Istri Berbahaya Tuan Muda

Jessi kembali ke rumahnya dengan perasaan kesal.

Perempuan itu terus memikirkan kekasih yang dibawa adrian ke rumahnya.

Dan begitu tiba di rumah, dia langsung menghampiri ibunya yang sedang duduk di ruang tamu sambil membaca majalah.

"Ibu," ucap Jessi dengan suara yang lesu.

"Kau sudah pulang?" Sang Ibu bersemangat menyambut Jessi, perempuan itu menghampiri Jessi dan memeluknya dengan hangat.

Setelah pelukan yang hangat itu, sang Ibu memperhatikan putrinya yang tampak tidak bersemangat seperti biasanya.

"Ada apa?" Tanya perempuan bernama Devi.

"Hah,,," Jessi menghela nafas panjang, "ternyata Adrian sudah memiliki kekasih!" Gerutu Jessi.

"Apa?" Devi terkejut, "Dia memiliki kekasih? Bukankah ayahnya mendukungmu untuk menikah dengannya setelah berhasil menceraikannya Adrian dengan istrinya yang sekarang ini?" Tanya Devi tak percaya.

"Iya! Perempuan itu sangat cantik, dan dia terlihat sangat berpendidikan, gayanya juga sangat elit seperti orang-orang kaya pada umumnya! Dan aku lebih kesal lagi karena Adrian terlihat sangat menyukainya!" Geram Jessi menggertakan giginya setiap kali mengingat Bagaimana kemesraan Adrian bersama Diana.

"Apa katamu? Bukankah kau bilang Adrian sama sekali tidak mau berhubungan dengan perempuan manapun? Dia bahkan terlihat menjaga jarak dengan mu, Jadi kapan dia berkenalan dengan perempuan itu?" Tanya sang ibu merasa heran.

"Itu dia yang membuatku pusing Bu! Aku selalu pergi bersama-sama dengannya, bahkan di luar negeri tidak pernah sekalipun meninggalkannya kecuali saat dia istirahat. Tapi tiba-tiba saat kami pulang dari luar negeri, seorang perempuan menyambutnya di bandara dan mereka bersikap sangat mesra, Adrian bahkan secara sukarela memeluk perempuan itu! Dan sekarang Adrian membawa perempuan itu ke rumahnya dan ibu Adrian juga menyukai perempuan itu! Tante Reta bahkan secara pribadi menyiapkan kamar yang akan ditempati perempuan itu di rumah nya! Ibu harus membantuku melakukan sesuatu! Aku tidak bisa melihat mereka berdua seperti itu, aku harus memisahkan mereka!" Geram Jessi.

"Tapi untuk saat ini Bukankah perempuan itu akan sangat malu kalau orang-orang mengetahui dia hanya seorang pelakor di rumah tangga Adrian? Apa Kau tahu dari keluarga mana Dia berasal?" Tanya Devi.

"Aku akan mencari tahunya sekarang," ucap Jessi membongkar kopernya, perempuan itu mengeluarkan komputernya dan juga ponselnya untuk menghubungi seseorang yang bisa membantunya melacak identitas seseorang.

Meski dia menghubungi seseorang untuk membantunya, tapi perempuan itu juga tak tinggal diam, dia berusaha secara mandiri untuk mengetahui identitas Diana.

Devi duduk di samping putrinya memperhatikan komputer Jessi sampai beberapa saat kemudian Jessi menghela nafas.

"Apa Dia berasal dari luar negeri? Tapi wajahnya sangat Indonesian, dan dia juga sangat lancar berbahasa Indonesia. Tapi dari serangkaian keluarga konglomerat ini, tidak ada satupun yang memiliki Putri yang mirip dengan Diana," gerutu Jessi.

"Kau bilang namanya Diana? Kenapa namanya harus sama dengan istri Adrian?" Tanya Devi agak kesal mendengar dan menyebut nama Diana.

"Hm, mana mungkin aku tahu. Tapi nama itu sangat Indonesia, Jadi tidak mungkin Dia berasal dari luar negeri," ucap Jessi.

"Mungkin dia diadopsi," kata Devi.

"Oh, iya," Jessi langsung memeriksa orang-orang yang pernah mengadopsi anak.

Namun setelah beberapa saat, perempuan itu kembali menghela nafas, "tidak ada di antara mereka," gerutu Jessi sambil menatap ibunya dengan frustasi.

"Kita tunggu saja informasi dari orang-orang yang kau suruh itu. Mereka pasti bisa melakukannya," ucap Devi.

"Ibu benar," ucap Jessi.

Pada saat itu ponsel Devi berdering.

Drringgg... Drriing... Dringg.....

"Ayah mu menelepon, Dia pasti sudah mendengar kabar kepulanganmu," Kata Devi langsung mengangkat panggilan telepon Ibu.

"Ya, sayang," ucap Devi pada orang di seberang telepon.

"Jessi sudah pulang?" Tanya pria dari seberang telepon.

"Iya, dia di sini," ucap Devi menyerahkan telepon pada putrinya.

"Hi, ayah," kata Jessi setelah menerima telepon dari ibunya.

"Ayah dengar kau sudah pulang? Ayah sedang bersama dengan ayah Adrian, kami berencana makan malam bersama untuk merayakan keberhasilannya pekerjaanmu dengan Adrian di luar negeri," ucap sang Ayah dari seberang telepon membuat Jessi merasa sangat senang.

"Tentu Ayah," ucap Jessi bersemangat.