NovelToon NovelToon
Dewa Petaka

Dewa Petaka

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Iblis / Epik Petualangan / Perperangan
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Arisena

Ketika yang semua orang anggap hanya omong kosong menyerbu dari utara, saat itulah riwayat Suku Gagak menemui akhirnya.

Tanduk Darah, iblis-iblis misterius yang datang entah dari mana, menebar kekacauan kepada umat manusia. Menurut legenda, hanya sang Raja Malam yang mampu menghentikan mereka. Itu terjadi lima ribu tahun silam pada Zaman Permulaan, di mana ketujuh suku Wilayah Pedalaman masih dipimpin oleh satu raja.

Namun sebelum wafat, Raja Malam pernah berkata bahwa dia akan memiliki seorang penerus.

Chen Huang, pemuda bernasib malang yang menjadi orang terakhir dari Suku Gagak setelah penyerangan Tanduk Darah, dia tahu hanya Raja Malam yang jadi harapan terakhirnya.

Apakah dia berhasil menemukan penerus Raja Malam?

Atau hidupnya akan berakhir pada keputusasaan karena ucapan terakhir Raja Malam hanya bualan belaka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode : 30 — Pelukan Halimun Pagi

Perkumpulan Bulan Menangis, sebuah perkumpulan kultivator misterius yang menjadi momok di seluruh Wilayah Tengah. Jika berpikir karena kejahatan mereka, bukan. Atau kebengisan mereka, juga bukan. Melainkan karena sepak terjangnya yang tak punya arah.

Mereka kadang merampok sampai tak segan-segan membunuh orang yang dirampok. Tak jarang pula Bulan Menangis mencegat rombongan pedagang yang memiliki banyak muatan. Namun pada banyak kesempatan, orang-orang juga sering melihat Bulan Menangis mengawal kaum pedagang, bahkan tak hanya sekali mereka membantai para perampok di dekat sebuah desa.

Ini adalah Bulan Menangis, perkumpulan manusia yang bergerak hanya karena pundi-pundi uang. Mereka tak peduli siapa pelanggan dan tugasnya, selama ada emas, maka berangkatlah.

"Kebanyakan sudah Tingkat Bintang," pungkas Bai Li.

"Wah, mengerikan. Tapi dua orang kemarin masih Tingkat Langit tengah, sama sepertiku."

"Itu artinya tolol," cela Wanita itu. "Seorang kultivator yang tak bisa membaca tingkat kultivasi kultivator lain, itu artinya orang tersebut memiliki tingkat yang lebih tinggi. Dan mereka mencoba membunuhku."

Chen Huang mengamati kertas kuning kaku di tangannya. Di sana, tergambar sosok wanita berumur sekitar tiga puluh lima tahun yang cukup cantik dengan muka halus tanpa keriput. Ia memandang Bai Li, lalu memandang kertas itu lagi.

"Itu wujud asliku. Cantik, kan? Tentu saja. Kalau kau sampai berpikir wujud asliku mirip nenek karatan penjaga penginapan ini, maka sebaiknya tak usah kaukatakan padaku."

Chen Huang tersenyum kikuk. "Yah ... cantik, kurasa. Tapi lebih cantik yang bentuk bibi waktu itu. Sebaiknya mulai sekarang kau gunakan wujud itu."

"Kupukul kau!"

Chen Huang menggulung kertas buronan itu untuk dimasukkan ke dalam cincin ruangnya. "Sekuat apa Sekte Pedang Kelabu pusat?"

Bai Li berpikir sejenak, menghela napas. "Aku dulu menjadi salah satu tetua di sekte cabang yang menyerang kita itu, jadi, aku tak terlalu mengerti." Dia membuka jendela kamarnya, cukup sulit untuk menjaga sepasang kayu tua itu agar tidak jatuh dan tetap bertahan. "Tapi aku pernah dengar, murid terlemah mereka ada di Tingkat Langit puncak, dan ketuanya ada di Tingkat Surgawi puncak."

