"Semenjak kehadiran nya, semua jadi berubah. adik iparku dia menaruh hati pada suami ku, semenjak iparku datang ke kehidupan rumah tangga ku, semuanya kini berubah. dari bunga yang mekar kini menjadi bunga layu yang berjatuhan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuni Ashara Silalahi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 26. Marah.
Setelah kedua pria itu masuk kedalam apart, Glen terlihat sangat menyesali apa yang telah di lakukan nya tadi.
Hal itu benar-benar memancing emosi seorang Jakson, yang sangat menentang perselingkuhan. Meski dirinya belum menikah sama sekali, karena dia terlahir dari seorang ibu yang di tinggal sang ayah hanya untuk mengejar selingkuhan nya.
"Jek, gue bisa jelasin semuanya! Dan maaf" ucap Glen. Dengan nada datar nya.
"Maaf itu terucap seharusnya bukan buat gue Glen! Tapi buat Istri dan adik lo!" Jakson. Tidak habis pikir dengan sifat sahabatnya itu, yang baru saja tadi pagi dirinya ceramahi. Eh sekarang malah Glen dengan beraninya melakukan yang tidak pantas di depan nya secara langsung.
"Lo tau gak! Lo pergi ke sini itu untuk apa, untuk bekerja. Bukan untuk berciuman dan selingkuh dengan seorang wanita rendahan kaya dia!!" tunjuk Jakson pada Alexsa. Yang ikut masuk saat Glen ingin menutup pintu apartnya.
"Apa maksud mu, benarninya kau mengatakan jika aku adalah wanita rendahan!" teriak Alexsa. Sembari menghampiri Jakson.
"Sekali saja kau maju, maka wajah mu itu akan ku buat hancur!" ucap emosi Jakson.
Alexsa yang mendengar sebuah ancaman dari seorang pria bertubuh kekar, tinggi, nan dingin itu. Menjadi takut, dan tak berani lagi melawan seorang Jakson.
"Sebaiknya kau pergi dari sini, 'Al!" pinta Glen. Yang tidak ingin Jakson sampai menghajar wanita itu hanya karena lidah nya yang terlalu tajam.
Dengan perasaan bercampur aduk, Alexsa melangkah pergi menuju apart miliknya, yang di sewa Glen selama satu bulan penuh atas nama nya.
"Glen, lo sadar gak sih! Disini itu loh uda nyakitin orang-orang yang lo cinta, yang lo sayang, dan mereka selalu ada buat lo! Apa ini balasan yang mereka dapat dari kasih sayang yang mereka berikan padamu." ucap Jakson. Kini nada bicaranya pun sudah mulai mereda, tidak seperti tadi yang benar-benar sangat emosional.
"Sejujurnya, Alexsa lah yang terlebih dahulu menciumku! Karena itu aku tidak bisa menahan hasrat ku!!. Ucap Glen. Lirih dengan nada bicaranya.
"Gue tanya sama lo, selama berapa hari ini lo ada gak hubungi istri lo! Gak ada kan, semenjak kehadiran wanita pela*** itu lo semakin berubah." jawab tegas Jakson.
"STOP! Jangan pernah lo beraninya mengatai dia seorang wanita pela*** ya! Ancam Glen. Yang tidak terima atas ucapan pria yang ada di hadapan nya saat ini.
Hahaha. "Segitu cintanya lo sama pela*** itu ya, sampai berani menganca---
Buggggg. Sebuah pukulan yang mendarat di wajah mulus milik Jakson. Tiba-tiba saja Glen melayangkan sebuah pukulan yang mendarat di pipi dan bibir tipis milik pria itu.
Ahkkkk. "Hajar Glen, gue mau lihat sampai di mana lo membela wanita sialan itu!" dengan emosional nya. Jakson pun melayang kan sebuah pukulan yang mendarat di sudut bibir Glen.
"Gue akan pergi dari apart ini! Proyek kerja sama kita, aku akan tetap bekerja, tetapi dengan syarat aku tidak ingin terlalu mengenal mu!" dengan langkah jenjang nya, Jakson melangkah pergi menuju kamar pribadinya. Di ambilnya koper miliknya yang ada di dekat lemari pakaian.
"Jek, gue benar-benar minta maaf!" ucap lirih Glen.
Jakson seakan tuli atas permintaan maaf dari sahabat sekaligus bos nya itu. Dengan cepat Jakson pun sudah membawa sebuah koper miliknya, yang di mana pakaian nya di simpan. Glen yang melihat Jakson hanya melewatinya begitu saja hanya bisa pasrah, dengan semua keadaan yang telah dia perbuat.
