Kepercayaan adalah tonggak dari sebuah hubungan. Mempercayai seseorang bukanlah kesalahan, namun mempercayai seseorang yang baru kita kenal itulah yang bisa menjadi sebuah kesalahan. Dan.. Inilah yang terjadi pada Nadien, hidupnya yang damai seketika berubah menjadi penuh tekanan dan rasa sakit. Jiwa dan raganya disakiti terus menerus oleh pria yang ia cintai, pria yang mulut nya berkata Cinta. Namun, terdapat dendam di balik itu semua.
Akankah Nadien mampu melewati ujian hidupnya dan membuat pria tersebut mencintainya? Ataukah, memilih menyerah dan pergi meninggalkan pria yang selama ini telah menyakitinya?
Penasaran..? Cuss langsung baca ceritanya, di cerita baru Author Dendam Dibalik Cinta Mu by. Miutami Rindu🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miutami Rindu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pria Misterius
Bhugh !
Nadien terhenyak, mulut nya sedikit menganga rasa sakit akibat pukulan seseorang dari belakang. Nadien hendak berbalik melihat orang yang memukulnya, namun rasa sakit yang menjalar membuat ia tak kuat dan akhirnya jatuh pingsan sebelum melihat orang itu.
Orang dengan hoodie hitam itu menatap gadis yang saat ini tergeletak di aspal.
"Bos.." Ketiga orang itu menundukkan kepalanya.
"Mengurus seorang gadis saja kalian tidak becus," ucap orang yang membelakangi mereka bertiga itu dengan sorot marah.
"Maaf bos !" Ucap orang yang tadi menampar Nadien.
"Sekarang, cepat bawa dia ke tempat yang saya minta ! " Sambung pria yang hanya terlihat matanya itu dengan tegas.
Mereka semua mengangguk serentak, salah satu dari mereka menggendong Nadien dan membawanya pergi. Dari samping, pria itu hanya menatap Nadien dengan tatapan yang sulit di artikan.
*
*
*
"Haha.. Lihat, gadis ini sangat cantik. Tapi sayang bos tidak mengizinkan kita menyentuhnya," ujar pria setengah mabuk itu.
Nadien membuka matanya perlahan, saat suara-suara berisik mengusik nya. Dimana ini? Pertanyaan itu muncul di benak Nadien, pandangan nya mengedar ke seluruh penjuru.
"Wah.. Dia sudah sadar, " Nadien mengalihkan padangan nya ke arah suara.
Ya. Mereka semua adalah orang yang sama yang ingin membawa Nadien, tapi saat itu.. Pikiran Nadien kembali ke saat dimana ia berusaha melepaskan diri. Namun, seseorang memukulnya dari belakang dan membuatnya pingsan.
"Siapa orang itu? Apa dia komplotan dari mereka?" Ucap Nadien dalam hati.
Nadien yakin sekali saat itu, tiga orang itu masih jauh dari nya. Tapi kenapa tiba-tiba ada yang memukulnya?
"Hey.. Kalian, cepat lepaskan aku ! " Pekik Nadien.
"Kami susah payah menangkap mu Nona, tidak mungkin kami melepaskan mu dengan begitu mudah."
"Ku mohon, lepaskan aku. Aku tidak mengenal kalian, aku juga tidak punya masalah apapun sama kalian. Bisakah kalian melepaskan aku? Aku akan memberikan semua yang aku miliki untuk kalian, dan aku juga janji tidak akan melaporkan kalian pada polisi.." Pinta gadis itu memelas.
"Ahh, gadis ini sangat berisik sekali. Cepat tutup saja mulutnya !" Perintah orang itu pada anak buahnya, kemudian meneguk minuman nya lagi.
"Tidak. Jangan lakukan itu !! Aku mohon aku belum selesai bicara, eumm--" Mulut Nadien langsung di tutup begitu saja dengan lakban.
Seharian ini Nadien tak di beri makan dan minum, padahal ia sangat lapar dan haus. Nadien merasa bingung, sebenarnya apa yang mereka inginkan darinya. Kenapa mereka menculik Nadien dan mengurungnya di tempat seperti ini? Apa mereka ingin menjual nya? Oh tidak. Nadien harus apa sekarang?
