Bagaimana nasib gadis nakal itu setelah dinikahkan oleh Daddy nya dengan seorang pria matang yang sudah mempunyai kekasih ?.
" walaupun kita sudah menikah Aku tidak akan ikut campur soal hubungan kalian , asal kemanapun kakak pergi Aku ikut " Pernyataan Ara yang duduk di tepi ranjang pada Rey dimalam pernikahan mereka .
" Hehhh, gadis gila jadi kau juga ingin ikut ketika Aku jalan dengan kekasihku ?" ucap Rey menatap gadis itu dengan sorot mata intimidasi.
" Kemanapun Kakak pergi Aku ikut " senyum lebar Ara penuh kemenangan karena hanya bersama Rey lah Ara bisa melihat dan menikmati dunia luar dengan bebas tidak seperti kehidupan nya selama ini yang layaknya burung di dalam sangkar emas .
" Aku berjanji hanya ikut saja tidak akan mengganggumu Kak " sambung Ara meyakinkan.
yuk baca kelanjutannya 📜
S2 dari novel Ambisi Cinta Gadis Labil
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 dibalik Ara yang nakal
Setelah lama saling diam Ara kembali merengek pada Rey begitu mereka lewat di persimpangan jalan.
" Papi mau jajan " ucap Ara menunjuk sekelompok orang yang berjualan di pinggir jalan seperti nya makanan nya enak-enak.
" Papi " Ara meronta-ronta ditempat duduk nya saat Rey bukannya berhenti malam menyetir mobil semakin kencang.
" Tidak boleh " ucap Rey melarang dengan tegas Ara jajan makanan di pinggir jalan .
" Papi berhenti " ucap Ara memegang tangan Rey agar berhenti menyetir .
" Ara kamu benar-benar ya " emosi Rey meminggirkan mobilnya yang jadi berjalan tidak tentu arah karena Ara memegang tangannya.
" Mau jajan " ucap Rey menatap mata Rey yang sudah emosian itu .
" Tidak , sudah Aku bilang tidak jangan melawan " tegas Rey menatap Ara yang sudah dimarahi sekalipun tetap keras kepala .
" Jajan pake duit Ara aja kalau Papi nggak mau bayar " ucap Ara benar-benar ingin sekali jajan .
" Bukan masalah uang Ara tapi jajanan pinggir jalan itu tidak sehat " pernyataan Rey tanpa alasan yang jelas .
" Sehat Aku sering jajan pinggir jalan " ucap Ara meyakinkan.
" Tidak " tegas Rey benar-benar tidak mengizinkan Ara lalu kembali menjalankan mobil nya.
" Papi jahat " ucap Ara menaikkan kedua kakinya keatas kursi mobil lalu memeluk lututnya dengan perasaan sedih .
" Terserah kamu mau bilang Aku jahat yang jelas niat Aku baik supaya kamu tidak sakit jajan sembarangan" tegas Rey tetap memegang prinsip nya .
Tak berapa lama Rey kembali memberhentikan mobilnya di halaman minimarket iba juga melihat Ara yang sudah menangis karena ingin jajan .
" Belilah apapun yang kamu mau didalam " ucap Rey menatap Ara yang menangis memeluk lututnya sampai semua rambut menutupi wajahnya.
" Papi Aku mau jajan di tempat tadi , hiks " ucap Ara yang benar-benar ingin sejak lama bisa mencoba jajanan pinggir jalan yang sangat menggugah selera .
" Kamu itu memang tidak ada dewasa nya , sama sekali tidak paham apa yang orang katakan " ucap Rey memutar kembali mobilnya menuju persimpangan jalan merasa tidak nyaman saat Ara terus menangis .
Ara menahan air matanya sampai tubuhnya bergetar mendengar ucapan Rey .
" pergilah beli apapun yang kamu inginkan tapi kalau sakit jangan mengeluh apalagi menangis " tegas Rey mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompet nya.
" Pergilah" ucap Rey lagi menatap Ara yang sedari tadi hanya diam dengan tatapan kosongnya.
" Katanya mau jajan cepatlah Aku tunggu " ucap Rey lagi saat Ara sama sekali tak bergeming.
" Pergilah, hei " ucap Rey akhirnya menyentuh bahu Ara saat merasa khawatir melihat tatapan Ara yang sepertinya kosong sekali .
" Ara " Rey dengan spontan memeluk Ara yang tiba-tiba menangis terisak setelah lama terdiam .
" Kamu kenapa ? Maaf kalau ucapan ku menyakiti perasaan Kamu" ucap Rey dengan spontan mengelus punggung Ara dengan perasaan bersalah .
Ucapan nya terlalu keras pada Ara tanpa dia sadari.
" Ara tenanglah " ucap Rey menenangkan Ara yang tangisnya keras sekali .
