NovelToon NovelToon
Ninja Rian: Sang Pengantar Paket Dari Surabaya

Ninja Rian: Sang Pengantar Paket Dari Surabaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Jujutsu Kaisen
Popularitas:480
Nilai: 5
Nama Author: Ramos Mujitno Supratman

Judul: Ninja Rian dari Surabaya

(Bab 1: Kehidupan Sehari-hari Ninja Rian)

Di sebuah warung kopi pinggir jalan di Surabaya...

Rian: (meminum es teh dengan santai) “Aku ini ninja loh, tapi kok kerjaanku malah jadi kurir paket, ya?”

Farid (teman Rian): (tertawa kecil) “Ninja dari mana, Ri? Orang Surabaya kok ninja? Ninja itu dari Jepang, bukan?”

Rian: “Lah, ninjanya internasional dong! Mana ada ninja cuma di satu tempat aja. Sekarang kan eranya globalisasi. Ninja Surabaya juga ada.”

Farid: (mengangguk sambil menahan tawa) “Terus, apa jurus andalanmu?”

Rian: (bersemangat) “Jurus kiriman kilat! Paketmu pasti sampai dalam 30 menit atau gratis!”

Farid: “Itu bukan jurus ninja, Ri. Itu ekspedisi.”

Rian: “Eh, jangan salah! Ninja itu kan harus cepat, tak terlihat, dan efisien. Aku kalau kirim paket nggak pernah kelihatan sama orang, tiba-tiba aja paketnya sampai depan rumah! Aku bahkan pakai motor ninja.”

Farid: “Jadi kamu ninja yang pakai motor ninja, gitu?”

Rian: “Lah, iya. Kalau nin

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ramos Mujitno Supratman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ninja Rian vs Manajer Perusahaan

(Bab 14: Ninja Rian vs Manajer Perusahaan)

Hari ini Rian, si ninja kurir, mendapat misi baru: mengantar paket ke salah satu perusahaan besar di pusat kota. Kelihatannya seperti tugas biasa, tapi siapa sangka? Di dalam gedung itu, ada manajer perusahaan yang tidak suka hal-hal aneh dan nggak biasa, apalagi kurir bergaya ninja. Sudah bisa ditebak, ini akan jadi misi yang penuh kekocakan!

---

Di depan gedung perusahaan, Rian dengan percaya diri melangkah masuk. Dia mengenakan seragam ninjanya, lengkap dengan penutup wajah dan tas selempang di punggung.

Rian: (berbisik pada dirinya sendiri) "Oke, Rian. Ini hanya tugas antar paket. Nggak ada tikus, nggak ada bola voli. Manajer perusahaan ini pasti orangnya kalem. Paling cuma tandatangan trus selesai."

(Rian berjalan ke lobi, tapi penjaga resepsionis menatapnya aneh.)

Resepsionis: "Selamat siang, ada yang bisa dibantu?"

Rian: "Siang! Saya Rian, ninja kurir. Saya ada paket buat manajer perusahaan ini."

Resepsionis: (tertegun) "Ninja... kurir? Maaf, Anda cosplay atau benar-benar kurir?"

Rian: "Kurir beneran, Mbak. Cuma gaya aja yang beda. Mana ruangannya manajer? Paket ini harus sampai tepat waktu!"

Resepsionis: (masih bingung) "Oke... ruangannya di lantai 10, tapi saya sarankan... ehm... mungkin lepas penutup wajah dulu? Biar nggak bikin panik."

Rian: (sambil menyeringai di balik penutup wajah) "Oh, nggak bisa, Mbak. Ninja selalu jaga identitasnya. Itu kode etik ninja!"

(Resepsionis menatapnya dengan ekspresi bingung, tapi akhirnya membiarkan Rian naik lift ke lantai 10. Sampai di lantai 10, Rian disambut dengan pemandangan kantor yang sangat formal, penuh dengan orang-orang yang serius bekerja.)

---

Rian berjalan menuju ruangan manajer, tapi sebelum dia sampai, dia dihentikan oleh seorang pria berbadan tegap, berpakaian rapi, yang sepertinya adalah asisten manajer.

Asisten Manajer: (menatap Rian dari atas ke bawah) "Maaf, ada perlu apa ya, Mas... eh, Ninja?"