"Eumm--" Nadien berusaha memanggil orang-orang itu, ia sudah sangat lemah Nadien butuh makan dan minum.
Kenapa mereka menyiksanya seperti ini? Tiba-tiba pintu ruangan tempat Nadien di kurung terbuka. Seseorang berdiri di depan pintu menatap Nadien tajam.
Nadien berusaha mengenali siapa orang itu, apakan dia pria atau wanita? Orang tersebut sangat misterius, wajahnya tertutup masker, ia juga menggunakan hoodie hitam dengan penutup kepala, tangan nya menggunakan sarung tangan hitam. Dari ujung kepala hingga ke ujung kaki, semua serba hitam dan Nadien hanya bisa melihat matanya saja.
Orang itu melangkah masuk, menghampiri Nadien. Jujur Nadien merasa ketakutan, namun sebisa mungkin ia menutupinya.
Salah satu dari ketiga orang itu memberikan kursi untuk orang itu, "Silahkan Bos.."
Posisi Nadien yang saat ini duduk di sebuah kursi, dengan tangan dan kaki terikat, dan mulut tertutup lakban. Membuatnya sulit melakukan apapun, Nadien hanya bisa menatap orang itu saja. Kini orang tersebut sudah duduk tepat di depan nya.
"Apa kau suka tempat ini?" Pertanyaan itu lolos dari mulut yang tertutup masker orang tersebut.
Laki-laki. Ternyata orang ini laki-laki, di ketahui dari suara nya yang berat dan bass.
"Heumm.." Nadien berusaha mengucapkan sesuatu tapi tidak bisa.
"Tempat ini memang cocok untuk wanita seperti mu. Kau sama sekali tidak berhak hidup nyaman dan bebas di luar sana ! " Ucapnya menatap Nadien meremehkan.
"Heumm.. Eumm.."
Orang itu mencengkram rahang Nadien dengan kuat, Nadien yang kesakitan tak bisa melakukan apapun. Cairan bening mulai memenuhi matanya.
"Bisa-bisa nya kamu hidup dengan bahagia, setelah menghabisi seseorang." Tekan pria misterius itu menatap Nadien dengan tatapan penuh kebencian.
Nadien tidak mengerti dengan apa yang orang di depan nya itu katakan. Apa katanya, Nadien menghabisi seseorang? Apa orang ini sudah kehilangan akalnya? Kapan dirinya membunuh seseorang?
Itu tidaklah mungkin, Nadien hanya gadis sederhana yang bercita-cita menjadi orang sukses. Ia juga tidak membenci siapapun, musuh saja tidak punya. Bahkan Nadien adalah wanita penyayang, ia sangat sopan dan ramah. Melihat kucing kelaparan saja membuat Nadien tak tega, apalagi jika harus menghabisi nyawa seseorang. Mungkin sebelum melakukan nya Nadien sudah pingsan duluan.
Pria itu semakin menguatkan cengkraman nya, hingga membuat cairan bening yang sejak tadi menggantung, meluncur bebas. Bukan nya kasihan orang itu malah tertawa keras, ia sangat senang melihat gadis di depan nya kesakitan dan ketakutan seperti ini.
Nadien ingin sekali melawan, tapi tidak bisa karna tangan nya yang terikat. Nadien memperhatikan pergerakan orang itu yang merogoh saku hoodie nya dan mengeluarkan sesuatu dari dalam.
Nadien membelalak saat orang itu mengeluarkan sebuah pisau lipat dari sakunya, kemudian mengarahkan nya pada Nadien. Mata Nadien mengikuti pergerakan pisau kecil itu, kepalanya menggeleng keras, ia berusaha berontak tapi tidak bisa.
Nadien benar-benar takut sekarang, apa yang ingin pria ini lakukan? Apakah pria ini seorang psikopat? Pikir Nadien.
"Eumm.." Nadien menggeleng kuat saat pisau itu mulai menyentuh kulit pipinya.
Ternyata orang itu hanya mengambil air mata Nadien saja dengan pisaunya.
"Lihat. Baru seperti ini saja kau sudah menangis," menunjukan air mata Nadien yang menggenang di ujung pisau tersebut.
