Codex Of Fantasy

Beruang Gila melompat dari semak-semak mengakibatkan efek guncangan saat monster itu mendarat. Anggota guild terpaku karena ketakutan yang menguasai mereka, mengakibatkan beruang Gila dengan mudahnya melakukan serangan.

Satu ayunan lengan sudah cukup merubah seorang manusia menjadi daging cincang. Merubah keadaan yang sebelumnya dipenuhi oleh kegembiraan, kini menjadi sangat mencekam. Anggota guild yang sudah kembali bisa bergerak segera berlari menyelamatkan diri menuju area pertama.

Mereka yang ingin selamat segera membuang semua barang yang menghambat berlari, sedangkan mereka yang masih dibutakan keserakahan berakhir dengan kematian.

“Tidak!.” seorang anggota guild hampir saja menemui ajalnya. Akan tetapi sebelum cakar beruang Gila menyentuhnya, bongkahan es yang tajam mengenai beruang Gila dan membuat monster itu mundur.

“Apa kalian benar-benar pasukan elit guild?.” tanya Melati yang menggunakan sihirnya untuk menghalangi beruang Gila.

Pertanyaan itu membuat mara anggota guild karena mereka diremehkan orang seorang murid. Tapi tidak bisa dipungkiri betapa kecewanya gadis dan murid lainnya melihat pasukan elit dari Guild yang sangat dia kagumi ternyata hanya sekumpulan Hunter yang tidak memiliki pengalaman.

Rudi dapat memahami kekecewaan yang para murid akademi rasakan, karena memang faktanya para Hunter elit hanyalah sebuah Gimik. Pasukan tersebut diisi oleh para anak-anak kaya dengan kemampuan yang sangat rendah.

Alasan sebenarnya pasukan elit jarang bertugas bukan karena mereka merupakan senjata utama guild seperti yang dirumorkan, akan tetapi karena kemalasan semua anggota pasukan elit yang hanya mengandalkan uang dan pengaruh untuk tetap menjadi anggota guild.

“Ini sangat menjijikkan.” ungkap Alex yang sudah berdiri di samping Melati, bersiap untuk bertarung.

Ketika semua pasukan elit berlari menyelamatkan diri, para murid berlari ke arah berlawanan untuk menghadapi beruang Gila. Rudi yang merupakan seorang assassin membantu para murid dengan melakukan serangkaian ketika Beruang gila disibukkan.

Pertarungan berjalan dengan sangat ketat, berulang kali nyawa setiap murid dalam bahaya, akan tetapi Rudi dengan sigap memberikan bantuannya. Secara perlahan tapi pasti pertempuran dapat dikendalikan, hingga kemenangan berada di depan mata.

Namun...

“Tidak mungkin dia dikalahkan oleh monster seperti ini.” Melati tidak percaya beruang Gila yang berhasil mereka sudutkan bisa mengalahkan gurunya.

Seakan menjadi sebuah pemicu, perilaku beruang Gila yang sebelumnya mudah diprediksi kini berubah secara mendadak. Kekuatan dan kelincahan meningkatkan secara signifikan membuat para murid menjadi kesulitan. Rudi meminta pasukan elit untuk membantu tetapi mereka hanya diam menonton.

Hingga saat keadaan semakin memburuk, suara raungan terdengar keras membuat seluruh hutan berguncang seakan diterjang angin topan.

{Sampah tidak berguna!, sebaiknya kalian lari sebelum aku memutuskan untuk membuang kalian semua dengan tanganku sendiri}

Suara itu bergema di seluruh hutan, membuat siapapun yang mendengarnya terkejut dan merinding ketakutan. Melati perlahan tersenyum karena menyadari pemilik suara itu.

Bam! Sebuah palu raksasa jatuh dari langit, menghantam bumi tepat di tengah antara beruang Gila dan para murid. Lalu seorang wanita melompat dengan gaya salto dan mendarat di gagang palu raksasa.

Radita, salah satu Hunter terbaik guild Garuda akhirnya kembali menghadap monster yang telah mengalahkannya. Meskipun Melati senang melihat gurunya masih hidup, tetapi dia merasakan perbedaan pada Radita.

Wanita yang selalu ceria dengan senyuman lebar dalam keadaan apapun, kini wajahnya terlihat datar seakan tanpa ekspresi.

“Dia seperti gadis itu.” Alex mengingatkan tentang gadis dari akademi Bakti Luhur yang sebelumnya mereka temui. Melati menyadari keanehan itu dan membuatnya semakin penasaran dengan gadis dari akademi Bakti Luhur.

Menggunakan kekuatan yang luar biasa Radita berhasil memukul mundur beruang Gila, membuat semua murid akademi yang melihatnya kagum dengan sosok wanita itu. Bagi para murid, Radita adalah cerminan sesungguhnya dari guild Garuda yang selama ini mereka bayangkan.

“Jangan hanya diam dan menonton. Bertarunglah bersamaku, kita bisa mengalahkan monster ini bersama-sama!.” seru Radita. Meskipun wajahnya terlihat tanpa emosi, namun setiap perkataannya menyentuh semua orang dan membuat mereka tergerak untuk ikut bertarung bersamanya.

Melihat kemampuan Radita yang dapat memberikan semangat pada setiap orang di sekitarnya membuat Melati merasa sangat yakin jika wanita itu memanglah gurunya.

Rudi pada awalnya melarang Radita membawa para murid dalam situasi berbahaya melawan beruang Gila, akan tetapi melihat antusiasme setiap anak, membuat Rudi tidak bisa berbuat banyak.

Pertarungan kembali dimulai. jika sebelumnya Beruang gila begitu mendominasi, sekarang keadaan berbalik. Di bawah kepimpinan Radita pasukan murid akademi bisa menyudutkan Beruang gila. Ketika monster itu hampir dikalahkan, beruang Gila menggunakan kemampuan andalannya yang sebelumnya berhasil mengalahkan Radita.

“Awas, monster itu akan menggunakan kutukan Amarah!.” teriak Rudi memberikan peringatan.

Kutukan Amarah ada serangan yang sangat merepotkan karena tidak bisa dihindari, karena hanya dengan tatapan mata saja sudah cukup untuk memberikan kutukan. Sasaran dari kutukan ini biasanya adalah orang yang paling berpengaruh dalam pertemuan.

“Master!.” Melati terlihat sangat khawatir saat melihat tatapan beruang Gila tertuju pada Radita. Tetapi tidak ada yang terjadi, Radita terlihat biasa saja wajahnya masih datar tanpa emosi.

“Apakah itu hanya sebuah trik?.” Rudi berpikir Beruang gila hanya menggertak, tetapi melihat ekspresi terkejut Beruang gila membuatnya tahu jika sihir kutukan itu menang sudah digunakan.

“Tidak mungkin, dia tahan dengan kutukan Amarah!.” perkataan Rudi sontak membuat semua orang terkejut.

Banyak yang ingin Rudi tanyakan pada Radita mengenai kemampuannya tahan kutukan Amarah, akan tetapi sadar jika ada pekerjaan yang harus di prioritaskan membuat Radita harus menahan diri.

Dengan tidak adanya pengaruh dari Kutukan Amarah, beruang Gila hanyalah monster berukuran besar yang tidak ada bedanya dengan monster di tingkat ke tiga. Penakluk pun menjadi lebih mudah bahkan tanpa bantuan dari pasukan 'elit'.

***