NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Tawanan Tuan Muda

Menjadi Istri Tawanan Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Paksa
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anggraini 27

*"Ah ... ampun, Kak. U-udah! Naya ngakuh, Naya salah."*


Masa remaja yang seharusnya dilalui dengan ceria dan bahagia, mungkin tidak akan pernah dialami dengan gadis yang bernama Hanaya Humairah. Gadis cantik yang lemah lembut itu, harus terpaksa menikah dengan Tuan muda dingin nan kejam.

Demi menyelamatkan ibunya dari tuduhan penyebab kematian mama dari sang tuan muda, ia rela mengorbankan kebahagiaannya.

Akankah Gadis itu bisa menjalani hari-harinya yang penuh penderitaan.
Dan akankah ada pelangi yang turun setelah Badai di kehidupannya.

Penasaran ...?
Yuk ikuti kisahnya ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggraini 27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16

"Ke-kelvin!" Naya terkejut , rupanya Kelvin nekat mengejarnya.

Sedangkan, di sisi lain. Ada yang melihat mereka tak suka.

"Bangs*t," umpat orang itu. Yang tak lain adalah Malik, suami Naya.

Dia pun langsung mendatangi Naya.

"Naik!"

Deg.

Seperti ada ribuan jarum menusuk hatinya, saat mendengar suara itu.

Naya pun langsung melihat ke sumber suara, dan langsung menepis tangan Kelvin.

"Ka-kak Malik," ucap Naya yang terbata, nyaris tak terdengar. Karena di bawah guyuran hujan yang deras.

Tin ...

Malik malah membunyikan klatsonnya, hingga membuyarkan lamunannya.

Naya yang tersadar pun, langsung naik di atas motornya Malik.

"Nay ... elo kok---" Malik membuka kaca helmnya. Seketika Kelvin menggantung ucapannya, karena tidak tau harus bilang apa. Setelah melihat si pengendara Motor itu adalah Malik.

"Sorry, Vin. Aku duluan ya."

'Apa hubungan antara mereka berdua?' batin Kelvin bertanya-tanya.

Setelah itu. Malik pun membawa Naya pulang ke rumahnya. Tanpa memperdulikan keadaan mereka yang sudah basah kuyup. Tidak ada kata berteduh, buat Malik yang terlanjur basah.

Akhirnya, mereka pun sampai juga di kediamannya Malik.

"Ya ampun, Non. Enon dari mana aja? Kok bisa basah kuyup begini?" tanya bik Nanik yang khawatir, saat Naya sudah masuk kedalam rumah.

"Ya, Bik. Tadi Naya ke perpus dulu. Pulangnya kehujanan, jadi basah deh," tutur Naya dengan cengiran, agar suasana tidak menjadi canggung. Sedangkan Malik sudah menuju ke atas, di mana kamarnya terletak.

"Yaudah, Non langsung ganti baju ya. Biar bibik buatkan wedang jahe," ujar bik Nanik.

"Ya, Bik. Makasih. Naya ke atas dulu ya, Bik." Kemudian Naya pun berjalan menuju kamar di mana Malik juga berada.

Sampai di dalam kamar. Rupanya Malik sudah berganti pakaian kering. Yang sedang duduk di sofa, sambil memainkan gawainya.

Tanpa berani berkata, Naya langsung mengambil pakaian gantinya. Lalu berjalan menuju kamar mandi.

"Tunggu!" seru Malik yang menghentikan langkah Naya.

Seketika Naya pun langsung diam mematung.

"Mana tangan lo yang dipegang cowok sialan itu?" tanya Malik, tanpa ekspresi.

"Hah ...," ucap Naya yang bingung.

"Mana tangan lo yang udah dipegang cowok sialan itu?" tanya Malik sekali lagi, yang sudah menaikan nada volumenya. Dengan wajahnya yang sudah memerah.

Reflek Naya mengulurkan tangannya,  karena terkejut.

"Tunggu! Tetap begitu," perintah Malik, kemudian dia pergi. Entah mengambil apa dari dalam lemarinya.

"Sini tangan, lo!" seru Malik yang sudah kembali, dengan membawa gesper di tangannya.

Tak ... tak ...

Suara sabetan menggema di dalam ruangan itu.

Naya yang takut membuat Malik semakin murka pun, tak berani mengeluarkan suara. Padahal ingin sekali dia menjerit, karena sakit yang dirasakan di telapak tangannya.

Naya pun hanya bisa mengigit bibirnya, dengan memejamkan mata. Berdoa, semoga derita ini cepat berakhir.

