Mencintai atau dicintai?
Tapi kenyataannya memang tidak seindah dalam khayalan.
Antara mementingkan perasaan atau ego yang didahulukan.
Tapi cinta memang tidak pernah salah. Karena cinta bisa hadir di hati siapapun , kapanpun , dan di manapun.
Entah itu di sengaja atau tidak disengaja , cinta akan bersemi walaupun terpaksa.
Tapi , bagaimana dengan cinta yang terpendam?
Ego yang tinggi itu apakah bisa terhempas oleh kekuatan cinta?
Let's go , follow my story...
Dan kamu akan tau , betapa rumitnya kisahku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErvhySuci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 026 - Day 2
Masih di tempat yang sama , senja sangat indah untuk di nikmati. Pasir yang membentang luas itu terlihat begitu berkilau terpapar sinar matahari yang kian tenggelam.
Aera beserta ayah ibu dan adiknya itu memasuki mobil. Rezza duduk di kursi kemudi dan lekas mengemudikan mobilnya untuk menuju jalan raya.
Lengket sekali seluruh badannya. Ingin sekali secepatnya sampai di rumah dan membersihkan seluruh badannya. Lalu beristirahat dengan nyaman.
Perjalanan kembali ke rumah memakan waktu lebih dari dua jam karena sempat terjebak kemacetan. Sesampainya di rumah , semua orang bergegas membersihkan diri karena sudah malam.
Tak lama Aera melakukan ritual di kamar mandi , ia pun sudah tampak segar dengan rambut panjangnya yang basah. Ia pun duduk di depan meja rias di depan cermin besar itu sembari membuka ponselnya.
Aera melihat jam di ponsel miliknya , pukul dua puluh lebih lima belas menit. Hampir setengah sembilan dan ia memutuskan untuk menghubungi kekasihnya. Ya , karena ia sudah berjanji.
Panggilan video itu terjawab beberapa saat kemudian. Memperlihatkan bahwa lelaki itu sedang duduk di kursi dan di belakangnya adalah sebuah kamar yang luas. Ya lelaki itu berada di apartemennya.
"Selamat malam..." ucap Aera dengan tersenyum yang kemudian meletakkan ponselnya di meja.
"Malam sayang , kamu baru pulang ya ?" ucap Derry dengan tersenyum.
"Ya belum lama sih pulangnya , ini juga baru habis mandi. Tadi ada sedikit macet di jalan." ucap Aera sembari menyisir rambutnya dengan jemari tangannya.
"Kamu udah makan ?" ucap Derry.
"Tadi udah jajan di luar. Nanti lagi deh makan , sekarang belum lapar. Oh iya , gimana kerjaan di kantor ? Ada meeting nggak ?" ucap Aera.
"Eumm ya ada meeting sih , tapi di kantor aja nggak di luar." ucap Derry dengan tenang.
"Oke jadi nggak ngaruh kan aku tinggal cuti , perusahaan akan tetap baik-baik aja." ucap Aera dengan tersenyum.
"Siapa bilang? Perusahaan emang baik-baik aja , tapi nggak sama aku !" ucap Derry dengan santainya.
"Nggak usah di lanjut , udah tau aku arahnya pembicaraan kamu kemana." ucap Aera dengan tenang.
"Enggak tau juga kenapa ya aku kangen banget sama kamu , kamu nggak kangen ya sama aku ?" ucap Derry dengan tenang namun terlihat seolah berfikir.
"Sama aja , aku juga nggak mungkin kalau nggak rasain hal yang sama. Tapi ya udah , its okay. Nggak lama lagi aku bakal balik." ucap Aera dengan tersenyum.
"Tok...Tok...Tok..." bunyi pintu di ketuk itu sukses membuat Aera kaget dan langsung menoleh ke arah pintu.
"Iya , masuk aja." ucap Aera.
Pintu itu terbuka dan muncul sang ibu. Ibu Aera berjalan pelan mendekati putrinya.
"Ibu." ucap Aera.
"Kamu belum tidur sayang ? Kamu lagi ngapain ?" ucap ibu Hanum yang kemudian menyadari bahwa putrinya sedang melakukan panggilan video.
Namun ibu Aera itu heran melihat sosok lelaki tampan di dalam panggilan video itu.
"Ini bu , lagi bahas soal kerjaan di kantor tadi siang. Dia bos aku Bu." ucap Aera pada sang ibu.
Derry tersenyum melihat ibu Aera yang juga sedang tersenyum memperhatikannya.
"Selamat malam ibu , maaf saya mengganggu karena bertelepon malam-malam begini." ucap Derry dengan sopan sekali.
"Oh iya selamat malam juga. Maaf ya sepertinya justru ibu yang mengganggu , kalau begitu kalian lanjutkan dulu telponnya. Aera , kamu nanti kalau mau makan sudah ibu siapkan dibawah ya. Ibu keluar dulu." ucap ibu Hanum dengan tersenyum.
"Iya Bu , nanti Aera makan. Ibu tidur aja duluan , ibu pasti capek kan. Biar nanti aku turun." ucap Aera dengan tersenyum.
