NovelToon NovelToon
Late To Love

Late To Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:260.9k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Reyn Salqa Ranendra sudah mengagumi Regara Bumintara sedari duduk di bangku SMA. Lelah menyimpan perasaannya sendiri, dia mulai memberanikan diri untuk mendekati Regara. Bahkan sampai mengejar Regara dengan begitu ugal-ugalan. Namun, Regara tetap bersikap datar dan dingin kepada Reyn.

Sudah berada di fase lelah, akhirnya Reyn menyerah dan pergi tanpa meninggalkan jejak. Pada saat itulah Regara mulai merindukan kehadiran perempuan ceria yang tak bosan mengatakan cinta kepadanya.

Apakah Regara mulai jatuh cinta kepada Reyn? Dan akankah dia yang akan berbalik mengejar cinta Reyn?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Empat Tahun Yang Lalu

Tangan Rega terus menggenggam tangan Reyn yang sudah duduk lemah di kursi penumpang depan. Satu tangannya lagi memegang kemudi. Dia mencoba untuk fokus di tengah hatinya yang cemas.

"Sebentar lagi kita sampai."

Kalimat itu begitu tenang, padahal hatinya dipenuhi ketakutan. Sampai di rumah sakit pun Rega sama sekali tak melepaskan genggaman tangannya pada Reyn. Hingga dokter melarang Rega untuk mengikuti Reyn karena akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Menyandarkan tubuh di dinding dengan hati yang tak karuhan. Setelah empat tahun berlalu, dia baru tahu apa yang tejadi pada diri Reyn. Perempuan ceria yang pernah mengejarnya secara ugal-ugalan.

Penjelasan sang paman semalam membuat tubuh Rega lemas tak karuhan. Sang paman menyebut satu nama jika Rega ingin tahu lebih jelas kronologinya. Rayyan, dialah yang tahu semuanya dan dia lebih bisa diajak bicara. Dia juga diberi tahu jikalau Rayyan sudah kembali ke Jakarta dan menempati sebuah apartment mewah.

Rayyan begitu terkejut ketika melihat Rega ada di depan unit apartmentnya. Tiba-tiba darahnya mendidih. Rasa kesal, marah dan bencinya hadir.

"Ngapain lu di sini?" Tangan Rayyan sudah mengepal keras.

"Gua mau tahu tentang Reyn."

Rayyan berdecih dengan sangat kesal. Dia menatap Rega dengan begitu tajam.

"Bukankah lu kerja bareng Empok gua," balasnya dengan nada tidak suka.

"Gua tahu semuanya, REGARA!"

"Gua ingin tahu kejadian empat tahun lalu tentang Reyn. Gua--"

Bugh!

Bogem mentah mendarat tepat di wajah Rega. Dia tak melawan sama sekali. Dia membiarkan Rayyan meluapkan semuanya.

"Hajar gua sesuka hati lu. Tapi, tolong ceritakan tentang Reyn empat tahun yang lalu. Gua mohon."

Rayyan masih ingin menghajar Rega. Tapi, suara Rega yang melemah dan mata yang sudah berair membuat hati Rayyan mengalah. Dia menyuruh Rega masuk.

Sebuah foto Rayyan lempar ke atas meja. Rega meraihnya dan matanya melebar. Dia menatap ke arah Rayyan yang juga tengah menatapnya dengan penuh kebencian.

"Ini gak seperti yang lu pikirkan."

"Tapi, itu yang membuat Reyn mundur perlahan."

Rega pun terdiam. Memorinya kembali ke empat tahun lalu. Di mana mereka sudah membuat janji untuk bertemu, tapi Reyn tak kunjung datang. Padahal Rega menunggunya sampai hujan reda.

"Kedekatan lu dengan perempuan itu membuat Empok gua menyerah dan akan melakukan jalan curang untuk bisa dapetin cinta lu."

"Jalan curang?" Rayyan pun mengangguk.

