NovelToon NovelToon
SAMUEL

SAMUEL

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Tamat / CEO / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Kak Rinn

Samuel, pria berusia 38 tahun, memilih hidup melajang bertahun-tahun hanya demi satu tujuan—menjadikan Angelina, gadis 19 tahun yang selama ini ia nantikan, sebagai pendamping hidupnya. Setelah lama menunggu, kini waktu yang dinantikannya tiba. Namun, harapan Samuel hancur saat Angelina menolak cintanya mentah-mentah, merasa Samuel terlalu tua baginya. Tak terima dengan penolakan itu, Samuel mengambil jalan pintas. Diam-diam, ia menyogok orang tua Angelina untuk menikahkannya dengan paksa pada gadis itu. Kini, Angelina terperangkap dalam pernikahan yang tak diinginkannya, sementara Samuel terus berusaha memenangkan hatinya dengan segala cara. Tapi, dapatkah cinta tumbuh dari paksaaan, atau justru perasaan Angelina akan tetap beku terhadap Samuel selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak Rinn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kasih sayang Samuel

Saat itu, Samuel hendak memasuki kabin pesawat, namun tiba-tiba iPhone-nya berdering. Ia menjawab panggilan tersebut dan seketika jantungnya terkepal mendengar suara panik Theo di ujung telepon.

"Nona Angelina pingsan di taman!" ujar Theo, suaranya terdengar cemas.

Tanpa pikir panjang, Samuel menuruni tangga dengan cepat, menabrak antrian orang-orang tanpa peduli. Rasa khawatir yang menyelimutinya membuatnya melupakan semua etika. Ia berlari menuju mobilnya, pikiran hanya tertuju pada Angelina dan kondisi yang dialaminya.

Setibanya di mobil, ia memberikan perintah tegas kepada supirnya, dan membatalkan bisnisnya untuk keluar negeri.

"Ayo, cepat! Kembali ke mansion!" tegasnya tidak ada ruang untuk sang supir bertanya-tanya.

Mobil melaju kencang, melintasi jalanan dengan cepat, Samuel hanya bisa berdoa agar Angelina baik-baik saja. Setiap detik terasa seperti selamanya, dan rasa cemasnya semakin menguat saat bayangan wajah cantik Angelina terus terlintas di pikirannya.

Setibanya di mansion, Samuel langsung membuka pintu mobil dan berlari dengan cepat ke dalam, "Angelina!" panggilnya panik, berusaha menahan emosinya yang memuncak.

Di dalam, ia melihat Angelina terbaring di ranjang, dikelilingi oleh dokter yang sedang memberikan perban di dahinya. Samuel bergegas mendekati istrinya yang masih belum sadarkan diri, hatinya mencelos melihat luka di wajahnya.

"Angelina," tuturnya lembut, sambil menatap wajah cantik yang kini tampak terluka. Namun, seketika, rasa marah meluap di dadanya. Ia berdiri dan menatap tegas Theo yang berdiri di dekat pintu, sambil membentaknya, "Kau bodoh! Kenapa kau tidak bisa menjaga dia dengan baik?!"

Theo terkejut dengan kemarahan Samuel. "Maaf, Tuan. Saya—"

"Maaf tidak akan cukup!" Samuel memotong, suara tegasnya menggema di ruangan. "Angelina butuh perlindungan, dan kau seharusnya bisa melakukannya. Jika sesuatu terjadi padanya, aku tidak akan memaafkanmu!"

Samuel kembali berlutut di samping Angelina, mengambil tangannya, berharap agar ia segera sadar dan merasakan kehadirannya. Ketika dokter selesai merawat luka, ia merasakan ketidakpastian dalam hatinya.

"Dok, bagaimana keadaan istri saya?" tanya Samuel dengan suara yang bergetar, campuran antara khawatir dan harap.

Dokter itu menatapnya dengan serius, memberikan waktu sejenak untuk menjelaskan. "Dia mengalami cedera ringan di kepala akibat benturan. Namun, untungnya, tidak ada luka serius yang mengancam nyawanya. Saat ini, dia hanya perlu istirahat dan pemantauan lebih lanjut."

Samuel merasa sedikit lega mendengar penjelasan dokter, meskipun rasa cemasnya belum sepenuhnya sirna. "Apa dia akan segera sadar?" tanyanya, tak sabar menunggu jawaban.

"Semoga dalam waktu dekat. Tapi, penting untuk memberinya waktu dan ketenangan agar pemulihannya berjalan lancar," jawab dokter dengan tenang.

Samuel mengangguk, mencoba menahan emosinya. "Terima kasih, Dok." Ia kembali menatap wajah Angelina, berharap agar segera terbangun dan melihatnya.

Kemudian dokter pun pamit pergi, setelah dokter pergi Theo langsung berbicara, "Tuan."

Samuel tidak mau menatap wajah Theo, ia benar-benar membencinya saat ini, "Apa maumu!?"

Theo merasa bersalah namun ia berusaha menjelaskan kejadian itu dengan tenang. "Tuan, saya minta maaf atas insiden ini. Saya sudah berusaha menjaga Nona Angelina, tetapi dia tetap berhasil melarikan diri."

