NovelToon NovelToon
Kultivator Dewa Xiao Wang

Kultivator Dewa Xiao Wang

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Kebangkitan pecundang
Popularitas:7.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rahmat Kurniawan

Dunia Luas. Tidak menyenangkan jika tidak di jelajahi.

Aku Xiao Wang. Sejak kecil telah mendapat predikat sebagai sampah klan. Tidak bisa berkultivasi membuat diriku kian menjadi sasaran latihan. Sampai di asingkan di Hutan Binatang Buas, namun aku selamat oleh tekad–ku.

Suatu saat nanti, aku akan berdiri di depan banyak orang. Membersihkan namaku dari orang-orang yang dahulu pernah menghinaku. membersihkan namaku dari orang-orang yang pernah mengucil–ku. Pun juga membersihkan nama kedua orang tuaku. Hingga menjadi seorang yang di akui oleh satu kekaisaran sekali pun.

Tidak! Satu Kekaisaran saja tidak cukup. Berkelana ke berbagai belahan dunia juga bukanlah ide buruk dan ya, harus aku laksanakan.

Tentunya, untuk melakukan itu semua, bukan melewati perkara yang mudah. Banyak tantangan yang akan aku hadapi nantinya. Entah itu berjalan di antara ribuan tubuh tak bernyawa, atau mungkin bermandikan darah dari musuh-musuhku... Maka nantikan perjalananku di kisah ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 1 ~ Xiao Wang

"Wang'er, dunia ini sangatlah kejam. Jika kau tak cukup kuat, maka kau akan di tindas setiap saat. Salah atau benar yang kamu lakukan, tetap saja dimata mereka yang memiliki kekuatan tinggi, kau tetap akan menjadi seorang budak."

"Maksud Ayah?"

"Inilah dunia kultivator ... banyak yang memiliki kekuatan tinggi, namun mereka menggunakannya ke hal-hal yang menyimpang!" Pria paruh baya itu menghentikan perkataannya sejenak. Lalu menoleh ke anak kecil yang duduk di sampingnya.

"Untuk itulah Aku ingin kau menjadi kuat. Tindas mereka yang menindas, dan bantu mereka yang membutuhkan bantuan!" Pria itu kembali berucap sembari mengusap rambut anaknya.

"Aku mengerti, Ayah... Aku akan berdiri di puncak, dan memberantas kejahatan di muka bumi ini."

"Hahaha... Wang'er. Kejahatan dan kebaikan itu sudah menjadi kodrat alam. Sebanyak apapun orang jahat yang kamu bunuh, tetap akan tumbuh orang-orang baru yang menggantikan posisi mereka."

"Maka aku akan merubah kodrat itu."

"Hahaha, baiklah ... baiklah. Ayah percaya kau akan mampu melakukannya!"

***

Kenangan itu, kembali mengisi pikirannya.

"Maafkan aku, Ayah... Aku belum bisa mewujudkan mimpimu!" batinnya. Mata yang sedari tadi terasa panas oleh berbagai macam emosi, kini kembali memuntahkan buliran air.

Tanpa berdaya, tubuhnya menerima semua serangan yang di lemparkan oleh beberapa pemuda seumurannya saat ini.

Dia berusaha bangkit, namun tulangnya terasa lemas. Tiada cukup tenaganya saat ini hanya untuk menopang tubuhnya agar tidak ambruk.

Dia adalah Xiao Wang. Salah satu bibit klan Xiao, yang kerap menjadi bahan unjuk latihan oleh bibit lain segenerasi–nya.

Mungkin ini adalah takdirnya, menjadi orang yang memiliki mimpi 'berdiri di puncak' namun kenyataan membawanya pada seorang sampah.

Jika ada yang mengatakan bahwa takdir memiliki jalannya dan semua akan indah pada waktunya. Serta 'usaha tak pernah mengkhianati hasil', pun hal itu nyatanya tidak berlaku bagi Xiao Wang.

Mulai berlatih kultivasi saat berumur sepuluh tahun, namun dia ternyata tidak ada bakat dalam hal itu. Berulang-ulang kali dia mencoba untuk memaksakan diri berkultivasi, namun hasil tetap saja mengkhianatinya.

Segala sumber terkait kultivasi telah ia analisa, hampir semua tetua juga telah dia dekati hanya untuk meminta bantuan memperbaiki dantian yang tersumbat. Tapi sejauh ini, tidak ada yang bisa membantunya. Bahkan klan sendiri menutup mata soal dirinya. Seakan-akan mereka merelakan generasi seperti Xiao Wang ini menjadi sampah klan. Menganggapnya beban sekaligus aib klan.

