Demi bisa masuk ke keluarga besar Dirgantara, Nayya menggunakan trik licik dengan menjebak Keyvan sehingga mereka di tuntut untuk menikah.
Tentu Keyvan menolak tegas. Bahkan ia menatap Nayya penuh kebencian. Tapi keputusan keluarga Dirgantara sudah bulat dan Keyvan tidak bisa menolaknya.
Keyvan meminta sedikit waktu untuk memikirkannya. Namun kemudian, tiba-tiba Keyvan menyetujuinya dengan senang hati, hingga pernikahan pun terjadi.
"Aku akan mengikuti permainanmu." ~ Keyvan
"Kini aku berhasil menjadi bagian dari keluarga Dirgantara." ~Nayya
Apa tujuan Nayya sebenarnya? Dan rencana apa yang akan Keyvan lakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 Kegunaan Syal
Nayya memutuskan untuk kembali ke perusahaan. Tapi sebelum itu, ia membeli sesuatu di sebuah toko dan makanan yang akan ia berikan untuk Keyvan karena sebentar lagi memasuki jam makan siang.
"Haish ... Aku jadi bingung harus membeli apa? Tidak ada yang menarik di mataku," gerutu Nayya. Dia harus membeli sesuatu karena ia meminta ijin pada Keyvan keluar sebentar untuk membeli sesuatu.
Akan sangat aneh jika dia kembali hanya membawa makanan saja, bukan? Itu sebabnya, ia harus membeli sesuatu apapun itu yang bisa ia jadikan bukti agar Keyvan tidak curiga.
"Ah, ini sajalah." Nayya meraih sebuah Syal dan membawanya ke kasir. Baru kemudian, ia pergi membeli makanan yang akan ia berikan pada Keyvan.
Setelah mendapatkan apa yang ia inginkan, Nayya kembali ke perusahaan dengan menggunakan taksi yang ia pesan sebelumnya.
Dan tidak membutuhkan waktu yang lama, Nayya sudah sampai di perusahaan milik suaminya. Dia bergegas ke ruangan Keyvan dan tersenyum simpul saat bertatap muka dengan suaminya itu.
"Kenapa lama sekali? Sebenarnya, kau kemana saja, hm?" tanya Keyvan.
"Maaf, tadi aku tidak sengaja bertemu dengan Bi Ani. Jadi, kami ngobrol sebentar," ujar Nayya.
"Bi Ani?"
"Dia pembantu di rumah Om Jerry. Dia bilang padaku jika Om Jerry sedang sakit dan sempat di rawat di rumah sakit beberapa hari. Jadi, sepertinya dalam waktu dekat ini, aku akan datang menjenguknya." Nayya duduk di sofa, sambil meletakkan dua paperbag di meja. Sedangkan Keyvan, merasa tidak suka saat Nayya ingin bertemu dengan Jerry.
Pria itu beranjak dari kursinya dan berjalan, menghampiri Nayya di sofa. "Untuk apa kau menjenguknya? Aku tidak mau kau terus berhubungan dengannya," ujar Keyvan.
"Jangan begitu, walaupun dia jahat, tapi dia yang merawat ku selama ini. Ya, setidaknya aku harus membalas kebaikannya, bukan?" sahut Nayya. Dia tidak mungkin melepaskan Jerry begitu saja setelah apa yang pria itu lakukan padanya. Setidaknya, ia harus tahu kondisi pria itu sebelum menjalankan rencana balas dendamnya.
Keyvan hanya bisa menghela nafas. Walaupun Nayya kini sudah tahu kebenarannya, namun dia takut Nayya akan kembali termakan oleh omongan Jerry.
Pria itu sangat pandai memanipulasi pikiran seseorang. Apalagi Nayya sudah lama tinggal bersama pria itu. Tidak menutup kemungkinan pria itu bisa membuat Nayya tidak berdaya dan mau melakukan apapun perintahnya.
"Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi," batin Keyvan.
"Aku membeli makan siang untukmu. Kau makanlah!" ucap Nayya.
Perhatian Keyvan teralihkan pada makanan yang Nayya beli dan satu paper bag yang membuat Keyvan penasaran dengan isinya. Dia mengambil paper bag tersebut dan mengambil isinya. "Syal?" ucapnya terkejut.
"Kenapa? Apa ada yang salah?" tanya Nayya.
"Tidak, hanya saja dengan cuaca sepanas ini, tapi kau justru membeli Syal?" tanya Keyvan
"E-em, i-itu ... " bola mata Nayya bergerak kesana kemari, mencari alasan yang tepat agar Keyvan tidak curiga. Namun, ia justru mengkerutkan keningnya, melihat tatapan Keyvan yang terlihat aneh saat menatapnya. "Ke-kenapa kau menatapku seperti itu?"
"Sepertinya aku tahu, untuk apa kau membeli Syal ini," seru Keyvan yang membuat Nayya bingung.
"Apa maksudmu? Memangnya, untuk apa aku membelinya, hah?" tanya Nayya.
"Untuk ini ... " Keyvan tiba-tiba mendorong tubuh Nayya hingga terbaring di sofa. Pria itu mulai mencium buas bibir Nayya, tanpa memperdulikan pekikan wanita itu.
Tidak hanya itu, kedua tangan Keyvan mencekal tangan Nayya, yang membuat pria itu leluasa menguasai tubuh wanita itu. Dan perlahan, bibir Keyvan turun sampai ke jenjang leher Nayya dan menyesapnya, meninggalkan bekas merah di sana.
"Ah, apa yang kau lakukan?" pekik Nayya.
Keyvan tidak peduli. Dia mencium, menjilat dan menyesap setiap bagian leher Nayya hingga tercipta begitu banyak tanda bibir di sana.
"Sekarang, kau bisa gunakan syal itu." Keyvan beranjak dari tubuh Nayya dan mulai menyantap makanan yang wanita itu beli. Sedangkan Nayya, mulai bangun dan mengusap lehernya. Dia mengambil ponsel dan menyalakan kamera depan untuk melihat apa yang pria itu lakukan padanya.
Dan betapa terkejutnya ia melihat begitu banyak tanda merah di lehernya. "KEYVAN!!!"