"Jelaskan? Kemana aja, lo. Sampai bisa berduaan sama dia?" tanya Malik yang sudah menghentikan aksinya.

"Na-naya, gak kemana-kemana kok, Kak. Tadi Naya cuma gak sengaja ketemu Kelvin," jelas Naya yang bergetar dengan suara parau.

"Ck, alasan! Lo itu emang sama aja sama ibu, lo. Wanita Jal*ng!" seru Malik.

Deg.

Mendengar ibunya dikatain, membuat Naya pun tak terima. Cukup dia yang dihina, tidak untuk ibunya.

"Ibu ku bukan wanita j*lang!" teriak Naya yang tidak terima.

Plak!

Baru kali ini Naya

mendapat tamparan dari Malik. Tapi sudah bisa membuat sudut bibirnya berdarah. Hingga dia sampai tersungkur di lantai.

"Jangan berani-beraninya elo teriak di depan gue. Ini cuma peringatan buat, lo. Sampai lo ulangi lagi. Gue gak akan segan-segan bunuh ibu, lo. Camkan itu!"  seru Malik. Kemudian dia keluar dari ruangan itu, yang hawanya sudah terasa panas dan sesak.

Naya hanya bisa tersenyum miris, melihat kepergian Malik. Setelah apa yang dilakukan dengannya.

Di sinilah Naya berada sekarang. Di dalam kamar mandi, di mana tempat dia yang cocok untuk berkeluh kesah dan nangis semaunya, tanpa perlu ada yang melihat. Miris memang, tapi ini kehidupan yang dipilih Naya, untuk melindungi ibunya.

"Bunda ...," lirih Naya dibarengkan dengan suara isak tangis yang menyayat hati.

Terduduk di lantai yang dingin, dengan air sower yang terus menguyur keseluruh tubuhnya.

"Aw ... sssh ...." Menahan luka yang sakit, terkena guyuran air dengan bersamaan darah yang mengalir dari telapak tangannya. Ditambah pipinya yang terasa kebas, akibat tamparan dari Malik.

"Apa ini rasanya menjadi tawanan? harus disiksa segitu menyakitkan. Kenapa tidak kau bunuh saja diri ku. Kenapa ...? Aku sudah mempertaruhkan masa depanku, demi menikah denganmu. Orang yang tak pernahku kenal sama sekali. Tapi apa balasan yang kudapat. Tidak ada! Tidak akan pernah ada!" jerit Naya bermonolog sendiri, menangis tanpa suara.

Nyatanya, memang tak ada keberanian bagi Naya untuk menyatakan itu semua.

Setidaknya, dengan dia meluapkan isi hatinya, sedikit menenangkan perasaannya yang kalut, dan menyadarkan, kalau ini adalah nyata. Maka dia harus siap bangkit untuk menghadapi semua.

Tok ... tok ...

"Non ... buka pintunya, Non. Ini bik Nanik, bawakan wedang jahenya," panggil bik Nanik yang mengetuk pintu kamarnya.

Mendengar suara bik Nanik, Naya pun menyuruh bibik masuk ke kamarnya.

"Masuk aja, Bik. Enggak dikunci, kok. Naya masih mandi," teriak Naya dari dalam sana.

Ceklek ...

Bik Nanik pun langsung masuk, dengan membawakan nampan berisi wedang jahe, dan sepiring pisang goreng coklat keju.

"Non, ini wedang jahenya," tutur bik Nanik.

"Iya, Bik. Letak di atas nakas aja. Makasih ya, Bik," ucap Naya yang sedikit berteriak dari dalam kamar mandi.

"Iya, Non. Bibik tinggal ya," ucap bik Nanik setelah meletakkan nampan itu. Dan kemudian langsung keluar dari dalam kamar majikannya.

Bersambung ....

Penderitaan Naya belum berakhir, guys.

agar author cepat Updatenya. Beri dukungan ya, biar author semangat.

1
Nuriati Mulian Ani26
keten
muna
lanjut trss thor
muna
lanjut
Anggraini 27: sudah up ya.
terima kasih sudah menjadi pembaca setia Naya dan Malik😍
total 1 replies
muna
kok gak up sih thoor
Tóc tém^^~
Mantap banget nih ceritanya, bikin ketagihan!
Anggraini 27: Terima kasih/Smile/
ikutin terus ceritanya ya/Kiss/
total 1 replies
Nami/Namiko
Bikin gelisah, tapi enak banget rasanya. Tungguin terus karyanya ya thor.
Anggraini 27: Terima kasih /Smile/
ikutin terus ceritanya, ya/Kiss/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!