Ka Rani hiks,tolong aku suamiku dipecat dari pekerjaannya dan dia pergi meninggalkan aku dengan wanita lain padahal aku sedang mengandung darah dagingnya.Aku tak punya siapapun lagi selain Kaka." Ucap Rena adik satu-satunya Rani
" Bagaimana bisa jadi seperti ini Rena,Lantas bagaimana kondisimu saat ini?"
" Aku luntang Lantung dijalan ka,rumahku baru saja disita pihak bank karena sertifikat rumahnya dijaminkan mas Reno untuk pinjaman di bank dan ternyata mas Reno ditak membayar cicilannya selama berbulan-bulan.
" Ya Tuhan malang sekali kamu Ren,sebentar Kaka diskusi dulu dengan mas Langit,Kaka mau minta izin untuk kamu tinggal bersama Kaka."
" baik ka terimakasih.
Beberapa saat kemudian.....
" hallo Ren!"
" Iya ka bagaimana?
" sekarang posisi kamu ada dimana,mas Langit setuju dan Kaka akan menjemputmu saat ini juga!"
" Allhmdulillah,baik ka terimakasih.Aku ditaman sakura jalan kenangan blok d.Kaka beneran mau kesini ka?"
" Iya dek,kamu jangan kemana-mana sebelum Kaka datang ya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14 Keramas
Setelah menyelesaikan percintaan panasnya langit buru-buru memakai semua pakaiannya karna dia tak mau Rani curiga,apa lagi Rani memang sudah mencarinya.
" Sayang mas kembali dulu ya kekamar Rani." ucap Langit.
Greeep
" Temani aku malam ini saja mas,aku masih ingin memelukmu." Bisik Rena dengan lembut.
Dia masih enggan melepas Langit meskipun dia tau bahwa Rani sudah mencarinya.
" Tapi Ren nanti dia pasti akan curiga,dia pasti akan bertanya mas dari mana.Lalu mas mau jawab apa.Mas tidak pernah meninggalkan dia saat malam." jelas Langit sembari mengusap puncak kepala Rena dengan lembut.
" Ya sudah!" pungkas Rena dengan wajah murung.
Cup cup cup
" Mas janji akan meluangkan waktu lagi untukmu.Kamu juga harus ingat,kita jangan tetrlalu sering begini agar tak menarik perhatian kakamu.Bagaimapun aku masih mencintainya dan akan selalu mencintainya." ucap Langit.
Jlep
Ucapan Langit bagai belati yang menancap begitu dalam direlung hati Rena.Laki-laki yang baru saja berbagi keringat dengannya tiba-tiba mengatakan perasaannya pada wanita lain.Meskipun Rena sadar bahwa status hubungannya dengan Langit belum jelas namun sebagai seorang wanita hatinya begitu sakit mendengar laki-laki yang sudah merengguh kenikmatan bersamanya mengatakan hal demikian.
Rena lantas melepaskan pelukannya,ia berbalik badan dengan bibir mengerucut.
" Heeii cantik,ayo lah mengertilah keadaan mas!"
Langit meras bersalah dan berusaha membujuk Rena dengan sabar.
Greeep
Langit kembali merengguh pinggang Rena dan memeluknya dengan erat.
" Apa arti hubungan kita mas,kamu menikmati tubuhku tapi hatimu ada pada Kakaku.Aku seperti jalang rasanya." Sungut Rena.
Cup cup cup
" Jangan pernah bicara seperti itu lagi,kamu juga memiliki tempat khusus dihati mas.Mas mohon mengertilah,ini sudah hampir jam 4 pagi mas harus kembali kekamar."
Cup cup cup
Langit kembali menghujami Rena dengan ciuman diwajahnya.
Setelah itu tanpa mengatakan apapun lagi Langit lantas bangkit dari samping Rena dan pergi kekamarnya.
Ceklek
Langit tersenyum kala melihat Ran masih terlelap tidurnya.
