Follow IG othor @ersa_eysresa
Anita wanita yang memiliki paras cantik dan pekerja keras, harus rela kehilangan segalanya saat dia berurusan dengan pria bernama Jayden, seorang pengusaha sukses bertangan besi. Dia tidak segan menghancurkan orang yang berani melawannya.
Salah satunya adalah Anita yang sudah berani mengusik hatinya sejak pertemuan pertama mereka yang terjadi tanpa disengaja. Namun, dibalik sifat tangan besinya, Jayden memiliki masa lalu yang kelam yang tidak diketahui oleh siapapun. Karena dia menutupi kelemahannya itu dengan sifat arogan yang dia miliki.
Apa yang terjadi pada Anita setelah bertemu Jayden?
Dan apa rahasia di balik masa lalu Jayden?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari Tahu
Anita benar tidak percaya kalau ruangan yang dimasukkan oleh Amara adalah ruangan dokter Patologi. Pikiran yang berlebihan pun langsung muncul di kepalanya. Kenapa Ibu Amara berada di sana? Apa yang sebenarnya sedang terjadi padanya? Hati Anita mulai gelisah.
Dengan rasa penasaran yang besar, Anita segera mendekati meja perawat di ruang tunggu dan bertanya dengan hati-hati, "Permisi, dokternya sedang menangani pasien apa ya? Saya lihat tadi ibu Amara masuk ke dalam."
Perawat itu menatap Anita sejenak dan kemudian berkata, "Maaf, saya tidak bisa memberi informasi tentang pasien lain, tapi untuk patologi, biasanya berkaitan dengan pemeriksaan laboratorium atau kondisi serius yang memerlukan diagnosis lebih mendalam."
Anita merasa jantungnya berdebar kencang setelah mendengar keterangan dari perawat. Jadi, ada kemungkinan kondisi serius yang sedang dialami ibu Amara? Ia mengangguk pelan, berusaha menenangkan dirinya, meski rasa cemas semakin mendalam.
"Mbak, kalau boleh tau, siapa saja yang boleh mengetahui penyakit ibu Amara? " tanya Anita penasaran.
"Tentu saja keluarganya, mbak. Tapi selama ini ibu Amara datang sendiri ke rumah sakit ini tanpa pendampingan. Jadi kami tidak tau siapa keluarganya yang dapat kami hubungi. Ibu Amara juga bungkam akan hal ini. " jelas perawat.
Anita mengangguk mengerti sekarang, ternyata seperti itu. Jadi Ibu Amara selama menyembunyikan penyakitnya kepada keluarganya. Sepertinya dia harus menyelidiki sesuatu tentang ibu Amara.
"Mbak aku boleh minta nomor ponsel dokter Bayu? " tanya Anita setelah membaca nama dokter ya g tertera di sana.
"Kalau ingin membuat janji dengan dokter Bayu bisa menghubungi nomor ini, nanti saya yang akan menyampaikannya kepada dokter Bayu. " ujar perawat itu.
Anita mengangguk mengerti dan segera menyimpan nomor asisten perawat dokter Bayu itu. Berharap suatu hari nanti dia bisa menolong ibu Amara, dan semoga dugaannya tidak salah.
"Baiklah kalau begitu saya permisi. "
Anita segera meninggalkan tempat itu dan mencari tempat yang leluasa untuk pura bertemu dengan Amara. Dia lalu segera menghubungi ibunya, untuk mengatakan kalau dia datang sedikit terlambat, ada sesuatu yang akan dia kerjakan.
Bu Laksmi tidak keberatan sama sekali, karena mungkin ada sesuatu yang penting yang dilakukan oleh Anita. Mendengar anaknya baik-baik saja bagi Bu Laksmi itu sudah cukup.
Setelah beberapa menit, Amara keluar dari ruang dokter. Wajahnya tampak sedikit pucat, namun ia berusaha tersenyum saat keluar dari ruangan dokter dan berjalan terus menjauhi ruangan dokternya.
Namun saat berjalan di ujung lorong, dia melihat Anita yang berjalan mendekatinya. Buru-buru Amara ingin menghindari Anita, namun suara wanita itu menghentikan langkahnya.
"Ibu Amara!" sapa Anita dengan suara ceria.
Amara menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Anita, dan memberikan senyuman tipis. "Oh, Nak Anita apa kabar. Ketemu lagi ya. " kata Amara dengan senyuman dipaksakan.
Anita mencoba mengendalikan diri dan tersenyum, meskipun hatinya masih dipenuhi rasa khawatir. "Apa yang ibu lakukan di sini?" tanya Anita, mencoba menggali lebih dalam tanpa membuat Amara curiga.
"Tidak ada nak. Hanya sedikit pemeriksaan saja, karena ibu merasa tidak enak badan. " jawab Amara mencari alasan.
