Terlahir dari keluarga mata biru, namun nasib Aksara berbeda dari anggota keluarga lainya. Pada saat Aksara di lahirkan, ia tidak mewarisi mata biru dari kedua orang tuanya, melainkan ia terlahir dengan mewarisi mata ungu dari kakek buyutnya yang sudah lama tiada.
Aksara hanya mewarisi satu mata ungu di sebelah kirinya, begitu juga dengan kakek buyutnya yang hanya memiliki satu mata ungu di sebelah kanannya, dan mata di sebelah kirinya berwarna biru.
Dan kemudian di sebelah kanannya, Aksara memiliki mata sama persis seperti mata elang dengan warna yang lebih terang dan menyala-nyala.
Keluarga mata biru merupakan golongan keluarga bangsawan yang paling di segani di seluruh wilayah Republik. Keluarga mata biru merupakan keluarga terkuat saat ini, di tambah lagi dengan keahlian khusus mereka, hal itu yang membuat nama keluarga mata biru sangat ditakuti oleh keluarga besar yang lainya.
Setelah tumbuh menjadi pria kuat, Aksara meninggalkan anggota keluargnya dan memilih hidup sederhana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr Sad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26 : Masih Berlanjut
Krakkk ....
Suara tulang yang patah.
"Aaa ... !", teriak sang musuh kesakitan.
"Sangat membosankan sekali! saya kira anda adalah lawan yang kuat, namun ternyata saya sudah salah menilai seseorang," ucap tuan Julian terlihat kecewa sekali.
Sang musuh masih berteriak kesakitan, dan sekarang dia tidak bisa menggerakan tubuhnya lagi dikarenakan tulang punggungnya itu sudah patah.
Tuan Julian masih menunggu teriakan itu akan berdenging ditelinganya sampai sejauh mana, namun pada akhirnya suara teriakan itu tak kunjung berhenti.
Tuan Julian mulai merasa bosan, hingga mana tuan Julian pun melancarkan serangan terakhirnya itu kepada lawannya yang masih sadar.
Bukkk ....
Suara pukulan tuan Julian mendarat tepat diwajah sang musuh. Suara teriakan itu telah berhenti dan tuan Julian pun tersenyum lebar.
Sementara tuan Sean masih bertarung hebat dengan para musuhnya di sana. Tentunya kekuatan tuan Sean jauh lebih unggul daripada kekuatan kedua lawannya yang berada di hadapannya itu. Tuan Sean hanya mengulur waktu, beliau ingin memastikan apakah kekuatan mereka sama besarnya dengan omongan mereka.
"Tuan, anda terlalu menahan diri, musuh anda tidak mengharapkan itu. Ayolah ... , habisi mereka semua tuan, masih banyak pertarungan yang menunggu kita di sana," ucap tuan Julian sambil tersenyum tipis.
Kali ini sikap tuan Julian terlihat lebih angkuh, ditambah dengan tatapannya tajamnya itu, hal tersebut membuat sosok tuan Julian terlihat begitu menyeramkan bila dibandingkan dengan sikapnya yang pertama.
Beliau hanya ingin memberikan efek jera kepada para musuhnya agar mereka tidak terlalu menunjukan sikap sombong mereka di hadapan dirinya dan juga para anggota keluarga bangsawan yang lainya.
"Anda terlalu tergesa-gesa tuan, tapi jika anda ingin melihat keberingasan saya, maka akan saya lakukan," ucap tuan Sean mulai menunjukan jati dirinya.
Tuan Sean meregangkan tubuhnya hingga tulang-tulang tubunya mengeluarkan bunyi.
"Baiklah, sebaiknya kalian berdua bersiap, karena malaikat maut akan mencabut nyawa kalian sekarang," ucap tuan Sean terlihat bersemangat sekali, lalu setelah itu beliau memberikan pukulan kerasnya kepada kedua lawan di hadapannya itu.
Setelah menerima pukulan keras dari tuan Sean, kedua lawannya itu langsung tak sadarkan diri.
Tuan Julian dan tuan Sean tersenyum tipis. Mereka berdua mulai memperhatikan musuh yang akan mereka lawan selanjutnya.
Brukkk ....
Suara benturan tubuh yang jatuh ke tanah.
Tuan Julian dan tuan Sean terjatuh karena menerima pukulan keras dari musuh yang menyerangnya secara tiba-tiba.
Sekarang tuan Julian dan tuan Sean berhadapan langsung dengan 10 pasukan terbaik milik musuh.
Kekuatan ke 10 lawannya bisa dibilang cukup kuat, bahkan kemampuan ke 2 lawan yang sudah memukul wajah mereka berdua saja sudah sangat merepotkan bagi tuan Julian dan tuan Sean, apalagi bila ke 10 lawannya bersatu, maka mereka rasa kekuatan mereka berdua tidak akan cukup untuk melawan 10 pasukan terbaik milik musuh sekaligus.
"Heh ... , benar-benar merepotkan sekali mereka ini!", ucap tuan Sean dengan tawa tipisnya.
"Apakah kita terlalu angkuh tuan? sebaiknya kita menurunkan kembali jati diri kita ini," canda tuan Julian masih santai.
"Anda begitu plin plan sekali tuan! sebaiknya kita tetap tampil se kece mungkin agar nyali para musuh itu ciut."