Samuel masih tidak mau menatap Theo, tetapi suara marahnya tak bisa disembunyikan. "Kau seharusnya lebih waspada! Apa kau tidak mengawasinya dengan baik? Dia bisa saja lebih parah daripada ini!"

"Saya tahu, Tuan," balas Theo, nada suaranya penuh penyesalan. "Tapi dia sangat pintar. Dia berpura-pura ingin pergi ke taman, dan saya tidak menyangka dia akan melakukannya."

Samuel menghela napas, berusaha menahan amarahnya. "Aku tidak peduli dengan alasanmu! Yang kuinginkan adalah menjaga Angelina aman, dan kau gagal dalam hal itu."

Theo menundukkan kepala, menyadari kesalahan yang telah dibuatnya. "Saya akan bertanggung jawab atas apa pun yang terjadi, Tuan. Saya akan memastikan bahwa ini tidak terulang lagi."

"Aku tidak ingin mendengar itu! Yang kutahu, Angelina berada dalam keadaan ini karena kelalaianmu!" Samuel menggeram, perasaannya campur aduk antara marah dan cemas.

Setelah itu, Samuel kembali menatap Angelina, berharap ia segera pulih dan menyadari betapa dalamnya rasa cintanya meski mereka terjebak dalam pernikahan yang rumit ini.

"Eungh ..." tiba-tiba suara lenguhan lembut keluar dari mulut Angelina. Samuel terkejut namun bahagia melihat wajah Angelina yang perlahan mulai membuka matanya.

"Angelina, kau bangun?" tanyanya lembut.

Angelina mengerjapkan matanya, bingung dengan keadaan di sekelilingnya. "Apa yang terjadi?" tanyanya pelan, suaranya masih serak. Dia merasakan sakit di kepalanya.

Samuel meraih tangannya, menatapnya dengan lembut. "Kau terjatuh, sayang. Dokter sudah memberikan perawatan, dan sekarang kau aman. Jangan khawatir, aku ada di sini."

Seolah mendapatkan kesadaran full, Angelina langsung menarik tangannya saat merasakan sentuhan Samuel.

"Jangan sentuh aku!" ucap dingin Angelina.

Samuel jelas kaget dengan reaksi Angelina yang masih membencinya dalam keadaan rentan seperti ini.

"Angelina, aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja," jawab Samuel, berusaha tetap tenang meski hatinya terluka oleh penolakan itu.

Angelina mengerutkan dahi, masih merasa pusing namun tetap ingin menjaga jarak. "Aku tidak butuh perlindunganmu. Aku bisa mengurus diriku sendiri," tegasnya, meskipun suaranya masih lemah.

Samuel terdiam sejenak, mengamati ekspresi wajah Angelina yang keras. "Tapi kau baru saja pingsan, Angelina. Aku tidak bisa membiarkanmu sendirian," katanya, nada suaranya mulai menunjukkan kekhawatiran yang mendalam.

Angelina memutar bola matanya, frustrasi dengan situasi ini. "Apa kau tidak mengerti? Ini semua karenamu! Aku ingin kebebasan, bukan diatur seperti ini!"

"Tapi aku melakukan semua ini untukmu," jawab Samuel, berusaha menjelaskan. "Aku tidak ingin kau terluka."

Angelina merasakan amarah dan sakit di dalam hatinya. "Aku tahu, tetapi tidak semua hal bisa diselesaikan dengan cara ini. Aku butuh ruang!"

Samuel menelan ludahnya, merasakan dinding antara mereka semakin tinggi. "Baiklah, jika itu yang kau inginkan," jawabnya pelan. Sebelum akhirnya memilih diam dan diam.

Di antara keheningan yang menyesakkan, keduanya saling menatap, menyadari bahwa perasaan dan masalah di antara mereka tidak akan mudah untuk diselesaikan. Sementara Theo sejenak mundur diam-diam.

Samuel menghela napas memecahkan keheningan, ia mencoba untuk tetap sabar — bersikap lembut pada Angelina, "Aku tidak mengerti maumu sekarang, tetapi jika kau menyuruhku untuk pergi! Aku tidak akan pernah mau melakukan itu!"

Angelina terdiam meresapi kata-kata Samuel, sejenak ia teringat jika Samuel katanya akan pergi ke luar negeri, namun nyatanya jelas Samuel sudah ada di depannya. Apakah karena ia terlalu peduli padaku sehingga Ia membatalkan bisnisnya di luar negeri? Pikir Angelina.

Hening.

Samuel kembali berkata, "Aku akan membuatkan bubur untukmu, jangan banyak bergerak tetap diam di tempat tidur itu" ucap Samuel sebelum ia berdiri dan berjalan pergi meninggalkan ruangan.

1
Tasih Sumiarsih
kl masuknya lg mn susah
Kak Rin: maaf maksudnya apa ya😂
total 1 replies
Nur Latifah Hanif
bagusss menarik
Kak Rin: terimakasih sudah berkomentar 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!