Khusus Area Anuu dan banyak anuu
# Jangan cari sesuatu yang faedah, ga bakal nemu😂😂😂
Arka dan Naura adalah saudara angkat yang selalu bersama, keduanya menjalin percintaan setelah bertemu kembali.
Hingga keduanya dipersatukan dalam ikatan pernikahan.
Namun keinginan mempunyai keturunan begitu syulit.
Apalagi pernikahannya tidak diketahui oleh orang tua Arka.
Bagaimana mereka berdua mendapatkan kebahagiaan dengan mempunyai keturunan.
Nahhhhh
Ikutin aja
Walau ga ada faedahnya
Banyak mengandung anuuu
harap bijak dalam membaca😂😂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Kantor
Dilarang baca, hanya khusus orang dewasa
Dewi akhirnya pun menerima Arkan menjadi pacarnya, bukan karena wajahnya mirip dengan Arka, namun kejujuran dari Arkan ini patut ia perhitungkan, sebab Dewi ingin membuktikan jika Arkan tidak jauh beda dengan Arka.
Arka dahulu adalah orang yang gigih, meski bukan dari kalangan orang berada, karena setahu Dewi, Arka hidup sederhana bersama kakek dan neneknya.
Dewi mendapat cerita dari Dewo kakaknya, sehingga pernah jatuh hati kepada Arka.
Namun setelah mengetahui jika Arka sudah menikah, Dewi merasa kecewa karena belum bisa mengungkapkan kata cinta kepada Arka.
Menurut Dewi tidaklah mungkin seorang gadis menyatakan cinta lebih dahulu kepada seorang pria pujaannya, Dewi pun takut jika cintanya ditolak.
Saat hatinya lagi galau, Arkan datang dan membuat cinta Dewi bersemi kembali, apalagi yang menembak adalah saudara kembar Arka dan tak lain adalah Arkan.
Keduanya pun pulang kerumah Dewo, karena hari sudah mulai petang, Dewo yang menunggu bersama ibunya sempat khawatir, namun melihat Dewi diantar oleh Arkan, Dewo merasa lega.
Ada kecurigaan dari Dewo tentang Arkan, namun melihat senyuman Dewi ceria, membuat Dewo semakin penasaran.
Arkan pun menemui Dewo dan ibunya, kemudian diminta untuk masuk kedalam rumah.
Dewo memicingkan matanya, sebab Arkan terlihat begitu serius ketika berkata-kata.
"Maaf begini Bu." Ucap Arkan tertahan, karena bibirnya bergetar karena ingin mengucap sesuatu.
"Bagaimana Nak?"
"Saya menyukai bahkan mencintai anak ibu, yang bernama Dewi Anggraeni, dan tujuan saya adalah meminta ijin untuk bisa bersama sebelum tunangan dan sebelum menikah, sebab saya ini Dewi mengenal saya lebih jauh."
Arkan dengan gentle meminta ijin kepada orang tua Dewi serta Dewo sebagai kakaknya karena ayah Dewo sudah tidak ada semenjak Dewi masih kecil.
Ibu Sakinah wali dari Dewi dan Dewo pun mengangguk-angguk memahami ucapan Arkan.
"Lalu bagaimana Dewi nak?, dia masih sekolah lho, untuk sementara biarlah Dewi bersekolah lebih dahulu." Sahut Ibu Sakinah, memahami arti perkataan Arkan.
"Saya rasa tidak akan menggangu, yang penting Dewi tetap semangat, dan saya akan berusaha membantu." Sahut Arkan.
"Bagaimana Wiii?"
Dewo yang ditanya pun kebingungan, terlebih Arkan justru langsung bilang kepada ibu dan kakaknya saat ini.
Pacaran yang baru saja dimulai, namun Arkan sudah berfikir jauh ke jenjang berikutnya.
"Bagaimana Aak?"
"Lho kok tanya kakak, yang jalani kan elu, yang penting tetap belajar sampai jadi orang, jangan kaya Aak yang hanya lulus SMA!" Sahut Dewo menyemangati adiknya.
Akhirnya Dewi mengangguk, tetap menjalani masa pacaran bersama Arkan, namun tetap fokus pada belajarnya nanti.
"Elu harus jaga adik gue Ar, awas kalau macam-macam!"
Dewo tetap mendukung, bukan karena Arkan anak orang kaya dan saudara kembar sahabatnya, namun kejujuran saat ini adalah yang paling ditunggu, semenjak melihat adiknya tampak lebih ceria.
Ia tahu, jika Dewi dulu menyukai sahabatnya, namun apa daya kisah kedua anak manusia itu tidak kunjung bertemu, hingga kini saudara kembarnya datang untuk mengobati rasa yang pernah ada di hati Dewi.
Setelah bercengkerama banyak hal, akhirnya Arkan pun pamit undur diri, karena sudah ada janji kepada orang dirumah.
***
Sementara itu Arka dan Naura masih berada di kantor, karena ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan.
"Dah selesai belum Yang?" Ucap Arka ketika masuk kedalam ruangan Naura.
Naura yang sudah menutup laptop dan berkemas pun menoleh, mendapati Arka sudah menghampiri dirinya.
"Sudah, pulang yuk!"
"Ga ada yang ketinggal kan?" Sahut Arka.
"Ga ada, kita cari makan sekalian!"
Naura kemudian mengambil tas kerjanya dan menggandeng Arka.
"Yang lain sudah pulang?" Tanya Naura, namun berhenti melangkah, karena Arka menahannya.
"Sudah!, sepertinya tinggal kita berdua!" Sahut Arka kemudian mengedipkan sebelah matanya.
