DURI DALAM PERNIKAHAN

DURI DALAM PERNIKAHAN

Sebuah kenyataan.

Saat ini Arzeta menatap nanar rumah yang dia anggap sebagai tempatnya berkeluh kesah, diatak pernah menyangka keluarganya dan orang-orang terdekatnya akan menoreh kan luka sebegitu dalam.

Awalnya dia berkunjung ke rumah orang tuanya ingin memberikan kabar gembira atas ke hamilannya, namun dia tak menyangka bahwa dia lah yang akan menerima kejutan dari keluarganya.

Selamat El Rev, akhirnya Elsa hamil juga, pada hal kalian nikah baru satu tahun loh! mama sama papa begitu senang mendapat kabar ini, akhirnya kami akan punya menimang cucu dan rumah ini pasti bakalan rame, suara tawa dari bayi kalian nanti, ucap mama Alin pada sepasang suami istri itu.

Deg.... Sungguh kakinya merasa lemas dadanya juga merasa sesak, saat dia mendengar mamanya mengatakan bahwa Elsa kakaknya sedang hamil, berbagai pertanyaan serta peraduga mucul di benaknya.

Bagaimana bisa? Kakaknya hamil? Siapa suaminya? Pertanya-pertanyaan itu kian berkecamuk di pikirannya, hingga suara pria yang sangat dia kenal bahkan dia cintai membuat di tak mampu lagi menahan air matanya.

Iya ma pa, Revan seneng banget akhirnya Elsa mengandung bayi kami. ucapan Revan bagai petir di siang bolong zeta seakan tak percaya, dia tak menyangka suaminya bahkan keluarganya, mereka semua tega melukai nya sedalam ini.

Mas Re____Revan! ya suara itu sangat Zeta kenal bahkan Zeta hapal, Apa Salah ku? Sampai kalian begitu tega, Ucap Zeta lirih, dia berdiri bersandar di tembok sebagai penompang tubuhnya.

Tapi ma bagaimana dengan Zeta? El takut ma? Ucap Elsa sambil menanggis di pelukan sang suami.

Zeta tak pernah menyangka hidupnya akan serumit ini, kakak kandungnya hamil anak suaminya, takdir macam apa yang tuhan rencana kan, sungguh Zeta pun tak tau.

Biar Zeta jadi urusan ayah dan mama, lagian wajar jika Revan sampai menikah lagi, Zeta yang gak bisa memuaskan Revan! Nyatanya sampai saat ini dia belum juga hamil, ucap mama Alin.

Zeta yang mendengar itu begitu syok mamanya sendiri, wanita yang melahirkannya bisa-bisanya berkata begitu, sungguh hancur hati Arzeta.

Dengan langkah gontai Zeta pergi meninggal kan rumah orang tuanya, dia tak mau sampai ke tahuan, bahwa dia mendengar semua pembicaraan itu, Arzeta memutuskan pergi, dia pergi dengan membawa luka di hatinya.

Pak Mus, yang melihat nona mudanya keluar dengan berderai air mata, hanya bisa menatap iba, dia tak menyangka gadis sebaik dan seceria Zeta, akan di sakiti, yang lebih pak Mus tak menyangka, yang menyakiti adalah keluarganya sendiri. Sungguh jahat sekali mereka pada non Zeta batin pak Mus.

Non, gak apa-apa? Ucap pak Mus saat melihat Zeta akan melangkah keluar gerbang.

"Aku gak apa-apa pak? Jangan bilang siapa-siapa kalok aku kesini ya pak, ucapnya lalu pergi sambil sesekali menyeka air matanya".

Flasback on.

3 jam sebelumnya.

Selamat ya buk atas ke hamilannya? Ucap seorang dokter kandungan bernama Devi, membuat Razeta menanggis haru.