Setelah kepergian Jakson, Glen terlihat sangat prustasi. Kini dirinya telah mengingat perkataan sang sahabat yang tidak pernah memberinya kabar sama sekali semenjak dirinya pergi ke luar negri karena ada pekerjaan yang harus di selesaikan nya di sana, sebuah proyek besar.
Kini Ronal pria muda itu sudah bisa di rawat khusus di kediamannya saat ini, dengan cara sang dokter harus berkunjung hampir setiap hari untuk memeriksa ke adaan tuan muda Alexsander itu. Jika melakukan kemoterapi, Ronal akan datang ke rumah sakit dengan di temani sang kaka ipar.
"Ka, apa ka Glen tidak memberi kabar pada mu?" tanya Ronal. Yang selama satu minggu ini kaka pertamanya itu tidak pernah menghubungi istrinya, bahkan mengirim sebuah pesan pun tidak.
"Ada, tadi dia menghubungiku saat aku di dapur!" bohong nya. Agar sang adik tidak mencurigainya.
"Oya! Glen, hanya menjawab ber'oh'ria saja.
"Sekarang paman waktunya makan ya! Kalau tidak, ponakan paman ini akan marah." dengan meniru suara anak kecil, Azhara mampu membuat Ronal tertawa puas. Karena kelucuan yang di lakukan sang kaka hanya untuk membuat dirinya bahagia dan tersenyum kembali.
"Maafkan kaka dek, kaka tidak bermaksud untuk membohongimu! Tetapi jika kau mengetahui apa yang terjadi sebenarnya di rumah tangga kaka, aku takut kau akan semakin menderita. Jadi lebih baik kaka berpura-pura tersenyum di hadapan mu." batin Azhara.
"Ayo, suapi paman mu ini nak! Paman, akan memakan habis bubur yang di sediakan bunda cantik mu ini." jawab Ronal. Yang menirukan layaknya suara orang dewasa.
Dengan telaten Azhara menyuapi Ronal, dan memberi beberapa obat yang di berikan oleh dokter, agar Ronal dapat bertahan dengan penyakit yang sudah menyerang beberapa bagian organ nya.
Kini Azhara sudah memutuskan untuk tinggal di kediaman Ronal, agar dirinya dapat menjaga dan merawat full selama 24 jam penuh adik kesayangannya itu. Dirinya pun juga sudah mengarang sebuah cerita palsu yang mengenai Alexsa istri dari adik iparnya itu.
"Aku merindukan nya ka!" ucap lirih Ronal.
"Dia sedang sibuk dek, mungkin lain kali dia akan menghubungi mu!" sela Azhara.
"Tapi, apa sama sekali dia tidak bisa memberiku kabar. Padahal waktunyakan pasti senggang di malam hari." jelas Ronal.
"Sudah, jangan pikirkan dia dulu! Sebaiknya kau jangan banyak fikiran dulu, karena kaka sudah ada di sini."
"Ka, terima kasih ya sudah mau menjaga dan merawat ku selayaknya seorang ibu, padahal kaka juga saat ini sedang mengandung ponakanku, tetapi kaka berusaha untuk tidak membuatku bersedih akan penyakitku ini!. Jawab Ronal lirih.
"Sudah, sebaiknya kau istirahat ya. Kaka mau menyuruh bibi Surti untuk belanja bulanan, apa lagi bahan makananmu itu tidak sembarangan!. Langkah Azhara pun kini sudah membawanya ke luar kamar, untuk menemui bibi pelayan yang bekerja di kediaman adik iparnya itu.
"Bi! Tolong belikan beberapa bahan-bahan yang ada di nota ini, dan ini uang nya!" dengan menyerahkan beberapa uang berwarnah merah bibi Surti menerima lembaran uang itu, dan segera beranjak dari tempatnya untuk mengambil sebuah keranjang belanjaan.
"Kalau begitu bibi pergi dulu ya non!" ucap bibi Surti. Yang nantinya akan di temani oleh supir pribadi.
"Hati-hati ya bi!" ucap Azhara. Lalu dirinya pun kini sudah membersihkan beberapa alat makan yang khusus di gunakan nya untuk Ronal. Azhara tidak ingin adik nya itu memakan makanan dengan peralatan yang tidak di cuci dengan pembersih kuman. Karena itulah, dirinya akan membersihkan peralatan makan milik Ronal lalu mensterilkan nya di sebuah alat canggih yang baru saja di belinya.