"Pokoknya bulan depan harus cerai!”
Ben Derrick menghela nafas berat mendengar permintaan istrinya yang selalu labil dalam membuat keputusan, permintaan yang ujungnya selalu dibatalkan oleh wanita itu sendiri.
"Saya tidak pernah memaksa kamu dari dulu, asal jangan buat saya kena marah kakakmu itu"
"Ya ya ya... Ingetin aja, aku suka lupa soalnya"
Tapi meski kekeuh ingin berpisah, Keymira tak pernah bisa menolak sentuhan suaminya.
"Malem ini aku ada gaya baru, mas mau aku pakai baju dinas apa?" tanya Key usai membahas perceraian beberapa detik yang lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kelinci Besar
"Misi mbak, ada lingerie warna pink nya enggak? Tapi model yang persis kayak gini" ucap Keymira sambil menenteng baju yang masih menggantung.
"Ukuran apa mbak?" Tanya pramuniaga tersebut.
"Ukuran M ya, mbak"
"Sebentar saya cari dulu ya, Nona"
Keymira mengangguk dan kembali melihat-lihat busana yang lain, tiap bulan dia memang selalu membeli pakaian tersebut, Key tak mau membuat mata Ben Derrick sakit kalau ia memakai lingerie yang itu-itu saja.
Lagipula hobinya memang melakukan me time sambil berbelanja setiap kali melewati toko yang menarik perhatiannya.
Kebetulan tadi Key baru saja arisan dengan teman-teman kuliahnya, sebelum pulang Keymira mampir ke sebuah toko pakaian untuk membeli beberapa barang.
Lima menit kemudian pramuniaga kembali sambil membawa barang permintaan pelanggannya.
"Ini Nona, barangnya sesuai permintaan anda"
Keymira mengambil pakaian tersebut dan melihatnya secara detail.
"Nah ini yang aku maksud, makasih ya mbak" ujar Key antusias, benar-benar sesuai dengan ekspektasinya, Key tak bisa membayangkan seperti apa reaksi Ben Derrick saat Key menggunakan ini.
"Mau saya antar ke kasir sekarang bajunya barangkali?" Tawar wanita berseragam merah itu.
"Boleh" Keymira memberikan busana itu dan menerima bon dari pramuniaga.
Belum berniat pergi dari tempat itu Keymira kembali mengelilingi seisi toko sampai puas, tak lupa dia juga membeli sebuah kaos untuk Ben Derrick, mumpung ada diskon Key tak ingin melewatkan kesempatan ini, walau sebenarnya tidak butuh-butuh amat, lebih baik menyesal karena beli daripada menyesal karena tidak membelinya.
Keymira pun berjalan ke arah kasir untuk membayar belanjaannya, dengan menggunakan kartu debit dari sang suami semua bisa selesai dengan cepat.
"Ini barangnya, Nona. Terimakasih sudah berbelanja disini!"
"Sama-sama, terimakasih juga ya mbak"
Key mengambil paperbag besar dari kasir tersebut kemudian keluar dari area mall untuk pulang, karena tak bisa membawa kendaraan Key pun akhirnya memesan taxi.
Padahal Ben Derrick punya koleksi mobil yang menganggur di rumah, akan tetapi Key tak bisa mengendarai kendaraan tersebut, dari dulu dia dilarang belajar berkendara oleh orangtuanya karena kekhawatiran dan keposesifan mereka, alasannya karena Key anak perempuan jadi mereka tak ingin terjadi sesuatu yang tak diinginkan.
***
Usai makan malam berlangsung Ben Derrick membuka laptopnya sebentar untuk mengecek laporan yang masuk ke email-nya.
Besok dia akan bekerja bersama asisten baru, entah akan seperti apa keadaanya, Ben belum bisa memprediksi, tapi sepertinya tidak akan sulit, Ben juga akan memaklumi jika Zeroun perlu beradaptasi dengan lingkungan perusahaan.
Suara Keyboard menggema di kamar sepasang suami-istri itu, sudah menjadi hal lumrah dimanapun Ben Derrick berada.
Ditengah-tengah kefokusan Ben Derrick, pintu kamar mandi terbuka, Ben tak mengalihkan tatapannya karena dia pikir tak ada yang akan menarik perhatian.
Namun suara Keymira mampu menghentikan aktivitas pria 30 tahun tersebut.
"Mas Ben....." Suara yang dibuat mendayu itu langsung membuat otak para lelaki membeku.
Keymira tampak bersandar miring dengan memakai baju dinas malam yang dia beli tadi siang, lingerie karakter yang dipadupadankan dengan bando kelinci itu membuat Keymira tampak lucu sekaligus seks1 dalam waktu bersamaan.