Berakhir menjadi seorang pelayan klan. Xiao Wang selalu mendapat perlakuan buruk dari anggota klan. Bahkan kerap dia dijadikan sebagai sasaran latihan oleh teman-temannya.

Seperti saat ini, dirinya yang tidak tahu apa-apa di jebak oleh teman-temannya untuk pergi ke hutan Binatang Buas. Dengan iming-iming, mereka akan menjaga Xiao Wang, apapun yang terjadi.

Dia yang tidak pernah keluar Klan merasa tergiur akan ajakan itu. Pergi dengan hati riang, namun justru sesampainya di sana, dia malah mendapat nasib buruk.

Teman-teman Xiao Wang justru membohonginya. Mereka membawa Xiao Wang, hanya untuk menjadikan tubuhnya sebagai boneka sasaran latihan.

-

Serangan energi kembali datang dan menghantam tubuh Xiao Wang.

Baamm!!!

Ledakan terjadi pada tubuh anak itu saat serangan tadi menyentuh tubuhnya.

Dia terlempar beberapa meter ke belakang. Mendarat keras di tanah dengan posisi telungkup.

Tubuh yang terbakar, seolah menjadi energi penyemangat bagi lima orang pemuda yang mengelilinginya itu.

"Hahaha, ku rasa selama beberapa Minggu ini, latihan–ku ada peningkatan!" gumam seorang pemuda yang baru saja melepas serangan energi tadi. Dia memandangi kepalan tinjunya, dengan ekspresi yang dibuat-buat.

"Lumayan, namun kau masih kalah jauh dariku!" Lelaki lain ikut berkata. Setelahnya dia juga ikut melepaskan serangan energi ke arah pemuda yang menjadi sasaran pelatihan mereka kali ini.

Baamm!!

Debu mengepul hebat. Xiao Wang dibuat terlempar jauh untuk kesekian kalinya, pakaian yang dia kenakan kini tak terbentuk lagi. Luka bakar di tubuhnya pun bertambah parah pula.

Tanpa belas kasih, mereka bergantian menyerang tubuh Xiao Wang dengan serangan energi.

Bahkan Xiao Wang yang saat ini telah sekarat, pun tak membuat mereka berhenti. Menganggap bahwa semakin semakin besar efek yang mereka timbulkan dari serangan energi mereka keluarkan, maka semakin pesat pula perkembangan atau kemajuan mereka dalam hal Kultivasi.

"Hahaha, puas ... aku sangat-sangat puas! Tidak sia-sia aku berlatih beberapa Minggu terakhir, Pertandingan antar keluarga besar dua tahun lagi, aku rasa bisa menjadi pemenangnya!" ujar seorang lelaki bertubuh sedikit lebih besar dari yang lainnya.

Dia adalah Xiao Fan. Salah satu murid yang bisa di bilang jenius di klan Xiao.

"Aku rasa kita cukupkan untuk hari ini. Melihat kondisinya yang sudah sekarat, dan mungkin jika kita teruskan takutnya akan mengancam nyawanya," ucap seorang lelaki bertubuh pendek, dan berhidung pesek. Dia adalah Xiao Liu.

"Baiklah, mari kita kembali ke klan. Hari sudah menjelang malam. Binatang buas akan berkeliaran sebentar lagi ... takutnya, terlambat kita kembali, kita malah akan berakhir dengan menjadi santapan para binatang buas di hutan ini!" ucap Xiao Fan.

"Lantas, bagaimana dengan Xiao Wang?"

"Kita tinggalkan saja dia. Statusnya sebagai sampah klan, siapa yang akan peduli padanya? Biarkan saja dia menjadi santapan binatang buas hutan ini!" ucap Xiao Fan tanpa dosa.

Lalu dia berjalan lebih dulu, pergi dari sana. Teman-temannya pun tidak ingin ketinggalan dan mengikuti langkah Xiao Fan dari belakang.

Lalu bagaimana dengan Xiao Wang? Kondisinya semakin memburuk. Luka bakar yang dia terima dari rekan-rekan seklan–nya tadi kini telah sobek, memperlihatkan daging berdarah yang ditempeli oleh pasir-pasir tanah. Menambah rasa perih yang di alami oleh Xiao Wang sendiri.

Darah segar tidak berhenti mengalir dari tubuh Xiao Wang. Yakin dan percaya darah yang menguap dan bercampur dengan udara, akan langsung tercium oleh binatang buas. Mengundang mereka untuk mendatanginya.

Kesadaran yang masih terjaga. Xiao Wang mulai merenungi nasibnya. Benar kata ayahnya dahulu, bahwa dunia ini sangat kejam. Bermimpi saja tidak akan cukup. Usaha dan perjuangan tak akan mampu menghasilkan buah yang baik, apabila takdir tak menginginkan kita mendapatkan seperti yang kita impikan.