Cup
" Maafkan mas ya sayang!" Bisik Langit.
Karena waktu sudah hampir pagi Langit memutuskan untuk mandi wajib agar badannya terasa segar,dia juga harus melaksanakan solat subuh.
Asholatu khairum minannaum..Asholatu khairum minannaum..
Mata Sarifah terbuka saat mendengar adzan subuh berkumandang.
Sebagai seorang muslim Sarifah lantas terbangun dan membersihkan diri setelah itu ibu kandung langit melaksanakan kewajiban sebagai umat muslim yaitu menjalankan solat subuh dirumahnya berjamaah dengan suaminya.
" Ya Alloh ya Robbi,aku titipkan penjagaan atas anak dan menantuku hanya kepadaMu.Lindungilah rumah tangga putra dan menantuku dari orang ketiga,jauhkan putra dan menantuku dari orang-orang yang memiliki niat jahat terhadapnya.Menantuku orang yang sangat baik,jaga dia Ya Alloh,semoga kebahagiaan selalu tercurah kepada mereka,semoga rumah tangga anak dan menantuku menjadi rumah tangga yang sakinah mawadah warahmah amiin." Air mata menetes dengan deras dari pelupuk mata Sarifah.
" Mah kenapa mama nangis! Doa apa yang mamah minta dari Sang Maha Kuasa hingga mamah tak hentinya menitikan air mata." Tanya Arman.
" Hiks,Rani pah! Entah mengapa mamah terus terus memikirkan dia.Entah apa yang akan terjadi pada mereka tapi firasat mamah selalu buruk." Adu Sarifah pada suaminya.
" Kemarilah!" Arman meraih tubuh Sarifah dan merangkulnya,kemudian Arman menatap mata istrinya yang masih tampak merah karena terlalu lama menangis.
" Hiks hiks!"
" Menangislah jika memang itu bisa membuat hatimu tenang,tapi percayalah semua akan baik-baik saja.Mamah terlalu hawatir memikirkan mereka karena ada Rena dirumah mereka.Papah yakin Langit itu bukan typikal suami yang sperti itu.Dia akan tidak akan mengkhianati Rani,papah tau Langit sangat mencintai Rani." Papar Arman membuat istrinya berhenti terisak, namun tidak dengan hatinya.
" Papah benar ,mungkin saja aku yang terlalu hawatir.Tapi mengapa aku masih saja tidak bisa diam begitu saja membiarkan Rena tetap tinggal disana." Batin Sarifah.
Ditempat berbeda Rani merasa heran karena saat dia membuka mata suaminya sudah ada disebelahnya,namun bukan kehadirannya yang membuatnya heran melainkan keadaan Langit.
" Mas!" Lirih Rani dengan suara parau,khas suara orang bangun tidur.
" Heii sayang,kamu sudah bangun!" Tanya Langit,tangannya terulur dan membelai puncak kepala sang istri.
Rani bangkit dan menatap Langit dengan tatapan yang sulit diartikan.
Mendapati sikap istrinya Langit mengerutkan keningnya.
" Mas!" panggil Rani.
" Iya sayang ada apa?" Langit bersikap lebih tenang,agar tak terlihat gugup.
" Dari mana kamu semalaman mas,kapan kamu kembali dan ya,tumben kamu sudah rapih dan wangi.Kamu Akhir-akhir ini sering banget keramas mas,padahal aku tau kamu selalu menghindari keramas terutama dipagi hari,ada apa mas,apa sekarang keramas jadi hobi kamu mas?" Rani memberondong begitu banyak pertanyaan membuat langit kebingungan dan menghela nafas dengan kasar.
" Maksud kamu apa,kamu curiga sama mas kamu nuduh mas begitu!" Sentak Langit membuat Rani menatap tak percaya.
" Mas aku cuman tanya dan reaksi kamu sampai meledak sperti ini! Aku gak bilang aku curiga atau aku ada nuduh kamu loh mas! Dengan reaksi kamu seperti ini justru membuat aku curiga." Sindir Rani.
