Anaya Devaloka (21), seorang gadis muda yang terpaksa menjadi ibu susu bayi bernama Elnan Kavindra demi melunasi hutang ayah tirinya dan membiayai pengobatan mamanya.
Richard Kavindra (29), seorang CEO muda nan tampan dan terkenal playboy. Ia menyukai gadis seksi yang bertubuh langsing. Namun, ketika ia melihat Naya, semua tipe gadis idealnya seakan tak berlaku sama sekali. Ia terjebak pada pesona ibu susu baby Elnan anaknya.
Akankah Richard mampu meluluhkan hati Naya? dan bisakah Naya tetap teguh pada hatinya tanpa tergoda oleh Richard?
Follow Ig : @yoyotaa_
Dilarang keras untuk menjadikan cerita saya jadi konten!!!!!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yoyota, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 - Orang Tua Pemula
Waktu tempuh dari kediaman Richard ke rumah sakit sekitar 30 menit. Itupun jika jalanan beroperasi normal tidak macet. Sayangnya, hari ini jalanan begitu padat dengan transportasi, hingga Naya dan Richard sampai di rumah sakit sekitar 45 menit.
Pak Budi memarkirkan mobil majikannya di basemen. Sementara Naya dan Richard berjalan masuk ke dalam rumah sakit. Mereka berdua berjalan tidak beriringan. Naya berjalan di belakang Richard. Richard yang memiliki tubuh tinggi dan langkah kaki yang lebar sudah berada agak jauh dari Naya. Naya mencoba mengejar Richard sedikit berlari.
"Cepat Nay! Jangan lelet!" cecar Richard.
Naya mendengus sebal.
"Dia tidak sadar apa gimana? Kakiku tidak sepanjang kakinya. Langkahku tidak selebar langkahnya. Peka sedikit kenapa?" gerutu Naya dengan suara kecil.
Richard berhenti melangkah. Naya yang tidak sadar Richard berhenti berjalan pun tanpa sengaja menabrak punggung Richard.
"Jalan itu sambil liat tempat Nay! Jangan sambil menggerutu! Ayo!" Lagi-lagi Richard mengomel. Namun, kali ini Richard menggenggam tangan Naya agar jarak di antara mereka tidak terlalu jauh.
Naya melihat genggaman tangan itu, ada desiran darah yang tiba-tiba mengalir dengan derasnya.
Sampailah mereka di ruangan dokter kandungan. Sang dokter tengah duduk sambil menunggu pasien selanjutnya masuk. Richard menarik tangan Naya untuk masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Silahkan duduk!" Dokter mempersilahkan Naya dan Richard untuk duduk.
"Bisa diceritakan keluhan apa yang terjadi pada Anda, Nyonya?" tanya dokter.
"Begini dokter, dari kemarin ASI saya tidak mau keluar. Jadi, saya berhenti untuk menyusui langsung dan memberikan ASI yang sudah saya pompa sebelumnya. Saya berpikir jika hari berganti, ASI saya akan keluar dengan sendirinya. Ternyata pikiran saya itu salah. ASI nya tetap tidak keluar sama sekali, yang ada malah dada saya terasa nyeri dan bengkak ketika saya mencoba untuk menyusui bayi lagi. Kira-kira itu kenapa ya, dok?"
Naya mengutarakan apa yang ia rasakan selama hari kemarin dan hari ini.
"Dada terasa nyeri dan bengkak saat menyusui bisa menjadi tanda saluran ASI tersumbat. Itu juga yang menyebabkan ASI tidak mau keluar. Kondisi ini sebenarnya cukup umum terjadi. Saluran ASI yang tersumbat pada dasarnya dapat terjadi jika ASI diproduksi lebih cepat daripada dikosongkan. Hal ini menyebabkan ASI menumpuk di saluran, sehingga jaringan di sekitar saluran dada menjadi bengkak, meradang, dan akhirnya menyumbat aliran ASI. Itulah penjelasan dari pertanyaan nyonya."
"Lalu bagaimana cara supaya ASI tersebut keluar lagi, dok? Masalahnya anak saya alergi dengan susu formula. Tentunya ia begitu ketergantungan dengan ASI tersebut," tanya Richard ingin tahu.
"Sebelum saya memberitahu bagaimana cara mengatasinya. Saya akan memberitahukan penyebab terjadinya penyumbatan saluran ASI. Pada umumnya saluran ASI yang tersumbat terjadi karena si ibu tidak sering menyusui atau memerah ASI. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan tersumbatnya saluran ASI, antara lain: Perlekatan menyusui kurang tepat, sehingga ASI yang keluar hanya sedikit. Pompa ASI yang digunakan kurang bertenaga, sehingga pengosongan ASI tidak maksimal. Si ibu mengalami stres sehingga terjadi penurunan produksi hormon oksitosin yang membantu keluarnya ASI dari dada. Lalu, ketika sudah tahu penyebab terjadinya penyumbatan tersebut, jangan sampai terjadi hal yang sama. Untuk mengatasinya yaitu dengan istirahat yang cukup. Menyusui dan memompa ASI lebih sering. Mengompres dan memijat dada. Hindari kecemasan dan stress. Cukupi kebutuhan nutrisi si ibu selama menyusui."
Richard dan Naya mendengarkan penjelasan dokter dengan serius.