"Itu mengerikan, kurasa."

"Tidak bagimu."

Chen Huang menoleh cepat.

"Sudah kubilang, teknik kultivasi yang sekarang berbeda dengan Zaman Permulaan. Sedangkan Simbol Magismu masih murni. Kalau kau dapat menguasai sepenuhnya, kekuatan itu akan jadi jauh lebih kuat dari kultivator Tingkat Surgawi mana pun. Ini hanya dugaanku, tapi aku merasa yakin. Jadi, jangan terlalu fokus pada kultivasi."

"Kalau kau bilang begitu ...." Chen Huang mengamati tangannya sendiri, mengepal dan membukanya berulang kali. "Kau belum mengajariku teknik lain kecuali Bulan Menyerpih dan Matahari Hitam."

Bai Li melihat langit yang berawan, dia memutar tubuh untuk bisa saling berhadapan dengan muridnya. "Kalau begitu, akan kuberikan teknik baru."

Mereka pergi ke luar rumah penginapan. Di samping bangunan itu, terdapat hamparan rumput luas yang walau tanahnya tidak rata, tapi cukup bisa diandalkan untuk dijadikan tempat berlatih.

Bai Li berdiri berkacak pinggang ketika dia menjelaskan. Sikapnya jelas diguru-gurukan. "Nama teknik ini adalah Pelukan Halimun Pagi. Jika kau ingin tahu, ini adalah teknik para tetua di Sekte Pedang Kelabu, memang tidak terlalu kuat dan amat sulit dipelajari, jadi sering diremehkan. Tapi, bagiku ini sangat cocok untukmu. Lihatlah."

Bai Li merentangkan kedua tangannya, Qi Merah secara perlahan menyelimuti tubuhnya. "Karena Qi mu belum tercemar, maka seharusnya berwarna putih atau biru pucat," jelasnya tanpa mengubah sikap. "Alirkan Qi ke seluruh meridianmu dan buatlah mereka menguap. Aku bukan pengajar yang baik dan aku tak punya kitab panduan, tapi begitulah secara garis besar. Ketika kabut mulai menebal, terjang musuhmu dengan pukulan atau tendangan ke selangkangan, itu akan membuat mereka mati."

"Apa-apaan selangkangan?" kening Chen Huang berkerut. "Tolong jangan merubah teorinya sesukamu."

Bai Li menanggapi itu dengan kekehan ringan. "Yah ... maksudku, serang mereka dengan serangan jarak dekat. Mungkin sedikit berlawanan dengan teknik bertarung gagakmu yang lebih banyak mengambil jarak, tapi begitulah inti dari teknik ini. Semakin sering kau bergerak, kabut tebal akan mengelilingi area pertarungan. Singkatnya, seperti Simbol Magis milik Suku Langit, hanya saja teknik ini membutuhkan proses lebih lama."

"Kedengarannya cukup sulit. Kutebak, ini membutuhkan penguasaan Qi yang tidak main-main."

"Pintar," Bai Li menghentikan kabutnya, takut akan mengenai Chen Huang sungguhpun pemuda itu sudah kebal kutukan karena Jimat Hitam. "Ingat, ini teknik para tetua, kau mungkin akan sedikit kesulitan. Cobalah."

Chen Huang merentangkan tangan lalu memejamkan mata, mencoba untuk lebih fokus. Dia mengalirkan Qi ke setiap meridian dan sebisa mungkin membuatnya menguap. Akan tetapi, yang terjadi justru dia hanya membuang-buang Qi sehingga menimbulkan semacam fatamorgana di sekeliling tubuhnya.

"Lakukan lebih halus. Pakai perasaan!" Bai Li berteriak.

Chen Huang mencoba lebih keras, tapi hanya membuang Qi lebih banyak lagi.

Ketika senja datang, ternyata dia hanya membuang-buang Qi nya secara percuma. Selama setengah hari itu tak ada kemajuan.