Rian: "Saya ninja kurir, Mas. Ada paket buat Pak Andi, manajer perusahaan ini. Harus segera disampaikan."

Asisten Manajer: (menghela napas panjang) "Oke, tapi mungkin... kostumnya agak... berlebihan, ya? Kami perusahaan serius."

Rian: (mengangguk) "Serius itu penting, Mas. Tapi efisiensi juga penting. Ninja itu efisien!"

(Asisten manajer menatap Rian dengan tatapan skeptis, tapi akhirnya membiarkan dia masuk ke ruangan manajer.)

---

Di dalam ruangan, Pak Andi, sang manajer, sedang duduk di meja besar dengan tumpukan dokumen di depannya. Begitu melihat Rian, dia langsung mengerutkan dahi.

Pak Andi: (heran) "Siapa kamu? Dan... apa yang kamu pakai itu?"

Rian: (dengan penuh percaya diri) "Saya Rian, ninja kurir, Pak! Ada paket buat Anda."

Pak Andi: "Ninja kurir? Ini kantor perusahaan, bukan tempat syuting. Apa kamu yakin nggak salah alamat?"

Rian: "Tenang, Pak. Saya nggak salah alamat. Paket ini untuk Pak Andi, bukan untuk pemain sinetron. Nih, tanda terimanya, silakan."

Pak Andi: (memijat pelipisnya, merasa pening) "Ini perusahaan serius, Mas... eh, Ninja. Kalau kamu mau antar paket, kenapa nggak pakai seragam kurir biasa saja? Kenapa harus ninja?"

Rian: (serius) "Karena ninja itu cepat, tangkas, dan... ehm, misterius. Sama seperti layanan kami!"

Pak Andi: "Misterius, ya? Hmm, oke. Coba lihat paketnya."

(Rian dengan gesit membuka tasnya dan mengeluarkan paket kecil. Tapi saat dia memberikan paket itu, dia malah tersandung kabel di lantai, dan paketnya melayang ke udara.)

Rian: "Aduh!"

(Rian mencoba menangkap paket dengan jurus ninja, tapi sayangnya, paket itu malah terpental dari tangannya dan jatuh tepat ke tumpukan dokumen Pak Andi. Kertas-kertas pun berterbangan ke seluruh ruangan.)

Pak Andi: (memandang kaget) "Astaga! Kamu baru saja menghancurkan laporan penting saya!"

Rian: (tersipu) "Eh, maaf, Pak. Itu cuma sedikit kecelakaan ninja. Tenang, saya akan beresin!"

(Rian mencoba mengumpulkan kertas-kertas yang berserakan, tapi setiap kali dia mengambil satu kertas, yang lain malah terbang ke arah lain.)

Pak Andi: (frustasi) "Ya ampun! Ini lebih parah dari audit keuangan!"

Rian: (berusaha tetap tenang) "Tenang, Pak. Saya ahli dalam kecepatan. Lihat, saya bisa beresin ini dalam hitungan detik!"

(Rian mencoba menggunakan jurus "Cepat Ambil Kertas", tapi yang terjadi malah semakin kocak. Kertas-kertas terus terbang ke sana kemari, dan ruangan manajer semakin berantakan.)

Pak Andi: "Tolong! Berhenti! Kamu bikin makin kacau!"

Rian: (menghentikan gerakannya) "Oh, eh, iya... mungkin saya memang lebih cocok antar paket daripada beresin dokumen. Maaf, Pak."

(Pak Andi menghela napas panjang, kemudian memandang Rian dengan ekspresi antara lelah dan bingung.)

Pak Andi: "Oke, kurir ninja. Kamu berhasil membuat hari saya jauh lebih... berwarna. Tapi paketnya mana?"

Rian: "Oh, iya! Paketnya, Pak!" (Rian mengambil paket yang kini tergeletak di bawah meja dan menyerahkannya dengan gaya hormat ninja.)

Pak Andi: (menerima paket dengan skeptis) "Terima kasih... saya rasa?"

Rian: (tersenyum lebar) "Sama-sama, Pak! Kalau butuh layanan pengiriman cepat lagi, jangan ragu panggil saya. Ninja selalu siap sedia!"

