NovelToon NovelToon
Last Night

Last Night

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Romansa / Pihak Ketiga / Bad Boy
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Razella

"Hidup aja, ikutin kemana arus bawa lo. Teruskan aja, sampe capek sama semua dan tiba-tiba lo bangun dirumah mewah. Ucap gue yang waktu itu ga tau kalo gue bakalan bener-bener bangun dirumah mewah yang ngerubah semua alur hidup gue "- Lilac

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Complete Me

"Bangun, kita udah sampai toko roti."

Bisa Lilac rasakan belaian lembut dirambutnya saat perlahan kesadarannya kembali. Hal pertama yang menjadi pemandangannya setelah bangun tidur adalah Jojo yang masih mengenakan topengnya. Wanita itu masih diam bahkan saat Jojo perlahan mendekatinya dan mencuri kecupan dibibir.

"Kamu mau beli sendiri atau saya aja yang beli?" Tanya Jojo sekali lagi saat sadar jika Lilac masih belum mengumpulkan sukmanya.

Tanpa mengatakan apapun, yang lebih tua melepas ikat rambut maroon miliknya dan melingkarkannya dipergelangan tangan Jojo dengan cepat. Sedangkan si pria malah terkekeh gemas. Apakah ini termasuk sifat posesif? Apakah dengan tidak langsung Lilac memberi tahunya jika Lilac juga akan mengawasi Jojo.

"Beliin croisant sama coffe latte. Masing-masing dua."

Setelah mengatakan itu, Lilac memutar tubuhnya untuk membelakangi Jojo. Membiarkan pria itu keluar dengan topeng yang masih menempel diwajahnya. Saat Lilac sedikit mengintip dari balik, bahunya bisa ia lihat dengan jelas tubuh besar Jojo yang menjulang diantara sekian banyak orang.

"Dia ngga malu kan anjir pake topeng begitu? Prik banget sih bocil." Gumam Lilac kini memutar penuh tubuhnya untuk memperhatikan Jojo. Sesekali pria itu terlihat mengobrol dengan orang-orang disana, atau mungkin menakuti sebagian anak kecil yang memperhatikannya. Benar-benar kelakuan bocah, batin Lilac.

Tak beberapa lama Jojo kembali kedalam mobil dengan pesanan yang sudah ada di kedua tangannya.

"Saya mau ajak kamu keseuatu tempat. Kamu ngga keberatan?"

Lilac yang tengah memakan croisant-nya menoleh pada Jojo dengan pipi yang mengembung. Jojo yang melihatnya kembali mengecup wanita itu. Namun kali ini bukan dibibir tapi dipipi.

"Lo belajar ngomong kaya gitu dari Rama?" Tanya si pujaan dengan mata menyipit. Seakan curiga kalau Rama benar-benar membawa pengaruh green flagnya itu pada Jojo.

"Ngga, Isadora. Saya cuma mau mastiin kamu ngga keberatan seharian ini buat ikut saya. Ada hal penting yang mau saya kasi tau. Kamu...bingung kan kenapa bisa sama saya sekarang?"

Jojo sekali lagi mengusap pipi Lilac dengan lembut. Lilac tak bisa jika begini. Ia bisa saja benar-benar jatuh pada Jojo.

"Gue bakal dengerin apapun yang lo bilang."

"Kalo gitu kita langsung aja. Sambil jalan ya?"

Manusia sinting, umpat Lilac dalam hati. Ia benci melihat Jojo yang saat ini bersikap seperti ini padanya. Berbeda dengan pertemuan pertama mereka ditempat kerjanya waktu lalu. Masih terbayang wajah menyeramkan pria itu saat hendak membawanya pergi. Tapi tak apa, setidaknya ia masih bisa mengenali pria itu dengan pernah melihat wajah aslinya.

Tak beberapa lama, mereka sampai disebuah daerah persawahan yang begitu luas. Ntah itu daerah mana, yang Lilac tau pemandangan hijau disana begitu menyegarkan mata. Ditambah dengan langit tanpa awan yang menjadi latarnya. Jojo turun lebih dulu diikuti Lilac. Pria itu membuka bagasi mobil dan duduk disana. Lilac yang mengerti hanya mengikuti apa yang pria itu lakukan. Keduanya kini duduk berdampingan dengan pandangan yang sama-sama mengarah pada sawah didepan mereka.

"Saya suka sama kamu dari lama." Terdengar Lilac menghela napas.

"Baru mulai dan lo udah bikin jantung gue hampir copot. Lo aneh emang."

Dan tanpa kata, tangan Jojo terulur untuk membuka topengnya. Lilac yang awalnya tak sadar tidak menghiraukan apa yang pria itu lakukan.

