Viona merasa heran dengan perubahan sikap suaminya yang bernama Bara. Yang awalnya perhatian dan romantis tapi kini dia berubah menjadi dingin dan cuek. Dia juga jarang menyentuhnya dengan alasan capek setelah seharian kerja di kantor. Di tengah- tengah kegundahan dan kegelisahan hatinya, sang adik ipar yang bernama Brian, pemuda tampan yang tampilannya selalu mempesona masuk ke dalam kehidupan viona dan mengisi hari- harinya yang hampa. Akankah hati Viona akan tergoda dengan adik ipar dan menjalin hubungan terlarang sengannya karena merasa diabaikan oleh sang suami....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26. Mediasi
Keesokan harinya Viona mendapat telpon dari sang ayah, dia meminta Viona untuk bertemu dengannya di sebuah cafe. Siangnya Viona pun menemui sang ayah di cafe yang sudah ditentukan.
"Ayah..." panggil Viona sambil melambaikan tangan ketika melihat ayahnya baru sampai. Sementara Viona sudah datang lebih dulu.
Pak Hilman pun menghampiri Viona yang sudah duduk di meja cafe.
"Kamu sudah lama nak...?" tanya pak Hilman.
"Belum kok yah, baru lima menit. Silahkan duduk yah..." jawab Viona.
Pak Hilman pun duduk berhadapan dengan Viona. Kemudian Viona memesan makanan dan minuman untuk mereka berdua.
"Nak, bagaimana kabar kamu...?" tanya pak Hilman.
"Viona baik Yah, kalau ayah sama ibu gimana...?" tanya Viona.
"Ayah baik , ibumu juga baik. Nak, selama ini kamu tinggal di mana...? Beberapa hari ini Ayah mencarimu tapi nggak ketemu, kamu juga nggak bisa dihubungi. Ayah khawatir nak..." ucap Pak Hilman.
"Ayah nggak usah khawatir, Viona baik- baik saja kok, sekarang Viona tinggal di rumah teman Viona..." jawab Viona.
"Nak, sebaiknya kamu pulang saja ke rumah, jangan merepotkan teman kamu nak..." ucap pak Hilman.
"Nggak kok yah, kebetulan temanku punya apartemen yang tidak ditempati, jadi Viona suruh menempati Apartemen itu dari pada kosong...." ucap Viona.
"Apartemen itu juga dekat dengan pengadilan agama, jadi kalau sewaktu- waktu Viona mendapat panggilan sidang perceraian , Viona bisa leluasa bolak- balik nggak kejauhan....'' sambung Viona.
"Jadi keputusan kamu bercerai dengan Bara sudah bulat Viona...? Apa nggak kamu pikir ulang...? Takutnya kamu akan menyesal nantinya..." tanya pak Hilman.
"Nggak yah, Viona sudah memikirkannya baik- baik. Viona nggak bisa nggak bisa mempertahankan rumah tangga yang sudah nggak sehat..." jawab Viona.
"Maafin ayah ya Viona, ayah tidak bisa berbuat apa- apa saat kamu dalam posisi seperti sekarang ini. Apa lagi di saat kamu dipojokkan oleh ibu dan juga nyonya Rika. Ayah juga tidak bisa berbuat apa- apa. Pasti kamu kecewa sama ayah... Maafkan ayah ya nak..." ucap pak Hilman mengusap pundak Viona merasa sedih dan bersalah.
"Ayah benar- benar ada di posisi sulit. Di sisi lain kamu tersakiti atas perselingkuhan suamimu dengan adik kandungmu, tapi di sisi lainnya lagi ayah juga tidak tega melihat Karin yang sudah berbadan dua. Kalau tidak segera dinikahkan dengan Bara, takutnya akan menjadi omongan para tetangga. Kasihan dia...." sambung pak Hilman.
"Nggak papa yah, ayah tidak perlu mencemaskan Viona, ayah fokus saja sama Karin, dia sedang hamil cucu keluarga tuan Bobby, kandungannya harus dijaga dengan baik..." ucap Viona.