Ben sampai tertegun menatap pemandangan di depannya, dia bahkan meneguk Saliva karena air liur yang tiba-tiba memproduksi lebih banyak.
Ben menutup laptopnya dan beranjak untuk menghampiri Keymira, wanita itu berlagak sensual untuk memikat pria yang sedari tadi mengacuhkannya.
"Kamu selalu susah ditebak, Key" ujar Ben Derrick.
Keymira tertawa kecil sambil mengigit jari telunjuknya.
"Mas suka?"
Ben Derrick melingkari tangannya di pinggang sang wanita, menatap lekat-lekat suguhan yang disiapkan untuknya, sangat menarik dan tentunya... Menggugah selera!
Ben membelai wajah mulus Keymira yang bersinar bagaikan bintang, keceriaannya selalu menular kepada Ben Derrick, namun siapa yang akan percaya jika wajah polos dan lugu ini mempunyai otak yang amat m3sum.
"Cantik!" Puji Ben.
Keymira makin bersemangat, dia melingkari kedua lengannya di pundak sang suami, memangkas jarak hingga tersisa satu inchi saja, keduanya pun bisa merasakan hembusan dari pasangan.
"Gimana? Aku udah seksi belum?" Seraya mengerlingkan sebelah mata.
"Saya baru lihat kelinci sebesar ini, dan dia sedang berusaha menggoda saya"
"Dan mas tergoda?" Tanya Keymira.
"Saya ingin menggigit kamu sekarang juga" jawabnya.
Keymira tersenyum puas, tak sia-sia dia berdandan seperti ini, Ben suka dan pria itu tampak berhasr4t melihatnya.
"Takuttt..... Aku gak mau jadi santapan singa yang lapar"
"Tapi sayangnya, singa ini ada didepan mata kamu"
Dan saat itu juga Ben langsung membungkam bibir sang wanita, menghisapnya dengan kuat, mengulum semaunya sampai tidak ada yang bisa menghentikannya.
"Hmmphhh.... !!"
Badan Key yang hanya setinggi dada Ben Derrick membuat lelaki tersebut dengan mudah mengangkat tubuh Keymira seperti anak kecil yang minta digendong.
Key melingkari kedua kakinya di pinggang Ben agar tubuhnya tak merosot kebawah, Keymira menikmati reaksi Ben Derrick yang sangat aktif dan siap untuk menyantapnya.
Permainan lidah Ben membuat Keymira hanyut dalam beberapa detik saja, apalagi saat Keymira merasakan sesuatu yang keras menyentuh perutnya, bagian sensitif Keymira jadi ikut berdenyut.
Ben Derrick berjalan ke arah ranjang dan membaringkan tubuh sang wanita sehingga kini dia bisa leluasa mengukung tubuh Keymira.
Ciuman terlepas saat nafas Keymira terasa putus-putus, manik dua insan tersebut saling melempar pandang, bibir keduanya basah akibat ciuman yang sangat eksotis tadi.
Dengan nafas yang masih terengah-engah Keymira melepas bandonya kemudian memasangkan benda itu dikepala Ben Derrick.
"Key...."
"Diem. Jangan dilepas, mas keliatan makin tampan pake itu" Key menghentikan Ben yang ingin melepas hiasan kepala tersebut.
Key sampai mengigit bibirnya melihat penampilan Ben yang malah semakin hot, apakah gaya bercintanya akan berubah? Key suka saat Ben Derrick memakai pernak-pernik seperti ini, bukan cuma dia yang harus berpenampilan unik.
"Terserah kamu saja, saya gak mau menunda ini lebih lama" Ben kembali beraksi dengan menciumi tubuh Keymira yang lain.
Tangannya pun tak tinggal diam, dia melepas kancing di bagian atas baju Keymira hingga kedua benda tersebut menyembul keluar, bergerak dengan bebas ketika tak ada lagi yang menutupinya.
Ben meraup pucuk merah yang mengeras minta disentuh, meskipun tubuh Keymira kecil tetapi bagian yang satu ini tak boleh diremehkan.
"Uhhh...!!"
"Emmm..... Mas"
Jari-jari tangan Keymira meremass rambut Ben sebagai pelampiasan, dia melenguh menahan sentuhan Ben yang kian menyiksanya, bahkan hanya dengan lidah terkadang Key bisa mendapat pelepasan.
Ben terus turun kebawah hingga dia menemukan bunga yang sudah mekar dan bentuknya masih segar.
Bak seekor lebah, Ben tak kuasa untuk tidak menghisap nektar yang keluar dari bunga tersebut, tetapi sengatannya juga mampu membuat tanaman itu menjerit sekuat-kuatnya.
"M-masss.... Jangan disedot gitu! A-aku gak kuattt"
Masa sih kamu belum jatuh cinta kepada Ben?
lanjuuuttt kaka authoorr