Season 1~
Seorang wanita yang dikhianati sang suami. Memiliki wanita kedua dalam hatinya. Membagi cinta dan kasih sayang.
Akankah dua cinta dalam satu hati akan bertahan?
Dendam, penghianatan dan penyesalan.
Kisah masa lalu yang selalu mengiringi perjalanan hidupnya.
Pemeran utama bukan wanita lemah. Dia licik dan tak berperasaan.
Kimberly lebih mengerikan dari yang di ketahui orang. Bahkan suaminya sendiri.
Ia seperti malaikat maut berwajah polos yang memegang senjata api di balik punggungnya.
Akankah takdir membuatnya bertahan atau melepaskan?! Lalu akankah ia menemukan kebahagiaan setelah melewati hujan badai?!
🌸
Season 2~
Setelah merasakan pengkhianatan mantan suaminya, Kim merasakan hatinya beku.
Sikapnya semakin dingin dan tak tersentuh.
Namun lelaki tak tahu malu itu mampu mengetarkan sudut hatinya yang kosong.
“Oh Mr Mafia.”
Akankah Kimberly berbahagia setelah ini ataukah kisah Wanita Kedua akan terulang kembali?!
Alur lambat,santai, tidak buru-buru! Yang suka cerita dengan ritme cepat, cerita ini bukan pilihan. Namun kalian bisa coba baca aja dulu, siapa tau malah ketagihan ✌😂
Follow IG me @mhemeyyy_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei-Yin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita kedua 28
Follow IG me @mhemeyyy
⤵
Sudah sepekan berlalu, namun berita itu tak kunjung mereda juga. Sedangkan Alex ia sudah pulang ke mansion namun ia masih tak di izinkan untuk bekerja karena tangan dan kakinya masih belum pulih. Selama itu pula ia tak pernah bertemu dengan Viola, ia hanya bertukar kabar melalui pesan dan juga panggilan.
Kim benar-benar tidak memperdulikan tentang Alex, mereka masih tidur di kamar yang sama, di ranjang yang sama, namun Kim seolah membangun dinding pembatas.
Setiap obrolan yang di lakukan selalu berujung pertengkaran, karena yang keluar dari mulut Kim hanya kata-kata tajam menusuk.
Ya memang dulu mungkin Kim akan selalu mengalah di saat pertengkaran kecil dengan suaminya. Meskipun Kim adalah wanita yang hebat di luaran sana, ia menyadari bahwa dirinya tetaplah seorang istri yang harus patuh pada seorang suami.
Ia selalu mencoba menjadi istri dan ibu yang baik dalam keluarganya, namun apa yang ia terima. Kebohongan, penghianatan dan kekecewaan.
Sungguh ia tak pernah menyangka bahwa perjalanan rumah tangganya akan mengalami keretakan.
Namun memang inilah takdirnya, ia harus bagaimana lagi? Ia hanya mampu menjalani, biarkan Tuhan yang menentukan akan membawanya kemana.
Hari ini, Kim dan orang-orangnya akan pergi jalan-jalan bersama, Kim sudah berjanji untuk mengajak anak-anak pergi sebelum ia kembali ke bekerja.
Kim berencana akan pergi ke salah satu hotel milik Alex yang terletak di Zelonogorsk, Rusia. Hotel tersebut tak jauh dari pantai, ia sekalian ingin menikmati indahnya gelombang laut.
Semua orang sudah berada di rooftop mansion, Kim akan pergi dengan helikopter karena ia sedang tidak ingin menghabiskan waktu di perjalanan yang mungkin akan memakan waktu lebih lama.
"Jagalah Tuanmu dengan benar, aku masih ingin melihatnya hidup untuk melihat kehancuran istri keduanya." ucap Kim berlalu masuk ke dalam helikopter.
Sedangkan Abi menatap tak percaya ketika helikopter sudah terbang, ia di tinggalkan. Lelaki itu menghela nafas lelah, selama Alex sakit ialah yang mengurus semua pekerjaan dan masalah lainnya, ia juga yang harus menjaga Alex.
Sedangkan mereka semua akan bersenang-senang? Astaga, kau memang tidak beruntung, Abi.
