NovelToon NovelToon
Cinta Di Antara Kaset Dan Surat Cinta

Cinta Di Antara Kaset Dan Surat Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan
Popularitas:931
Nilai: 5
Nama Author: mom alfi

Di era 90-an tanpa ponsel pintar dan media sosial, Rina, seorang siswi SMA, menjalani hari-harinya dengan biasa saja. Namun, hidupnya berubah ketika Danu, siswa baru yang cuek dengan Walkman kesayangannya, tiba-tiba hadir dan menarik perhatiannya dengan cara yang tak terduga.

Saat kaset favorit Rina yang lama hilang ditemukan Danu, ia mulai curiga ada sesuatu yang menghubungkan mereka. Apalagi, serangkaian surat cinta tanpa nama yang manis terus muncul di mejanya, menimbulkan tanda tanya besar. Apakah Danu pengirimnya atau hanya perasaannya yang berlebihan?

“Cinta di Antara Kaset dan Surat Cinta” adalah kisah romansa ringan yang membawa pembaca pada perjalanan cinta sederhana dan penuh nostalgia, mengingatkan pada indahnya masa-masa remaja saat pesan hati tersampaikan melalui kaset dan surat yang penuh makna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom alfi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29: Kaset Terahir

Sore itu di penghujung semester, Rina bersandar di tembok sekolah sambil menunggu Danu. Hari-hari mereka akhir-akhir ini terasa lebih tenang setelah momen pengungkapan di taman. Ketegangan di antara mereka sudah menghilang, berganti dengan perasaan nyaman. Namun, di sela-sela itu, Rina merasakan sesuatu yang belum selesai, seperti ada yang masih menggantung.

Danu muncul tak lama kemudian, dengan kantong plastik dari toko kaset langganan mereka di tangan, dan senyum kecil di wajahnya. Rina berdebar-debar melihatnya, berusaha menebak apa yang kali ini dibawa Danu. Setiap kali Danu memberinya kaset, ada makna tersirat dalam pilihan lagu-lagu yang dipilihnya. Tapi kali ini, Danu tampak lebih misterius.

Tanpa banyak bicara, Danu mendekat, mengeluarkan kaset dari kantong plastik itu, dan menyerahkannya pada Rina. Cara Danu memberikan kaset kali ini terasa berbeda—ada keseriusan yang belum pernah Rina lihat sebelumnya. Kaset itu bukan kaset biasa yang dijual di toko; sampulnya dihiasi tulisan tangan Danu: "Perjalanan Kita".

Rina memandang kaset itu, lalu menatap Danu dengan penasaran. Di dalam hatinya, ada rasa tak sabar untuk segera mendengarkannya, tapi ia memilih menahan diri. “Ini apa?” tanyanya, mencoba menyembunyikan senyum.

Danu tersenyum dan menjawab, “Kaset ini adalah... cerita kita. Lagu-lagu yang pernah kita dengarkan, lagu yang mengingatkan aku sama kamu.”

Rina merasa terharu mendengar ucapan itu. Ia mencoba merespons dengan bercanda untuk menutupi perasaannya. “Wah, jangan-jangan kamu ini seniman musik diam-diam?” canda Rina.

Danu tertawa kecil. “Bukan seniman musik, tapi aku tahu, lagu-lagu ini penting buat kita. Kamu tahu kan, kadang musik itu bisa bicara lebih jelas daripada kita sendiri.”

Rina hanya tersenyum, menggenggam kaset itu lebih erat. Mereka berjalan bersama menuju taman sekolah, tempat favorit mereka untuk duduk dan mengobrol. Sore itu terasa berbeda, lebih sunyi dan mendalam. Begitu mereka tiba di taman, mereka duduk di bangku kayu di bawah pohon rindang. Rina membuka kasetnya dan membaca judul lagu-lagu di dalamnya.

Di antara lagu-lagu itu, ia mengenali beberapa yang sering mereka dengarkan bersama. Tapi yang paling mengejutkan adalah lagu terakhir, berjudul “Kenangan Bersama.” Rina menatap Danu dengan sedikit heran. “Lagu yang ini, aku belum pernah dengar,” katanya pelan.

“Ini lagu yang aku temukan di toko kaset bekas minggu lalu. Lagu lama, mungkin jarang orang tahu, tapi... aku pikir, pas aja buat kita,” jelas Danu sambil tersenyum.