" Ara mau mati aja " ucap Ara berurai air mata tak sanggup lagi rasanya hidup dalam tekanan yang begitu mengekangnya tanpa sedikit kebebasan bahkan hidup sesuai keinginan saja tidak bisa .
" Ara kamu bilang apa sih, nggak boleh " ucap Rey melepas sabuk pengamannya dan memeluk Ara dengan tulus merasa hatinya bergetar mendengar penuturan Ara yang ingin mengakhiri hidupnya.
" Ara capek Pi hidup seperti ini, sudah sedari kecil hidup terkurung seperti burung didalam sangkar bahkan Ara tidak bisa hidup sesuai keinginannya Ara jadi untuk apa Ara hidup " ucap Ara yang benar-benar sudah muak dengan keadaan sampai hal sederhana saja tidak bisa Ara dapatkan.
" Semua orang meminta Ara dewasa dan mengerti tapi mereka sama sekali tidak memberikan ruang untuk itu lalu menyalahkan Ara jika tidak mau menurut tanpa mengerti perasaan Ara " teriak Ara benar-benar mengeluarkan semua isi hatinya yang selama ini dia tahan .
" Ara juga ingin hidup diatas pilihan dan keinginan Ara sendiri seperti orang-orang diluar sana " tangis Ara sampai terisak dengan tubuh bergetar benar-benar sudah merasa menyerah dengan kehidupan.
Selama ini Ara mencoba berdamai dengan keadaan tapi hari ini rasanya sudah ingin menyerah saking tidak kuatnya .
" hiks Ara capek " tangis Ara sampai Rey terdiam membeku mendengar semua perkataan yang keluar dari mulut Ara .
Rupanya Ara nakal dan kadang jahat sekali memang karena perlakuan yang dia dapatkan selama ini .
" Ara ma,,,"
"Ara cukup " ucap Rey yang tidak tahan lagi mendengar setiap ucapan pedih yang keluar dari mulut Ara .
" Aku berjanji akan memberikan kamu kebebasan " janji Rey yang benar-benar tidak sanggup membayangkan seperti apa tersiksanya jadi Ara selama ini .
" Daddy juga selalu menjanjikan hal itu sejak dulu namun kenyataannya aku," Air mata Ara kembali berjatuhan bahkan mungkin jika bisa memilih Ara lebih memilih terlahir sebagai anak orang miskin yang tidak punya apa-apa.
" Aku suami kamu dan Daddy sudah memberikan saratus persen tanggung jawab terhadap kamu padaku jadi hidup kamu itu tergantung Aku " pernyataan Rey .
" Sebagai seorang suami Aku berjanji akan memberikan kamu kebebasan asal jangan melampaui batas " ucap Rey yang benar-benar tulus ingin membantu Ara yang sudah mulai frustasi dengan kehidupan nya .
" Benarkah" kata Ara menatap Rey penuh harap dan merasa punya semangat baru saat Rey mengangguk menautkan jari mereka pertanda akan memenuhi janji .
" Sudah jangan sedih lagi ya ? Pergilah jika kamu ingin membeli jajanan itu" ucap Rey memberikan sejumlah uang ke tangan Ara .
" Temani boleh ?" tanya Ara belum mengambil uang yang Rey berikan .
" Hummmm, baiklah" ucap Rey turun dari mobil bersama Ara lalu berjalan beriringan.
" Aku ingin membeli sosis bakar Pi " ucap Ara menunjuk begitu mereka lewat .
Rey meminta sepuluh tusuk sosis bakar lalu berdiri bersama Ara menatap penjual yang tengah menyajikan .
Rey merangkul Ara kedekatannya saat beberapa orang lewat kedekat mereka , Rey hanya waspada tak ingin Ara celaka.
" Sabar " tegur Rey memegang tangan Ara yang akan langsung melahap sosis yang baru diberikan penjualnya.
" Berapa?" Rey membayar jajan yang Ara beli lalu mengajaknya berjalan lagi .
" Terimakasih Papi Aku sangat bahagia " ucap Ara dengan spontan mengecup pipi Rey sebagai bentuk terimakasih karena sudah mau memenuhi keinginan sederhana Ara yang sangat sulit terwujud .
" I, iya" ucap Rey menatap Ara yang kini berlari ketempat orang jualan gulali dengan perasaan tak menentu .
" 3 Om " kata Ara memesan .
" 1 Ara nanti kamu sakit gigi " ucap Rey kali ini melarang dengan alasan logis .
" ya sudah 2" kata Ara nego .
" kamu benar-benar ya" ucap Rey tapi walaupun begitu tetap membayar gulali yang Ara ambil .
" Sudah ya " ucap Rey
" satu lagi boleh ya Pi " mohon Ara yang diangguki Rey .
" Mau beli itu " tunjuk Ara pada penjual petasan .
" Hehhh, ngelunjak ya kamu Ayo kita pulang " ucap Rey menggenggam tangan Ara yang malah tertawa itu menuju mobil .