"Benarkah, ibu sedang sakit ? sakit apa? " Anita terlihat khawatir namun itu adalah salah satu aktingnya agar mendapatkan simpati dari wanita itu.
"Iya, tapi tidak apa-apa nak hanya sedikit sakit kepala dan flu. uhuk uhuk. " Amara memulai dramanya.
Anita masih merasa tidak puas dengan jawaban itu, tetapi ia memutuskan untuk tidak menekannya lebih lanjut. Ia tersenyum dan menatap Amara dengan lembut, "Bu, aku mau mencari makan untuk ibuku semakin mencari makan untukku juga karena perutku sudah lapar. Apakah ibu Amara mau menemaniku makan. Rasanya tidak akan enak jika makan sendiri. " ucap Anita mencoba mendekatkan diri dengan Amara, beruntungnya tadi dia meminta seorang office girl mengantarkan makanan ke ruangan ibunya.
Amara tersenyum dan dalam hati merasa senang, jika benar dia adalah istri dari Jayden maka Anita memiliki hubungan yang erat dengannya. Dia pun mengangguk dan menerima tawaran Anita." Baiklah ayo, ibu temani. " ucap Amara dengan senyuman tulus.
Anita bersorak bahagia, karena pada akhirnya dia bisa mendekatkan diri dengan Amara. Selanjutnya semoga dia bisa mendapatkan apa yang ingin dia ketahui.
Mereka sampai di kantin rumah sakit, Anita segera memesan makanan untuk mereka berdua. Sebenarnya dia masih kenyang, tapi untuk mendapatkan informasi dari Amara dia siap untuk makan lagi agar Amara tidak curiga.
"Ibu datang sendiri ke rumah sakit? tidak ada yang mengantar. Kalau ada apa-apa dengan ibu bagaimana? " tanya Anita terlihat khawatir.
Amara tersenyum mendengar pertanyaan dari Anita, ternyata wanita ini mengkhawatirkan nya juga, " Ibu tidak ada keluarga Anita, ibu hanya tinggal seorang diri. Jadi tidak ada yang mengantar ibu, nak. "
"Ya, Tuhan. Ibu tinggal seorang diri. Lalu dimana keluarga ibu? eh, maaf jika aku terlalu lancang bertanya. " kata Anita menutup mulutnya.
Amara kembali tersenyum melihat tingkah Anita, dia lalu menggenggam tangan wanita itu dengan lembut. "Tidak apa-apa, nak Anita. Ibu tidak keberatan. Ibu akan menceritakan sekilas saja tentang masa lalu ibu kepadamu agar bisa menjadi pelajaran berharga untukmu. " ucap Amara dengan tersenyum tipis
" Ibu kehilangan keluarga ibu sudah lama. Entah apa salah ibu, sampai ibu diselingkuhi oleh suami ibu dan diusir dari rumah, dipisahkan dengan anak kesayangan ibu. Lalu suami ibu menikah dengan selingkuhannya. Sejak saat itu, ibu menjauhkan diri dari keramaian dan hiruk pikuk dunia. Bahkan Ibu tidak mengabari keluarga ibu sendiri dengan apa yang terjadi dalam rumah tangga kami. " ujar Amara dengan tatapan kosong mengingat masa lalu yang pedih.
"Ya, Tuhan. Maafkan Aku bu, jika membuka kembali luka masa lalu ibu. " Ucap Anita penuh penyesalan, tapi di dalam hatinya dia menarik sebuah kesimpulan, cerita yang sama dengan apa yang diceritakan oleh bibi Elly.
"Tidak apa-apa, itu hanya masa lalu. Yang tidak akan pernah bisa diperbaiki. Ibu hanya selalu berdoa, semoga anak ibu selalu baik-baik saja dan bahagia." kata Amara mencoba mengingat sosok Anaknya yang tumbuh dengan baik dan sangat tampan.
"Apa ibu tidak ingin bertemu dengan anak ibu? mungkin dia merindukan ibu. "
Amara menggeleng, "Tidak, ibu tidak ingin menjadi bebannya. Biarlah dia bahagia tanpa ibu. Bisa melihatnya dari jauh saja, ibu sudah sangat bahagia."
Sungguh besar pengorbanan dan ketulusan seorang Amara, dia hidup sendiri selama ini tanpa siapapun yang ada di sisinya. Dan dia sangat kuat dan ikhlas menerima semua yang terjadi padanya walau hatinya sakit.
Anita lalu memeluk Amara hingga membuat wanita itu terkejut, ibu bisa menganggapku sebagai anak ibu, Beritahu aku jika ibu butuh sesuatu. " kata Anita dengan tulus.
"Dan aku janji akan mempertemukan mu dengan anakmu nanti, ibu. " imbuhnya dalam hati