Ya wanita yang tengah di periksa itu adalah Razeta Asafa, wanita berusia 25 tahun, yang sudah menikah selama kurang lebih 3 tahun, tapi selama 2 tahun lebih dia tak juga hamil, bukan karna tubuhnya bermasalah tapi karna suaminya mengalami Impoten, Arzeta selalu sabar, mendampingi suaminya berobat, sampai dia selalu di hina di caci maki, dan di kata kan mandul hingga kata-kata yang menusuk lainnya, tapi lagi-lagi dia hanya bisa bersabar, tak mungkin dia akan mengatakan kekurangan sang suami, apa lagi sampai orang-orang tau bahwa sang suami mengalami impoten, Zeta tak sekejam itu, untuk mengumbar aib suaminya.

Dia selalu di hina oleh keluarga mertuanya, bahkan orang tuanya, dia tak pernah tau bahwa suaminya sudah sembuh, Zeta pikir Revan sang suami masih melaku kan pengobatan, sebab memang 1 tahun ini Zeta tak mendampingi sang suami berobat.

Setelah pulang dari rumah sakit dia ingin berencana akan memberi kabar bahagia itu ke pada orang tuanya, dan juga mertuanya, tapi sebuah kenyataan membuat di hancur berkeping-keping, Zeta merasa diri nya bagai kan tertimpa batu besar yang menimpah tubuhnya dia tak mampu berteriak atau hanya sekedar bergerak, kakinya terasa kaku, hatinya rwmuk redam.

Flasback off.

Setelah puas menanggis dan Zeta sudah merasa lebih tenang duduk di sekitarvtaman yang tak jauh dari rumahnya, Zeta memutuskan untuk pulang., dia berencana besok akan menjumpai dokter Daniel yang menangani Revan selama ini, jika benar sesuai perkiraanya bahwa sang suami sudah sembuh mungkin sejak 1 tahun lalu, tapi mengapa Revan baru menyentuhbdan meminta haknya, sebab Zeta ingat jelas dia sentuh oleh Revan san suami tepat satu bulan lalu saat mereka menghadiri acara kantor Wijaya tempat sang suami berkerja selama ini.

Zeta ingat samar-samar seorang pria yang dia pikir itu Revan, pria itu masuk kedalam kamar dalam ke adaan mabuk, hingga terjadilah pergulatan panas mereka, tapi saat Revan mencapai puncaknya dia menyebut nama Beby, awalnya Zeta merasa senang hingga dia membiarkan ucapan Revan.

********

Ceklek suara pintu terbuka membuat sang empuh yang tengah duduk di sofa ruang tamu langsung menoleh dan bertanya.

Sayang kamu dari mana? Mas pulang tapi kamu gak ada di rumah? Ucap Revan beruntun.

Arzeta yang mendengar hal itu sontak mengerut kan keningnya, bukannya tadi sang suami berada di rumah orang tuanya, kenapa sekarang sudah berada di rumah! Zeta merasa bingung, apa mungkin Revan mulai bersandiwara pikirnya.

"maaf mas, tadi aku abis ketemuan dengan Karin, di cafe, ke asik kan ngobrol jadi pulangnya telat deh, ucap Zeta dengan menampil kan senyum manisnya, tapi siapa yang menyangka bahwa hatinya saat ini sedang hancur berkeping-keping.

Oh... Mas kira kamu dari mana, ucapan dari sang suami, membuat Zeta bertanya-tanya, apa kah Revan tak hawatir padanya, tak kah Revan menyadari perubahan sikapnya, sungguh Zeta merasa kecewa.

"tak ingin semangkin merasa sakit Zeta pun memilih untuk pergi, ya udah mas, aku mau mandi dulu ya? Ucap Zeta karna sedari tadi dia sedang menahan air matanya".

Ya udah, mas tunggu di meja makan ya kita makan bareng, ucap Revan sambil tangannya ingin mengusap kepala Zeta, Zeta replek mudur, entah lah tapi Zeta merasa enggan saat Revan akan menyentuhnya, Revan yang merasa zeta seakan menolak untuk di sentuh sotak merasa heran.

" Ze kenapa? ucap Revan dalam hati".