"Di hari itu, Empok gua mau terus terang tentang penyakitnya karena itulah jalan satu-satunya supaya lu bisa membalas cintanya. Tapi, apa yang Empok gua lihat?"

"Dia yang nyi--"

"Gua gak butuh penjelasan lu. Semuanya udah lewat, dan Empok gua pun udah terlanjur sakit hati."

Mulut Rayyan sangat pedas. Setiap kata yang terucap dari bibirnya mampu membungkam mulut Rega.

"Dari situlah kondisi Empok gua berangsur menurun dan memilih untuk tinggal di Singapura sebentar. Dan lu masih ingat ketika lu nanya tentang Empok gua di kampus?" Rega pun mengangguk.

"Gua dijemput karena kondisi Empok gua mendadak kritis." Rayyan berkaca-kaca menceritakan itu semua.

#Flashback on.

"Reyn!"

Bang Er yang hendak berangkat kuliah memanggil Adik perempuannya karena sudah siang tak jua keluar kamar. Sudah seminggu yang lalu Reyn tinggal di apartment Abang Er untuk liburan sejenak.

Begitu terkejutnya Abang Er ketika melihat Reyn tergeletak di lantai. Paniknya bukan main.

"Reyn, bangun!"

Dua kali tak mendapat respon Abang Er membawa tubuh Reyn ke rumah sakit. Raut penuh kepanikan begitu jelas terlihat. Abang Er terus merapalkan doa untuk adiknya. Tak lama berselang dokter keluar dan mengatakan Reyn harus masuk ruang ICU karena kritis. Tubuh Abang Er begitu lemas, dan dengan tangan gemetar dia menghubungi sang papi. Jeritan wanita tersayangnya terdengar dan itu membuat tubuh Abang Er luruh ke lantai.

"Hubungi keluarga yang lain supaya mereka menemani kamu di sana. Jangan ke mana-mana tetap jaga Reyn."

Kabar dari Abang Er membuat keluarga Wiguna, Juanda dan Addhitama terkejut bukan main. Tak banyak berpikir dan menunggu lama, mereka bergegas menuju Singapura dan menjemput Rayyan ke kampus karena hanya anak itu yang tak merespon kabar di grup.

Tibanya di rumah sakit, Rayyan berlari dan memeluk tubuh sang Abang dengan air mata yang sudah menetes begitu deras. Reyn, nama itu yang terus Rayyan panggil.

"Bang," panggil sang bubu.

"Maaf, Abang--"

Bubu Echa memeluk tubuh Abang Er yang tengah dipeluk oleh Rayyan. Tangis Rayyan sudah sangat kencang, beda halnya dengan Abang Er yang tak menitikan air mata sedikit pun. Tapi, terlihat luka yang begitu nyata dari sorot matanya.

Ketika kedua orang tuanya tiba, kesedihan semakin menjadi. Apalagi mami Sasa sudah menangis cukup keras memanggil nama sang putri. Dari kaca jendela luar dia dapat melihat tubuh Reyn sudah dipenuhi alat medis dan juga kabel. Mami Sasa semakin histeris.

"Reyn, bangun, Nak!"

Kalimat yang mampu membuat semua orang yang berada di sana menitikan air mata. Betapa hancurnya Mami Sasa dan Bubu Echa mencoba untuk menenangkan putrinya.

"Kemungkinan untuk bisa sadar hanya tiga puluh persen."

Perkataan dokter begitu menyakitkan. Kesedihan semakin menjadi. Apalagi kondisi Reyn yang setiap hari tak mengalami perubahan membuat mereka sedikit pesimis. Dokter terbaik pun sudah didatangkan untuk menangani Reyn.

Baik Abang Er dan Rayyan sama sekali tak meninggalkan Reyn. Mereka bersama papi Restu dan mami Sasa tetap mendampingi Reyn yang masih belum membuka mata sudah lebih dari satu bulan. Juga para keluarga yang bergantian menemani mereka berempat.

Mami Sasa sudah berada di ruang ICU. Dia menggenggam tangan putrinya dengan begitu erat. Menatap wajah Reyn dengan penuh kesedihan.

