menikah sebab perjodohan orang tua. namun setelah hampir delapan tahun belum di karuniai seorang anak.
hingga akhirnya suatu hari sebuah kenyataan membuat hati seorang istri merasa sangat tersakiti.
di antara percaya atau tidak.
simak cerita selengkapnya di cerita ya gaes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pengagum Rahasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
"jadi maksud mu Zaifa mirip dengan adik mu?" tanya Raihan kepada Niel.
"kenapa Zaifa? Aku hanya menceritakan tentang adikku dan mengatakan ciri-ciri adikku. dan aku mengatakan bahwa foto yang ku unggah kemarin adalah foto anzeil, adik perempuan" jelas Niel lagi saat merasa Raihan masih salah paham.
"apakah kau tau Niel?" tanya Raihan menatap Niel yang menatap Raihan sembari mengangkat sebelah alis nya.
"foto yang kau unggah saat itu adalah foto masa kecil Zaifa ku. Sangat mirip. Bahkan lesung pipi dan tahi lalat itu sama persis seperti Zaifa." jelas Raihan membuat Niel terpaku.
Awalnya Niel tak mengerti apapun mengapa Raihan selalu menolak berkumpul bersama temannya selagi ada Niel disana. Niel kira itu karena permasalahan mereka seminggu yang lalu, tepat nya saat ia mengakui bahwa jantung nya berdebar saat bersitatap dengan Zaifa.
Maka hari ini disaat urusan kantor nya telah selesai ia pun mengunjungi Raihan bermaksud menjelaskan bahwa perasaan berdebar itu bukan karena suka, tapi karena sesuatu yang tidak bisa di jabarkan oleh Niel.
Namun, yang membuat Raihan seperti memusuhi diri nya bukan karena itu, melainkan karena ia mengunggah foto adik nya yang di rindukan, dan tanpa sepengetahuan nya foto itu sangat mirip dengan foto Zaifa sehingga Raihan pun merasa marah dan kesalah pahaman pun terulang lagi.
Namun, setelah Niel mengatakan segalanya, perihal foto siapa yang di unggah nya. Raihan jadi mengerti dan ternyata mereka salah paham. terbukti Niel sama sekali tak tahu bahwa foto adik nya sangat mirip dengan Zaifa.
Saat ini, disaat senja sudah mulai nampak Niel dan Raihan sama-sama diam dengan pemikiran masing-masing. Hingga kemudian mereka saling berhadapan dan sama-sama melebarkan mata seolah mereka memikirkan hal yang sama.
***
Zaifa bersenandung kecil, ia duduk di meja rias dan mulai mengaplikasikan bedak dan lipstik tipis. Malam ini ia akan melakukan makan bersama dengan tim divisi nya. dan tentu nya makan itu di sponsori oleh bos nya, yaitu Boby.
Zaifa melepas handuk kecil yang melilit rambut basah nya. Kemudian mengeringkan nya menggunakan hair driyer. Setelah selesai ia pun memakai gaun yang di beli nya tadi sore. gaun lengan pendek dengan bawahan sepanjang di bawah lutut berwarna mocca. Agak nya mocca menjadi warna favorit Zaifa.
Ia sudah selesai dan tinggal menunggu jemputan datang. Ia pun mengunci pintu dan duduk di kursi yang ada di teras menunggu Diva datang menjemput nya. selang lima belas menit Diva datang menggunakan motor matic milik nya. Gadis itu mengenakan dress tanpa lengan dan bawahan nya sebatas lutut. Dres berwarna merah itu sangat cocok di pakai oleh Diva yang memiliki kulit kuning Langsat.
Diva turun dari motor, di tangan nya memegang sebuah kresek hitam dan di serahkan kepada Zaifa.
"apa ini?" tanya Zaifa sembari menerima plastik itu.
"ini dari pak Niel, buka lah aku pun penasaran apa isinya" ucap Diva antusias.
"pak Niel?" tanya Zaifa meyakinkan.
"iya, teman CEO kita" jelas Diva.
Zaifa termenung, tidak salah lagi Niel teman dari CEO nya sudah pasti Niel Prasditya, tapi...
"ayo buka lah Zai" seru Diva membuyarkan lamunan Zaifa.
Zaifa pun manut dan membuka kresek hitam yang ternyata berisi sebuah paper bag. Zaifa membuka paper bag dan mengambil sesuatu dari dalam nya. Sebuah kotak merah beludru yang biasanya di pakai sebagai perhiasan.
"waahhh...." kagum Diva, padahal kotak itu belum di buka.
