"Antagonis? yap aku suka jika orang memanggilku dengan sebutan itu"
"Tapi.... apa setiap antagonis itu jahat? aku rasa tidak! mereka tidak jahat! hanya saja mereka ingin melindungi diri mereka sendiri dengan cara berpura pura jahat" ~Alice Deonandra Syaputri~
___________________________________
Alice Deonandra Syaputri Agraham. Putri dari keluarga Agraham, sang Bad Girl yang di pandang sebagai gadis yang jahat oleh orang-orang, bahkan dia di juluki sebagai Queen Bullying oleh seantero sekolah.
Dia di beri panggilan seperti itu bukan tanpa alasan yang pasti, Mereka punya alasan, alasan nya karna dia sering membully salah satu murid pintar kesayangan para guru, dan jangan lupakan dia juga kesanyangan seorang Arvin Arkasa.
Arvin Arkasa. Sang Bad Boy yang mempunyai sejuta pesona untuk memikat para wanita, tapi sayang dia merupakan orang yang dingin dan kejam terhadap orang lain tapi dia akan menjadi pribadi yang hangat kepada orang yang dia sayang seperti hal nya kepada Rhena.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PUTRY NABIELA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
WARNING!!⚠️
Banyak kata-kata kasar Dan mengandung ke-kerasan! di harap bijak untuk membaca!
STOP UNTUK JADI PEMBACA BAYANGAN, TOLONG HARGAI PARA PENULIS DENGAN LIKE, RATE, DAN KOMEN NYA
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Happy Reading Guyss ❤️
...----------------...
..."Kadar Keberanian seseorang sesuai dengan kadar penolakannya terhadap perbuatan jahat"...
... ☄...
Siang hari nya di mansion Alice
"Alice! Bagimana hubungan kamu sama Arvin? Kalian tidak benar-benar putus kan?" tanya Reno dengan sorot mata yang terlihat dingin
"Ck! Kan Ayah tau sendiri, anak kebanggaan Ayah udah rebut Arvin dari Alice" sindir Alice sembari menatap ke arah Rhena yang menunduk dan meremat rok nya
"Alice! Seharusnya kamu tidak bicara seperti itu!!" kesal Retta
"Hm, kenapa emang?" tanya Alice menantang
"Alice! Kamu harus kembali ke Arvin!" desak Reno yang membuat Alice mengerutkan kening nya
"Kenapa harus balik lagi? Kan kita udahan lagian kan Arvin udah bareng Rhena" balas Alice yang tak terima
"Benar itu mas! Seharusnya kamu itu hargai perasaan Rhena, sekarang dia yang jadi pacar Arvin bukan Alice lagi" bela Retta
"Tutup mulut kamu Retta!! Kamu menyuruhku menghargai perasaan nya sementara anak mu ini tidak bisa menghargai perasaan saudari nya sendiri!" kesal Reno
"Saya tidak pernah mengajar kan dia untuk menjadi orang yang suka merusak hubungan orang!! Saya tidak mau Rhena menjadi seperti kamu! Menjadi selingkuhan! Karna ini akan memperburuk nama besar keluarga saya!!" lanjut Reno dengan sorot mata yang dingin dan tegas
"Apa apaan kamu ini mas?! Maksut kamu, kamu mau nyalahin aku gitu?! iya?!! Ini semua bukan cuma salah aku mas tapi salah kamu juga!! Kan kamu yang ngajakin aku pacaran duluan sementara kamu udah punya istri" jawab Retta dengan kesal
"tapi kamu yang menggoda saya duluan!" bentak Reno
"Ck! Gak usah saling salah salahan, kalian berdua sama-sama salah sekaligus bodoh" tukas Alice yang mulai jengah dengan perdebatan mereka
"Kalo kalian emang punya hati, kalian gak akan lakuin ini semua. hingga ahirnya malah merenggut nyawa seseorang" Lanjutnya dan langsung berlalu pergi dari mansion yang kini serasa neraka itu
"Ini semua salah kamu!!" Tukas Reno lalu pergi meninggal kan Retta yang mulai berkaca kaca
"Kenapa ini semua harus terjadi pada keluargaku?" batin Rhena menangis
*****
Sementara itu, kini di Mansions keluarga Arvin pun tak luput dari kericuhan
"Arvin, Mama benar benar kecewa sama kamu! Kamu udah gagal jalanin amanat terahir oma dan juga amanat dari bunda nya Alice!" ucap Laras dengan tatapan datar nya
"Papa gak mau tau, bagai mana pun cara nya kamu harus balikkan sama Alice!!" tegas Hendri