Pak Andi: (menatap Rian dengan heran) "Ya... mungkin lain kali saya akan minta kurir biasa saja."

Rian: (tertawa kecil) "Hahaha, Pak Andi bercanda! Baiklah, saya pamit dulu. Semoga harinya menyenangkan!"

(Rian berjalan keluar ruangan dengan penuh gaya, meninggalkan Pak Andi yang masih terpaku dengan ekspresi tidak percaya. Begitu Rian keluar, Pak Andi menghela napas panjang dan menggelengkan kepala.)

Pak Andi: (berbisik pada dirinya sendiri) "Kurir ninja, ya? Ini pasti pengalaman paling aneh sepanjang karier saya..."

---

Tamat

Rian mungkin ninja kurir paling konyol yang pernah ada, tapi satu hal yang pasti: setiap misi pengantaran selalu berakhir dengan cerita yang tak terlupakan. Kali ini, manajer perusahaan pun harus mengakui bahwa ninja punya cara tersendiri untuk membuat hari yang serius jadi penuh tawa.

(Bab 15: Kehidupan Sehari-Hari Ninja Rian)

Setelah sekian lama beraksi sebagai ninja kurir dengan segala kekacauan dan kekonyolan, Rian akhirnya punya waktu libur sehari. Tidak ada paket, tidak ada manajer perusahaan yang marah, tidak ada tikus yang harus ditangkap, dan tidak ada kucing yang ngeyel. Tapi, siapa sangka, bahkan di hari liburnya, kehidupan sehari-hari Rian pun penuh komedi yang bikin perut mules!

---

Di pagi hari, Rian baru saja bangun dari tidurnya yang nyenyak. Matahari bersinar cerah, dan Rian menguap lebar.

Rian: (menggaruk-garuk kepala) "Ahhh, hari ini enak banget. Nggak ada misi. Cuma tidur-tiduran, makan, dan nonton TV. Ninja juga butuh libur."

(Rian berjalan ke dapur, masih mengenakan piyama ninja—yang tetap berpenutup wajah, tentu saja. Dia membuka lemari dapur untuk mencari sesuatu yang bisa dimakan.)

Rian: "Oke, sarapan ninja hari ini... mana rotiku?"

(Dia menemukan sekantong roti, tapi begitu dia membukanya, ternyata sudah keras seperti batu.)

Rian: "Eh? Kok keras banget? Ini roti atau batu bata?"

(Rian mencoba menggigit roti itu, tapi giginya langsung terasa sakit.)

Rian: "Aduh! Udah kayak latihan gigit beton. Oke, batal makan roti."

(Dia membuka lemari lainnya dan menemukan satu mangkuk mi instan. Matanya berbinar-binar.)

Rian: "Nah! Ini dia, makanan paling ninja! Mi instan, siap dalam 3 menit, sama kayak jurus cepat ninja!"

(Dengan penuh semangat, Rian mulai memasak mi instannya. Tapi, tentu saja, tidak ada hal sederhana di hidup Rian. Saat dia ingin mengambil panci, kucingnya, Si Putih, muncul entah dari mana dan melompat ke meja dapur.)

Rian: "Eh, Putih! Jangan ganggu dulu, aku lagi masak mi! Ini serius!"

(Si Putih tidak peduli dan mulai menjilat bungkus mi instan yang sudah dibuka. Rian panik.)

Rian: "Hei, itu bukan makanan kucing! Ini buat ninja!"

(Rian mencoba mengusir Putih, tapi kucingnya malah melompat ke atas kulkas, lalu menatap Rian dengan tatapan 'aku nggak peduli'. Rian hanya bisa menghela napas.)

Rian: "Kenapa aku yang harus tunduk sama kucing sendiri, sih?"

---

Setelah berhasil memasak mi, Rian duduk di ruang tamu sambil menonton TV. Tapi begitu dia duduk, ada masalah baru yang muncul: remote TV-nya hilang.

Rian: "Aduh, mana nih remote? Padahal ninja itu nggak boleh ceroboh! Masa remote aja bisa hilang?"

(Rian mulai mencari-cari remote di antara bantal-bantal sofa, di bawah meja, bahkan di balik TV. Dia semakin frustasi.)

Rian: "Gimana bisa remote hilang di rumah sekecil ini? Apa mungkin aku ninja, tapi remotenya ninja juga?"