Dengan perasaan heran, Zaifa membuka kotak itu dan terpampang lah sebuah kalung dengan liontin berbentuk bulan sabit. Jantung Zaifa berdebar, bukan karena itu hadiah dari Niel, namun kalung ini adalah incaran nya. Namun, disaat Zaifa bertanya kepada sang penjual harga kalung itu bukan main. kalung seharga puluhan juta itu tidak akan mampu di beli oleh Zaifa. Karena Zaifa memiliki banyak pengeluaran. Terlebih saat ini Zaifa sudah mendaftar kan dirinya ke sebuah universitas.
"ada surat nya Zai" seru Diva membuat Zaifa terkejut.
Zaifa pun meletakkan kalung itu dan mengambil secarik kertas yang ada di dalam kotak tersebut.
"hai Zaifa... Maaf jika aku lancang memberikan hadiah ini untuk mu. Beberapa hari yang lalu aku melihat mu bersama seorang teman sedang melihat kalung itu. Aku melihat kau tertarik dengan kalung nya. Maka aku sengaja membelikan nya untuk mu.
Jangan salah paham, aku pun suka dengan model kalung itu karena itu mengingat kan aku dengan adik ku. Aku sengaja membeli kalung itu sebagai hadiah untuk adik ku. Kebetulan dua hari lagi adikku akan berulang tahun, tapi karena adikku tidak ada maka aku hadiah kan kalung ini kepada mu. Semoga kau suka.
Ngomong-ngomong kau sangat mirip dengan adikku"
Deg ...
Tangan Zaifa bergetar membaca isi pada kertas itu. Dua hari lagi, itu juga ulang tahun nya.
"waaoooo,,,, kamu beruntung banget sih Zai dapat hadiah dari pak Niel. Aaaaa beruntung banget aku jadi temen kamu" seru Diva memeluk Zaifa dari samping.
Gadis itu memang ikut serta membaca surat dari Niel tadi.
"ehhh,,, kenapa di masukkan lagi?" tanya Diva saat melihat Zaifa memasukkan kembali kotak itu ke dalam paper bag.
"di pakai aja Zai"
"enggak usah deh Div, aku ngga enak sama anak-anak yang lain. Mereka jelas tau berapa gaji kita. Dan ngga mungkin aku sanggup membeli kalung ini" jelas Zaifa mengungkap kegundahan hatinya.
Diva memaklumi itu dan membiarkan Zaifa menyimpan kalung berharga itu di dalam rumah.
***
"sial*an kau Niel. Aku memaafkan mu sore tadi dan sekarang kau akan membuat ku marah lagi!" seru Raihan.
"apa maksud mu?" tanya Niel tak mengerti.
Raihan tak menjawab kemudian menunjukkan sebuah foto di hp nya. Disitu terlihat jelas foto wanita yang sedang menyerah kan sesuatu kepada Zaifa.
"kau menyuruh seseorang memata-matai Zaifa?"
"huh, aku hanya tidak ingin gadis ku di ganggu oleh pria lain" elak Raihan.
"pengawal ku mendengar teman Zaifa menyebut nama mu. berarti yang mengirim hadiah itu adalah dirimu. Kenapa kau lebih dulu mengirim hadiah kepada Zaifa padahal aku baru berencana akan memberikan hadiah kepada Zaifa. tapi kau sudah lebih dulu. aku sangat kesal dengan mu" sungut Raihan pajang lebar.
"wow,, ternyata CEO kita bisa berkata panjang dan lebar" ejek Dani.
"diam!" sentak Raihan.
Sementara Dani hanya nyengir dan melanjutkan memakan camilan nya.
"hentikan Dani, anak-anak bahkan belum datang tapi kau sudah menghabiskan beberapa makanan" seru Boby kepada temannya yang doyan makan tapi tetap memiliki badan bagus.
"kau kaya Bob, jadi jangan perhitungan"
"kenapa kau akan memberikan hadiah kepada Zaifa?" tanya Niel.
"kenapa? Memang nya ada masalah dengan mu jika aku memberikan hadiah kepada wanita yang ku sukai."
Niel menggeleng kan kepalanya. Ia tak percaya Raihan yang di kenal nya dingin akan memiliki sikap marah dan posesif seperti ini.
"aku memberikan hadiah karena sebentar lagi adikku ulang tahun" jelas Niel tak mau memupuk rasa kesalah pahaman di antara mereka.
"aku pun. Akan memberikan hadiah karena Zaifa sebentar lagi ulang tahun" kata Raihan.
"mengapa ulang tahun nya bisa bersamaan?" tanya Rama.
mereka kemudian sama-sama menatap ke arah Rama.. Betul apa yang Rama katakan. Mengapa bisa bersamaan?
samawa....
pnysln mmng sllu dtng trlmbat ,hrsnya mnkmti msa tua brsma kluarga mlh hrs hdp d pnjra...
smga pa bewok bnr2 tobat....