"Mau ngapain?, ini kantor lho Ka!"
"Sesekali sayang, yuk!" Kembali Arka mengedipkan matanya, kemudian menuju ke arah pintu dan menguncinya.
"Hais!, kamu mah ada aja!, kan masih pakai pakaian kerja!" Sahut Naura sambil menatap Arka yang tampak tersenyum kemudian cekikikan.
"Lepas semua lah!" Sahut Arka yang justru segera melepas baju serta celananya sendiri.
"Gila!"
"Sttt, ayuk!"
"Lepasin." Sahut Naura manja, kemudian Arka menuruti kemauan Naura, untuk melepas pakaian Naura.
Arka sengaja memperlambat membuka pakaian Naura, karena ingin sensasi tersendiri.
Bahkan Arka membukanya dari belakang, tangannya sengaja memainkan bagian dadaa Naura yang sudah membusung.
Ciuman di tengkuk leher Naura, membuat Naura memejamkan mata, bahkan tangan Naura sudang memegang kendali Adik kecil Arka.
Tangan Naura membelai serta memijitnya perlahan, agar Arka semakin bergairahh.
Arka membalikkan badan Naura sehingga saling berhadapan, dan kini bibir mereka bersatu, dan suara decakan pun mengiringi asmara mereka berdua di dalam kantor.
Pakaian Naura sudah terbuka sepenuhnya, bahkan baju kerja Naura sudah terlepas dan dilempar di sofa ruang kerja.
Kini keduanya sudah sama-sama poloos, dan tangan Arka memainkan bagian sensitif Naura hingga mendesaah.
"Ahhhh...!"
Naura terangsang dengan sentuhan Arka, hingga tangan Naura berpindah dan dikalungkan ke leher Arka.
"Sambil berdiri ya!" Ucap Arka, kemudian tangan kanannya mengangkat paha Naura, Naura hanya diam mengikuti segala kemauan Arka.
Adik kecil Arka perlahan masuk ke liang surgawi milik Naura, kemudian digerakkan perlahan maju dan mundur.
Naura tengadah karena menikmati permainan Arka.
"Ughhh...!"
Permainan pun dimulai hingga Naura menginginkan ganti posisi, dan Arka membalikkan badan Naura.
Tangan Naura berpegang erat di meja kerjanya, sementara Arka memacunya dari belakang, seperti joki yang sedang memacu kuda liarnya.
Posisi itu berlangsung cukup lama, hingga keduanya sama-sama bercucuran keringat, Arka menyudahinya, kemudian Arka duduk di sofa, dan Naura duduk di pangkuannya.
Kini Naura yang memacu, sambil menikmati sensasi dari tongkat bisbol yang menancap di dirinya.
Tak lama kemudian Naura menyudahi dan berbaring di sofa, dan Arka berada di atasnya.
Adik kecil Arka masih tegak berdiri menantang, kemudian dimasukkan kembali ke liaang surgaawi Naura.
Bahkan Arka memacunya lebih cepat, membuat Naura melenguuhh karena nikmatnya.
"Ughhh...!"
"Cepat Ka, mau kelu...ar..!" Ucap perlahan Naura diselingi desahaan nikmaat.
"Let's go baby!" Sahut Arka.
Hingga tak lama kemudian, keduanya sama-sama mengeratkan pelukannya, karena cairann milik Arka keluar, dan menyirami lembah yang sudah basah karena permainannya.
Dunia milik mereka berdua dan keduanya melayang, seperti sedang berkeliling taman surga.
Tak lama kemudian, keduanya mengendurkan pelukannya, hingga Arka dan Naura tertawa cekikikan.
"Geli..!" Ucap Naura, kemudian meminta Arka melepas tusukannya.
Keduanya berbaring dan Arka memeluk Naura, "Lagi?" Ucap Arka sambil melumat bibir Naura.
"Nanti dirumah, laper tahu!" Sahut Naura.
Dan tak lama kemudian, Arka bangun serta membantu Naura untuk duduk di sofa.
"Cari makan dulu yuk, nanti lanjut dirumah."
Naura mengangguk, kemudian dibantu Arka berdiri menuju ke kamar kecil di dalam kantor.
"Mandi?" Ucap Arka, namun Naura menggelengkan kepala.
"Dingin, apalagi habis keringat begini!, bisa masuk angin." Sahutnya.
"Cuci aja Yang!"
Naura mengangguk, kemudian mencuci miliknya, bahkan Naura pun mencuci adik kecil Arka hingga bersih.
"Pakai sabun, biar wangi." Naura pun menyabuni adik kecil Arka yang sudah mulai melemas.
"Lucu, kalau lemes begini!" Ucap Naura sambil memainkan adik kecil Arka.
Arka hanya tertawa, kemudian mengguyur miliknya dengan air, agar lekas bersih dan segera selesai.
"Cairan keju tadi sempat tumpah ga Yang?"
"Engga kayaknya sih!, kenapa emang?"
"Semoga aja bersemayam disana dan membuahkan hasil." Sahut Arka dan kini keduanya telah selesai dalam membersihkan diri.
Naura berjalan gontai menuju ruang kerjanya, meski dalam keadaan poloos dan kemudian disusul Arga yang dalam keadaan yang sama.
Keduanya lalu berpakaian, bahkan Arka dan Naura sengaja tidak menggunakan pakaian dalam, hanya pakaian luar sebagai penutup, ketika menuju ke parkiran dan mencari makanan nanti di rumah makan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Ehemmmm....!"
вєяѕαмвυηg...