Brittany Moon tidak pernah menduga pernikahannya dengan tunangannya Ralph Smith akan batal karena Ralph lebih memilih bersama Clara William yang jatuh sakit disebabkan kelelahan sehingga dirawat di rumah sakit daripada memenuhi janji suci mereka dalam ikatan pernikahan.
Saat hati Brittany terluka akan sikap Ralph yang membatalkan acara pernikahan mereka demi Clara, dihari itulah Brittany tak sengaja dipertemukan dengan seseorang yang juga sedang kesulitan dikarenakan kekasihnya meninggalkannya dihari pernikahan mereka.
Nama pria itu adalah Adam Bennet, seorang pengusaha kaya raya yang merupakan pemilik perusahaan distributor jam mewah diberbagai penjuru dunia.
Lantas bagaimana kelanjutan cerita ini, saksikan terus disetiap babnya ya 🤝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Jalannya Sesi Wawancara
"Selamat datang, nona Brittany", seorang wanita berbusana blouse panjang warna tosca menyapa Brittany ketika dia melangkah ke dalam kantor.
Brittany menolehkan pandangannya ke arah wanita itu lalu terseyum manis.
"Hai, Jade !" sapanya seraya mengulurkan tangannya ke depan.
"Dengan siapa kau datang kemari ? Diantar ?" tanya Jade ramah.
Jade membalas uluran tangan Brittany lalu menjabat tangannya erat-erat.
"Ya, aku diantar", sahut Brittany.
"Oh, ya", ucap Jade. "Mari ikut bersamaku !"
Jade mengajak Brittany ikut serta dengannya ke suatu ruangan khusus dikantor itu.
Brittany mengangguk pelan lalu mereka berdua berjalan bersama-sama sepanjang jalan dikantor yang ada ini.
"Sebenarnya tidak ada wawancara hari ini, aku menghubungimu lebih awal dari hari yang aku janjikan padamu", kata Brittany.
"Tidak ada wawancara ?" tanya Brittany.
"Ya, sebab aku memanggilmu kemari hanya untuk menandatangani surat kerja kita nanti", sahut Jade.
"Umm, baiklah", ucap Brittany.
"Tapi setelah kita menandatangani surat kerja diantara kita, kau dan aku akan pergi ke ruangan khusus, nanti disana kau akan bertemu para senior yang akan mengujimu", kata Jade.
"Baik, aku mengerti...", ucap Brittany.
"Mereka hanya ingin melihat penampilanmu sebagai model kami, sebab pimpinan tidak ingin ada kesalahan yang terjadi saat kerja", kata Jade.
"Apa aku harus menyanyi didepan mereka ?" tanya Brittany.
"Tidak perlu untuk itu, kau tinggal berdiri memperlihatkan dirimu, itu saja", sahut Jade.
"Umm, baiklah...", ucap Brittany.
Mereka tiba disuatu tempat khusus yang terletak diujung jalan kantor, tempat itu lebih besar daripada ruangan lainnya.
...***...
Jade membuka pintu, muncul seberkas sinar terang dari dalam ruangan tersebut ketika mereka masuk.
Terdapat hamparan ruangan luas dihadapan mereka berdua ketika tiba disana.
Jade melangkah maju ke arah deretan meja didepannya, menghampiri salah seorang pria berpakaian jas lengkap lalu berbicara dengannya.
Pria dengan jas hitam lengkap terlihat serius saat Jade berbicara padanya lalu mengangguk-anggukkan kepalanya.
Jade menghampiri Brittany lagi dan berbisik padanya.
"Silahkan maju kedepan mereka dan perkenalkan dirimu kepada semuanya !" ucap Jade.
"Ya, baik", sahut Brittany seraya mengangguk cepat.
"Semangat !" kata Jade.
"Ya...", jawab Brittany sembari melangkah maju.
Brittany berjalan penuh percaya diri ke arah depan dimana para senior sedang duduk disana, menatapnya serius.
"Baik, nona, silahkan perkenalkan dirimu !" pinta pria berpakaian jas hitam kepada Brittany Moon.
Brittany menatap lurus dengan penuh keyakinan lalu memperkenalkan dirinya kepada semua senior diruangan ini.
"Perkenalkan nama saya Brittany Moon...", ucapnya.
Semua senior menyimak serius Brittany bicara didepan mereka.
Sekitar tiga puluh menit, sesi acara wawancara berlangsung lancar tanpa kendala apapun.
Seorang senior dari tujuh orang yang ada langsung berjalan ke arah Brittany.
"Kau sungguh gadis luar biasa, dan kami sangat yakin dengan kemampuanmu sebagai brand ambassador kami", kata wanita dengan potongan rambut sebahu itu, menyapa Brittany.
Ada seorang wanita masuk kedalam ruangan sambil membawa amplop warna emas lalu berjalan menghampiri mereka berdua.
Wanita senior mengambil amplop dari tangan wanita yang datang itu.
"Ini adalah sebuah tiket masuk menuju sukses untukmu, kuharap kedepannya, kita dapat bekerjasama dengan baik, nona Brittany", ucap wanita senior.
"Terimakasih", sahut Brittany.
Brittany tidak dapat menyembunyikan ekspresi wajahnya yang sangat bahagia saat menerima sebuah amplop emas dari senior itu.
"Kita bisa memulai kerja bulan depan tapi para senior sepakat untuk memakaimu untuk iklan produk terbaru kami yang akan terbit bulan ini", kata wanita senior itu.