"Lalu jika masih terasa sakit saat menyusui bagaimana dokter?" tanya Naya lagi.
"Walaupun mungkin terasa berat atau menyakitkan, sebaiknya hal tersebut tetap diupayakan. Nah, disini juga suami dapat membantu istrinya."
"Caranya bagaimana dokter?" tanya Richard antusias.
"Anda dapat membantu mengh*sap p*ting dada istri Anda, Tuan. Sifatnya hampir sama dengan memerah ASI secara manual ataupun dengan pompa. Semakin sering ASI dikeluarkan baik itu, disusukan, diperah, atau dipompa akan semakin lancar pula produksinya. Bila ASI tidak dikeluarkan, produksi ASI akan berhenti dengan sendirinya. Terkadang, si kecil tidak bisa mengeluarkannya begitu pun dengan pompa ASI. Nah, ada saat-saat seperti ini, para Ayah berhasil membersihkan penyumbatan. Tentu ini akan membantu Nyonya sekaligus meringankan kesakitan Nyonya dari dada yang membengkak. Selain itu juga, tuan bisa membantu memijat dada istri Anda. Meskipun hal ini banyak sekali kontroversinya. Namun, jika dibantu oleh suami akan mempererat hubungan suami dan istri. Bahkan ada yang merasakan kenyamanan setelahnya. Alhasil karena kenyamanan tersebut bisa membuat produksi ASI lebih banyak."
Richard dan Naya memberikan ekspresi yang berbeda. Richard tampak senang. Jelaslah ia akan senang. Ia sudah membayangkan dirinya akan melahap dada Naya sepuasnya.
Sementara Naya, ia tak mau hal tersebut terjadi. Ia dan Richard bukanlah pasangan suami istri. Itulah yang ada di pikiran Naya.
"Bagaimana apa masih ada yang perlu dijelaskan kembali? Atau tuan dan nyonya sudah mengerti dengan penjelasan saya?"
"Sangat mengerti dokter. Dokter tahu saja apa yang suami inginkan," ucap Richard sambil terkekeh.
Naya menajamkan matanya ke arah Richard. Ia tak habis pikir, bagaimana bisa Richard berkata seperti itu di hadapan sang dokter.
"Beberapa pasangan suami istri yang datang kemari pun, sering mengatakan hal demikian, Tuan. Semoga nanti produksi ASI istri anda bisa lancar Tuan."
"Baik, terima kasih atas saran dan penjelasannya dokter. Sungguh sangat bermanfaat bagi kami yang masih menjadi orang tua pemula ini. Kalau begitu kami permisi dokter." Dokter pun mengangguk. Richard menggenggam tangan Naya lagi lalu keluar dari ruangan tersebut.
Naya langsung menghempaskan genggaman tangan tersebut dan langsung menyulutkan kekesalannya pada Richard.
"Tuan, kenapa kau mengaku pada dokter bahwa kita pasangan suami istri dan orang tua pemula? Kita hanya sebatas majikan dan ibu susu!"
"Lalu apa kau mau mengaku bahwa kau menyusui tanpa melahirkan begitu!?" sahut Richard dengan sedikit keras.
"Aku mengakui hal tersebut, supaya kau tidak perlu repot-repot menjelaskan semuanya Naya. Sudahlah, kenapa hal seperti itu saja kau perdebatkan sih! Lebih baik kita pulang. Elnan pasti sudah bangun dan menangis karena haus."
Richard menarik tangan Naya kembali supaya tidak ketinggalan olehnya.
"Hufttt ...." Naya menghela napas untuk mengontrol emosinya yang tak karuan. Ingin rasanya ia memukul kepala majikannya itu. Namun, Naya urungkan karena ia masih ingin hidup tenang. Yang Naya lakukan sekarang hanya pasrah tangannya ditarik oleh Richard.
***
Sesampainya di kediaman Richard, Bi Ani mencoba menenangkan Elnan yang sesuai dugaan Richard sudah bangun dan menangis. Naya mengambil Elnan dari gendongan Bi Ani dan membawanya ke kamar dengan berlari kecil.
Richard mengikuti Naya di belakang Naya dengan berjalan pelan.
Brak!
Pintu tertutup agak sedikit keras. Richard tahu pasti Naya sedikit panik sekarang. Maka dari itu, Richard mengikuti Naya sampai sudah berada di kamar Elnan. Rupanya kamar Elnan tidak dikunci. Richard membuka pintu tersebut dengan perlahan.
Suara tangisan Elnan terdengar sangat nyaring sekali di telinga. Sampai-sampai Naya tak menyadari bahwa Richard sudah berada dalam satu ruangan dengannya.
Richard melihat salah satu buah dada Naya yang terbuka karena sedang berusaha menyusui Elnan.
"Kau!" Mata Naya melotot saat melihat Richard di kamar Elnan.
***
Hai semuanya,
Salam hangat dariku ya.
Terima kasih sudah membaca ceritaku sampai di bab ini. Semoga kalian menyukainya.
Jangan lupa berikan like dan vote nya teman-teman.
Ramaikan juga cerita ini dengan komentar-komentar kalian.
Kalian bisa juga memberikan dukungan untuk yoyo dengan menonton iklan yang ada di kolom pemberian hadiah.
jangan lupa mampir juga di karyaku ya,🙏🏻
icad icad..