GAIRAH SUAMI KU
"lepaskan,tolong ....jangan seperti ini pak. Saya ngak mau " teriak nadine saat dia yang baru saja memapah pria yang dia tolong,
"tolong saya,tubuh saya terasa panas " ucap pria itu,wajah nya sudah memerah dan tatapan nya penuh dengan kabut gairah.
sreeek....sreeet
Pria itu menarik kemeja yang dipakai oleh nadine,dia langsung mencium nadine dengan kasar. Nadine terus menolak ,tapi tenaga nya tak bisa menghentikan kegilaan pria itu. Dia menangis dan tetap berusaha melepaskan diri,tapi semua nya sia-sia.
"hiks...hiks...jangan pak,seminggu lagi saya menikah. Tolong jangan lakukan ini pada saya" teriak nadine,dia menangis dan memohon pada pria yang sudah menarik paksa seluruh pakaian yang dia pakai hingga kini dia sudah polos.
"saya akan bertanggung jawab,saya yang akan menikahi mu" ucap pria itu dengan suara serak nya
Malam itu,menjadi malam yang panas bagi kedua nya . Sekaligus malam yang naas,nadine hanya bisa pasrah karena memang dia sudah tak bertenaga lagi .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 05
❣❣❣❣❣❣❣❣
Setelah sampai dirumah nya, Nadine menghubungi Liam. Karena saat dia baru saja menaiki taksi,liam menghubungi nya dan ingin menjemput nya jika Nadine masih berada di tempat Veve.
"Dimana ? Sudah pulang ? Kalau belum biar aku jemput sekarang ya"tanya Liam membuat Nadine tersenyum senang, tapi kemudian dia mendengar suara ibu nya Liam dibelakang yang mengatakan kalau sudah malam dan ngak usah keluar lagi.
"Jangan manja,sudah malam. Liam pasti capek ,lagi pula besok Liam harus kerja. Kamu harus mengerti itu " teriak ibu Liam dari belakang membuat liam kesal dan marah.
"Bu....ibu bicara apa sih? Ini belum terlalu malam juga,masih sempat buat jemput Nadine " ucap Liam dengan ketus.
"Kamu dah berani ngelawan ibu ? mau jadi anak durhaka hah?" bentak ibu Liam dengan cukup keras membuat liam menghela nafas nya dengan kasar ,dia ingin menjawab ucapan ibu nya hingga akhirnya Nadine angkat bicara.
"Udah lah Liam,aku ngak apa-apa kok. Ini lagi dijalan juga,baru naik taksi" jawab Nadine,dia ngak mau disalahkan oleh ibu nya Liam lagi hanya karena masalah kecil ini.
Liam kembali menghela nafas nya dengan kasar, kemudian dia mengatakan kalau Nadine harus berhati-hati dan jika sampai langsung mengabari dirinya . Nadine hanya menjawab iya ,dia ngak mau ribut sama ibu nya Liam.
Ibu Liam suka menelpon nya dan mengatakan kalau Nadine ngak boleh melarang-larang Liam untuk dekat dengan ibu nya ,tidak boleh menyuruh Liam melakukan apa pun untuk nya. Nadine hanya mengiyakan nya saja,dia ngak suka ribut .
Nadine mulai merasa kesal,dia menjadi khawatir jika nanti nya kehidupan pernikahan nya akan diganggu oleh ibu mertua nya. Membuat nya merasa sedikit ragu tapi semua nya sudah berjalan ,sehingga dia membulatkan tekad nya agar setelah menikah mereka akan pindah dari rumah Liam juga rumah nya .
Apalagi adiknya sangat menyukai Liam,bahkan dia ingin mencari pria seperti Liam untuk menjadi suami nya. Dia ngak tau mengenai ibu nya Liam,yang dia tau dan dia lihat kalau Liam adalah pria yang baik.
Jika Liam datang ke rumah nya untuk main,maka Namira lah yang lebih dekat duduk disamping Liam. Bahkan dia ingin dipeluk dan diciumi oleh Liam,liam hanya menuruti nya saja karena memang Liam menganggap Namira sebagai adiknya juga.
Nadine juga ngak pernah mempermasalahkan hal itu,apalagi perbedaan Liam dan Namira cukup jauh. Jadi ngak mungkin Liam tertarik pada Namira,apalagi saat ini Namira masih sekolah.
Nadine sudah mengirim kan pesan singkat,kemudian dia membersihkan tubuh nya yang berada lengket juga lelah. Dia pun tertidur tanpa melihat ponsel nya lagi karena dia merasa sangat lelah dan langsung tertidur,hingga pagi tiba.