"Terimakasih..., terimakasih..., baik, saya siap melakukannya dan kapan saja saya akan datang sesuai permintaan", sahut Brittany.
"Nanti kami akan runding jadwal mulai kerja untukmu, dan kami akan menghubungimu lewat email, surat, atau mungkin telepon agar kau datang kemari", kata wanita senior sembari tersenyum.
"Baik, baik, baik, terimakasih, saya akan menunggunya", sahut Brittany.
"Baiklah, kalau begitu sesi acara wawancara sampai disini dulu, kau bisa pergi dan menunggu panggilan selanjutnya dari kami, nona Brittany Moon", kata wanita senior.
"Ya, siap", ucap Brittany dengan senyuman senang.
Brak... !
Tiba-tiba pintu terbuka lebar, muncul Adam Bennet melangkah masuk ke dalam ruangan.
"Tidak perlu menunggu lagi, nona Brittany dapat langsung bekerja mulai hari ini, aku sudah menyetujuinya", kata Adam.
Sejumlah senior langsung beranjak berdiri dengan serempak saat Adam Bennet masuk.
"Tuan Bennet, selamat datang... Bagaimana anda tidak memberitahukan terlebih dahulu kepada kami ?" ucap senior pria sambil berjalan menghampiri Adam.
"Aku baru tiba tadi, tidak sempat memberitahukannya tentang kedatanganku kemari", kata Adam.
Adam melirik kearah Brittany Moon lalu tersenyum simpul.
"Apa kabar ?" sapanya.
Brittany menjawab dengan anggukkan kepala hormat ke arah Adam Bennet sembari tersenyum manis.
"Kalau bisa kalian persiapkan acara pemotretan untuk iklan kita sekarang, karena aku ingin langsung melihatnya sendiri", kata Adam.
"Baik, tuan Bennet", sahut wanita senior segera berlalu terburu-buru dari ruangan ini.
Adam menghampiri Brittany lalu meraih pinggangnya seraya berkata kepada semua orang yang hadir disana.
"Aku juga akan memberitahukan kepada kalian bahwa nona Brittany bukanlah orang asing untuk kita sekarang ini karena dia adalah kekasihku", kata Adam.
Brittany tersentak kaget seraya menoleh ke arah Adam Bennet yang berdiri disampingnya.
Semua orang ikut terkejut kaget dengan pemberitahuan tuan Bennet tentang Brittany Moon, mereka langsung saling berpandangan satu sama lainnya.
"Selamat untuk anda tuan Bennet, setelah perihal gossip miring mengenai pernikahanmu yang gagal dengan nona Amanda, sekarang kau telah mendapatkan pengganti untukmu, selamat, selamat", ucap seorang senior.
"Kami ucapkan juga selamat untukmu tuan Bennet, selamat, selamat berbahagia", kata salah seorang lainnya.
"Kami tidak menyangka kamu akan mendapatkan secepat ini pengganti Amanda, kami bahkan terkejut saat dia meninggalkanmu setelah mendapatkan semua keinginannya", sahut seorang senior.
"Tapi lebih baik daripada dia yang tidak tahu berterimakasih", kata senior pria berkacamata.
"Ya, ya, ya, seperti itulah kira-kira...", sahut Adam seraya tersenyum sumringah.
"Kami semua mengucapkan selamat padamu, semoga langgeng seterusnya dengan nona Brittany, tuan Bennet", ucap senior.
Semua senior menyalami Adam Bennet lalu memberinya ucapan selamat padanya.
Suasana diruangan yang semulanya sangat tegang lalu berubah penuh ceria, saat kedatangan Adam disana.
Brittany masih terbengong-bengong, tidak percaya kalau Adam Bennet akan mengumumkan hubungan mereka berdua secepat ini bahkan menyebut mereka adalah pasangan kekasih.
Raut wajah Brittany berubah merah padam, tapi dia tidak dapat menyembunyikan suasana hatinya yang berdegup tak karuan karena terkejut dengan ucapan Adam Bennet yang menerangkan tentang hubungan mereka berdua kepada semua orang disini.
Adam terlihat bahagia, dia selalu tersenyum setiap diajak berbicara dengan para senior.
Wajah dingin yang selama ini selalu ditunjukkannya sudah sirna, dan tidak pernah terlihat lagi diwajah tampan milik Adam Bennet.
Demi Tuhan, bukan suatu kebetulan bagi Brittany mendapatkan pengganti secepat ini, tapi ini adalah sebuah keberuntungan bagi Brittany Moon yang selama ini terpuruk kariernya bahkan jalan asmaranya yang selalu penuh liku-liku dan gagal, kini tergantikan dengan hadirnya Adam Bennet dalam hidupnya.
Bukankah itu bukan suatu kebetulan saja melainkan sebuah keberuntungan yang paling berharga buat Brittany Moon.
Hadirnya Adam Bennet menjadi titik oase bagi Brittany Moon ditengah-tengah padang pasir yang tandus ini, jauh-jauh didalam hatinya yang paling dalam, dia merasakan kebahagiaan tak ternilai harganya, mungkin bisa dikatakan tulus.
Brittany hanya tersenyum tanpa mempertegas ucapan Adam Bennet, dia lebih memilih tetap diam dan mengikuti semua pembicaraan diruangan ini dengan hati yang sulit untuk diucapkan oleh kata-kata.