"Pah! Mah! Arvin itu udah punya Rhena!!" Bantah Arvin yang ikutan kesal
"Kamu!! Liat aja mama akan singkirin anak si jalang itu" geram Laras
"Mamah gak usah repot-repot buat nyingkirin Rhena, biarin aja Rhena sama Arvin karena Alice harus bersamaku" ucap seseorang yang tiba-tiba muncul dari ambang pintu
"Felix?!" panggil serempak dari kedua orang tua Arvin
"Apa kabar mah! Pah!" sapa Felix dengan senyum manis nya
"Felix anak mama! Ahirnya kamu kembali ke rumah ini lagi sayang" ucap Laras dengan tangis nya
"Tidak, Felix tidak kembali felix hanya mampir dan ingin mempertegas ke pada kalian bahwa Alice itu milik Felix" ucap Felix dengan tegas
"Apa apaan kamu ini Felix! Baru datang langsung meng klaim Alice sebagai milik mu! Apa kau mengenal nya?!" tanya Hendri dingin
"Ya Felix kenal karna Akhir-akhir ini Felix yang selalu ada di dekat nya, bukan cuma itu Felix yang lebih mengenal Alice, bukan Arvin maupun kalian, Alice hanya punya Felix begitupun sebaliknya" jawab Felix penuh ke yakinan dan ketegasan
"Felix!! Ingat Alice itu tunangan dari Arvin! adik kamu sendiri!!" tukas Hendri
"Ck, mantan kalik pah!, dan yah Arvin bukan adik Felix sampai kapan pun Felix gak sudi mengakui anak jalang ini sebagai adik" ucap Felix dengan simrik nya
"Felix!!" bentak Laras
"Gue bukan anak jalang anjing!!" maki Arvin dan langsung berdiri dari duduk nya
"Terus apa kalo bukan anak jalang? Anak pelacur?" tanya Felix tanpa beban
PLAK
satu tamparan itu berhasil mendarat dengan mulus di pipi kiri Felix hingga membuat ujung bibir nya mengeluarkan sedikit darah segar
"Tutup mulut mu Felix!! Dia adik kamu!!" Bentak Hendri sesaat setelah menampar pipi Felix
"Terserah pah! Terserah!! Dia itu emang anak jalang!! Karna ibu dia mama hampir mati saat itu!! Ini semua gara-gara papa dan jalang itu!! Kalo mama gak tau kalo papa selingkuh pasti saat itu mama gak akan ada di ambang ke matian gara-gara penyakit jantung nya yang kumat" ucap Felix dengan nada suara yang naik satu oktaf
BUGH
satu pukulan telak kembali menghujami pipi Felix
"Gue tau mendiang Nyokap gue salah!! Tapi gak seharus nya lo hina-hina dia bangsat!!" maki Arvin sambil Terus memukuli wajah Felix dengan membabi buta
"Tapi itu kenyataan nya bego!! Gara gara nyokap lo mama gue jadi sakit hati dan penyakit nya kambuh" bela Felix yang juga ikut memukuli wajah Arvin
"ARVIN!! FELIX!! UDAH!! UDAH!!!" teriak Laras yang berusaha untuk melerai pertengkaran antar kedua putranya
"Udah FELIX!!! Gak usah ungkit-ungkit masa lalu! Mama baik-baik aja kamu jangan pendendam seperti ini" ucap Laras setelah berhasil memisahkan putra-putra nya
"Tapi tetep aja Felix gak terima!" ucap Felix sembari mengelap ujung bibir nya mengeluarkan darah segar
"Udah nak udah!! Kalian sama-sama anak mamah, anak ke sayangan mama, Mama mohon supaya kalian bisa akur
"Itu gak akan pernah terjadi mah!!" desis Felix
"Lagian Felix heran, bisa-bisa nya mama masih bisa bertahan sama pria brengsek itu! Mending mama ikut Felix aja! kita tinggal berdua aja!!" Ucap Felix sembari melirik ke arah Hendri yang mengepalkan tangan
"Nak udah!" mohon Laras
"Terserah, terserah mama mau apa! Dan Felix cuma mau ngingetin lag,i Alice milik Felix apa pun resiko nya Felix gak peduli. jangan ada yang coba-coba buat Ambil Alice atau kalian tau akibat nya" ucap Felix lalu melangkah untuk pergi menjauh dari rumah itu
"Ck!" decak Arvin dan berlalu pergi masuk ke dalam kamar nya
****
Pada malam hari nya, Di sebuah taman kota yang masih ramai akan para masyarakat kini ada seorang gadis cantik berambut panjang yang sedang duduk di bangku taman tepat di bawah pohon yang konon katanya adalah pohon keramat yang banyak penghuni nya, namun gadis itu tidak peduli karena di tempat itu terasa sejuk karena keadaan pohon yang rindang
