DURI DALAM PERNIKAHAN

Dengan langkah sedikit berat Zaidan keluar menuju ruang tunggu, sebenar dia enggan kesana tapi rasanya tak enak juga bila ada tamu tapi dia abai kan, apa lagi tamu itu belum dia ketahui siapa dan bertujuan apa ingin menemuinya.

Jika Zaidan menuju ruang tunggu! Maka Ardi dan Zeta serta orang tua Ardi sepakat membawa Renita pulang seperti saran dari dokter Andre sementara waktu Renita mungkin akan mengambil cuti agar pikirannya kembali tenang.

Sedangkan diruang tunggu wanita cantik yang ingin menemui Zaidan sedang meresakan debaran di hatinya, entah mengapa dia mendadak gugup.

"Huhfff... Tenang Kan! Yakinlah bahwa Zaidan masih mencintaimu" gumamnya sambil berulang kali menghela nafas untuk mengurangi rasa gugupnya.

Ceklek.... Begitu pintu terbuka tanpak seorang wanita duduk di sofa sambil memaikan posel di tangannya.

Deg

Zaidan tertegun melihat wanita yang duduk di sofa sambil menatap kearahnya.

"Kania" gumam Zaidan pelan.

"Mas Zaidan" ucap Kania sambil beranjak dari duduknya lalu berlari kepelukan Zaidan.

Greppp.... Rasanya Kania sungguh bahagia sebab dia bisa memeluk Zaidan lagi.

Zaidan sendiri entah mengapa hatinya merasa bimbang, ada rasa asing dari pelukan itu.

"Mas Zaidan, aku kangen" ucap Kania dengan nada manja.

"Bukannya kau udah menikah Kania? Lalu kenapa kau datang kesini?" tanya Zaidan tanpa membalas peluk kan dari Kania.

Pertanyaan dari mulut Zaidan membuat Kania bungkam.

"Maaf mas! Jawab Kania dengan ekspresi sedihnya.

"Aku hilang ingatan! Setelah tragedi kecelakaan itu, aku di bawa orang tua ku ke Singapore untuk pengobatan, lalu papa bertemu sahabatnya dan menjodoh kan ku, aku sempat menolak tapi papa gak setuju malam itu aku menikah dan menetap di sana" jawab Kania sedih.

Zaidan yang mendengar hal itu sontak kaget dalam hati dia meminta maaf karna telah berburuk sangka setelah mendengar cerita dari Renita dan Mama Salma.

"Jadi apa tujuan Renita berbohong pada ku, batin Zaidan berucap", jelas dia merasa kecewa pada Renita akibat cerita bahwa wanita yang bertunangan denganya adalah Tania, tapi bola mata Kania mampu mejawab semuanya.

Meninggal kan Zaidan dan Kania kita kembali pada Ardi dan juga Zeta.

"Hubby... Kok kita ke sini? " ucap Zeta pada Ardi.

"Iya sayang kita quality time, udah lama kita gak berduaan", jawab Ardi membuat Zeta mengerut kan kening.

"Gimana-gimana? Kok perasaan aku gak enak ya? " gumam Zeta, membuat Ardi tergelak.

Grepp... "Mas rindu pengen jenguk Twins" bisik Ardi di telinga Zeta.

"Nah kan bener, kalok udah begini mana mungkin bisa nolak😔😔😔😔 gumam Zeta dalam hati"

Saat ini Ardi membawa Zeta ke apartemen miliknya, di dekat patai kuto Bali, suasana sore dengan pemandangan laut. Sangat mendukung bagi pasangan yang ingin quality time dengan pasangan dan juga keluarga.

Sambil menikmati pemandangan sore dari dalam kamar, Ardi yang mempunyai rutinitas baru yaitu mengelus perut buncit Zeta, dan dengan setia Ardi mengelus perut itu dari belakang sambil sesekali dia iseng memaikan boba sang istri.

Zeta yang memang memiliki hormon yang cukup tinggi saat hamil membuat dia juga terbawa suasana, dan pada akhirnya sore itu di kamar apartemen menjadi saksi pergelutan panas pasturi yang sedang di landa bucin itu.

