NovelToon NovelToon
Boneka Maut

Boneka Maut

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Rumahhantu / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:696
Nilai: 5
Nama Author: Rika ananda

seorang gadis kecil yang saat itu hendak pergi bersama orang tua ayah dan ibunya
namun kecelakaan merenggut nyawa mereka, dan anak itu meninggal sambil memeluk bonekanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rika ananda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

mencari mangsa baru

Bruno berdiri tegak di atas tubuh Pak Suro yang tak bernyawa, matanya berbinar dengan cahaya yang tak alamiah. Dia tertawa mengerikan, suaranya menyeramkan seperti tangisan hantu.

"Seru, kan?" bisik Bruno, suaranya menyeramkan. "Bermain dengan kita itu menyenangkan."

Angelica tersenyum sinis, matanya menatap warga desa yang bersembunyi di balik rumah mereka.

"Kalian ingin bermain juga?" tanya Angelica, suaranya menyeramkan.

Warga desa itu menatap Angelica dengan mata mebulat ketakutan. Mereka tahu bahwa teror itu baru mulai.

"Tidak!" teriak warga desa itu, mencoba menjauh dari Angelica.

Angelica tertawa mengerikan. Dia mengambil tangan Bruno dan berjalan menjauh dari tubuh Pak Suro.

"Sampai jumpa lagi," bisik Angelica, suaranya menyeramkan.

Angelica dan Bruno menghilang dalam kegelapan malam. Warga desa itu menatap dengan ketakutan. Mereka tahu bahwa teror itu akan kembali menyerang mereka.

"Kita harus menghentikan mereka," gumam salah seorang warga desa. "Kita harus mencari cara untuk menghentikan teror ini."

Warga desa itu mencari cara untuk menghentikan teror Angelica dan Bruno. Mereka tahu bahwa jika mereka tak bisa menghentikan teror itu, desa mereka akan hancur.

"Suro! Suro!" Istri Pak Suro, Bu Tini, menangis histeris mendengar kabar kematian suaminya. Air matanya mengalir deras, membasahi pipinya yang pucat.

"Dia meninggal? Bagaimana bisa?" tanya Bu Tini, suaranya terasa lemah.

Anak perempuan Pak Suro, Siti, menatap ibunya dengan mata yang mengerikan. Dia tak percaya bahwa ayahnya telah meninggal.

"Ayah meninggal?" tanya Siti, suaranya bergetar karena ketakutan.

"Ya, Sayang," jawab Bu Tini. "Ayah meninggal dibunuh oleh hantu kecil itu."

Siti menangis terisak-isak. Dia merasakan seolah-olah dunianya hancur berkeping-keping.

"Kita harus mencari mayatnya," kata Bu Tini, mencoba menenangkan diri. "Kita harus memakamkannya dengan hormat."

Bu Tini dan Siti bergegas menuju tempat di mana Pak Suro meninggal. Mereka diiringi oleh beberapa warga desa yang berani menemani mereka.

Mereka melihat mayat Pak Suro yang tergeletak di tanah. Wajah Pak Suro menunjukkan tanda-tanda kekerasan. Leher Pak Suro tergores dengan dalam, seolah dicengkram oleh sesuatu yang kuat.

Bu Tini menangis histeris melihat mayat suaminya. Dia memeluk mayat Pak Suro erat, mencoba menenangkan diri.

Siti menatap mayat ayahnya dengan mata yang mengerikan. Dia tak percaya bahwa ayahnya telah meninggal.

"Ayah!" teriak Siti, menangis terisak-isak.

Warga desa itu mencoba menenangkan Bu Tini dan Siti. Mereka membantu Bu Tini dan Siti membawa mayat Pak Suro ke rumah.

"Kita harus memakamkannya dengan hormat," kata salah seorang warga desa.

Warga desa itu membantu Bu Tini dan Siti memakamkan mayat Pak Suro. Mereka menangis bersama-sama mengingat kebaikan pak suro.

^^^"selamat jalan pak suro" ujar warga, semoga kau tenang di alam sana^^^

Suasana duka menyelimuti desa setelah pemakaman Pak Suro. Warga desa berjalan pulang dengan wajah lesu, hati mereka dipenuhi kesedihan dan rasa takut.

"Kasian Pak Suro," bisik salah seorang warga desa. "Dia meninggal dengan tragis."

"Iya," sahut warga desa lainnya. "Hantu kecil itu memang kejam."

Mereka berjalan beriringan, suasana sunyi hanya diiringi oleh suara langkah kaki mereka yang menginjak tanah.

"Kau tahu, aku mendengar ceritanya," bisik warga desa yang lain lagi, suaranya menurun agak rendah. "Kata orang-orang, Pak Suro meninggal karena dia pernah menyakiti Angelica."

"Hah?" tanya warga desa lain, matanya membulat karena heran.

"Iya," jawab warga desa itu. "Konon, Pak Suro pernah memarahi Angelica waktu kecil. Dia katanya Angelica mengganggu anak perempuannya. Sejak itu, Angelica dendam padanya."

"Aku tak percaya cerita itu," sahut warga desa lain. "Angelica hanya anak kecil. Mana mungkin dia bisa membunuh orang?"

"Entahlah," jawab warga desa yang pertama. "Tapi ceritanya sudah tersebar di seluruh desa. Banyak yang percaya cerita itu."

Warga desa itu terus berbisik-bisik, membicarakan kematian Pak Suro. Mereka takut terhadap Angelica, hantu kecil yang telah mencabut nyawa Pak Suro.

"Kita harus berhati-hati," bisik salah seorang warga desa. "Hantu kecil itu bisa menyerang siapa saja."

"Ya, benar," sahut warga desa lainnya. "Kita harus mencari cara untuk menghentikan teror itu."

Mereka kembali ke rumah masing-masing dengan rasa takut yang menyeramkan. Mereka tahu bahwa teror itu baru mulai.

1
Anjar Sidik
keren kk 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!