Inara dipaksa untuk menjadi istri ketiga dari pria berusia 45 tahun. Untuk menghindari pernikahan itu, Inara terpaksa menikah dengan pria asing yang sempat ia selamatkan beberapa hari yang lalu.
Tidak ada cinta di dalam pernikahan mereka. Pria tersebut bahkan tidak mengingat siapa dirinya yang tiba-tiba saja terbangun di tempat asing usai mengalami kecelakaan tragis. Meskipun Inara terlepas dari jeratan pria tua yang memaksanya menjadi istri ketiga, tapi wanita itu dihadapkan pada masalah besar yang tengah menantinya di depan.
Siapakah pria asing tersebut sebenarnya? Benarkah ia amnesia atau hanya berpura-pura bodoh demi menghindari masalah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Angelina tiba-tiba saja terjatuh tidak sadarkan diri setelah mendengar kalimat terakhir yang baru saja diucapkan oleh putra semata wayangnya. Beruntung, Anggi segera meraih tubuh wanita itu sesaat sebelum Angelina benar-benar membentur lantai. Alhasil, bukan hanya wanita itu saja yang tersungkur, tubuh Anggi pun turut mendarat di atas lantai bersama tubuh Angelina.
"Haa, Tante!" teriak Anggi panik. "Tante kenapa, Tante? Bangun, Tan."
"Astaga, Mommy," sahut Dave segera berjongkok tepat di depan sang Ibu. "Mommy bangun, Mom!"
"Cepat bawa Tante naik ke ranjang, Dave," pinta Inara dan segera dijawab dengan anggukan oleh suaminya.
Pria itu perlahan mulai meraih lalu menggendong tubuh Angelina lalu membaringkannya di atas ranjang. Sementara Anggi, bergegas berdiri sendiri lalu menatap tajam wajah Inara.
"Semua ini gara-gara kamu, cewek udik!" bentak Anggi seraya menunjuk wajah Inara. "Seharusnya kamu tak pernah datang ke rumah ini."
Dave seketika menoleh dan menatap tajam wajah wanita itu. "Cukup, Anggi!" bentaknya penuh emosi. "Saya minta kamu pergi dari sini, Anggi. Pergi!"
Anggi mendengus kesal seraya menatap wajah Angelina yang tidak sadarkan diri di atas ranjang, setelah itu barulah wanita berpakaian seksi itu berjalan meninggalkan kamar dengan perasaan kesal.
Sepeninggal wanita bernama Anggi, Dave duduk di tepi ranjang lalu mencoba untuk membangunkan sang ibu. Sepertinya, wanita paruh baya itu benar-benar syok setelah mengetahui fakta bahwa putra kesayangannya ternyata sudah menikahi wanita yang paling ia benci yaitu, putri sambungnya sendiri. Harapannya untuk menikahkan Dave dengan Anggi pun pupus seketika itu juga.
"Mom, bangun, Mom," pinta Dave mulai merasa khawatir. Walau bagaimanapun, Angelina tetaplah ibu kandungnya sendiri terlepas dari apapun yang sudah diperbuat oleh wanita itu.
"Aku cari kayu putih dulu, ya. Eu ... kamu tunggu sebentar di sini,'' ucap Inara dan hanya dijawab dengan anggukan oleh suaminya.
Wanita itu pun berlari ke arah pintu lalu keluar dari dalam kamar dan kembali tidak lama kemudian dengan membawa satu botol kayu putih.
"Ini, Mas. Semoga Tante cepat siuman,'' ujar Inara menyerahkan apa yang ia bawa kepada Dave.
"Makasih, Sayang,'' jawab Dave menerima apa yang diberikan oleh istrinya lalu meletakan benda itu tepat di hidung sang ibu setelah membukanya terlebih dahulu.
'Astaga, kenapa Mommy sampe pingsan segala sih? Saya harap Mommy baik-baik aja,' batin Dave menatap sayu wajah sang ibu.
"Maafin aku, Mas. Semua ini gara-gara aku," lemah Inara seketika menundukkan kepala. "Benar kata tunangan kamu, Mas. Seharusnya aku gak pernah datang ke rumah ini. Semuanya salah aku."
Dave menghentikan gerakan tangannya lalu berdiri tegak tepat di depan Inara. Kedua matanya nampak sayu menatap wajah cantik Inara yang terlihat masih basah akibat air yang sempat di siramkan oleh Anggi. Telapak tangannya pun bergerak naik mengusap kedua sisi wajah cantik seorang Inara.