Sebisa mungkin Rani menahan emosinya,apa lagi ada adiknya dirumah mereka.Rani begitu menjaga perasaan Rena dan tidak mau Rena merasa tidak kerasaan tinggal dirumahnya karena mendengar pertengkaran kecil antara dia dan suaminya.
" Please Ran,jangan membuat moodku buruk pagi-pagi begini! Kamu ini kenapa si Ran, akhir-akhir ini kamu tuh curigaan terus!"
Langit bangkit dari tempat tidurnya dan pergi keluar dari kamar dengan membanting pintu hingga membuat Rani terjingkat kaget.
" Aku atau dia yang berubah,salahku dimana,ada apa dengan kamu mas!" Lirih Rani dengan salah satu tangannya yang ia letakan didada.
Selama ini Langit tidak pernah sekalipun membentak apa lagi bersikap dan berbicara kasar terhadap Rani ,namun hari ini untuk pertama kalinya Langit bersikap demikian hingga membuat luka dihati Rani.
Waktu sudah semakin siang dan matahari mulai terlihat sinarnya yang masuk melalui celah jendela kamarnya.
Rani gegas mandi dan bersiap karena dia harus pergi kekantor.
" Pagi ka!" Sapa Rena saat melihat Rani keluar dari dalam kamarnya.
" Pagi Ren,kamu terlihat lelah sekali apa tidurmu tidak nyenyak,apa kamu sedang sakit,apa yang kamu rasakan kamu bilang sama Kaka.Jangan sungkan,kalau ada apa-apa bilang sama Kaka,Kaka gak mau kamu dan calon keponakan Kaka sampai kenapa-kenapa." Ujar Rani yang merasa hawatir saat melihat wajah adiknya yang tampak kurang tidur dan kelelahan.
" Tidak ka tidak sama sekali,aku itu em gerah iya gerah semalem gak bisa tidur tapi karena gerah bukan karena apa-apa." Kilah Rena.
Rani mengamati wajah adiknya,namun ia belum sadar apa yang begitu menarik perhatiannya.
Mereka berjalan beriringan menuju meja makan,hari ini Rani dan Rena sama-sama tidak menyiapkan masakan rumahan seperti biasa,hingga mereka terpaksa sarapan dengan roti dan susu saja untuk mengganjal perut sebelum berkuat dengan pekerjaan masing-masing.
" Pagi mas!" Sapa Rena pada Kaka iparnya sementara Langit menyambutnya dengan senyum mengembang.
" Tunggu-tunggu! Kalian kompak kramas lagi!" Celetuk Rani saat sadar melihat Rena dan Langit dengan rambut basahnya.
Langit dan Rena saling tatap sementara Rani merasa ada yang lain dari adik dan suaminya.
" Ck,kebetulan saja ka!" Kilah Rena.
" Kamu ini kenapa si Ran! Masalah keramas saja kamu besar besarkan bikin moodku ilang pagi-pagi."
Braaak
Andre menghentakan tangannya diatas meja dan pergi meninggalkan Rena dan Rani tanpa pamit.
" Apa ada yang salah dengan pertanyaan Kaka Ren." Rani menatap Rena dengan penuh pengharapan.
"Tidak ada ka,tapi Kaka keterlaluan menurutku.Apa salahnya si sama orang keramas,bukannya seneng ya jadi bersih wangi seger.Ini ko Kaka curigaan terus si.Bisa jadi kan kebetulan,aku memang akhir akhir ini gerah dan kepalaku gampang berkeringat jadi rambutku lengket maka dari itu aku keramas setiap hari!" Sentak Rena membuat Rani mematung sejenak dan otaknya mendadak berfikir dengan keras.
Tok tok tok
" Assalamualaikum."
Kaka beradik itu kompak menoleh ke arah pintu saat mendengar salam dari luar.
Bersambung.....
kalau ada waktu luang mampir ya di novel aku juga.
"aku dan teman kamarku."