"Isadora."

Lilac menoleh dan langsung merasa napasnya tecekat. Jojo menatapnya tepat dimata. Tatapan teduh dan penuh sayang itu masih bisa ia rasakan bahkan saat napas Lilac terasa memburu.

"Lo...lo bukan Johan..."

Jojo tersenyum. Pria itu membawa tangan kecil Lilac untuk menyentuh kuliat wajahnya. Dan bisa ia lihat jika wanita yang selama ini ia cinta itu menahan tangis. Jujur saja, Jojo tak mau mengungkapkan siapa dirinya yang sebenarnya pada Lilac karena merasa waktunya belum tepat. Namun sekarang ia harus mengakui siapa dirinya karna Lilac sudah tau siapa Johan. Dan benar, Jojo bukanlah Johan.

"Saya Joseph. Saya bukan Johan yang waktu itu kamu lihat, Isadora."

Lilac menggelengkan kepalanya tak percaya. Setelah bertemu dengan Johan hari itu, semua tentang Jojo yang ada dalam benaknya adalah wajah Johan. Jojo yang selama ini belum pernah ia lihat langsung wajahnya selalu ia yakinkan jika itu adalah Johan. Namun keduanya adalah dua orang yang berbeda.

"Lo nipu gue."

"Saya ngga pernah nipu kamu."

"lo nipu gue."

"Isadora dengarka-"

"KENAPA NGGA WAKTU ITU AJA LO KASI TAU GUE KALO LO BUKAN JOHAN!!! Apalagi abis ini yang mau lo bilang ke gue? Gue...gue lo anggep apa?"

Kecewa tentu saja ada. Namun rasa marah yang saat ini Lilac rasakan tak bisa ia bendung. Bagaimana bisa Jojo tak segera memberi tahunya jika dirinya bukanlah Johan. Padahal Lilac yakin jika Rama dan Raja juga sudah memberitahukan pertemuannya dengan Johan hari itu. Apa jangan-jangan sebenarnya ia sudah tau jika Lilac menganggapnya Johan, namun pria itu membiarkannya.

"Bisa dengerin saya dulu? Tolong...saya bakal ceritain semuanya ke kamu, tapi dengerin saya sampai selesai. Bisa?"

Nada suara itu terdengar begitu lembut walau berat. Lilac yang tak bisa menahan dirinya hanya menggeleng pelan.

"Saya mohon, tolong, tolong dengerin saya ya? Saya janji ngga akan ada lagi yang saya tutupiin dari kamu setelah ini."

"Gue harus apa setelah ini? Lo...lo tau kalo selama ini gue nganggep lo itu Johan?" Tanya Lilac dengan suara yang sarat akan putus asa. Dan sialnya, sialnya Jojo malah menjawab dengan anggukan dan senyum teduhnya yang sejak tadi tak pernah luntur. Lilac benci ini. Seakan ia tak pernah menganggap Joseph dengan menyadari jika Jojo adalah Johan.

"Tolong ya? Setelah ini kamu bisa marah atau pukul saya. Tapi tolong setelah kamu dengerin cerita saya, jangan tinggalin saya. Tolong tetap disini dan temani saya, tolong-"

"Stop bilang tolong, tolol."

Lilac tubrukkan tubuhnya pada tubuh tegap Jojo. Keduanya saling memeluk dengan begitu erat. Joseph dengan rasa sayangnya pada Lilac, dan Lilac dengan rasa bersalahnya pada Joseph. Padahal wanita itu sudah merasa nyaman dengan semua yang berjalan saat ini. Tapi malah pria penuh kejutan didepannya ini sekali lagi memberikan sebuah fakta yang membuat perasaan Lilac campur aduk.

"Jangan pergi ya setelah ini. Disini aja...sama saya."

Lilac menjawab dengan mengeratkan pelukannya pada yang lebih muda. Berharap dengan itu Joseph bisa merasa bahwa Lilac tak lagi merasa asing dengannya. Wanita itu kembali dibuat mengingat wajah Johan yang saat itu ia temui. Pantas saja Rama dan Raja tak mengenali Johan dan segera membawanya menjauh. Karna bahkan orang rumah tak ada yang tahu siapa itu Johan. Yang mereka kenal adalah Joseph.

"Iya, setelah ini ngga akan kemana-mana kok."

1
santi
👍👍
Dzakwan Dzakwan
Penuh kejutan, ngga bisa ditebak!
Laqueno Sebaña
Keren banget bro, aku terhanyut dalam cerita ini!
Razel: terimakasih yah/Smile//Smile/
total 1 replies
La Otaku Llorona <33
Tidak ada yang kurang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!