"Wanita itu bukan tunangan Mas, Sayang. Mas hanya akan nikah satu kali dan itu sama kamu," lemah Dave. "Satu lagi, apa yang terjadi sama kita sama sekali bukan salah kamu. Kamu lupa rumah ini rumah siapa? Rumah Ayah kamu, itu artinya rumah kamu juga, Sayang. Tujuan awal kita datang ke sini memang mau menemui beliau. Mas gak nyangka kalau rumah ini rumah Mas juga dan ternyata kita sodara tiri.''
"Dasar brengsek!" umpat Angelina yang baru saja membuka kedua matanya. "Dasar wanita sialan, wanita kurang ajar. Haaaa!"
Angelina tiba-tiba saja berteriak histeris mengejutkan Inara dan Dave. Keduanya sontak menoleh dan menatap wajah wanita yang baru saja siuman usai tidak sadarkan diri itu. Baik Dave maupun Inara sama sekali tidak menyangka bahwa Angelina akan mengatakan hal sekasar dan sekotor itu.
"Mom," lemah Dave menatap penuh rasa kecewa wajah sang ibu. "Tega sekali Mommy berkata seperti itu sama Inara? Dia putri sambung Mommy dan juga istri saya."
Angelina berusaha untuk bangkit lalu duduk tegak di atas ranjang. "Kamu yang tega sama Mommy, Dave. Kenapa kamu menikahi sodara tiri kamu sendiri, hah?"
"Semuanya terjadi begitu saja, Mom. Semua ini takdir."
"Takdir? Hahaha!'' Angelina seketika tertawa nyaring, suara tawanya bahkan terdengar menggelegar hingga memantul di seisi ruangan membuat sekujur tubuh Inara seketika merinding. "Sampai kapan pun Mommy gak akan pernah merestui pernikahan kalian. Mommy gak mau tau, kamu harus menceraikan dia sekarang juga!''
Dave seketika mengusap wajahnya kasar benar-benar merasa kecewa dengan sikap sang ibu. Tidak ada kata yang mampu terucap. Seharusnya ia dan Inara tidak pernah datang ke sana. Dengan begitu kehidupan rumah tangganya tidak akan mengalami badai besar seperti ini.
"Sekarang Mommy tanya sama kamu, Dave. Apa ingatan kamu udah balik lagi, hah? Kamu bilang kamu gak mau jadi boneka Mommy lagi, itu artinya--"
"Iya, ingatan saya baru aja kembali beberapa jam yang lalu," jawab Dave membuat Inara seketika menoleh dan menatap sayu wajah suaminya.
"Mas, ingatan kamu udah balik?" tanya Inara, antara percaya dan tidak percaya.
"Iya, Sayang. Ingatan Mas udah balik, maaf karena Mas gak langsung kasih tau kamu," jawab Dave balas menatap wajah Inara.
"Ya Tuhan, akhirnya kamu sembuh, Mas. Ingatan kamu udah balik, aku lega banget.''
Angelina tiba-tiba saja turun dari atas ranjang lalu melakukan hal yang tidak terduga. Wanita paruh baya itu tiba-tiba saja menjambak rambut panjang Inara keras dan bertenaga.
"Dasar anak gak tau diri, kamu apapun anakku sampe dia jadi kayak gini, hah?" teriak Angelina benar-benar hilang kendali.
"Haaa! Lepasin aku, Tante. Sakit!" rengek Inara seraya memegangi rambutnya sendiri.
"Ya Tuhan, Mommy apa-apaan, Mom. Lepasin Inara, dia gak salah. Saya yang salah, saya yang jatuh cinta duluan sama dia lepasin Inara, Mom," pinta Dave, rambut istrinya yang dijambak sedemikian rupa, tapi hatinya yang terasa sakit luar biasa.
Pria itu berusaha untuk melepaskan lingkaran tangan sang Ibu. Namun, Angelina kian keras menarik rambut panjang seorang Inara membuat wanita itu semakin merintih kesakitan. Sampai akhirnya, suara seseorang terdengar menggelegar mengejutkan semua yang ada di sana.
"Berhenti!" teriak Sebastian dengan napas yang tersengal-sengal, rupanya pria yang tengah sakit itu segera naik ke lantai dua setelah mendengar kegaduhan. "Apa yang kamu lakukan sama putriku, hah?"
"Mas Sebastian," gumam Angelina sontak melepaskan genggaman tangannya.
Bersambung
otor request up-nya yg banyak boleh 🙏🤭