Cinta memang tidak pandang usia. Seperti itulah yang dialami oleh seorang gadis bernama Viola. Sudah sejak lama Viola mengangumi sosok adik kelasnya sendiri yang bernama Raka. Perbedaan usia dan takut akan ejekan teman-temannya membuat Viola memilih untuk memendam perasaannya.
Hingga suatu kejadian membuat keduanya mulai dekat. Viola yang memang sudah memiliki perasaan sejak awal pada Raka, membuat perasaannya semakin menggebu setiap kali berada di dekat pemuda itu.
Akankah Viola mampu mengungkapkan perasaannya pada Raka disaat dia sendiri sudah memiliki kekasih bernama Bian. Mungkinkah perasaannya pada Raka selamanya hanya akan menjadi cinta terpendam.
Simak dan kepoin ceritanya disini yuk 👇👇👇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 : Sebuah permintaan.
Kita bisa memilih dengan siapa kita mencinta, tapi kita tidak pernah tau siapa yang akan menjadi jodoh kita. Akankah kita bisa bersama untuk selamanya?
^^^~Viola Anastasya~^^^
...❤️❤️❤️...
Wajah Raka tak lepas dari tatapan tajam mata Leo. Sebagai seorang kakak, Leo merasa bertanggung jawab, dia harus tau siapa saja yang dekat dan sedang menjalin hubungan dengan adiknya. Leo tidak mau sampai kecolongan dan terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Apalagi usia Viola saat ini masih sangat muda dan masa depannya masih panjang.
"Nama, siapa nama kamu?" tanya Leo dengan tatapan seriusnya.
"Nama saya Raka, kak." Raka berusaha untuk tetap tenang dalam menjawab. Padahal di dalam dirinya dia sangat gugup, pasalnya ini adalah pertama kalinya dia mendatangi rumah seorang gadis.
"Teman sekelas Viola?" Tanya Leo lagi.
Raka menggeleng, "Bukan kak, saya adik kelasnya Viola."
"Oohhh___ Teman atau pacar?"
"Leo, kamu ini nanya-nanya terus. Raka kesini kan mau ketemu sama adik kamu, bukan kamu," tegur Hendra yang duduk di samping sang putra. "Sudah, kamu masuk sana ke kamar," perintahnya.
Leo tidak membantah, dia bergegas bangun dan meninggalkan ruang tamu. Papanya jauh lebih tau apa yang harus dilakukan untuk menjaga Viola.
Leo berpapasan dengan Viola di pintu tengah, dia mengacak gemas rambut sang adik.
"Berondong kamu tuh."
"Ih__ apaan sih kakak!" Protes Viola sambil merapikan rambutnya yang acak-acakan.
Pandangannya kini beralih pada Raka yang sedang duduk menatapnya. Baru saja sehari dia menghindar, pemuda itu sekarang sudah ada di rumahnya. Sebelum pulang sekolah tadi Amel sudah bercerita jika Raka menanyakannya saat dikantin dan pergi mencarinya.
Jelas saja Raka tidak bisa menemukan Viola saat disekolah tadi, Viola memang sengaja bersembunyi di dalam gudang yang ada dihalaman belakang sekolah. Beruntungnya lagi, saat pulang sekolah Raka dipanggil dulu oleh guru olahraga, pak Rangga. Sehingga Viola bisa pulang bersama dengan Amel untuk menghindarinya.
Memang, sejak mereka berpacaran tiga minggu yang lalu, Viola meminta mamanya untuk tidak meminta supir mereka menjemput. Biar Viola selalu ada kesempatan untuk selalu pulang berdua dengan Raka. Kecuali hari ini, Viola memang sengaja menghindar supaya Raka tidak tau jika hari ini adalah hari ulang tahunnya.
"Maaf Om, boleh saya ajak Viola main keluar sebentar? Saya janji, saya akan memulangkan Viola sebelum jam 10 malam."
Hendra tertegun mendengar keberanian Raka. Diusianya yang masih sangat muda, pemuda itu memiliki sifat tanggung jawab dan keberanian yang patut diacungi jempol. Jarang sekali ada pemuda yang meminta izin langsung padanya untuk mengajak anak gadisnya pergi keluar. Bahkan Bian saja hanya berani mengantongi ijin dari Tamara saja jika ingin mengajak Viola pergi keluar rumah.
Hendra menoleh ke arah Viola yang sedang berdiri. Pandangan anak gadisnya itu tak lepas dari wajah Raka.
"Vio mau ikut pergi sama nak Raka?" Tanya Hendra.
"Mau banget, Pa!" Jawabnya reflek, penuh dengan semangat 45. "Duh, kelepasan lagi," batinnya. Lagi-lagi Viola tidak bisa mengontrol ucapannya kalau sedang bengong. Apa yang diucapkan pasti yang sedang dia pikirkan.
Hendra tertawa lepas, sementara Raka hanya mengulas senyum tipis, takut jika Viola malu.
"Ya sudah, papa masuk dulu. Ingat, pulangnya jangan malam-malam. Nak Raka, Om titip Viola ya?"
Raka menganggukkan kepalanya,."Siap Om. Saya pasti akan menjaga Viola."
Hendra beranjak bangun dan masuk ke dalam kamarnya. Sementara Raka mendekati Viola yang masih tertunduk malu. Diraihnya tangan gadis itu dan digenggamnya erat.
"Ikut aku keluar sebentar ya?" Ajaknya.
Viola menatap malu-malu dan menganggukkan kepalanya pelan.
