"Cih....apa kau benar ingin menyelamatkan anak dari seseornag yang telah membunuh ibumu?" ucap Lee dengan seringainya. Serontak Arion terdiam dengan ucapan Lee, "Apa maksudmu??" "Hahahaha ternyata kau tidak tau yah, ck..ck..ck" Lee melemparkan beberapa dokumen foto-foto. * Seorang wanita bernama Gizela Arabella wanita yang menjadi yatim piatu akibat pembantaian oleh beberapa orang berseragam hitam kepada keluarganya, Mereka bahkan mengebom rumah milik Gizela menjadi hancur lebur, dan ia menyaksikan sendiri kobaran api serta kepulan asap hitam yang mengancurkan rumah serta orangtua dan orang-orang di dalam sana. "Tidak!!! ayah!!! ibu!!!" Dengan bekal uang dan perhiasan yang diberikan snag ibu Gizel memutuskan untuk membeli sebuah ruko bertingkat dua, terdapat sebuah toko di lantai satu dan lantai dua terdapat dua ruangan yang ia gunakan sebagai kamar dan gudang. No plagiasme🚫 Karya sendiri✔️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andriana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Tiga hari berlalu dan saat itu Gizel tidak mendapat kabar dari Arion sama sekali, dan itu membuatnya merasa sangat kesal.
"Apa ia begitu sibuk sampai tidak sempat datang kemari?" Gumamnya lesu.
Drtt
Drtt
Ponselnya begetar dengan cepat Gizel mengangkat telfonnya dan saat ia tahu siapa yang tengah menelfonnya wajahnya berubah ceria.
"Ha...halo...."
"Kau terlihat semangat sekali"
"Ma...maksdumu apa? tidak aku biasa saja" Jawabnya dengan gugub dan menahan senyum.
"Benarkah?, lalu kenapa kau terus tersenyum?" Tanya si penelfon tidak lain adalah Arion yang sengaja menghubungi Gizel dan tetap melihatnya melalui CCTV
"Bagaimana dia tahu?" Batin Gizel.
"Sudah jangan difikirkan aku tahu dari mana itu tidak penting, yang penting sekarang aku hanya ingin tahu kabarmu" walaupun sebenarnya ia sudah tahu setiap saat kabar Gizel melalui CCTV
"Ck! kau bisa dengar dari suaraku kan aku baik-baik saja" jawabnya kesal.
"Kenapa? kau merindukanku?"
Seketika pipi Gizel merona dan membuatnya grogi namun ia harus tetap tenang "Tidak siapa yang merindukanmu? jangan terlalu percaya diri"
"Oke jadi kau tidak ingin bertemu denganku?"
"Kau akan datang?" tanyanya dengan semangat.
Arion terkekeh melihat tingkah konyol Gizel yang berusaha menyembunyikan perasaannya, "Kau ingin aku datang?"
"Emh itu terserah kau saja, memangnya siapa aku yang berani menyuruhmu" Serunya dengan malu-malu.
"Hem begitu ya.......Berarti kau tidak ingin aku datang, baiklah aku tidak akan....."
"Bukan begitu maksudku, kau datanglah aku tidak akan melarang!" Selanya
Arion tersenyum "Baiklah besok aku akan datang, sementara ini tahan dulu rindumu karena pekerjaanku masih banyak!" Jawabnya dengan senang.
"Sudah ku bilang aku tidak merindukanmu" elaknya dengan jantung yang semakin berdebar.
"Baiklah, ku tutup dulu, sampai jumpa besok hem"
Arion mematikan ponselnya namun ia masih tetap memantau Gizel dari layar tabnya, "Benar-benar lucu" Gumamnya sebelum ia akhirnya menutup tab nya dan melanjutkan pekerjaannya.
Sementara Gizel hatinya terasa sangat berbunga-bunga, ia merasa sangat senang tenyata Arion tidak memcampakannya,
"Apa ini yang dinamakan sebuah perasaan cinta?" Gumamnya dengan senyuman manis.
Tring
Terlihat sebuah pesan yang masuk ke ponselnya, Gizel segera mengecek nomor yang tidak di kenal itu.
["Aku Aland, malam ini aku ingin menagih janjimu untuk makan malam bersamaku, apa kau sibuk?"] tulis pesan tersebut.
"Astaga aku lupa jika masih memiliki janji dengan Aland, bagaimana ini??"
"Ah lebih baik ku terima saja, lagipula Arion datang kemari besok"
Gizel segera membalas pesan itu dan menyetujui permintaan Aland,
["Oke malam ini pukul delapan aku akan menjemputmu"] balas Aland
Aland menyeringai setelah mengirim pesan ke Gizel,
"Aku sudah tidak sabar lagi menunggu sebuah kehancuran yang sebenarnya" Ucapnya dengan seringai penuh kemenangan.
Malam pun tiba, Gizel mengenakan dres berwarna coklat dengan panjang se lutut, serta rambut yang ia ikat kuda di lengkapi dengan jepit pita di sela-sela rambutnya.
Gizel sengaja tidak terlalu berpenampilan mencolok, karena menurutnya malam ini hanya sekedar makan malam biasa dan bukan dengan orang spesial.
TIN
TIN
Beberapa menit kemudian Terdengar suara klakson mobil, Gizel segera meraih tasnya dan turun dari kamar untuk memeriksa.