"Bunda! Alice kangen bunda! Kenapa bunda ninggalin Alice dengan keluarga sialan ini" ucap seorang gadis yang tak lain adalah Alice
"Alice pengen ikut bunda! Kapan bunda jemput Alice ke bintang di atas sana" lanjut nya sembari menatap ke arah bintang yang ada di langit
"Lo gak boleh ngomong gitu!" ucap seseorang dari arah belakang Alice
"Felix?" panggil Alice
"Lo jangan suka ngomong gitu lagi, tuhan masih sayang sama lo jadi dia biarin lo hidup di dunia ini supaya lo bisa nyari kebahagiaan lo" ucap orang itu yang tak lain adalah Felix sesaat setelah duduk di samping Alice
"Hem, bahagia? Kaya nya tuhan gak se sayang itu deh sama Gue" ucap Alice ringan dengan tatapan yang kosong
"Ada masalah? Mau cerita?" tanya Felix yang hanya mendapat gelengan kepala dari sang empunya
"Eumm mau jalan-jalan? Gimana kalo kita keliling taman? itung-itung buat nenangin pikiran lo" tawar Felix
"Gak deh Lix, makasih. gue udah terlalu lama di sini udah malem juga... gue pulang aja" ucap Alice yang langsung beranjak dari duduk nya dan pergi meninggalkan Felix sendirian
"Huft..... Kenapa Lice? Kenapa yang lo inget cuma Arvin? Kenapa lo gak inget sama gue?! Ini semua gara-gara kejadian itu! kecelakaan yang merenggut semua nya dari lo! Maaf Lice, gue gak bisa jaga in lo dengan baik" ucap Felix sendu lalu bergegas meninggalkan taman itu
****
Ke esokan pagi nya Di Mansion Alice
"Alice?!" panggil Retta yang keluar dari arah dapur
"Hgh?"
"Maafin mama" ucap Retta dengan tatapan sendu nya, entah itu tulus atau tidak
"Maaf? Buat apa? Buat kebusukan anda?" tanya Alice dengan sorot mata yang dingin
"Mama benar-benar minta maaf nak, mama waktu itu Khilaf. mama gak niat buat nyelakain kamu dan bunda mu, maaf nak" ucap Retta yang mulai berkaca kaca
"Apa dengan kata maaf anda bisa mengubah segala nya? apa dengan kata maaf anda nyawa bunda saya akan kembali? Apa itu bisa?!" tanya Alice dengan sorot mata yang sangat tegas dan mampu membuat Retta terdiam dan tersenyum getir
"Kak Alice!!" panggil Rhena dari atas tangga
"Kak! Kakak apa apaan sih? Kenapa kakak selalu marahin mama? kenapa kakak bikin nangis mama?! Kenapa kak? Mama salah apa?! Jawab kak! Jawab!!" Bentak Rhena saat sudah berada tepat di depan Alice
Plak
satu pukulan telak kembali mendarat di pipi mulus Rhena hingga terdapat bercak merah akibat tamparan tadi
"Berani lo bentak gue?" tanya Alice dengan tatapan tajam nya
"Aku gak bentak kak! Aku cuma mau ingetin kakak kalo mama itu juga mama kakak-" Belum sempat Rhena melanjutkan kalimat nya Alice sudah terlebih dahulu memotong ucapan Rhena
"Mending lo diem! Dia bukan mama gue!! Gue gak punya mama kaya dia!! Ingat nyokap gue cuma satu yaitu bunda Laurent Prasetya! gak ada yang lain!!! Paham!!" geram Alice dengan sorot mata yang memancarkan kemarahan
"Udah Rhe, udah. gak baik ngelawan ke yang lebih tua dia kakak kamu, kamu harus hormati dia" lerai Retta
"Gak mah! Gak bisa! orang kaya dia itu gak pantes di hormati!!" ucap Rhena yang berhasil menyulut emosi Alice
PLAK
"Maksut lo gak pantes di hormati apa hah?! maksut lo orang yang dapat di hormati cuma orang yang sok polos kaya lo? Iya?! Jawab!! Ck!, Yang gak pantes di hormati itu lo dan ibu lo! sama-sama jalang menjijikkan!!" umpat Alice
"Lo gak tau apa apa!! Mending diem! Seharusnya lo tuh punya rasa tanggung jawab sama diri lo sendiri dan yah jangan asal ikut campur urusan orang!!" peringat Alice dengan nada tegas nya
"Urusan mama ya urusan aku juga kak!!" bela Rhena
"Kalo lo mau ikut dalam urusan ini, tanya dulu sama nyokap lo ini! !tanya apa yang udah dia lakuin hingga merenggut nyawa seseorang! tanya bangsat!!" Murka Alice yang membuat nyali Rhena menciut
"Awas kalian berdua!!" desis Alice lalu meninggalkan Retta yang menangis tersedu sedu dan juga Rhena yang diam membantu