"Tidak masalah, ini memang teknik yang amat rumit." Dalam batinnya, Bai Li berbisik. Yah, aku tak terlalu berharap walau dengan kecepatan kultivasimu yang mengerikan. Sulit tetap saja sulit. "Besok, berlatihlah lagi. Kemungkinan besar ketua Bulan Menangis itu akan sampai sini tiga atau bahkan lima hari lagi."

Chen Huang mengangguk setuju. "Baiklah." Kemudian dia mengenakan mantel hitam berkerah bulunya. "Aku bosan makan makanan yang disimpan di dalam cincin ruang ini."

"Kau mau sesuatu? Akan kucarikan."

"Ayo ke kota," ajak Chen Huang. "Mataku perih untuk melihat bangunan ini lama-lama."

Kota Lembah itu walau tidak terlalu besar—menurut Bai Li—tapi masih ramai ketika malam hari tiba. Bangunan-bangunan menyala terang dengan penerangan berbagai warna. Macam-macam restoran dan rumah penginapan tampak lebih ramai oleh pengunjung.

Mantel Chen Huang tidak terlalu menarik perhatian di sini. Walau itu adalah pakaian khas Suku Gagak, tapi di sini tidak ada yang mengetahui identitas aslinya.

"Jaraknya cukup dekat dengan Pegunungan Cincin, kenapa tak ada orang Wilayah Tengah yang berpikir untuk pergi ke Wilayah Pedalaman?" tanya Chen Huang di satu kesempatan.

Bai Li mengendikkan bahu. "Mungkin mereka takut?"

"Soal apa?"

"Ada rumor yang beredar di kalangan orang-orang Wilayah Tengah," jawabnya, "katanya, di sebelah utara Pegunungan Cincin hanya ada kekacauan. Suku-suku biadab yang lebih buas daripada binatang. Pemakan manusia atau semacamnya."

"Tak ada kultivator yang mencoba menyeberang?" Chen Huang baru menyadari keanehan ini.

Kembali Bai Li mengendikkan bahu. "Mereka terlalu sibuk untuk saling menjatuhkan satu sama lain. Apalagi ada rumor lain yang beredar, katanya di sana tak ada apa pun selain hutan. Tidak ada sumber daya langka, pusaka, atau apa pun itu."

"Ada Apel Beku," cetus Chen Huang.

"Iya, kau benar. Tapi tak ada orang tolol yang mau datang ke sana hanya untuk main-main, kan? Mengingat rumor mengerikan itu."

Chen Huang mengangguk-angguk. Akan tetapi, entah mengapa dia masih merasa belum puas. "Salah satu Pedang Hitam Raja Malam adalah seorang kultivator."

"Kita tidak tahu sejak kapan utara dan selatan dipisah menjadi yang namanya Wilayah Pedalaman dan Wilayah Tengah. Bisa saja dulu kultivator tersebar ke seluruh daratan dan mati karena perang melawan Tanduk Darah, kan? Atau mungkin saja, seperti dirimu, Raja Malam datang ke Wilayah Tengah dan bertemu dengan kultivator itu. Atau sebaliknya, kultivator itu yang datang ke sana. Atau ... hm, mungkin ada orang iseng."

"Apa pula yang terakhir itu?"

"Masuk akal," tutur Bai Li. "Ada salah satu pihak, yang sengaja membatasi kedua wilayah dengan rumor-rumor tersebut. Kalau itu benar, aku yakin hal ini sudah dilakukan sejak lama sekali, bahkan mungkin setelah peperangan itu."

Chen Huang mengerutkan kening, penjelasan itu jelas masuk akal sekali.

1
Filanina
part ini cukup menyentuh.

persahabatan Bai Li apa tidak akan diromantisasi?

