NovelToon NovelToon
Ditolak Camer, Dinikahi MAJIKAN

Ditolak Camer, Dinikahi MAJIKAN

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Ayah Darurat
Popularitas:1.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mama Mia

Indah, seorang gadis dari kampung yang merantau ke kota demi bisa merubah perekonomian keluarganya.

Dikota, Indah bertemu dengan seorang pemuda tampan. Keduanya saling jatuh cinta, dan mereka pun berpacaran.

Hubungan yang semula sehat, berubah petaka, saat bisikan setan datang menggoda. Keduanya melakukan sesuatu yang seharusnya hanya boleh di lakukan oleh pasangan halal.

Naasnya, ketika apa yang mereka lakukan membuahkan benih yang tumbuh subur, sang kekasih hati justru ingkar dari tanggung-jawab.

Apa alasan pemuda tersebut?
Lalu bagaimana kehidupan Indah selanjutnya?
Akankah pelangi datang memberi warna dalam kehidupan indah yang kini gelap?

Ikuti kisahnya dalam

Ditolak Camer, Dinikahi MAJIKAN

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29

Di hari yang sama, di tempat yang berbeda.

Rama baru saja melangkah masuk ke dalam rumah. Lelah setelah seharian bekerja di perusahaan. Sesampainya di kamar, Indah membantu Rama melepas jas dan telah menyiapkan baju ganti yang sudah tertata rapi di atas ranjang.

“Air hangat untuk mandi sudah aku siapkan, Mas,” ucap wanita itu.

Rama mengangguk lalu memberikan kecupan kecil di kening. “Sudah aku bilang berapa kali, aku bisa melakukannya sendiri. Orang tinggal muter kran juga,” gerutunya.

“Aku yang ingin melakukannya, Mas. Ijinkan aku menjadikanmu sebagai ladang pahalaku.”

Rama mendengus. Jika sudah berbicara seperti itu dia sudah kalah. Pria itu segera masuk ke kamar mandi, membawa pakaian ganti yang sudah disiapkan oleh istrinya. Dan tak berapa lama sudah keluar dalam keadaan lebih segar, dan dengan pakaian lengkap yang membalut tubuhnya. (Jangan berharap ada adegan keluar dari kamar mandi cuma pake handuk, ya. Ini bulan Ramadhan. 🤣🤣🤣)

"Capek, ya, Mas?" tanya Indah sambil menyimpan pakaian yang tadi disetrika oleh Mbak Tati ke dalam lemari. Diperhatikannya suami yang sedang menyisir rambut di depan cermin.

Rama mengangguk, lalu berjalan menuju ranjang. "Lumayan. Meeting seharian." Ia meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Lalu akan istirahat sebentar sebelum kemudian turun untuk menyapa mamanya. Itulah kebiasaan yang selalu dilakukannya.

Indah menyusul naik ke atas ranjang lalu duduk di samping kaki suaminya dan bersiap memberi pijatan agar sedikit mengurangi rasa lelah sang suami. Rama tak lagi melarangnya. Percuma, Indah akan menggunakan ladang pahala sebagai senjata.

Baru saja Indah hendak melakukan niatnya, terdengar ketukan pelan di pintu. Indah kembali turun dari ranjang untuk membukanya.

Mbak Tati berdiri di ambang pintu. "Maaf, Nyonya. Ada tamu di bawah. Nyonya besar minta Tuan Muda dan Nyonya untuk turun.

Indah mengernyit. Dalam hati bertanya-tanya, siapa gerangan tamu yang datang di waktu menjelang magrib begini. "Oh, iya Mbak Tati. Terima kasih sudah memberitahu. Sebentar lagi kami turun."

“Kalau begitu saya permisi, Nyonya.” Mbak Tati mengangguk lalu turun. Indah kembali ke ranjang sambil mendengus. Sudah berapa kali dia bilang pada Mbak Tati untuk tidak memanggilnya dengan sebutan Nyonya, tapi temannya itu tak juga mau menurut.

"Mas, kata Mbak Tati ada tamu di bawah. Mama nyuruh kita turun, " kata Indah, sambil merapikan rambutnya sebentar.

Rama menghela napas, sebenarnya dia ingin rebahan dulu sambil nunggu waktu makan tiba. Tapi jika sampai mamanya memanggilnya, itu mungkin tamu penting. "Ya sudah, ayo kita turun.” Rama mengulurkan tangannya agar indah menggandengnya.

Rama selalu khawatir jika istrinya harus naik turun tangga. Mengingat kandungan Indah yang sudah berusia enam bulan. Dan perut wanita itu sudah terlihat semakin besar. Pernah Rama mengusulkan mereka pindah ke kamar yang ada di bawah saja. Tetapi Indah selalu mengatakan itu tidak masalah baginya. Justru dia harus sedikit berolahraga agar tidak kesulitan ketika nanti melahirkan.

