follow Ig mom_tree_17, tik tok Mommytree17 💕
Lara gadis cantik berusia delapan belas tahun, tak menyangka rencana sang Ibu untuk menjebak kakak tiri mereka yang bernama Edgar agar tak menguasai seluruh kekayaan keluarga Collins justru menjadi boomerang bagi dirinya sendiri.
Dia terjebak satu malam panas bersama Edgar tanpa keduanya sadari, dan setelah kejadian malam itu keduanya berusaha untuk menutupi scandal tersebut, namun yang terjadi justru perasaan cinta mulai tumbuh dihati keduanya.
Hubungan yang tak seharusnya terjadi di antara keduanya, karena mereka bersaudara satu ayah walaupun beda ibu justru semakin rumit dengan benih yang mulai tumbuh di rahim Lara.
Lalu bagaimana akhirnya jika keluarga mereka mengetahui hubungan yang terjalin antara Edgar dan lara? Dan apa jadinya jika Scandal yang dilakukan Edgar dan Lara justru membongkar kisah masa lalu kedua orang tua mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24
Berbeda dengan Nela yang sibuk berada disisi Robert, Lara justru sibuk mengusap bahunya yang ditepuk Mom Miranda berulang kali.
"Mom salahku apa?" protes Lara dengan kesal. "Aku tadi hanya bercanda."
"Bercandamu keterlaluan Lara," ucap Miranda dengan kesal. Karena belum juga acara pertunangan Rose dimulai, putri ketiganya sudah membuat ulah.
"Yang keterlaluan itu Gavi, bisa-bisanya dia ingin menciumku."
"What? Berani sekali pria itu ingin mencium putriku. Dimana dia sekarang?"
Lara mengangkat kedua bahunya, membuat Miranda menghela napas dengan kasar.
"Bilang pada temanmu itu jangan pulang setelah acara selesai, Mom akan buat perhitungan dengannya," ucap Miranda dengan menggebu.
"Wah.. Mom memang yang terbaik," puji Lara dengan memeluk Mom Miranda. "Tapi apa Mom yakin akan memarahi Gavi?"
"Ck, tentu saja. Memangnya kenapa?" Ucap Miranda dengan tersenyum bangga karena di puji pemberani oleh putrinya.
"Mom lupa Gavi itu putra presiden negara ini? Kalau Mom memarahinya bisa-bisa Mommy ditangkap Paspampres."
Gleg.
Miranda menelan salivanya dengan susah payah saat tersadar siapa Gavi. "Mom tidak peduli dia anak siapa, sudah jangan membuat masalah lagi." Ia bergegas pergi dengan berjalan cepat.
Lara kembali tertawa saat melihat Mom Miranda yang ketakutan, kemudian ia beranjak dari tempat tersebut menuju halaman belakang untuk bersembunyi dari Gavi. Namun saat ia berjalan tangannya dengan tiba-tiba ditarik oleh seseorang, dengan mulut yang disekap dari belakang.
Emph...
Lara yang terkejut tak bisa melawan saat tubuhnya dibawa paksa masuk ke dalam gudang yang gelap. Lebih terkejut lagi saat bibirnya dicium paksa oleh sosok tersebut.
"Berani sekali kau memberikan bibir ini pada pria lain." Bisiknya setelah melepaskan tautan bibir mereka sembari menyentuh bibir Lara.
Deg.
"Edgar?" Lara ingat betul dengan pemilik suara tersebut meskipun ruangan itu gelap. "Kak kau kah itu?"
Belum sempat ia bertanya lagi, bibirnya kembali di cium dengan paksa hingga membuatnya hampir kehabisan oksigen karena pria itu menciumnya dengan sangat lama.
"Kenapa kau tidak kembali?" Edgar menyentuh pipi Lara setelah melepaskan tautan bibir mereka untuk kedua kalinya.
Ya, pria yang menyekap Lara sekaligus pria yang tadi menatap Lara dengan emosi adalah Edgar. Pria itu sengaja datang ke acara pertunangan Rose bersama Robert dan Nela khusus bertemu adiknya yang sudah membuat hari-harinya kacau memikirkan wanita itu.
"Kak lepaskan aku! Ini salah, kau tidak seharusnya menciumku lagi." Lara mendorong dada bidang Edgar sembari menyentuh saklar lampu untuk menerangi gudang tersebut. Dan kini ia bisa melihat dengan jelas wajah kakak tirinya yang entah mengapa membuat jantungnya berdegup kencang setelah dua kali pria itu menciumnya.
"Tapi kau menyukainya bukan?" Edgar menarik pinggang Lara, menyentuh wajah cantik itu dengan tersenyum. Akhirnya ia bisa melihat lagi wajah yang sudah menganggu tidur malamnya.
"Tidak, aku tidak menyukainya." Jawab Lara namun dengan menganggukkan kepala, membuatnya tampak bodoh karena ucapan dan apa yang dilakukannya bertolak belakang.
Edgar tertawa lalu kembali melabuhkan ciuman dibibir yang entah sejak kapan membuatnya candu. Lara yang belum terbiasa berciuman justru terhanyut suasana dengan membalas ciuman tersebut.
Suasana dan situasi yang mendukung dimana hanya ada mereka berdua, dan ciuman panas yang dilakukan keduanya sampai membuat Edgar dan Lara lupa diri.
"Kak..." desah Lara saat Edgar mengecup leher jenjangnya, bahkan kini ia meremas rambut Edgar saat pria itu dengan lihai menyesap kedua bagian atasnya setelah berhasil menanggalkan gaun yang dikenakannya.
"Aku merindukanmu." Ucap Edgar tanpa sadar setelah puas bermain di tempat yang pastinya akan menjadi tempat Favoritnya.
"Kak jangan!" Lara yang tersadar menahan tangan kakaknya yang ingin kembali berbuat lebih. "Ini salah kak!"
Edgar yang tersadar, terdiam menatap wajah Lara yang terlihat sendu.
"Aku takut kak, aku takut akan jatuh cinta padamu." Ucap Lara dengan jujur. Karena apa yang mereka lakukan saat ini bukan hal yang mustahil akan menciptakan sebuah rasa diantara mereka.
Deg.
Edgar mengusap wajahnya dengan kasar setelah menyadari kebodohan yang dilakukannya hanya karena marah melihat Lara yang hendak dicium oleh pria lain. Edgar tahu apa yang dilakukannya saat ini salah, karena Lara adiknya sendiri tapi jujur ia tidak bisa melepaskan Lara setelah apa yang terjadi diantara mereka. Walaupun Edgar sendiri tidak tahu apa yang dirasakannya untuk wanita yang ada dihadapannya itu, tapi yang jelas ia sangat marah jika ada yang menyentuh atau menatap Lara penuh minat.