"ya udah mas tunggu di meja makan aja, aku gak lama kok, ucap Zeta langsung berjalan menuju lantai 2, letak kamar Zeta dan Revan memang berada di lantai 2.

Sesampainya di kamar Zeta langsung menutup pintu menangis di balik pintu kamar, sungguh hatinya sakit, dia kecewa dengan takdir, bagaimana bisa orang-orang terdekatnya menoreh kqn luka begitu dalam, dia pun tak tau harus bagaimana setelah ini nanti, bertahan atau melepaskan.

Selesai mandi Zeta langsung turun ke bawah, tapi langkahnya terhenti saat dia melihat Revan menerima telpon lalu pergi secara buru-buru tanpa pamit kepadanya. Zeta yang melihat itu lansung bertanya sebelum sang empu, sampai di ambang pintu.

"Mas mau kemana? Kok buru-buru?".

Em... I____itu! Tiba-tiba bos nelpon minta, katanya ada klain minta ke temu di resto ada pekerjaan yang mau di bahas, ucap Revan gugup.

"loh! Mas kan baru pulang dinas, kok masik ada kerjaan si? Mas gak lagi bohong kan?". Pertanyaan Zeta membuat Revan kaku, dia gugup, takut Zeta curiga.

Gak sayang kamu jangan mikir yang aneh-aneh dong, mas beneran di telpon sama bos mas tadi.

Dringgg...

Suara ponsel membuat Revan, langsung merogoh saku celananya, dia melihat di layar tertulis nama sekertaris ke dua, lalu dia menunjuk kan pada Zeta bahwa dia sedang tidak berbong.

Tanpa dia tau Zefa sama sekali gak perduli, diasudah membuat ke putusan, mulai saat ini dia akan menyelidiki, untuk mengumpul kan semua bukti-bukti untuk menghancurkan mereka.

Ini sayang coba lihat sekertaris bos udahnelpon mas, pergi dulu ya? Gak usah tunggu mas pulang, kalok ngantuk kamu tidur duluan aja? Ucap Revan sambil berniat mencium kening Zeta, namun lagi-lagi Zeta dengan replek menghindar.

"ya udah sana pergi, katanya udah di tungguin".

Ucap Zeta saat melihat sang suami mulai beranjak masuk ke dalam mobil miliknya.

Sontak perkataan Zeta dan tingkah sang empuh, membuat Revan merasa heran, sebab sudah 2x, Zeta seakan-akan enggan untuk dia sentuh. Tak ingin ambil pusing Revan pun mulai melajukan mobilnya sambil berkata.

Ya udah mas pergi ya, Assalamualaikum.

"Waalaikumsalam".

Setelah melihat mobil Revan sudah menjauh, Zeta segera menyusul mengunakan motor sport yang sudah dia pinjam dan dia letak kan di gudang belakang.

Zeta mulai mencari setiap barang bukti, dan mengumpulkannya.

Bruummm.... Saat ini Zeta sudah berada di belakang mobil Revan, dia melihat mobil itu menuju arah rumah orang tuanya.

"cih, ternyata klainnya mbak Elsa", batin Zeta.

tak ingin berlarut dalam ke sedihan Zeta langsung memfoto, dia akan mengumpulkan banyak bukti sehingga dia bisa mengungat cerai Revan nantinya.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Coba mampir 👍

Tapi maaf Thor.... tolong diperhatikan kembali tanda baca kutip(") jika itu sebuah pembicaraan tokoh nya.. biar jelas aja.. mana sebuah percakapan.. dan mana yg hanya berita saja 🙏🙏🙏🙏

2024-08-19

0

Jeni Safitri

Jeni Safitri

Nah gaya ini yg ku suka, tegar dan berverak dalam diam cari bumti sebanyak"nya terus lgsg ceraikan, biar dia kaget dan syok tiba" tanpa amgin hujang lgsg dapat surat sidang pengadilan agama

2024-08-31

0

Nenih Damayanti

Nenih Damayanti

kasihan banget kamu zeta....

2024-09-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!