*****
Kim dan semua orang mendarat cantik di rooftop hotel, setelah mendapatkan kamar masing-masing mereka memilih beristirahat lebih dulu sebelum menghabiskan waktu di pantai.
Chris, Kei dan Kai berada di dalam satu kamar, Malla dan Andre yang tak lain adalah suaminya, Dan hanya Rose yang seorang diri, sedangkan Kim bersama ketiga anaknya.
Ohya lupa, tentang Kai dan Kei, mereka sebenarnya adalah ajudan Kim, namun saat itu Kim menyuruh mereka menjaga mertuanya karena saat itu sedang ada keadaan darurat, namun sekarang mertuanya mengembalikan duo kembar tersebut pada Kim. Jadi sudah bisa di pastikan bahwa saat ini mereka benar-benar melakukan liburan bersama.
Setelah makan siang yang tertunda, mereka semua berjalan menuju pantai. Suara deburan ombak terdengar saat langkah kaki mereka semakin dekat dengan pantai, Kim berjalan bersama kedua anaknya, di sampingnya berdiri Malla bersama dengan Kevan dengan kereta dorong yang tertutup. Di ikuti para pasukan di belakangnya.
Sampai di pantai Kim memilih menyendiri berjalan-jalan di bibir pantai, mempercayakan anak-anak pada orang-orang kepercayaannya. Kim mengamati hamparan laut yang luas di hadapannya, perasaan tenang ketika ombak menyapu kaki mulusnya.
Tuhan, aku tak pernah menyalakanmu atas segala yang terjadi. Ku akui aku memang bukan wanita yang baik, aku tak lain hanyalah wanita yang penuh dosa. Namun aku hanya meminta sedikit untuk kebahagiaan anak-anakku.
Aku tidak pernah menyesal atas semua yang telah terjadi dalam hidupku, ku anggap semua itu hanyalah ujian untuk menuju jalan kebahagiaan.
*****
Di sisi lain, seorang lelaki menatap intens ke arah Kim yang berada tak jauh darinya, lelaki itu tersenyum dan berjalan mendekat ke arah Kim yang termenung sendirian.
"Pantai ini terlalu indah jika hanya kau gunakan untuk meratapi nasib, itu tidak akan berubah!" lelaki itu bersuara memecah lamunan Kim.
Namun Kim masih diam dan tak menoleh sedikitpun.
Lelaki itu juga hanya berdiri diam, masih mengamati Kim yang setia dalam kebisuan.
"Bagaimana kabarmu Queen?!" pertanyaan lelaki tesebut membuat Kim menoleh, menatap lelaki tersebut dengan wajah datar.
"Bukan urusanmu!"
"Kau masih sama, wanita yang selalu aku cintai."
"Omong kosong apa yang kau bicarakan?"
"Jangan berpura-pura kuat karena kau juga bisa mengapresiasikan dirimu, jangan memendamnya dalam hati saja, itu akan menyakitimu."
"Hentikan omong kosongmu dan pergilah dari hadapanku." jawab Kim sinis.
Kim memilih mengabaikan lelaki tersebut, ia berjalan menjauh. Namun siapa sangka lelaki tersebut juga mengikuti Kim dari belakang.
Kim menoleh menatap tajam lelaki tersebut. "Aku akan benar-benar membunuhmu jika kau masih mengikutiku."
Lelaki itu tertawa. "Bahkan aku rela mati di tanganmu, Queen." ucapannya seolah serius. Namun Kim tak menanggapi.
Kenapa ia harus bertemu lelaki itu disini, lelaki itu pasti sedang menertawakan dirinya saat ini. Menertawakan tentang kekuatan cinta yang dullu selalu ia banggakan.
"Maumu apa sebenarnya, hah?!" Kim sudah terpancing emosi, suaranya yang lantang membuat orang-orangnya menoleh dan dengan sigap berlari menghampirinya. Mungkin mereka pikir saat ini Kim sedang dalam bahaya.
"Astaga Queen, lihatlah mereka bahkan panik karena kau berteriak."
"Menyingkirlah dari hadapanku sekarang juga!"