Rina mengangguk, mulai mengingat-ingat momen yang pernah mereka lewati. Lagu-lagu di kaset itu seolah menceritakan kisah mereka, dari pertemuan pertama, kebingungan dan kecanggungan yang sering muncul, hingga momen di mana mereka saling berbalas kaset sebagai tanda perasaan yang tersirat.

Di sela-sela obrolan, Danu mulai mengajak Rina mengenang momen-momen kecil yang pernah mereka lalui. “Ingat nggak waktu pertama kali aku kasih kamu kaset?” tanya Danu.

“Mana mungkin lupa,” jawab Rina sambil tertawa kecil. “Waktu itu aku kira kamu cuma iseng. Ternyata… ada maksud terselubung di balik kaset-kaset itu.”

Danu ikut tertawa. “Ya, aku pikir kasih kaset itu cara yang paling aman buat ngungkapin perasaan. Tapi malah bikin pusing, ya?”

Rina tertawa lebih keras kali ini. “Iya, kamu sukses bikin aku bingung setengah mati! Untung aku suka kaset. Kalau nggak, mungkin kaset-kaset kamu udah aku balikin semuanya.”

Danu tertawa mendengar jawabannya. Mereka duduk bersama dalam tawa dan obrolan ringan yang mengingatkan mereka pada semua kebersamaan yang sudah terjalin. Seiring matahari perlahan tenggelam di ufuk barat, perasaan yang tersimpan pun ikut terungkap satu per satu, tapi tidak dengan kata-kata. Mereka hanya saling memahami dengan tatapan, senyum, dan tawa.

Ketika suasana menjadi hening sejenak, Danu menatap Rina dengan pandangan yang lembut. “Jadi, kamu tahu kan apa maksud semua lagu di kaset itu?” tanyanya dengan suara pelan, seolah tidak ingin mengganggu keheningan yang sedang mereka nikmati.

Rina terdiam, menatap kaset di tangannya, lalu beralih menatap Danu. Senyum tipis terukir di wajahnya. “Aku sudah tahu, Danu. Kamu nggak perlu khawatir lagi. Lagipula, aku juga suka dengan caramu mengungkapkannya.”

Danu mengangguk pelan, tampak lega. Mereka duduk diam, memandang langit yang mulai gelap. Suara-suara dari sekitar terasa samar, seolah dunia hanya milik mereka berdua saat itu. Kaset terakhir ini, Perjalanan Kita, seperti menjadi penutup dari segala ketidakpastian yang pernah mereka rasakan. Tapi di sisi lain, kaset ini juga menjadi awal dari kisah baru yang lebih nyata, lebih terbuka.

“Rina…” kata Danu pelan, suaranya terdengar penuh perasaan. “Terima kasih buat semua yang sudah kita lewati. Aku nggak pernah nyangka bisa nemuin seseorang yang ngerti aku kayak kamu.”

Rina tersenyum, menggenggam kaset itu erat. “Aku juga, Danu. Terima kasih buat semua kaset-kaset ini. Kalau nggak ada kaset-kaset ini, mungkin aku nggak akan tahu perasaanmu yang sebenarnya.”

Mereka saling berpandangan, berbagi senyum yang seolah berkata lebih dari apa yang bisa diungkapkan kata-kata. Saat itu, mereka berdua merasa yakin, bahwa perasaan yang selama ini terpendam, kini sudah terjawab sepenuhnya.

Sebelum mereka berpisah, Rina berkata, “Danu, apa kamu yakin ini kaset terakhir?”

Danu terdiam sejenak, berpikir, lalu tertawa. “Mungkin bukan terakhir. Tapi kaset ini akan selalu jadi yang paling spesial. Kaset yang nyimpan semua kenangan kita.”

Rina mengangguk, menyetujui kata-kata Danu. Sambil tersenyum, ia berbisik pelan, “Kaset ini akan selalu jadi kenangan terindah buatku.”

Danu tersenyum, meraih tangan Rina, dan mereka berdua berjalan beriringan meninggalkan taman itu. Kaset terakhir ini menjadi simbol dari semua yang telah mereka lalui, semua perasaan yang pernah tersimpan, dan semua kenangan yang akan terus mereka bawa di masa depan.

Meskipun sore itu berakhir, cerita mereka baru saja dimulai.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!