direndahkan oleh siapapun, maka dari itu dia tidak gentar sedikitpun untuk membalas hinaan orang.
" Kurang ajar !" Donita beranjak sambil menggebrak meja.
" DIAM!!!!!"
Tuan Lesmana berteriak lantang, membungkam semua orang yang berada disana.
" Anin!! Duduk ! Donita, kau juga!!" Suara maraton Tuan Lesmana tidak terbantahkan. Semuanya duduk kembali meskipun terpaksa.
" Ayo kita nikmati sarapan pagi ini, Karena kita tidak tahu apakah besok kita masih akan bersama seperti ini." Lanjut Tuan Lesmana.
" Papa... " Rudi menyahut, Ia mungkin akan memilih diam jika hanya urusan lain. Namun jika menyangkut keadaan Ayahnya, Dia akan mengambil langkah sendiri.
" Tolong jangan bicara seperti itu."
Donita mencebikkan bibir nya, Dia merasa Rudi sangat munafik.
Tuan Lesmana tersenyum getir, Ia manggut-manggut tanda mengerti. Sebagai seorang Ayah, Tuan Lesmana sangat kenal karakter Rudi. Sedari kecil si bungsu memang selalu mengalah, Namun Dani Artha akan selalu mengayomi Rudi. Oleh sebab itu, Tuan Lesmana lebih mempercayai perusahaan kepada Almarhum Ayah Dito dibandingkan Lindu.
Di saat semua orang tengah sibuk menyantap makanan, Dara agak sedikit berbeda. Dia cenderung diam tidak membuat kegaduhan. Cara makannya pun santai dan teratur.
" Kau baik-baik saja ?" Bisik Dito, Dara mengangguk dia bersuara dalam hati supaya hanya Dito yang mendengar nya.
" Aku takut hijabku lepas dan mereka melihat bekas gigitan mu,"
Dito tersenyum menahan tawa, Ia sengaja menutupi mulut nya. Tapi Tuan Lesmana cukup jeli, ia melirik Dito.
" Ayo! Kita berkumpul di ruang keluarga." Ucap Tuan Lesmana setelah semua selesai sarapan.
Tidak ada bantahan, Semua mengikuti instruksi Tuan Lesmana.
Tak lama setelah semua duduk mengitari meja ruang keluarga, Beberapa pelayan datang. Yang mengejutkan, mereka sama menyeret beberapa koper.
Anindita tercengang, itu adalah koper miliknya. Dia langsung bangkit.
" Mau dibawa kemana koper ku?! Lancang sekali kalian ?!!!"
Anindita bergerak cepat merampas koper nya dari para pelayan. Pelayan-pelayan itu tidak memiliki nyali untuk melawan.
" Anin, Kau tidak harus tinggal disini lagi... Kakek sudah siapkan sebuah rumah yang dapat kau tempati dengan suami mu."
" Tidak !!! Ini juga rumah ku Kek, Di Permatasari juga rumah ku. Aku dan suamiku akan tinggal di rumah itu !" Tegas Anindita.
Tuan Lesmana menghela nafas berat.
" Kalau kau tetap bersikeras ? Terpaksa Kakek akan menyeret mu keluar dari rumah ini!!" Tuan Lesmana jengkel juga terhadap Anindita.
Donita diam-diam tersenyum penuh kemenangan, tak sabar untuk menyaksikan Anindita diusir dari rumah ini.
" Kek, kenapa Kakek bisa sekejam ini?" Suara Anindita bergetar, Dia sungguh terluka dengan keputusan sang Kakek.
" Tidak perlu menangis, cepatlah pergi. Temui Ibumu, Seharusnya dia yang pantas mempertanggungjawabkan semua ini."
Anindita menunduk dalam, Ia merasa sendirian . Jika Lindu dan Yunita ada, pasti mereka akan mencegah semua ini terjadi.
" Aji!!! Tolong suruh supir mengantar Anindita dan suami nya pulang lalu pergilah ke rumah sakit !" Tuan Lesmana memberikan titah. Yang langsung diiyakan oleh Pak Aji.
Anindita tidak lagi ngeyel, justru dia langsung meminta supir untuk mengantar ke rumah sakit saja.
Di Rumah Sakit, Lindu masih dalam kondisi kritis. Pria itu tidak sadarkan diri dan mungkin sudah coma. Tapi Yunita tidak pernah meninggalkannya.
Wanita paruh baya itu terus menunggu dan menunggu. Berharap keajaiban terjadi. Ditengah dia menunggu, Yunita dikejutkan oleh kehadiran Anindita beserta suami nya.
" Loh sayang, Kok kamu kesini ?"
Bukan menjawab, Anindita justru berhambur memeluk Ibunya, dia menangis sejadi-jadinya. Sedangkan Antonio sudah jengah. Ada rasa sesal telah menikah dengan Anindita. Karena dia tertipu oleh Anindita sendiri.
" Kakek sudah mengusir Anin Ma hiks hiks hiks hiks ..."
Yunita terperangah...
" Kok bisa ?"
" Dia lebih percaya kepada fitnah Dara Ma,,,, "
Yunita terdiam, ia memeluk Anindita lebih erat lagi. Wajahnya mengeras, gerahamnya mengetat.
" Ah sudahlah... Aku muak sekali.. "
Yunita dan Anindita terkesiap mendengar keluhan Antonio.
" Aku pergi dulu, Anin... Jangan pernah sekalipun kau datang menemui ku!" Lanjut Antonio mengeluarkan ancaman.
" Apa maksud mu?"
km baik sintia semoga mndptkan laki² yg baik juga
Semoga Dito tak gegabah utk mempercayai semua foto yg di kirimkan wanita duplikat itu. selidikilah dulu .. jngn main usir Dara