*******

Sedang kan Karina bersama Jacob saat ini sedang menyusun rencana untuk menghancurkan Ardi dan Zeta.

"Besok pergilah ke Bali, saya sudah mengatur posisi mu di perusahan WARDANA GROUP, kau akan bersaing denga istri Ardi dalam ajang pameran yang di adakan setiap tahun", ucap Jacob sambil memaikan boba milik Karin.

"Serius! Waw... Sunguh aku menantikan hari itu tuan muda WARDANA" jawab Karin sambil meliuk-liuk kan tubuhnya.

"Puaskan aku malam ini! Karna kemungkinan saya akan kembali ke Singapore! Tenang saja saya sudah mengutus Tomi sebagai pengawal serta sopir untukmu" ucap Jacob sambil memulai aksinya.

"Ya terus tuan.... Ini sungguh nikmat" bukannya mengucap kan terimakasih atas apa yang di ucap kan oleh Jacob, Karin malah berteriak seperti orang yang sedang kesetanan.

"Good job.... Sungguh, kau sungguh nikmat bicth" ucap Jacob sambil menampar bokong Karin.

"Sial ini sungguh nikmat, pantas jika pria ini sering di sebut Casanova" gumam Kari dalam hati, tapi mulutnya tak bisa berhenti meracau.

"Setidaknya tak perlu mengotori tanganku untuk menghancurkan Wijaya group, aku akan pastikan wanita Ardi akan berpaling pada ku seperti Arletta dulu" gumam Jacob sambil terus melakukan tugasnya yaitu membuat Karin lemas.

*********

Sedangkan di kediaman Renita mama salma dan juga Sean di buat cemas sebab Renita yang masih engan keluar, tanpa mereka tau sebernanya Renita tengah menyusun rencana.

"Cih ternyata dokter Andre dan dokter Sintia saudara Kania, pantesan mereka bisa membuat ingatan ku tertekan" gumam Renita.

"Tunggu aku Kania, akan aku bongkar semuanya toh sekarang Tania juga sudah tenang hanya saja aku belum rela mata indah milik sahabat aku, malah di berikan kepada mu" geram Renita saat dia baru mengetahui sebuah fakta baru.

"Aku yakin Ridho suami Kania pasti tidak tau bahwa sang istri berada di Indonesia", ucap Renita sambil mondar-mandir di dalam kamarnya.

Tok tok

"Kak, kakak udah bangun?" ucap Sean dari balik pintu.

"Ini mama buat puding jagung ke sukaan kakak? Kakak mau gak?" Ucap Sean lagi sambil setia berdiri di depan pintu kamar Renita.

"Mau lah! enak aja mama buatin untuk kakak kok kqmu yang mau habis kan" jawab Reni sambil beranjak menuju pintu.

Ceklek... "Astagfirullah!!! Sean bikin kaget aja tau gak sih?" Omel Renita pada sang adik.

"Kakak ok?" jawab Sean saat melihat sang kakak tanpak santai santai aja.

"Hah...!" ucap Renita malah tanpak semakin membingungkan.

"Emang kakak kenapa?" ucap Renita setelah selesai loading otaknya.

"Dih pura-pura pikun dia" jawab Sean lalu pergi meninggal kan Renita yang berdiri di tempat.

"Tuh anak kenapa dah?" gumam Renita sambil mengikuti langkah kaki sang adik.

"Mana kakak mu Bang?" Ucap mama Salma.

"Tuh" jawab Sean lalu duduk di meja makan.

Mama Salma menatap sang putri sambung dengan tatapan sedih, dia mengira Renita masih belum mau berbaur jika trauma itu datang lagi.

"Loh! Mama kok nangis" ucap Renita saat dia sampai di meja makan.

"Alhamdulilah... Mama pikir Reni gak mau gabung sama mama dan juga adek" ucap mama Salma sambil mengapus air matanya.

"Reni oke Ma" jawab Renita sambil menghapus air mata mama Salma lalu memeluknya.

Setelah itu mereka makan dengan hikmat tanpa ada obrolan.

Hay.... Hay sahabat NT dan MT.... Selamat membaca kariya ku ya....

🥰🥰🥰🥰🥰🥰