"sudah aku katakan sedari dulu, saat aku dewasa nanti, aku akan menjadikan kakak sebagai pacar, lupa?" gadis cantik itu bersedekap dada, bibirnya tak hentinya bercerocos, dia dengan berani masuk ke ruang pribadi pria di depannya.
tidak menjawab, Vallerio membiarkannya bicara seorang diri sementara dia sibuk periksa tugas para muridnya.
"kakak.."
"aku gurumu Au, bisa nggak panggil sesuai profesi gitu?"
"iya tahu, tapi kalau berdua begini nggak perlu!"
"sekarang kamu keluar!" ujar Vallerio masih dengan suara lembutnya.
tidak mengindahkan perintah pria tampan itu, Aurora malah mengikis jarak, dengan gerakan cepat dia mengecup bibir pria itu, baru berlari keluar.
Vallerio-Aurora, here!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jaga dia!
Saat ini Vallerio duduk berhadapan dengan Wiliam. Aura di ruangan itu menyesakkan dada, untuk bernafas saja rasanya sangat sulit untuk Vallerio. Apalagi sudah lima menit berlalu, Wiliam bahkan belum bersuara sama sekali. Tapi tatapannya tak beralih dari Vallerio.
Sesekali dia melihat jarum jam, “ em__” hendak mulai pembicaraan, kalimatnya kalah cepat oleh Wiliam
“Sejak kapan kamu jadian dengan adekku?” seperti biasa, suara Wiliam memang datar dari pabriknya. Dia bertanya dengan tatapan tak terbaca, hingga sulit untuk Vallerio mengartikan tatapannya.
Sebelum menjawab Vallerio menghela nafas berat.
“belum lama, baru hampir dua minggu” jawab Vallerio jujur.
Wiliam mengangguk pelan, “kamu mencintainya?” bertanya dengan nada pelan, dia mengetuk ngetukkan jari-nya di atas meja.
“sangat, aku sangat mencintainya, dia alasanku betah jomblo saat itu, tapi tidak sekarang” jawab Vallerio tanpa ragu sambil tersenyum tipis. Kembali membayangkan wajah cantik Aurora yang pertama kali melihatnya saat masuk kelas kala itu.
Senyumnya tidak berhenti membuat Wiliam muak melihatnya. “berhenti tersenyum seperti itu, kamu tidak tampan!” dengus Wiliam.
Seketika Vallerio terbahak, lupa jika sebelumnya dia bahkan sulit bernafas di ruangan ini.
“baiklah Vallerio, aku memanggilmu kesini cuman memastikan itu. dan ingat, jangan sampai kamu menyakiti adikku, karena kalau sampai hal itu terjadi maka aku tidak bisa menjamin kamu akan hidup lama di dunia ini. Dan lagi, jaga dia! Jangan sampai pacaran di luar batas!, dia masih terlalu kecil, sebenarnya tidak cocok untukmu tapi karena pilihan Aurora ya mau gimana lagi!” ingat Wiliam dengan tampang sangat serius tak lupa di akhiri dengan kalimat sindiran yang menohok sampai di ulu hati Vallerio.
“aku akan menjaganya, tapi tidak berjanji untuk tidak di luar batas!” jawabnya mengalihkan atensi Wiliam.
“Apa maksudmu? Jangan coba coba Vallerio, tunggu Aurora lulus SMA, kamu baru boleh menikahinya!!!” ujar Wiliam dengan tegas.
“Hm aku keluar dulu, nanti dia terlambat!” tidak mau memperpanjang, Vallerio pamit keluar dari ruangan Wiliam. Langkahnya sangat tegap, menghampiri Aurora yang sejak tadi duduk diam di sofa.
“ayo sayang..” ajaknya. Dia kemudian pamit pada mommy Alisia dan Alena yang masih ada disana.
“pamit ya mom, Ale”
“Iya, hati hati di jalan” keduanya keluar, berjalan menuju mobil.
“kak, apa kata kak Wiliam?” belum juga duduk di mobil, Aurora sudah menyambar beberapa pertanyaan padanya.
Vallerio menoleh, tersenyum tipis “mau tahu banget?” tanyanya di angguk cepat oleh Aurora.
“aku akan memberitahumu, tapi cium dulu” lupa tentang peringatan Wiliam barusan, dia kembali berulah.
“enggak mau, sekarang jalan!” jawab Aurora dengan pandangan lurus ke depan.
“sayang..”
“Ish apasih, enggak mau ya! Ayo kak ntar terlambat nih”
“iya iya, kita berangkat ya” Vallerio mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
...----------------...
"Sudah sampai” ujarnya sambil menepikan mobilnya di tempat parkir.
“yah, kok disini sih” terlalu fokus dengan ponsel hingga Aurora tidak sadar saat mobil Vallerio sekarang berada di tempat parkir sekolah.
“emang kenapa kalau disini? Kan ini tempat parkir sayang” jawab Vallerio bingung sendiri.
“kak, kalau orang orang liat nanti gimana? Para guru dan murid tahu loh mobil kakak, mereka lihat Aurora turun dari sini, hais gimana ya jelasinnya, Aurora tidak mau ada yang tahu kak!” dumel Aurora sembari memperhatikan sekitar. Sangat rame, banyak sekali para siswa dan siswi yang masih berkeliaran disana.
“terus gimana? Harus mundur lagi? Sama saja mereka bakal curiga, lagian ya belum tentu mereka mau tahu dengan hubungan kita” jelas Vallerio.
“ya udah, aku turun dulu kak” Aurora meraih tasnya, kemudian membuka pintu mobil.
“Nggak cium dulu?” cegat Vallerio sebelum gadis itu benar benar keluar. “bukan di bibir, di pipi saja” pintanya menahan Aurora.
Cup
“udah” pria itu tersenyum tipis.
“Ingat, jangan dekat dekat dengan cowok lain!” Aurora tak lagi menjawab, dia buru buru keluar, berlari kecil masuk ke dalam.
Vallerio melihatnya sampai Aurora hilang dari pandangan barulah dia balik dan berlalu dari sana langsung menuju kantornya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
lagian knpa emgga bilng kalo udah punya pacar .. 🗿🔪