Orang ini benar-benar gila, padahal Nadien sudah ketakutan setengah mati, ia pikir orang ini akan melukai nya, tidak lebih tepatnya membunuhnya.
"Apa kau pernah berpikir akibat yang sudah kau lakukan, hingga membuat seseorang kehilangan nyawanya?" Desisnya tepat di depan wajah Nadien.
"Heumm... Eumm.." Nadien menggeleng, bergerak gelisah.
"Kau ingin bicara?" Tanya nya mengejek.
"Eumm.." Nadien mengangguk.
"Buka! " Titah nya pada anak buahnya.
Rasa nya ia jijik jika harus membukanya sendiri, bahkan menyentuh Nadien pun ia tidak akan sudi.
Salah satu dari mereka membuka penutup yang membuat Nadien tak bisa berbicara lepas.
"Siapa kau?" Ucap Nadien setelah mulutnya terbebas, "Kenapa kau melakukan ini padaku? Aku bahkan tidak mengerti dengan apa yang kau katakan sejak tadi? " Tukas gadis itu keras.
"Kau tidak perlu tau siapa aku. Karna aku akan menjadi malaikat maut mu ! " Menekan setiap katanya.
"Cukup ! Hentikan omong kosong ini. Sepertinya kau memang sudah gila, SEKARANG LEPASKAN AKU ! " Tariak Nadien kesal.
Sepertinya orang itu salah mengira, ia pikir Nadien hanya wanita lemah. Tapi, ternyata gadis ini sangat berani.
"Jangan mimpi ! " Tegasnya menatap Nadien sinis.
"Pengecut! " Kata Nadien mengejek.
"Apa kau bilang?!" Ujarnya dingin, menatap Nadien dengan tatapan membunuh.
"Aku bilang KAU PENGECUT !!" Sentak Nadien menekan kata- katanya.
PLAAK!
Suara tamparan itu menggema, wajah Nadien seketika menoleh ke arah lain. Orang itu menampar Nadien sangat keras, sampai membuat sudut bibir Nadien berdarah.
Namun, Nadien tidak takut sama sekali ia menatap orang itu nyalang.
"Masih berani kamu menatapku seperti itu, hah? Kau menyebutku pengecut. Padahal kau sendiri hanyalah seorang wanita tidak tau diri, MURAHAN ! " Makinya marah.
Terlihat kilatan amarah di mata Nadien, ia tidak terima dengan apa yang orang itu katakan tentangnya. Siapa dia berani mengatakan itu tentang nya, padahal dia sendiri tidak mengenal Nadien.
"Kau memang pengecut. Laki-laki yang hanya bisa menyakiti seorang perempuan itu hanyalah seorang pengecut. Kau bahkan tidak berani menampakan wajah mu," Nadien mendengus tersenyum sinis.
"Kau menyebutku murahan. Siapa kau, tau apa kau tentang ku?!" Pekik gadis itu tak terima.
Orang itu tersenyum di balik maskernya, "Saya tau semua tentang mu. Kau tidak lain hanyalah seorang PEMBUNUH !" Tekan nya.
"Berhenti menyebutku pembunuh ! Aku tidak pernah membunuh siapapun." Balas Nadien tak terima gadis itu balik marah.
"Kau memang tidak membunuh secara langsung. Tapi, kau sudah membunuhnya secara tidak langsung." Ujar orang itu lagi.
"Katakan, siapa dia? Siapa yang sudah ku bunuh secara tidak langsung itu?" Tanya Nadien menatapnya tanpa takut.
"Dia adalah orang yang pernah ada di hidup mu dan selalu mendukungku dalam hal apapun. Tapi kamu, bukan nya berterimakasih. Kau malah menghancurkan hidupnya." Ujarnya mengepalkan tangan nya.
Setelah perdebatan keduanya, pria misterius itu memutuskan pergi. Muak terus-terusan melihat wajah polos wanita itu, entahlah rasanya ia ingin sekali menghabisinya saat ini juga.
...****************...
Hy.. Tiga episode perdana, gimana suka gak?
Kalau suka tulis di komen ya🤗