"Mas, aku ke dapur dulu ya, siapkan minuman dan cemilan untuk tamu," kata Indah ketika mereka telah sampai di bawah. Rama pun mengangguk, melepaskan gandengan istrinya lalu melangkah seorang diri ke ruang tamu.

Sesampai di ruang tamu, Rama mendapati mamanya tengah asyik berbincang dengan dua orang tamu yang duduk berdampingan di sofa. Tamu yang sangat dikenal oleh Rama Kyai Hasan dan istrinya, Ummi Hadijah.

Kyai Hasan adalah kerabat dekat almarhum papanya yang selama ini tinggal di Kota B. Wajah Rama berbinar, Kyai Hasan sudah seperti ayah kandung bagi Rama. Sudah lama sekali tidak berjumpa dengan mereka. Bahkan saat dia menikah dengan Indah pun mereka tak hadir, karena ada kesibukan di pesantren katanya.

"Assalamu'alaikum, Ma," sapa Rama, mencium tangan mamanya.

"Waalaikumsalam, Nak. Sini duduk,” jawab Nyonya Felly.

“Assalamualaikum, Paman, Bibi.” Rama melakukan hal yang sama pada kedua yamu agung nya.

"Waalaikumsalam, Rama," Kyai Hasan menyambutnya sambil menepuk pundak ponakannya. Sedangkan Ummi Hadijah hanya mengangguk dan menangkupkan dua telapak tangan di depan dada dan tersenyum lembut.

Rama lalu mengambil tempat duduk di sofa panjang berdampingan dengan mamanya.

Nyonya Felly, yang baru menyadari Rama datang seorang diri, bertanya, "Lho, Indah mana?"

Rama tersenyum, "Indah masih di dapur, Ma. Lagi nyiapin minuman dan cemilan untuk kita. Bentar lagi juga nyusul."

“Paman dan bibi minta maaf tidak bisa hadir saat kamu menikah, dan baru bisa berkunjung sekarang. Saat itu kami benar-benar sangat sibuk mengurus pondok pesantren.” Kyai Hasan mengutarakan rasa bersalahnya. Diiyakan oleh Ummi Hadijah, istrinya.

"Ah, tidak apa-apa, Kak. Yang penting sekarang kalian sudah datang. Kami juga maklum, mengurus pondok pesantren sebesar itu, pastilah sangat menguras tenaga dan pikiran?" Nyonya Felly memaklumi itu. Begitupun dengan Rama.

Kedatangan Bi Sumi dan Mbak Tati yang masing-masing membawa nampan berisi kue dan minuman. Menghentikan sejenak obrolan mereka.

Tak lama kemudian, Indah muncul dari dapur, membawa sisa-sisa kue dan minuman. Dan menyuguhkannya.

Kyai Hasan, yang sedang mengangkat cangkir teh ke bibirnya, tiba-tiba menghentikan gerakannya. Matanya terpaku pada Indah. Dan tanpa sengaja tatapannya terpusat pada perut Indah.

"Siapa dia?" Matanya menelisik, dalam pikirannya, kenapa saudaranya mempekerjakan seorang wanita yang sedang dalam keadaan hamil besar.

Nyonya Felly meraih tangan Indah dan membawanya untuk duduk di sampingnya. Rama menggeser pinggulnya ke pinggir, hingga kini indah berada di tengah, lalu menjawab dengan lembut, "Ini Indah, Kak Wanita yang dinikahi Rama."

Nyonya Felly menjelaskan. Memang saat Rama pergi ke tempat mereka untuk memohon doa restu, dia hanya datang seorang diri, tanpa mengajak Indah. Itu sebabnya Kyai Hasan tidak mengenal Indah.

Pyarr!

Suara pecahan gelas memecah kesunyian. Cangkir teh yang berada di tangan Kyai Hasan jatuh dan pecah berkeping-keping di lantai. Wajah Kyai Hasan seketika menjadi pucat pasi, keringat dingin membasahi dahinya.

Ummi Hadijah terlihat terkejut dan buru-buru memegang tangan suaminya. Keheningan menyelimuti ruangan, semua mata tertuju pada Kyai Hasan yang tampak sangat terpukul. Suasana yang tadinya hangat dan akrab, kini berubah menjadi tegang.

“Dosa besar apa yang sudah kamu lakukan??” Tatapan Kyai Hasan beralih pada Rama. Wajah pria tua itu mengeras, dua matanya berkilat merah. Tampak kemarahan yang sedang berusaha untuk ditahan.

Rama bingung dengan pertanyaan pamannya, “Apa maksud Paman?”

“Apa kau tidak sadar telah mencoreng nama baik keluarga besar kita? Bahkan agama kita mengharamkan umatnya berbuat zina. Apa kau bahkan sudah lupa dengan ajaran agama??” Kyai Hasan sudah tak lagi bisa menahan diri.