"Mereka atau kita tuan?".
Mereka berdua melampiaskan kegelisahannya dengan tawa tipisnya itu. Candaan tersebut sungguh sangat berarti bagi mereka, walaupun singkat, akan tetapi canda tawa itu mampu mengalahkan keraguan mereka saat ini.
....
Krakkk, krakkk ....
Mereka berdua meregangkan otot-ototnya kembali. Dan kini mereka telah siap menghadapi semua lawan yang ada di hadapannya itu.
Kekuatan besar itu telah kembali, mereka berjalan perlahan-lahan seraya mengangkat tinjunya ke atas langit biru.
Ke 10 lawannya mulai berlari ke arah tuan Julian dan juga tuan Sean. Para musuh menyerang mereka secara bersamaan. Di sana tuan Julian mengingatkan tuan Sean agar dia tetap berdiri di sampingnya.
"Tuan Sean, tetaplah berdiri di samping saya, kita akan menghadapi mereka secara bersamaan, bila kita membagi rata jumlah lawan yang akan kita hadapi sekarang ini, maka kemungkinan terbesarnya kita akan di kalahkan oleh mereka," ucap tuan Julian.
"Ya, anda benar sekali, kita akan menghancurkan mereka secara bersamaan. Bila diantara kita ada yang jatuh lebih dulu, maka anda harus mentraktir saya bersama dengan para personel saya makan," canda tuan Sean.
"Saya belum terjatuh tuan, tapi taruhan anda itu cukup menarik juga, kalau begitu baiklah ... , mulai dari sekarang anda harus belajar menahan diri anda dikarenakan saya yang akan menjadi pemenangnya."
Pukulan-pukulan berkekuatan tinggi mulai diluncurkan oleh lawan-lawan mereka. Tuan Julian mencoba menghindari serangan dari musuhnya itu terlebih dahulu sebelum melakukan perlawanan.
Sementara tuan Sean ingin melakukan cara yang sama seperti cara yang tuan Julian berikan kepada lawan-lawannya di sana, namun tentunya kekuatan tuan Sean tak sama dengan kekuatan yang di miliki oleh tuan Julian.
Kekuatan tuan Julian jauh lebih unggul dari kekuatan tuan Sean sekarang, alhasil tuan Sean hanya bisa memberikan perlawanan tanpa memperhitungkan seberapa jauh kekuatan musuh yang sedang dia hadapi di sana.
"Mereka tidak mau memberikan saya kesempatan untuk mencari titik kelemahan mereka. Bila saya menahan serangan mereka, maka saya akan kalah," ucap tuan Sean sambil memberikan pukulan kecil kepada lawannya.
"Tenang saja tuan Sean, serahkan urusan yang lain kepada saya, anda hanya perlu menunjukan kemampuan anda yang sebenarnya kepada mereka. Bila anda menahan jati diri anda seperti ini, maka energi di dalam diri anda akan cepat habis," perintah tuan Julian kepada tuan Sean seraya bertarung tanpa henti dengan lawannya di sana.
"Tuan Julian benar, jika saya bertarung seperti ini, maka saya akan semakin menyudutkan posisi saya sendiri dan juga posisi tuan Julian," ucap tuan Sean dalam hati, di mana kala itu lamunannya membuat sang musuh berhasil memukul wajahnya hingga tubuhnya terdorong cukup jauh dari arena pertarungannya.
Tuan Julian tersadar, lalu beliau mencoba membantu menahan serangan lawan tuan Sean dengan tendangan kerasnya itu.
"Apakah anda baik-baik saja tuan?", tanya tuan Julian sambil mengulurkan tangannya.
"Ya, anda tenang saja tuan. Maafkan saya karena saya sudah menyudutkan posisi anda tuan," ucap tuan Sean menyesali perbuatannya.
"Tidak apa tuan. Mari kita tunjukan kekuatan kita yang sebenarnya kepada mereka."
Tuan Sean telah bangkit. Akhirnya mereka menunjukan semua kemampuannya di hadapan lawannya.
Tuan Sean memukul satu-persatu tubuh lawannya, sementara tuan Julian pun melakukan hal yang sama seperti yang tuan Sean lalukan kepada lawannya di sana.
Tuan Julian memberikan arahan kepada tuan Sean untuk terus bertarung seperti itu sampai musuh-musuhnya kewalahan.
Tuan Julian telah menemukan kelemahan mereka, maka dari itu beliau menyuruh tuan Sean menyerang mereka secara bersamaan hingga energi mereka terkuras habis.
"Kelemahan mereka ada pada energi mereka sendiri tuan, energi jahat mereka memang cukup besar, namun energi baiknya bisa dibilang kecil, maka dari itu kita harus terus melawan mereka karena mereka tidak bisa menahan serangan kita dengan sempurna," ucap tuan Julian membuat tuan Sean sadar.
"Bagaimana anda mengetahui titik kelemahan mereka tuan?", tanya tuan Sean penasaran.
"Pukulan kecil yang anda berikan kepada mereka membuat saya sadar, bahwa mereka hanya mengandalkan energi jahat mereka saja, sementara mereka tidak bisa mengendalikan energi baiknya secara sempurna, sehingga mereka tidak bisa menahan dengan baik pukulan-pukulan kecil yang anda berikan kepada mereka."