"S–sungg–uh Sa–sang–at ti–tiddak Ai–dil!" Xiao Wang berkata dengan terbata. Susah mengeluarkan suaranya, akibat tenggorokannya tersumbat, namun Xiao Wang tetap memaksanya.

Cairan bening merembes di sela sudut matanya, wajahnya pun kini tampak lain. Pipinya membengkak dan berwarna biru.

Kerja keras serta usahanya untuk bisa berkultivasi, kini dia mulai menyesalinya. Xiao Wang tidak ingin mengharapkan berkultivasi lagi. Hal itu yang membawanya pada sesuatu yang di namakan keputusasaan.

"Andai saja Ayah serta Ibu masih ada?!" gumamnya dalam hati. Xiao Wang merasakan rasa bersalah yang teramat sangat terhadap kedua orang tuanya itu. Selain menghancurkan mimpi ayahnya, dia juga telah membawa nama ayah serta ibunya dalam penghinaan yang di keluarkan oleh anggota klan.

Dia masih ingat betul, betapa begitu di hargai dirinya saat kedua orang tuanya masih ada. Ayahnya yang menjadi kepala klan Xiao begitu disegani, sehingga menular ke Xiao Wang.

Tapi kini semuanya telah berbeda. Kenangan lalu mungkin pernah terjadi, namun tak akan bisa ulang terjadi.

Detik demi detik kian menegangkan seiring dengan temaramnya dunia. Hutan yang terkenal akan binatang buas itu, semakin menyeramkan saat malam hari. Waktu malam adalah waktu yang pas untuk mencari mangsa.

Xiao Wang tampak pasrah. Deru napas yang kian melemah. Andai dia mati hari ini, maka sebelum hari pengadilan tiba, terlebih dahulu dia akan menemui Dewa Takdir dan menuntut atas takdirnya yang begitu sial.

Grrrrt!!!

Suara serigala terdengar dari kejauhan. Meskipun Xiao Wang menginginkan kematian, namun entah mengapa dia masih merasakan yang namanya rasa takut.

Serigala itu kian mendekat. Tapi bukan hanya seekor, melainkan beberapa ekor.

1
Irfan Cha'oelz
Kagak sempet menjarah, musuh terus berdatangan 🤦🏿‍♂️🤦🏿‍♂️🤦🏿‍♂️
Novrial Andesta
siQu Zheng kenapa tingkat kultivasi nya jadi makin lemah thor...
kok jd setara dgn si yao mei...???
Blade Master
kelompok Lin Zu ternyata picik dan pengecut masa kelompoknya dikeroyok tidak ada yang membantu
Blade Master
mana Bing kok tidak ada muncul dia peserta ke 7 kelompok Ling Zhu
Novrial Andesta
mantaaap....semangat Thor...
Albuddin
kenapa teman² nya TDK dimasukkan di alam jiwa Thor
Albuddin
basinya MC turun lagi ke alam langit lucu
Suherman Qisya
ceritanya agak aneh jg ni thor... dengan kekuatan kekaisaran wei yg d penuhi ranah alam surgawi dari usia muda Dan tua knp waktu menyerang kekaisaran han hanya mengirim ranah Alam langit Itupun hanya beberapa org inikan lucu thor atau aneh Harusnya ranah Alam surgawi d kekaisaran wei beberapa aja jngn kebanyakan sementara d kekaisaran han ranah Alam surgawi 1 pun tdk ada ranah Alam langit aja tdk lebih 5 org kesenjangan ini apa masuk akal bisa menang perang terlalu ngawur lu thor
Albuddin: saya setuju dg pendapar saudara dan MC nya juga terlalu rendah bersama rombongaya , dan mau bertarung melawan kekaisaran Wei, kan naif sekali
total 1 replies
Dewaraka
makinjadi sampah tor
Dewaraka
kebanyakan bertele tele jauh dari alut
Dewaraka
dapat darah dewa di biarkan menganggur,goblok,autor knpa ngk di serap tolol
Uda Bp
Luar biasa
Albuddin
masah semi final peserta tinggal 4 orng
Dewaraka
tolol
Dewaraka
tololllll bentolllll lo tor....
semesta apa surgawi,kacau amat lo
Dewaraka
makin lama bukan nya meningkatkan kwalitas karya...malah nyampah
Dewaraka
tolol,tak tahu mana panjang mana lebar,
Suherman Qisya
wash kacau knp penatua klan xiao uda lebih sepuluh org yg ranah suci sedangkan penatua kelima aja masih d tanah Raja bintang 5 nggak jelas ni authornya banyak ngawurrr
Royaleia 🐲
Luar biasa 👍👍👍👍👍
Royaleia 🐲
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!