(Tiba-tiba, Rian mendapat ide. Dengan penuh semangat, dia mengambil sapu, berdiri di tengah ruang tamu, dan bersiap-siap.)

Rian: (berbisik pada dirinya sendiri) "Oke, sekarang saatnya Jurus Mata Elang! Fokus... fokus... remote pasti ada di sekitar sini..."

(Rian memejamkan mata, pura-pura menggunakan kekuatan ninja untuk merasakan di mana remote itu berada. Setelah beberapa saat, dia membuka mata, penuh keyakinan.)

Rian: "Aha! Ada di balik bantal!"

(Dengan penuh gaya, dia mengayunkan sapu ke arah bantal. Tapi apa yang terjadi? Bantalnya malah terlempar, dan remote TV yang terjepit di bawahnya malah terbang ke sudut ruangan.)

Rian: "Waduh! Gini amat ya jadi ninja di rumah?"

(Rian berjalan ke sudut ruangan untuk mengambil remote, tapi di saat yang sama, Si Putih kembali muncul dan duduk tepat di atas remote itu. Rian hanya bisa menggelengkan kepala.)

Rian: "Putih, kamu beneran kucing ninja. Kamu bisa muncul di tempat yang paling nggak kepikiran."

---

Setelah berhasil menyelamatkan remote dari kekuasaan Si Putih, Rian akhirnya bisa duduk dengan tenang dan menonton TV. Tapi, masalah baru muncul. Tetangga sebelah, Bu Siti, datang mengetuk pintu sambil membawa sapu.

Bu Siti: (dari luar) "Rian! Kamu di rumah, nggak?"

Rian: (berbisik) "Duh, Bu Siti lagi. Apa lagi nih?"

(Rian membuka pintu dengan lesu. Bu Siti langsung bicara tanpa basa-basi.)

Bu Siti: "Kamu itu, ya. Udah berapa kali ibu bilang, jangan lempar-lempar barang! Tadi ibu denger ada bantal terbang, ya? Itu kamu latihan ninja lagi, ya?"

Rian: (tersenyum kecut) "Eh, Bu Siti, maaf. Itu bukan latihan ninja. Cuma lagi nyari remote TV..."

Bu Siti: "Nyari remote kok kayak mau tanding gladiator?"

Rian: "Iya, saya terlalu semangat, Bu. Janji nggak bakal lempar-lempar lagi."

Bu Siti: (memandang skeptis) "Kamu itu ya, ninja kok aneh. Bikin tetangga nggak bisa tenang."

(Rian tersenyum sambil meminta maaf lagi. Setelah Bu Siti pergi, Rian menutup pintu dan kembali duduk di sofa.)

Rian: (menghela napas) "Aduh, hidup ninja sehari-hari ternyata lebih sulit daripada misi nganter paket..."

(Si Putih tiba-tiba duduk di sebelah Rian, menjilat bulunya dengan santai seolah mengatakan, "Santai aja, Bos.")

Rian: "Hahaha, kamu bener, Putih. Harus santai. Ini baru jam 10 pagi, dan hari ini pasti masih panjang."

(Tapi tentu saja, meskipun Rian berpikir dia bisa santai seharian, kenyataannya hidupnya selalu penuh dengan kekacauan, bahkan di hari liburnya!)

---

Tamat Bab

Kehidupan sehari-hari Rian mungkin terlihat biasa di luar, tapi sebenarnya penuh dengan komedi kecil yang tak terduga. Meskipun dia seorang ninja, terkadang, justru masalah sederhana seperti remote TV yang hilang atau kucing yang bandel bisa membuat harinya jauh lebih rumit daripada misi apa pun.

1
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
Hai semua...
gabung yu d Gc Bcm..
d sini ada event menarik beserta reward juga ad mentor senior yg bs bimbing
caranya mudah wajib follow aku sebagai pemilik Gc Bcm ya.
Terima kasih.
anggita
ikut ng👍like aja+ hadiah ☝iklan. terus berkarya tulis moga lancar novelnya👌.
anggita
Ninjanya suroboyo.. mungkin ninja berdarah bonek 😁🙏
jamalnurcahya17
semangat 🤙🔥
Ramos Mujitno Supratman: makasih Master
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!