_
_
_
Pasar malam menjadi tempat yang Raka kunjungi bersama dengan Viola. Berbagai macam jajanan dan kuliner semua ada disana. Tempat itu juga sudah ramai dengan pengunjung yang membawa anak-anak mereka untuk menaiki wahana permainan seperti bianglala, kora-kora, ombak banyu dan beberapa wahana lainnya.
Raka membeli permen gulali dan memberikannya pada Viola.
"Nih buat kamu."
"Makasih." Viola menerima arum manis itu dari tangan Raka. Keduanya kembali berjalan beriringan memutari area pasar malam yang sudah dipadati oleh pengunjung.
"Hari ini aku gak lihat kamu disekolah. Kamu sengaja menghindar dari aku?" Tanya Raka. Viola langsung menghentikan langkah kakinya dan menoleh.
"Eh__Enggak kok. Tadi aku juga nyariin kamu disekolah, tapi gak ketemu. Aku pikir kamu lagi sama teman-teman kamu, jadi aku gak pengin ganggu." Viola terpaksa berbohong. Raka pasti akan menertawakannya jika tau dia menghindar hanya karena hari ini adalah ulang tahunnya.
Viola kembali melangkahkan kakinya beberapa langkah sambil asyik menikmati makan gulali.
"Kamu marah karena aku gak ngucapin selamat ulang tahun?" Raka sengaja meninggikan suaranya supaya terdengar oleh Viola yang sudah berjarak tiga meter darinya. Gadis itu langsung menghentikan langkah kakinya. Jantungnya berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Duh, siapa yang udah ngasih tau Raka kalau hari ini dia ulang tahun?
Raka berjalan menghampiri dan berdiri tepat dihadapan Viola. "Selamat ulang tahun ya?"
Bukannya senang karena diberi selamat, Viola malah jadi semakin sedih.
"Aku udah tua ya?" Ucapnya dengan suara pelan, wajahnya tertunduk sedih dan matanya mulai berkaca-kaca.
Tawa Raka hampir saja meledak mendengar kepolosan kekasihnya, "Siapa yang bilang kamu udah tua, hmm?"
"Emang gak ada yang bilang. Tapi, kamu pasti malu kan punya pacar yang umurnya lebih tua dari kamu?" Jawab Viola tanpa berani menatap wajah Raka. Jika saja sedang tidak ada banyak manusia disekitarnya, tangis Viola pasti sudah pecah.
Sekarang Raka bisa menebak kenapa seharian ini Viola menghindarinya. Viola merasa insecure karena umurnya yang lebih tua beberapa bulan darinya. Padahal Raka sendiri tidak pernah mempermasalahkan soal umur. Justru dia yang seharusnya takut jika Viola yang akan merasa malu karena sudah berpacaran dengan berondong sepertinya.
"Permisi." Raka memanggil sepasang suami istri yang lewat bersama dua anak mereka. "Maaf, saya boleh mintai pendapat kakak gak? Saya dan pacar saya ini, apakah kami terlihat cocok?"
Wanita itu mengangguk, "Cocok kok, yang satu cantik dan yang satunya ganteng. Semoga kalian berdua berjodoh ya."
Raka menganggukkan kepalanya, "Terimakasih kakak untuk pujian dan doanya."
"Iya sama-sama," wanita itu kembali pergi bersama suami dan dua anaknya.
Raka melihat ke sekelilingnya seperti sedang mencari sesuatu. Kemudian dia pergi menghampiri seorang pedagang accesories. Viola hanya memperhatikan setiap pergerakan pemuda itu. Entah apa lagi yang akan dilakukan oleh Raka sekarang. Tapi jujur, dia merasa sangat puas dengan jawaban wanita barusan.
Raka kembali dengan menggenggam sesuatu ditangannya. Dia meraih tangan Viola dan menyematkan sebuah cincin berwarna perak dijari manis Viola. Cincin itu harganya memang sangat murah. Hanya lima puluh ribu saja untuk sepasang.
"Ini buat apa? Tanya Viola menatap cincin yang sudah tersemat dijari manisnya.
Raka menunjukkan cincin satu lagi ditangannya. "Cincin ini sepasang. Sementara ini dulu ya? Kalau nanti aku sudah kerja dan punya uang banyak, aku akan menggantinya dengan yang baru."
"Tapi ini maksudnya buat apa?" tanya Viola masih bingung.
"Buat mengamini doa kakak tadi. Emang kamu gak mau kalau kita sampai berjodoh?" jawab Raka.
"Heh___" Viola sedikit terkejut, tanpa sadar dia menjatuhkan permen gulali ditangannya.
Raka mengulas senyum dan mengusap lembut rambut Viola. Kemudian tangannya beralih menggenggam tangan gadis itu dan membawanya kembali melangkah memutari pasar malam yang semakin malam semakin ramai oleh pengunjung.
Tatapan Viola tak lepas dari wajah Raka. Sungguh, dia merasa sangat beruntung bisa memiliki Raka yang pemikirannya jauh lebih dewasa dari umurnya. Tadinya dia sempat berfikir jika Raka akan merasa malu karena telah memacarinya yang usianya jauh lebih tua walaupun hanya beberapa bulan saja.
Viola menghentikan langkahnya, membuat langkah kaki Raka juga ikut terhenti. pemuda itu menoleh ke arahnya.
"Ada apa?" tanya Raka. Viola hanya diam dan menatapnya cukup lama.
"Don't leave me alone," ucap Viola dengan bersungguh-sungguh. "Anggap saja ini sebagai sebuah permintaan."
...💓💓💓...
mulai nakal ya Vio....
lanjutkan 😆😆😆😆
sama kita Vio....
Bian kamu dicariin adenya Revi tuh. 🤭
aq jarang online di NT 🙏