Takdir benar-benar seolah bermain dengan hidup ku, bagaimana tidak? apa yang selama ini ku jaga dengan baik harus kulepas dengan satu alasan.
"Semua perempuan sama saja, sama sama matre. Tidak ada satupun yang tulus mencintai."
_Dave
"Semua laki laki sama saja, sama-sama buaya. Mereka hanya menginginkan kenikmatan, tanpa ingin memiliki ikatan."
_Jasmin Lutfhi Adam.
Bagaimana jadi nya jika ke dua manusia yang tidak percaya akan cinta di pertemukan? Akan kah kedua nya bersatu, atau masih tetap pada pendirian mereka masing masing?
Sambungan dari novel "MENIKAHI PRIA KEJAM".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
04
Jasmin menyimpan kartu nama Rifqi di saku jaket nya lalu kembali berjalan menyusuri jalan. Hingga ia lelah dan kembali memutuskan untuk pulang. Di rumah Tyas yang dengan setia nya menunggu Jasmin langsung berjalan mendekat ke pintu dan membuka pintu saat Jasmin mengetuk dari luar.
"Bagaimana? apa ada lowongan pekerjaan lagi?" tanya Tyas saat Jasmin masuk ke dalam rumah
"Tidak ada Ty," ucap nya lesu lalu duduk di sofa dan menyandarkan badan nya. "Aku pusing harus mencari kemana lagi, sebentar lagi jadwal operasi putra ku, dan uang nya belum cukup juga."
Tyas mendudukkan dirinya tepat di samping Jasmin lalu menggenggam tangan Jasmin memberi kekuatan untuk sang sahabat. "Aku yakin kau pasti bisa mendapatkan uang itu."
"Semoga"
"Istirahatlah dulu, besok kau harus bekerja lagi kan?" tanya Tyas,
"Kau tahu sendiri Tyas, meski hari libur aku harus tetap bekerja bukan." ucap nya sambil berdiri "kalau begitu aku istirahat dulu yah, makasih udah jagain jagoan ku."
"Iya." jawab Tyas sambil melihat Jasmin masuk ke dalam kamar. "Luar biasa sekali kamu Jasmin, kau tetap bekerja keras meski di hari minggu, kau tidak pernah merasa lelah untuk mencari uang agar anak mu bisa sembuh" gumam Tyas merasa iba dengan nasib sang sahabat nya.
"Hay jagoannya ibu. Apapun akan ibu lakukan asal kau bisa bahagia, karna kebahagian mu adalah kebahagian ibu juga sayang. Dan kau adalah dunia nya ibu." Ucap Jasmin lalu mengecup pipi Ryan yang tertidur pulas. "good night jagoan nya ibu."
...🍃🍃🍃🍃🍃...
Dan tak terasa seminggu berlalu. Lusa adalah jadwal operasi yang di tetapkan oleh dokter. Dan hingga sampai saat ini uang Jasmin belum juga terkumpul. "bagaimana ini? apa yang harus aku lakukan? sedangkan besok Ryan harus segerah di bawa ke rumah sakit dan lusa akan melakukan operasi." gumam nya di dalam kamar.
"YaAllah aku harus bagaimana? haruskah aku menjual tubuh ku, untuk biaya operasi anak ku?" Jasmin memengang kartu nama Rifqi, dan terus memikirkan, menimbang - nimbang apakah ia harus menjual tubuhnya untuk kesehatan sang anak.
"Jasmin." panggil Tyas dari luar kamar sambil mengetuk pintu.
"Iya Tyas, masuk saja." Jawab Jasmin.
"Bagaimana, apa besok kita jadi membawa Ryan ke rumah sakit?" tanya Tyas.
"Jadi." Jawab Jasmin singkat
"Kau sudah punya uang nya? maksud ku, apa uang nya sudah cukup?"
"Iya Tyas. Ada orang yang berbaik hati yang ingin meminjamkan uang nya padaku." Jawab Jasmin berbohong, karna tidak mungkin ia berkata jujur jika ia ingin menjual tubuhnya agar Ryan bisa melakukan operasi.
"Syukurlah, wah baik sekali orang itu." ucap Tyas bahagia mendengar kabar. " Tapi tunggu dulu Jas, orang yang minjamin kamu uang ngak minta aneh - aneh kan sama kamu? apalagi mengingat jaman sekarang tidak ada yang gratis." Jelas Tyas membuat Jasmin sedikit terkejut.
Dengan cepat Jasmin menarik sudut bibir nya dan tersenyum di hadapan Tyas. "Tenang lah, orang yang meminjamiku uang, dia sangat baik. Dia tidak meminta apa - apa dariku." Jawab Jasmin berbohong lagi.
"Ahhh syukurlah." Tyas benar - benar lega mendengar penjelasan Jasmin. Karna menurutnya jaman sekarang tidak ada yang gratis selalu saja ada balasan atas apa yang ingin kita minta, apalagi jika menyangkut tetang uang. "Aku berdoa semoga orang yang menolongmu di beri kesehatan dan dilancarkan selalu rejekinya." ucap Tyas lalu memeluk Jasmin sesaat dan setelah itu keluar dari kamar Jasmin.
"Andai kau tahu yang sebenarnya Tyas. Pasti kau tidak akan mendoakan nya seperti itu." Lirih Jasmin. "Haruskah aku ...?"
Sesaat Jasmin terdiam memandang langit malam. Keputusan nya kali ini sudah bulat, ia akan menukar tubuhnya dengan uang, demi kesehatan sang anak tercinta. Yah walaupun Ryan bukan anak kandung Jasmin, tapi Jasmin sudah menganggap Ryan sebagai dunia nya, sumber kebahagiaan nya.. "Untukmu sayang ku, apapun akan ibu lakukan." Gumam Jasmin lalu meraih ponsel nya dan menghubungi Rifqi.
"Halo ..." Jawab Rifqi di seberang sana saat panggilan terhubung.
Namun Jasmin terdiam, sungguh ia sangat malu mau memulai percakapan dari mana.
"Halo, apa kau nona Jasmin?" tanya Rifqi yang memang sudah mengetahui no ponsel Jasmin.
"Ya .." jawab Jasmin singkat.
"Bagaimana? apa kau menerima tawaran ku?"
"Ya .." Jawab Jasmin lagi.
"Baiklah, kalau begitu semua biaya rumah sakit dan perawatan hingga anak mu sembuh akan ku lunasi." Jelas Rifqi. "Apa ada pertanyaan lagi?"
"Aku ingin bertemu dengan mu, ada yang ingin aku perjelas."
"Okey baik. Besok kita ketemu di cafe xx jam 10."
"Oke." Lalu Jasmin memutus sambungan nya..
Detak jantung Jasmin berdetak lebih cepat dari biasanya, bukan karna sakit jantung atau melain kan karna jatuh cinta. Tapi Jasmin takut, grogi, ini hal yang baru untuk dirinya.
berhubungan yg gak halal tu sarang dosa,berzina tu sarang dosa