Pagi nya, Namira membangunkan Nadine seperti biasa. Nadine memang agak susah bangun ,jika ingin bangun pagi dia harus memasang alarm lebih dulu sebelum tidur tapi keseringan dia ketiduran dan lupa untuk memasang alarm pada ponsel nya .
Seperti biasa nya ,Liam sudah berada di ruang tamu rumah kedua orang tuanya Nadine. Mereka selalu menerima Liam dengan baik,walaupun ibu nya Liam selalu bersikap ketus pada mereka.
"Sudah siap sayang ?" tanya Liam yang melihat Nadine sudah berjalan mendekati nya .
"Ayo,kita sarapan dijalan saja. Namira sudah membuatkan bekal untuk kita berdua " jawab Nadine dengan lembut.
Namira memang selalu bangun pagi,dia membantu mama nya memasak didapur apalagi dia ingin melihat Liam datang dan memeluknya setiap pagi . Karena jika Liam datang,Namira yang membuka pintu nya dan menyalami tangan Liam seperti suami nya juga memeluk Liam.
Liam hanya menanggapi nya dengan tertawa dan tersenyum saja ,dia bahkan menggendong namira sesekali walaupun tubuh Namira terbilang agak gemuk. Tapi sifat dan sikap Namira seperti sudah dewasa ,dia suka mengerjakan pekerjaan dirumah seperti ibu rumah tangga bukan seperti kakak nya yang selalu terlihat mandiri.
Mungkin karena Nadine merupakan anak paling besar dan menjadi tulang punggung keluarga nya ,ayah nya sudah tak bekerja lagi karena sudah tua dan tenaga nya sudah mulai berkurang . Nadine tidak mengijinkan nya juga,apalagi saat menikah nanti Nadine juga akan tetap bekerja Seperti biasa nya .
Liam tidak melarang nya sama sekali,walaupun dia ingin sekali Nadine menjadi ibu rumah tangga saja di rumah dan mengurus anak juga dirinya . Tapi ngak mungkin dia membiayai kehidupan keluarga Nadine ,apalagi gaji nya juga ngak besar.
Namira sudah menyiapkan bekal untuk Nadine dan Liam setiap hari nya ,dia sangat senang melakukan nya . Dia malah berharap Liam tidak menjadi kakak ipar nya, tapi jika Nadine dan Liam bahagia maka dia hanya bisa merelakan nya saja dan berusaha melupakan cinta pertama nya itu .
"Kakak pergi dulu, kamu baik-baik sekolah nya . Biar bisa menjadi dokter dan mengobati orang sakit " ucap Liam dengan lembut,dia tau kalau Namira ingin sekali menjadi seorang dokter atau perawat agar bisa membantu orang yang sakit.
"Iya kak,aku juga ingin mencari suami seperti kakak" jawab Namira dengan senyuman lebar dibibir nya .
"Kakak pergi dulu,sudah istri nya Liam. Suami mu mau bekerja dulu " ucap Nadine yang slalu menggoda adiknya itu,dia tertawa dan mengacak-acak rambut Namira membuat Namira kesal dan akhirnya ikut tertawa juga.
Mereka pun pergi bekerja dan pulang bekerja setiap hari nya bersama -sama,bahkan Liam sering mampir ke rumah Nadine untuk duduk dan makan cemilan buatan Namira. Dia menyukai semua masakan Namira yang terbilang enak,dia juga bangga dan selalu memuji Namira yang masih kecil tapi sudah pandai memasak.
Nadine sama sekali ngak menyukai masak,dia hanya suka makan saja. Apa pun dia makan ,dia tidak pernah pilih-pilih makanan. Semua nya dia makan,mungkin karena itu juga ibu nya Liam tidak menyukai nya. Begitu lah yang dipikirkan oleh nadine,padahal memang dari awal ibu Liam ngak suka dengan Nadine yang sudah mengambil perhatian dan kasih sayang Liam selama ini.
Seminggu berlalu,seminggu lagi mereka akan menikah, Nadine sudah sangat senang sekali. Sementara Namira hanya bisa ikut senang saja,walaupun dia ingin Liam menikah dengan nya bukan menikah dengan kakak nya .
Namira ingin cepat sekali dewasa dan menikah dengan liam,tapi takdir mengatakan hal lain. Dia hanya bisa pasrah dan melihat pernikahan sang kakak dengan cinta pertama nya minggu depan,dia berharap kakak nya bahagia.
bersambung
jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