Adu keberuntungan pasangan anak manusia yg saling berkaitan.
Yudha , Dania , Julian, dan Shafira. Mereka harus berurusan dengan dilema percintaan mereka.
Dari yang awalnya di jodohkan oleh pihak keluarga sampai cinta terpendam karena takut mengutarakannya .
Kisah cinta mereka membawa mereka ber empat pada kisah di masa lalu yang membahayakan mereka.
Akankah kisah cinta mereka berakhir bahagia atau malah justru sebalik nya.
Kisah ini penuh dengan konflik dan penghianatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yunita dania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
Yudha melirik gadis yang sudah kelihatan tenang dengan ujung
matanya. Perlahan menghampiri dan mengecup ujung kepala
istinya itu. Matanya tampak terpejam.
"Good Night.. nice Dream " ucap Yudha lirih.
Setelah itu Yudha meninggalkan kamar Dania.
Setelah Yudha benar-benar keluar dari kamarnya Dania bangkit
lagi lalu duduk di tepi ranjang nya sambil merenung.
Setetes air mata mengalir di pipinya. Kecewa kesal dan marah ,
marah pada keadaan mereka.
"Kenapa setelah susah payah aku berusaha membuka hati untuk
Yudha tapi sekarang setelah benar-benar terbuka malah kayak
gini keadaanya " bisik Dania sambil terisak.
Suara tangisan itu terus menggema di keheningan malam.
***
Rey , Alfa dan Jena menatap gadis yang kini terbaring di atas
ranjang rawatnya.
"Jadi dia masih belum mau kasih tau tempat tinggalnya ?" tanya
Alfa menatap Rey.
"Dia selalu histeris kalau gue tanya rumahnya , dia bilang gak
mau pulang ke rumah " jawab Rey menatap melas pada gadis
itu.
"Sorry yaahh gara-gara aku kamu sama Ray harus berurusan
sama gadis ini " ucap Jena menyesal.
"Udah lah ini juga bukan salah kamu Jen... akunya aja yang gak
hati-hati waktu itu " jawab Alfa merangkul bahu kekasihnya itu.
"Gue punya ide , gimana kalau Lo aja yang bujuk Dia . Kali aja
kalau sesama cewek dia bisa terbuka " usul Ray menatap Jena.
"Lo yakin Ko ?? " Tanya Alfa ragu pada usul sahabat nya itu.
" Ya di coba dulu laaah... Kalo gak di coba mana kita tau " ucap
Rey lagi.
"Gimana Jen , ?" tanya Alfa.
" Boleh deh , Aku coba yah..." Jena mengangguk senang.
Jena kemudian mendekati Riana yang kini tengah terbaring di
kamar rawatnya.
*****
Keesokan harinya Julian terbangun lebih dulu dari gadis yang
memangkunya. Membuka matanya perlahan lalu memandangi
gadis yang semalaman memangkunya tertidur sampai ikut
tertidur juga.
"Aku memang gak kayak orang lain yang bisa secara langsung
mengungkapakan perasaannya lewat kata-kata. Tapi aku tau
kamu bisa mengerti apa yang aku rasain saat ini , aku berharap
kamu akan faham Shaf" ucap Julian Lirih sesekali mengusap
kepala sang gadis.
" Suatu hari aku janji sama kamu , kamu akan dapatkan apa
yang pantas kamu dapatkan " batin Julian.
Julian berjalan ke arah jendela apartemennya. Masih ragu akan
keputusannya saat ini , tapi sampai detik ini hanya ini yang bisa
Julian lakukan. Meminta bantuan ketiga sahabatnya sungguh
tidak mungkin.
Julian menyadari Shafira telah terbangun saat ini , ingin rasanya
ia menyapa walaupun hanya "selamat pagi" tapi rasanya lidah
Julian terlalu kelu dan kaku, bahakan hanya sekedar
mengucapkan terima kasih pun tak mampu.
"Pagi ini aku ada urusan , jadi kamu bisa pergi ke kampus
sendiri . Gak usah tunggu aku" Shafira bergegas masuk ke
dalam kamarnya diikuti lirikan Julian.
Kedua rahang Julian mengeras seketika.
"Gue nyesel cuma ngirim Lo kerumah sakit kemarin , kenapa gak
sekalian aja gue kirim Lo ke kuburan " gerutu Julian kesal.
"Rafael....Sssiiit...Awas aja !!" umpatnya lagi.
*****
Pagi-pagi sekali Dania sudah tidak ada di kamarnya. Hal itu
membuat Yudha tambah bingung atas perubahan sikap Dania
secara drastis pada nya .
" Bi Bu Dania udah berangkat ? " Tanya Yudha memastikan pada
asisten Rumah tangga nya itu.
" Iyah Pak pagi-pagi sekali Bu Dania udah pergi , gak sempet
sarapan juga "
"Apa dia udah tau tentang Mona , Dania tau kalau Mona udah
pulang" Yudha memijak keningnya yang tak pusing itu tanda
gugup.
" Pasti Mona udah ngomong yang macem-macem " bisik Yudha
lirih.
" Dania jadi berubah gini sikap nya , pasti gak beres "
"Gue harus ketemu dia sekarang.." Yudha bergegas keluar
rumahnya dengan perasaan kesal.
***
Di rumah sakit Malam ini giliran Alfa yang menjaga Riana.
Karena sudah beberapa hari ini selalu merepotkan Rey untuk
menjaga gadis yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya
saat ini.
Ketika Riana terbangun dia merasa asing dengan pria yang kini
tidur nyenyak di atas sofa.
Pasalnya sejak kemarin Rey lah yang selalu menggantikan Alfa
menunggu Riana di rumah sakit. Ujung bibir Riana tertarik ke
atas menampakan deretan gigi putih bersih dan sebuah lesung
pipit kecil di pipinya.
"Cowo itu ganteng banget...lucu lagi kalau lagi tidur " ucap Riana
senang.
"Tapi dia siapa yah..apa dia temen Ray ??" Riana makin
penasaran dan terus memandangi wajah Alfa yang tengah
tertidur pulas.
" Apa mereka bertiga itu sahabatan ?" Riana kembali mengingat
kemarin ada seorang gadis yang menghampirinya lalu
menanyakan alamat dan keluarga nya
" Gak , aku gak mau pulang ke rumah lagi . Buat aku itu bukan
rumah tapi neraka" Bisik Riana.