"Ya udah kalau gitu , tidurnya juga jangan larut malam ya. Ibu keluar dulu. Kalian silahkan di lanjut lagi aja." ucap ibu Hanum dengan tersenyum terlebih dahulu kepada Derry sebelum benar-benar keluar dari kamar Aera.
Pintu tertutup dengan sempurna , dan Aera menatap Derry kembali dengan tersenyum.
"Eumm maaf ya aku belum bisa jujur ke ibu aku tentang siapa kamu sebenarnya." ucap Aera.
"Nggak apa-apa kok. Mamaku juga belum tau soal hubungan kita." ucap Derry dengan tersenyum.
"Oh ya? Kita nikmati aja dulu seperti ini. Orang kantor juga , jangan dulu ada yang tau ya." ucap Aera.
"Nggak akan ada yang tau. Kecuali sahabat kamu mungkin." ucap Derry.
"Iya cuma Viona doang yang tau." ucap Aera.
"Tapi cepat atau lambat , semua orang akan segera tau kok." ucap Derry dengan tersenyum.
"Ya itu udah pasti. Di kantor , mbak Nina layanin kamu dengan baik kan? Sebelum aku pulang pas lembur kemarin aku bilang ke mbak Nina , aku suruh dia menyiapkan makanan ataupun minuman buat kamu. Ya seperti yang biasa aku lakuin setiap hari." ucap Aera dengan tersenyum.
"Dia menyiapkan semua dengan baik. Tapi aku yang nggak bisa." ucap Derry yang membuat Aera heran.
"Kenapa nggak bisa ? Nggak mau ?" ucap Aera.
"Bukan nggak mau juga , aku cuma nggak terbiasa dengan pelayanan orang lain. Kamu tau sendiri kan kalau selama ini yang siapkan semua itu cuma kamu ? Aku nggak bisa nerima apapun itu dari orang lain meskipun itu kamu yang suruh." ucap Derry dengan santainya.
"Astaga , ternyata kamu keterlaluan. Padahal banyak yang suka sama dia , dia juga cantik loh kalau di lihat-lihat." ucap Aera dengan menggelengkan kepalanya.
"Iya memang." ucap Derry dengan singkat.
"Kamu aneh sih jadi cowok. Tapi aku suka yang begini." ucap Aera dengan tersenyum.
"Agenda besok gimana , mau kemana lagi ?" ucap Derry bertanya.
"Apa ya , belum kepikiran sih. Belum ada rencana. Kalau nggak ya di rumah aja dulu full seharian." ucap Aera.
"Ya nggak apa-apa di rumah aja , puas-puasin dulu di rumah." ucap Derry dengan tenang.
"Iya mungkin emang gitu sih." ucap Aera sembari meraih ponselnya dan di bawanya ke ranjang.
Aera merebahkan tubuhnya pada ranjang king size itu. Ia menarik selimut menutupi tubuhnya sampai di pinggangnya.
"Kamu udah mau tidur ? Nggak makan dulu ?" ucap Derry dengan tenang sembari memperhatikan Aera.
"Aku udah ngantuk deh , nggak jadi makan ah nggak lapar juga." ucap Aera.
"Kamu pasti capek kan seharian di luar. Ya udah kalau gitu kamu tidur aja duluan." ucap Derry dengan tersenyum.
"Kamu mau ngapain ?" ucap Aera dengan heran.
"Aku mau siapin beberapa dokumen dulu , aku cek dulu soalnya besok aku ada meeting pagi di kantor." ucap Derry.
"Oh gitu ya , ya udah deh kalau udah selesai nanti terus tidur aja biar besok pagi nggak kesiangan bangunnya." ucap Aera dengan tersenyum.
"Iya sayang , nanti aku segera tidur juga." ucap Derry.
"Ya udah kalau gitu , aku matiin dulu ya. Aku tidur dulu." ucap Aera.
"Iya selamat tidur ya , jangan lupa mimpikan aku." ucap Derry dengan tersenyum.
"Aku pasti mimpi kamu nanti. Udah ya , bye bye..." ucap Aera dengan tersenyum yang kemudian mematikan panggilan video itu.
Aera meletakkan ponselnya di meja dekat ranjangnya. Ia merasakan kantuk dan tubuhnya pun butuh istirahat dengan segera.
Akhirnya tak lama kemudian , gadis itu pun terlelap. Ia tertidur dengan nyenyak sekali.
Di sisi lain , Derry tengah sibuk memasukkan beberapa map beserta laptopnya kedalam tas kerjanya. Lelaki itu memang sangat disiplin waktu dan ia sendiri menyiapkan semua kebutuhannya sendiri.
Setelah ia rasa cukup dan beres dengan apa yang di perlukan hari esok , Derry beranjak dari kursinya dan keluar dari kamar. Ia menuju dapur untuk membuat secangkir kopi.
Malam dengan udara yang terasa begitu dingin itu ia nikmati bersama secangkir kopi. Dan tentu saja dengan rasa rindu yang membara kepada sang kekasih hati.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Next......