"Reyn, bangun yuk! Sudah hampir dua bulan loh kamu tidur." Kalimat yang masih terdengar baik-baik saja.

"Banyak orang yang menanti kamu, Abang Er rela ambil cuti kuliah demi untuk dampingi kamu terus di sini. Juga Rayyan yang pindah kuliah karena ingin selalu dekat dengan kamu. Ada Bubu yang selalu nemenin Mami, padahal kondisinya pun sedang tidak sehat. Daddy Aksa yang selalu mendatangkan dokter terbaik untuk menangani kamu. Kami semua menunggu kamu, Sayang. Buka matanya, ya."

Bulir bening yang selama ini ditahan, akhirnya tumpah juga. Mami Sasa sudah tak sanggup menahan kesedihan yang begitu dalam yang dia rasakan.

"Kalau kamu diajak main jauh, jangan lupa minta dianter pulang ya, Nak. Rumah kamu masih di dunia. Belum waktunya kamu tinggal di surga."

Air mata Mami Sasa mengalir begitu deras. Punggung tangan Reyn pun sudah basah karena tangisan sang bunda.

"Jangan patahkan sayap Mami. Jangan patahkan tulang rusuk Mami. Itu terlalu sakit untuk Mami yang lemah ini. Bangunlah, Reyn. Mami rindu kamu. Mami ingin peluk kamu."

...*** BERSAMBUNG ***...

Jangan cuma baca, komen juga ya ..

1
Indrijati Saptarita
koq kak fiiThaa buat cerita jadi begini...
bunda DF 💞
keren ka ceritanya,, tp kasih tau dong silsilah novelnya biar urutan bacanya
Mukmini Salasiyanti
Ember dah penuh, Thor😁
Mukmini Salasiyanti
isshhhh Author suka maksa deh
kyk Rega.....
😂
jgn merusljak ya, Thor
semungguuutttttt😃
Mukmini Salasiyanti
itu si Er...
atau si Rayy??
huhhh rega..
Poor, rega...
Mukmini Salasiyanti
aishhhhh
kata author nunggu tembus 50 comment
itu mah udah 63..
yaahh gk jd comment deh aqu..

😂🤣🤣
Mukmini Salasiyanti
yg mana yg lemes, Thor??
kaki atau..
kepala??
eh...
jgn jgn tangan ya, Thor..

hihiii becanda..... 😃🥰
Mukmini Salasiyanti
syokoriiinnnn
tapi....
itu SUDAH terjadi!!!
apa loe bisa kembalikan waktu, Ga??
Mukmini Salasiyanti
nah gitu dong, bung!
jantan dikit. lemah bgt!
tegas!
Mukmini Salasiyanti
alamakkk
kissing pulak..
kurang h*jar!!!
Mukmini Salasiyanti
😭😭😭😭😭
Mukmini Salasiyanti
makin rumit jln si Reyn..
jd sad deh....
Mukmini Salasiyanti
aaaa Abang tersayang...
syg bgt ma adiknya
Mukmini Salasiyanti
Ya Alloh
knp cerita anak2 muda ni gak ngebosenin yak??
sll seru dan mendebarkan.
aaa berasa muda....
Mukmini Salasiyanti
aihhhh
siapa itu ???
kukira wajah gadis Asia, Thor..
Asia Tenggara
Asia Tengah
Asia Timur
wkwkwk
😂😅
Mukmini Salasiyanti
Salken, Thor...

aaishhhh awal yg mendebarkan..
begitu akrabnya 3 bersaudara ini..
aaa pasti seru ya pny abg kandung..
Heni Linda Oriflame
haha....kelakuan bang er sama yayan bener2 bikin ngakak 😀😀
Chusnul Smilly
langsung lanjut dooonk🥰
Chusnul Smilly
😭😭😭😭gak kuat nahan air mata
Chusnul Smilly
ya allah kok makin kenceng aja nangisnya😭😭😭, gak sanggup buatan baca bab ini
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!