"Iya Viona pasti ayah dan ibumu akan menjaga Karin..." jawab Pak Hilman.
Iya, Viona tahu orang tuanya akan lebih mengkhawatirkan Karin dari pada dirinya. Dia tidak kaget akan hal itu. Memang sejak kecil Karin selalu menjadi anak kesayangan kedua orang tuanya. Sedangkan Viona yang harus selalu mengalah pada Karin sang adik.
Setelah puas berbicara dengan sang ayah Viona dan sang ayah pun pergi meninggalkan cafe. Viona kembali ke apartemen Brian, sedangkan pak Hilman pulang ke rumahnya.
...----------------...
Satu minggu kemudian Viona dan Bara mendapat panggilan dari pengadilan agama untuk sidang pertama. Mereka diminta untuk mediasi, untuk mempertimbangkan lagi keputusannya . Hakim menyarankan kalau masih bisa diperbaiki sebaiknya jangan sampai bercerai. Karena dari pihak Bara sendiri dia sudah mengakui kesalahannya, meminta maaf pada Viona dan tidak ingin bercerai dari Viona.
"Sayang , tolong maafkan aku, aku nggak mau cerai darimu sayang, aku masih mencintaimu. Aku nggak bisa hidup tanpa kamu. Aku mohon sayang jangan ceraikan aku, kembalilah padaku, kita buka lembaran baru lagi. Kita mulai dari awal lagi. Aku cinta sama kamu sayang, ..." ucap Bara memohon pada sambil berlutut di depan viona saat mediasi berlangsung.
"Kalau kamu cinta sama aku, mengapa kamu selingkuh mas...? Dan yang lebih parahnya lagi kamu selingkuh dengan adikku sendiri..." jawab Viona dengan geram.
"Aku khilaf sayang, aku terpaksa, karena aku...''
"Karena apa mas...?" tanya Viona.
"Karena aku ingin mempunyai anak..." jawab Bara.
"Jadi kamu berbuat mesum sama Karin hanya karena kamu ingin punya anak...? Dan sekarang kamu bangga bisa menghamili Karin di luar nikah, dan bisa membuktikan pada orang- orang di sekitar kamu kalau kamu nggak mandul...? Dan yang mandul adalah aku..? Iya bagitu mas...? Kamu bangga bisa memberikan cucu untuk kedua orang tuamu dari hasil zina...?" tanya Viona.
"Maaf sayang..." ucap Bara menangis sambil menggelang- gelengkan kepalanya.
"Sekarang keinginan kamu sudah terkabul kan mas..? Sebentar lagi kamu akan punya anak dari Karin. Jadi untuk apa pagi aku jadi istri kamu...?" tanya Viona.
"Tapi aku nggak bisa pisah sama kamu sayang. Kita bisa hidup bersama -sama Karin dan juga anak kami nanti. Dia akan jadi anakmu juga sayang, kita rawat bersama - sama. Aku akan adil sama kalian berdua. Lagian kalian kan kakak adik kandung, aku yakin kalian pasti akan akur satu sama lain. Keluarga kita aian bahagia sayang..." ucap Bara.
"Tapi aku nggak mau berbagi suami dengan siapa pun mas, walapun dengan adik kandungku sendiri. Aku nggak sudi...." ucap Viona yang semakin kesal dengan jalan pikiran Bara yang seolah- olah tidak mengerti dengan perasaannya yang terluka.
"Viona, aku mohon kamu jangan egois, ini semua juga demi kamu sayang. Kamu nggak bisa punya anak, harusnya kamu bisa menerima anak aku dan Karin dan menganggapnya seperti anak kamu sendiri. Kamu nggak mau kan selamanya kamu hidup tanpa anak. Ini semua demi kebaikan kamu juga sayang...." ucap Bara.
"Kebaikan apa maksud kamu...? Di sini aku yang terluka mas...! Apa kamu mengerti...! Jati aku sakit mas.. sakit...!!" seru Viona yang sudah tidak dapat menahan emosinya.