(dari siang kesel ga bisa komen)
Arisena: kukira cuma punyaku, ternyata semuanya/Sweat/
total 1 replies
Filanina
Dan pertolongan pun datang.
Arisena: masa mc gk kasih plot armor/Proud/
total 1 replies
Filanina
Kudanya lg cemas. Membahas keindahan...
Filanina
Tunggu dulu. Bukannya Chen Huang ada dalam rombongan gagak? Bukannya ga ada kultivator selain Chen Huang dan Bai Li?
Filanina: Kirain itu suku gagak semua. Cuma sedikit dong.
Arisena: Kekuatan Simbol Magis sejatinya gk boleh dipelajari oleh org selain Suku Gagak. Maka dalam rombongan itu, hanya keluarga Liu, Kai, Bai Li dan Chen Huang yg bisa menggunakan Simbol Magis. Selain itu, semuanya kultivator, baik anggota Gagak Pengembara atau Sayap Kegelapan.

Mereka kan cuma kelompok yg didirikan oleh org org Suku Gagak, bukan berarti jadi bagian dari Suku Gagak, makanya anggota dua kelompok tersebut termasuk kultivator.
total 2 replies
Filanina
Genre apa nih? Up di mana?
Arisena: Pengennya romance fantasi atau gk tetep fantim tapi bukan kultivasi, pendekar pendekar kuno gitu. Rencana pengen up di nt dulu sampe tamat baru dilempar ke pf lain.
total 1 replies
SLTN
/Smile/keren
Arisena: ✌️/Smile/
total 1 replies
Filanina
jadi bai lin terus dari tadi
Arisena: lah iya baru sadar, makasih udah diingetin🙏
total 1 replies
Filanina
kok berserabutan ya? Berhamburan mungkin?
Filanina
ya, ga maulah. kan belum nikah walau udah tua.
Filanina
bab ini kayak pendek
Arisena: normal kok, 1200 kata
total 1 replies
Filanina
Tanduk Darahnya itu siapa sih? ada alasan mereka jahat?
Arisena: nanti ada penjelasannya/Doge/
total 1 replies
Filanina
Liu lian emang umur berapa?
Arisena: 19 tahun, ini udah dijelasin waktu pertama kali mc sama Liu Lian bertemu, pas mau minum bareng malam hari
total 1 replies
SLTN
Keren/Smile/
Arisena: thanks/Joyful//Joyful/
total 1 replies
Filanina
Ya udah. Biasa sih seperti itu. Nanti karakternya terbangun.
Filanina
egoislah Chen Huang kalau kayak gini. Masih bocil pikirannya.
Arisena: mau bagaimana lagi, masih 16 tahun kok/Sweat/
total 1 replies
Filanina
anak sendiri?
/Scare/
Filanina
Si?
Siapa?
Arisena: Si Kembar harusnya, sorry typo, nanti kubenerin
total 1 replies
Filanina
kok udah boleh pergi tanpa tanya siapa yang datang kalau bukan bulan kelabu?
Arisena: /Blackmoon/
Filanina: /Toasted/
total 4 replies
Filanina
kurang paham. yang dibantai guru, murid dan kakaknya itu siapa? dari sekte mana?
setelah mereka dibantai, Bai Li masuk sekte pedang kelabu gitu? Sebelum itu dia dan gurunya sekte apa?
Arisena: iya, ada penjelasannya. Tapi masih nanti, masih jauh. Pas momen santai, gk setegang sekarang./Sweat/

btw makasih kak masukannya
Filanina: tapi agak membingungkan kalau nggak dijelaskan. karena Bai Li masih menyebut2 perkara ini. Dia mantan tetua Sekte Pedang Kelabu, untuk apa dia masuk situ? Cari ilmu untuk balas dendam? ratusan tahun di sana, berarti Bai Li masih usia 20 waktu orang-orang itu terbunuh. Bai Li sudah punya murid pada usia segitu?

Saya pikir karena Bai Li karakter yang dekat sama MC, latar belakangnya harus jelas. Walau dibahas di cerita hanya sebagian, tp di catatan penulis dibikin lengkap. Jadi pas diambil sebagian2, masih nyambung gitu. Ga ada yg miss.
total 3 replies
Filanina
kasihan bai Li. Chen huang nya inget nggak sama dia?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!