Terdapat mobil BMW hitam yang tengah menunggunya, Gizel nampak heran ia sedikit mendekat dan tiba-tiba kaca mobil turun.
"Aland ku fikir bukan kau" Serunya setelah tau siapa pemilik mobil di dalam itu.
"Ayo kita berangkat!" ajaknya dengan ramah.
Gizel segera masuk dan duduk di samping kursi kemudi Aland,
"Kita mau makan dimana?" tanya Gizel memastikan.
"Kau suka tempat makan apa?"
"Emh...apapun asal bukan makanan bersumber dari kacang aku alergi" jawabnya dengan lembut sembari tersenyum.
Aland memperhatikan Gizel sejenak "Pantas dia menyukainya" Gumamnya.
30 menit menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai di sebuah restoran yang sangat asing bagi Gizel,
"Apa ini restoran baru?" tanyanya keheranan.
"Bukan tapi memang tidak banyak orang tau tentang restoran ini, ayo turun!" Aland membukakan pintu mobil untuk Gizel, keduanya berjalan beriringan memasuki restoran itu.
Aland memesan benerapa makanan westren dan beberapa cemilan untuk mereka berdua.
"Ada lagi tuan?" tanya sang pelayan memastikan.
"Sudah itu saja.....ah ya jangan ada kacang sedikitpun di makanan yang ku pesan!" ucapnya dan di iyakan oleh sang pelayan.
"Terimakasih" Ucap Gizel yang merasa di perhatikan
Selang beberapa saat akhirnya makanan pun telah siap, keduanya melahap makanan dengan sangat tenang atau bisa di bilang hening.
"Boleh ku tanya sesuatu?" Aland pertama kali membuka suara
"Hem tanyalah!" jawab Gizel yang masih fokus dengan makanannya.
"Saat pertama kali kita bertemu aku lihat kau selalu seorang diri, dimana keluargamu?"
Serontak Gizel menghentikan gerakannya dan mulai mengingat bagaimana keluarganya tiada dengan cara tragis.
"Kenapa? jika kau tidak ingin bercerita tidak apa" Ucap Aland dengan senyuman.
"Mereka di bunuh" Jawabnya dengan suara menahan getaran amarah dan kesedihan, pasalnya baru pertama kali ia mengungkapkan tentang masa lalunya kepada seseorang, bahkan Viona dan Victor pun tidak tahu akan masa lalu Gizel yang mereka tahu jika Gizel memang sebatang kara dari kecil.
"Kau tau siapa yang membunuh keluargamu?" Tanya Aland dan hanya di balas gelengan oleh Gizel.
"Kenapa kau tidak mencoba mencari tahu!" Serontak Gizel menatap Aland dengan wajah penuh tanda tanya.
"Bagaimana caranya, aku bahkan tidak tahu satupun wajah di antara pembunuh itu bosohnya aku malah pergi begitu saja" jawab Gizel dengan putus asa.
"Aku bisa membantumu" ucap Aland dengan menaikan sudut alisnya,
Serontak Gizel nampak berfikir sejenak dan merasa bingung,
"Tapi.......bagaimana caranya?" tanyanya keheranan dan ragu.
"Asal kau mau bekerja sama denganku, maka itu semua akan menjadi mudah" jawab Aland dengan seringainya, sementara Gizel nampak kebingungan dan ingin sekali ia menolak dan ingin hidup damai seperti ini, namun hati kecilnya seperti menginginkan dendamnya tuntas.
*
Sementara itu Arion tengah membuka tabnya, matanya terus menggkerut dan berusaha mencari keberadaan Gizel, sudah ia periksa di semua sudut bahkan kamar mandi pun tidak ada.
Arion merasa kesal ia akhirnya memutar beberapa jam vidio dan berusaha mencari tahu kemana perginye Gizel.
"Ck!! kana kau pergi?? kenapa membuatku kesal??" Gerutunya.
Arion menemukan jika Gizel tengah berjalan rapi menuju keluar, dengan cepat Arion membuka CCTV di balik sebrang toko Gizel dan mencari tahu dengan siapa Gizel pergi.
"Dengan siapa dia pergi? mobil ini nampak asing, dan aku tidak bisa melihat siapa orang di dalam mobil itu??"
Arion melemparkan tabnya kasar dan meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang.
"Febi!! acak plat nomor yang ku kirim, aku butuh cepat!!" perintahnya di dalam telefon.
Tak berselang lama akhinya notifikasi telah muncul dari Febiola
["Mobil itu milik anggota Red Wolf"]
"Apa?? sial?? beraninya kau menghinataiku!!"
BRAK
Rahang Arion mengeras dan tangannya mengepal keras sampai urat-uratnya terlihat jelas, ia melempar semua barang di depannya karena begitu emosi.
Arion berfikir jika Gizel tengah mengkhianatinya dan bekerja sama dengan Red Wolf untuk menghancurkannya.
"Jadi selama ini kau membuat perangkap untukku ya, heem menarik"
saya Pocipan ingin mengajak kaka untuk bergabung di Gc Bcm
di sini kita adakan Event dan juga belajar bersama dengan mentor senior.
jika kaka bersedia untuk bergabung
wajib follow saya lebih dulu untuk saya undang langsung. Terima Kasih.