"Aku ngerti sayang, aku ngerti, makanya aku minta maaf sama kamu karena aku tahu aku telah menyakiti kamu hingga kamu terluka..." ucap Bara.
Mediasi pun tidak menemui titik terang. Viona tetap kekeh dengan pendiriannya ingin berpisah dari Bara. Sedangkan Bara tidak mau bercerai dari Viona dan tetap dengan pendiriannya kalau apa yang dilakukan olehnya bersama dengan Karin hanyalah khilaf semata.
Sidang mediasi pun ditunda dua minggu lagi. Viona segera pergi meninggalkan ruang mediasi tanpa memperdulikan Bara yang terus memintanya untuk mengantarnya pulang. Viona benar- benar muak dengan sikap Bara. Viona pun segera memesan taksi on line dan pulang ke apartemen Brian.
****
Keesokan harinya Viona merasa jenuh di dalam apartemen. Dia pun pergi keluar untuk sekedar jalan- jalan menyegarkan otaknya yang beberapa hari ini terasa pusing memikirkan permasalahan rumah tangganya. Viona pun pergi ke cafe tidak jauh dari apartemen milik Brian untuk minum kopi.
Seorang pelayan mengantarkan pesanan Viona yaitu kopi dan camilan ke meja Viona. Viona menikmati kopi hangat dan camilan yang dia pesan sambil memainkan ponselnya. Dia membuka sosial media dan membaca berita yang sedang viral saat ini. Sedang asiknya berselancar di dunia maya tiba- tiba Viona dikejutkan dengan seseorang yang memanggil namanya.
"Viona..."
Viona menoleh ke sumber suara. Di sana ada Fatur suami dari Bianca adik perempuan Bara yang sedang berjalan ke arahnya.
"Mas Fatur..." ucap Viona.
Iya, Fatur adalah adik ipar Viona tapi karena umurnya lebih tua dari Viona, seumuran dengan Bara jadi walapun Fatur adik iparnya Viona tetap memanggilnya dengan sebutan mas Fatur.
"Kamu sendirian aja di sini...?" tanya Fatur.
"I..iya mas..." jawab Viona.
"Mas Fatur sendiri sedang apa di sini...?" tanya Viona.
"Baru saja ketemu Klien..." tanya Fatur sambil duduk di depan Viona.
Mereka pun duduk berhadapan. Fatur menatap lekat wajah cantik Viona. Viona pun merasa risih dengan tatapan Fatur.
"Viona, aku ikut prihatin atas permasalahan rumah tangga kamu. Aku nggak nyangka Mas Bara akan tega menyelingkuhi kamu dengan adik kamu sendiri...." ucap Fatur.
"Iya mas terima kasih...." jawab Viona merasa canggung karena Fatur masih saja menatapnya.
"Bara benar- benar sudah tidak waras, masa punya istri secantik dan seimut kamu malah diselingkuhi. Dasar laki - laki tidak bersyukur, sudah dikasih istri secantik kamu malah disia- siakan. Kamu yang sabar ya Viona...." ucap Fatur.
Viona pun tersenyum canggung.
"Aku dengar kamu sedang menggugat cerai Bara ya...?" tanya Fatur.
"I..iya mas..." jawab Viona.
"Apa yang bisa aku bantu buat kamu Viona...?" tanya Fatur.
"Ti... tidak ada mas, terima kasih..." ucap Viona.
"Viona, kamu nggak usah merasa tidak enak denganku, aku serius akan bantu kamu. Sekarang kamu katakan apa yang kamu butuhkan...?" tanya Fatur tiba- tiba menggenggam tangan Viona. Viona pun kaget dan berusaha melepaskan genggaman tangan Fatur tapi Fatur malah menggenggamnya lebih erat.
"Mas... To..tolong lepaskan tangan aku, aku nggak enak dilihatin orang lain...." ucap Viona sambil terus berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tangan Fatur.
"Kamu jangan khawatir, tidak ada yang kenal sama kita di sini, kamu tenang aja..." ucap Fatur.