“Lalu bagaimana aku akan bertanggung jawab di hadapan papamu jika kami bertemu di akhirat kelak. Aku sudah gagal mendidikmu, Rama. Aku sudah gagal memenuhi janjiku pada mendiang papamu!” Air mata mengalir deras di pipi Kyai Hasan. Pria tua itu bahkan berteriak sambil memukul-mukul dadanya.

Akhirnya Rama dan Nyonya Felly mengerti arah kemarahan Kyai Hasan. Indah menangis sambil menunduk, wanita itu tak mampu mengangkat wajahnya. Merasa bersalah telah menjadi penyebab kemarahan yang diterima oleh suaminya.

“Tenang dulu, Kak. Jangan berprasangka buruk. Percayalah, keponakanmu tidak seperti itu.” Nyonya Felly berbicara sambil mengusap punggung Indah. Dia tahu Indah pasti sangat terpukul dan merasa bersalah dengan ucapan kakak iparnya itu.

Nyonya Felly pun menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

“Astaghfirullah,,,!” Kyai Hasan mengusap kasar wajahnya. Lalu kembali menatap rama dengan wajah gusar. Kilat merah di kedua matanya masih menyala bahkan semakin tajam.

“Jawab Paman, Rama! Setelah pernikahan, apa kau sudah menggaulinya?”

“Kak…!” Nyonya Felly menyela. “Kenapa menanyakan hal seperti itu?”

“Jawab pertanyaan Paman, Rama Bin Danu Wijaya!!!” Suara Kyai Hasan begitu menggelegar, Laki-laki yang seluruh rambutnya telah berubah warna menjadi putih itu bahkan berdiri dari duduknya. Dia tak mengindahkan pertanyaan nyonya Felly.

Para pelayan yang mendengar suara Kyai Hasan, terkejut dan penasaran. Apalagi Ana yang tak pernah mau melewatkan hal sekecil apa pun. Wanita itu langsung mencari peluang untuk mendengar lebih banyak.

“Tidak, Paman. Aku belum pernah melakukan itu.”

“Apa kau berbicara jujur??”

“Iya, Paman. Aku berbicara yang sesungguhnya.” Rama menjawab tegas. Dia memang belum pernah menyentuh Indah seutuhnya. Jika pun ada kontak fisik, itu hanya sebatas ciuman di kening, atau Indah yang mencium tangannya.

“Alhamdulillah…” seketika Kyai Hasan kembali menghempaskan bobot tubuhnya ke sofa yang tadi dia duduki.

“Ketahuilah, Nak…”

1
Mma Aldi
Luar biasa
niktut ugis
ya salam.

Bu Ferly kamu benaran sultini
Shelvy
moga indah gg lemah, soalny kesel aja klo mc ceweny yg lemot lemah gitu/Drowsy//Drowsy//Drowsy/
niktut ugis
lah kok simonic bebas hukuman atau jgn² dia open kaki lebar² buat guru BP nya
niktut ugis
adik minta di rajam nech 😡
niktut ugis
terkadang heran sama wanita/ pria yg memaksakan kehendak agar org yg d sukai jg masih pny rasa suka setelah penghianatan.
niktut ugis
karena mata tuan Handoko yg sebelah ketutup dengki
niktut ugis
obrolan jalang & cewek biadab
niktut ugis
ach mama Felly yg rada licik tapi taktik yg jitu 👍😀
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: ehh, ada Kak Ugis?
ya ampun kangen aku 🤗🤗🤗
total 1 replies
Maya Ratnasari
asisten punya asisten
Maya Ratnasari
eh, kirain pake kerudung
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: tidak. kan di luar covernya juga gak pake kerudung
total 1 replies
tse
udah baca ma...baru 2 bab ko ngebayanginnnya bakalan seru abis ya mam....lanjutkan mam
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: sdh up bab 3. mungkin masih review.
makasih ya dukungan nya 😘😘
total 1 replies
Nurlaila Hasan
mantaaaap
jieegyaa
👍🏻
Rafalia Azen
kira kira di dunia nyata ada gak ya orang kaya seperti Rama dn Bu Felly
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: mungkin ada, tapinya gitu 1 banding 1000
total 1 replies
Rafalia Azen
tapi ingat kamu masih harus puasa sampe indah nanti mada nifas indah berakhir ya rama
Mey Abimanyu
yg bnyak upnya kak,, 😍😍
tse
udah baca donk ma...
〈⎳Mama Mia✍️⃞⃟𝑹𝑨: iya dong. terlihat paling rajin.
mulai dari Arthur ya kalo gak salah.
he he.lupa Mama.
makasih ya, selalu menemani Mama sampai saat ini. semoga gak bosan
total 1 replies
tse
udah baca juga mama
Citra Merdeka
alhamdhulillaah terima kasih Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!