Kim meninggalkan lelaki tersebut, berjalan dengan cepat menghampiri orang-orangnya dan segera pergi menjauh. Lelaki tersebut hanya menatap kepergian Kim dengan tersenyum. Wanita itu masih sama, tidak ada yang berubah sama sekali.
*****
Sedangkan disisi lain Alex tengah marah, marah melihat semua orang mengacuhkan dirinya, bahkan anak-anak juga tak perduli lagi padanya.
Bagaimana mungkin ia di tinggalkan dalam keadaan seperti ini sedangkan mereka tengah bersenang-senang.
Bahkan ia belum bisa menghilangkan berita tersebut, mereka sudah mencoba berbagai cara untuk namun tidak membuahkan hasil sama sekali. Alex yakin ini adalah permainan seseorang, namun ia belum menemukan orang-orang yang di curigai.
Alex meninju nakas yang ada di samping ranjang. Abi hanya diam memperhatikan dengan tetap menghadap pekerjaannya.
"Kemana mereka pergi?" ucap Alex membuat Abi menghentikan pekerjaanya sebentar.
"Nyonya tidak bilang, Tuan!"
"Luar negara?"
"Sepertinya tidak Tuan, karena Tuan muda dan Nona muda masih sekolah."
"Kemana mereka, sialan? Kim, kau sudah mulai membangkang." geram Alex dengan kesal.
Diam-diam Abi tersenyum menyeringai, ia mengambil ponselnya dan entah mengirim pesan pada siapa. Namun ekspresinya benar-benar menyebalkan. Seolah lelaki tersebut menikmati setiap kesulitan dan kemarahan yang di alami sang Tuan.
*****
Malam semakin larut, setelah menidurkan anak-anak, Kim memilih keluar. Ia sedang ingin menghirup udara segar. Membiarkan anak-anaknya terlelap akibat kelelahan setelah menghabiskan waktunya di pantai.
Langkah kaki Kim membawanya menuju pantai, Ia mendudukkan diri di kursi santai. Tak banyak orang berlalu lalang disana mengingat ini sudah tengah malam.
Semilir angin dan ombak seolah menjadi pengiring lamunan Kim.
"Aku memang sangat mencintaimu, Alex. Namun bukan berarti aku bodoh dan menutup mata dengan apa yang kau lakukan." Kim bergumam lirih.
Ingatannya berputar tentang bagaimana perjalanan kehidupan rumah tangganya selama ini, memutar memori indah yang tercipta di antara mereka.
Tanpa di sadari ada setitik air di pelupuk matanya.
Ingat Kim, jangan kau di kalahkan oleh perasaan. Kau harus bertahan untuk memberi mereka balasan yang setimpal. Api kemarahan menyulut dendam yang ada di hatinya lagi, Kim berdecak.
"Queen!" panggil seseorang tiba-tiba.
Kim melongok, lelaki itu lagi. Ternyata ia sudah duduk di kursi santai yang ada di sebelah Kim. Entah kapan datangnya lelaki itu, Kim bahkan tak menyadarinya.
"Menyesal he?!" nada suaranya seolah menyindir Kim terang-terangan.
Kim meanatap lelaki tersebut tajam. "Ck!" Kim berdecak malas. "Menyingkirlah dari hadapanku sekarang juga."
"Kau tidak merindukanku?!"
"In your dream!"
"Bahkan aku selalu merindukanmu, Queen."
"Diamlah brengsek, aku muak mendengar ocehanmu." kesal Kim segera beranjak dari tempatnya.
Ia sedang tidak ingin berdebat namun lelaki ini mengganggu saja.
"Kenapa untuk bicara denganmu saja tidak bisa?!" nada suaranya semakin merendah. Lelaki tersebut bahkan tertunduk seolah menyesal. Namun tak lama lelaki itu menyeringai.
"Jangan menampakkan dirimu lagi di hadapanku atau kau akan tahu akibatnya, Nick El Romanov!" tekan Kim menyebutkan nama lelaki tersebut.
Kim menghentakkan kakinya meninggalkan lelaki tersebut.
"Kau selalu tidak bisa mengendalikan diri di hadapanku, Queen."
🌸🌸🌸🌸🌸
JANGAN LUPA LIKE • KOMENT • DAN BERIKAN VOTE! •