"Viona, aku tahu alasannya kenapa Bara selingkuh sama Karin . Itu karena kamu sampai saat ini belum bisa hamil kan. Bara selingkuh karena dia ingin punya anak. Tapi sekarang kamu jangan khawatir Viona, aku bisa bantu kamu..." ucap Fatur sambil mengusap lembut tangan Viona. Viona pun semakin merasa tidak nyaman tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.
"Mak..maksud mas Fatur apa....?" tanya Viona.
"Mungkin rahim kamu kurang subur sehingga butuh sp*rma yang benar - benar berkualitas super untuk membuahi sel telur dalam rahim kamu Viona. Aku siap membantumu. Kualitas sp*rma ku sangat bagus. Kamu lihat kan Bianca yang cepat sekali hamil, dan sekarang sudah hamil anak ke tiga. Aku pasti bisa bikin kamu hamil dengan cepat seperti Bianca ..." jawab fatur sambil mengedipkan matanya pada Viona.
"Mas, kamu ini bicara apa...! Apa kau tidak bisa bersikap sedikit sopan padaku....!" ucap Viona setengah berteriak takut akan menjadi pusat perhatian kalau dia berteriak dengan suara lantang.
"Sudah lah Viona nggak usah malu- malu begitu padaku. Aku tahu kamu sangat kesepian. Bara sudah lama selingkuh dengan Karin, kau pasti jarang disentuh sama dia kan. Apalagi sekarang dia sudah menikahi Karin. Kau tambah kesepia lagi. Kau butuh belaian kan Viona. Tenang saja , aku bisa memberikannya padamu, aku bisa memuaskanmu Viona...." sahut Fatur tanpa rasa malu.
"Lepaskan tangan aku mas, aku tidak suka kamu bicara seperti itu padaku. Itu nggak sopan...!" seru Viona sambil menarik tangannya dengan paksa.
"Tolong jangan bersikap seperti itu lagi padaku . Aku takut menimbulkan fitnah dan salah paham...." ucap Viona.
"Maaf Viona, aku nggak bermaksud tidak sopan padamu tapi aku hanya ingin membantumu saja...." sahut Fatur.
"Tapi aku tidak butuh bantuan kamu mas...! Aku permisi..." ucap Viona lalu pergi dari hadapan Fatur.
"Viona...Viona tunggu Viona..." seru Fatur hendak mengejar Viona.Tapi Viona sudah lari jauh sehingga Fatur hanya bisa menatap kepergian Viona dengan senyum sinis di bibirnya.
"Rupanya kau masih sok jual mahal padaku Viona, kamu ini sungguh menggemaskan sekali jika sedang panik. Kau sekarang bisa menolakku Viona , tapi suatu saat nanti kau pasti akan bertekuk lutut padaku...." ucap Fatur sambil tersenyum menyeringai menatap kepergian Viona yang semakin menjauh.
****
Semantara itu Viona langsung pulang ke apartemen Brian. Viona naik ke lantai lima menggunakan lift. Setelah sampai di lantai lima lift pun terbuka Viona begegas keluar dan langsung lari masuk ke apartemen Brian. Tapi tiba- tiba Viona bertabrakan dengan seseorang.
"Bruukkk...."
"Auw...." ucap Viona kaget.
"Kak Viona..." ucap Brian.
Iya, orang yang bertabrakan dengannya adalah Brian. Brian pulang ke apartemen miliknya untuk mengajak Viona makan siang. Tapi dia tidak menemukan keberadaan Viona di dalam apartemen miliknya. Di telpon pun tidak dijawab. Lalu Brian keluar dari apartemennya untuk mencari Viona dan fokus dengan ponselnya untuk terus menghubungi Viona sehingga dia tidak melihat Viona yang lari di depannya. Begitu pun Viona yang melihat ke arah depan sehingga mereka pun bertabrakan
Bersambung...
sukur-sukur kalau kamu hamil anak laki2 yg diinginkan mereka 😏😌
Wah kayaknya Viona hamil nih...